None you're bussinnes!
Hypnosismic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Riou x Badboy!Saburo
Genre: Slight of Hurt,Comfort and others
Warn: OOC,Typo and others
Riou menatap punggung sempit Saburo yang baru saja pulang dan langsung ke kamarnya sendiri,ia menghela napas kasar melihat kelakuan Saburo,"Saburo,"panggilnya dari depan pintu kamar Saburo, membuat shota itu menoleh,ia mendecih pelan saat menatap Riou yang menatapnya dari depan pintu kamar pribadinya,"Kamu abis ngapain diluar sana?"
"Bukan urusanmu."jawab Saburo dingin,ia bukan lagi Saburo si bocah shota polos yang tak tahu apa-apa. Kehidupan mengajarkannya kalau ia menginginkan sesuatu,tempuhlah dengan cara apapun termasuk cara yang licik. Ia memutuskan masuk Yakuza diumur 15 dan langsung menjadi ketua di wilayahnya sendiri, Ikebukuro di umur 17 tahun. Riou menyilangkan tangannya,tak suka dengan jawaban Saburo,"Tentu saja itu urusanku,"kata pria itu kesal, Saburo mendelik marah,"Karena kau bagian dari tanggung jawabku!"sambung Riou kesal, membuat Saburo terkekeh geli, namun sinis,"Oh ya?"
Riou mengangguk,sangat khawatir pada keadaan Saburo-nya,"Tidak perlu bertanggung-jawab atas diriku. Aku bisa mengurus diriku sendiri!"Saburo menyahut,ia menyerigai,"Jadi,"ia melanjutkan, senyumannya berubah menjadi serigai sinis yang menandakan sesuatu yang buruk akan terjadi,"Kau, tidak perlu ikut campur JIKA aku tidak memintamu ikut campur. Dan lagi, aku juga TIDAK AKAN pernah memintamu ikut campur dalam masalahku karena aku bisa menyelesaikannya sendirian!"Saburo sengaja menekankan beberapa kata dalam kalimatnya,Riou terdiam sesaat,"Kenapa kau berubah semenjak masuk ke dunia Yakuza?"
"Kenapa? Aku belajar tak ada yang bisa dipercaya di dunia ini,kalian semua itu sama saja,suka menilaiku hanya dari luarnya saja. Kalau luarnya saja sudah jelek,sekalian saja bagian dalamnya ikut jelek!"jawab Saburo,ia lalu bangkit,mendekat kearah Riou lalu menarik kerah pria itu hingga pria itu sejajar dengannya, ia berkata,"Jadi,berhentilah ikut campur!"
"Kau... jadi sangat nakal."sahut Riou, tatapannya berubah menyendu.
"Ya memang! Akulah si Saburo yang nakal,tapi penyabet nilai sempurna disemua mata pelajaran. Si ketua termuda juga terkejam. Lalu apa?"
"Jangan bilang kau sudah mulai memakai narkoba dan minum minuman keras?"tanya Riou penuh selidik,membuat titik didih Saburo langsung mendidih pada puncaknya,"Dengar ya,"ia mengeratkan cengkramannya, nyaris mencekik Riou,"Senakal-nakalnya aku yang hobi tawuran dan berantem,aku gak akan pernah sentuh namanya narkoba,miras dan rokok!"ia menjauhkan Riou dari wajahnya,pria itu terdiam sejenak,"Darimana aku bisa memercayaimu?"tanyanya lagi, sorot matanya menyiratkan kekecewaan.
"Terserah kau saja!"Saburo mendorong pria itu keluar dari kamarnya lalu membanting pintu kamarnya,membuat Riou sedikit berjengit lalu mau tak mau pergi dari pintu kamar Saburo. Saburo mendelesor,duduk dibelakang pintunya,tatapannya menyiratkan kalau ia terluka,membuatnya tanpa sadar meneteskan air matanya tanpa suara,"Kenapa... imejku jelek sekali sekalipun aku mencoba mengubahnya?"gumamnya disela isakan lirihnya.
Untunglah kamarnya didesain kedap suara,isakannya tak akan tembus keluar kamar.
Setelah puas menangis tanpa alasan, menumpahkan beban yang selama ini ia pendam sendiri,ia menyeka air matanya,tatapannya kembali berubah menjadi dingin dan tak tersentuh,ia menatap ponselnya yang tertera beberapa panggilan tak terjawab,
10 missed call from Yokohama Sialan
5 missed call from Sorar Bangsat
15 missed call from Osaka Si Rambutan
100 missed call from R.M.B♡
Juga beberapa pesan chat,
Yokohama Sialan
Woi
P
P
P
Woe rapat woi lo kemana njeng?
Sabrosa
Bacot bangsat
Bentar ini gue mo otw
Sengaja,ia membalas dengan kata yang tak kalah ngegas,biarlah toh si Samatoki juga memang begitu orangnya.
Sorar Bangsat
Bur
P
P
Lo dimana? Jemput dong gue ngantuk nih
Sabrosa
G
Singkat padat jelas,hanya itu balasan untuk Soraru,toh pria itu takkan marah juga. Ia akhirnya membuka chat dari Riou yang selalu berada di peringkat teratas karena diam-diam ia menyematkan chat itu,
R.M.B♡
Saburo
Saburo
P
Kamu dimana?
Udah makan?
Lagi apa diluar sana?
Aman ga?
Perlu kujemput?
Ga terlibat tawuran lagi kan?
Senyum Saburo terkembang, sekalipun ia bertindak seolah membenci pria itu,dalam hati kecilnya ia sangat senang dengan semua perhatian dari Riou,dengan semangat,ia mengganti pakaiannya menjadi pakaian resmi,lalu keluar dari kamarnya tanpa memerdulikan tatapan Riou,"Kau mau kemana malem gini?"
Dua kata,
"Bukan urusanmu."yang dikeluarkan Saburo,ia memakai sepatunya,lalu keluar tanpa berpamitan pada Riou. Namun tetap saja Riou berkata,"Itterashai."pria itu menatap kepergian Saburo dengan perasaan khawatir,ia takut Saburo-nya kenapa-napa. Ia lalu pergi ke dapur,memasak untuk mengalihkan pikiran buruknya saat ini.
Benar seperti dugaan Riou,Saburo pulang hampir tengah malam,itupun terlihat sekali anak itu kelelahan. Karena selain mengabaikannya,anak itu langsung pergi ke kamarnya lalu mengunci pintu,mungkin tertidur atau entahlah. Riou sendiri tidak tahu dan walau ia ingin tahu,ia tak bisa masuk.
"Saburo,"ia perlahan mengetuk pintunya,tak ada sahutan,"Makananmu ada diatas meja dapur. Mau kuambilkan?"tanya Riou lembut,tetap saja tak ada sahutan. Ia menghela napas kasar,"Kalau kau butuh aku,aku ada di kamarku."ia berkata lagi,sebelum meninggalkan kamar Saburo dengan perasaan sedih karena diabaikan. Ia mulai bertanya-tanya,
'Kenapa Saburo mengabaikanku?'
'Kenapa dia berubah 180 derajat?'
'Kenapa dia selalu pulang malam atau pulang dalam keadaan terluka?'
'Kenapa imejnya begitu buruk hingga ia memutuskan untuk jelek luar dalam saja?'
Dan yang terpenting,
'Kenapa dia masuk Yakuza?'
Riou sungguh tidak tahu,kalau Saburo sengaja masuk Yakuza hanya demi melindunginya. Anak itu memang bertindak seolah tidak memerdulikan dirinya sama sekali, namun ia tak sadar,setiap kali ia pergi,ada saja orang yang mengikutinya,yang tentu saja untuk mengawalnya. Musuh Saburo tidaklah sedikit,maka dari itu ia sengaja meminta anak buahnya memantau keadaan Riou dari jauh jika ia sedang tidak bersama pria itu.
Saburo memanglah nakal,ia hobi berkelahi,namun tak ada yang tahu alasannya selain dirinya. Apa alasannya?
Tentu saja untuk menyelesaikan orang yang mengganggu Riou-nya. Apa lagi? Perebutan wilayah? Saburo tak akan mau turun tangan jika tidak benar-benar terdesak. Ia lebih suka membiarkan anak buahnya yang turun tangan dan membereskan semuanya,karena ia masih punya hal yang lebih penting untuk dilindungi. Riou,yang menurutnya jauh lebih penting untuk ia lindungi,sekalipun dari jauh.
Saburo menghela napasnya kasar,ia dengar semua perkataan Riou dari balik pintu kamarnya. Setelah ia yakin pria itu sudah tertidur,ia berjingkat pergi ke dapur,membuka lemari penyimpanan makanan lalu membawa makanan buatan Riou ke kamar. Ia memakannya dengan binar mata bahagia,yang tak pernah ia perlihatkan pada siapapun. Dengan sangat cepat,ia memakan masakan Riou dan mencuci barang buktinya, lalu meletakkan barang bukti di tempatnya semula,seolah tak bergeser sesentipun.
Yah untung saja Riou tak akan mengecek sidik jari di kotak makanan itu. Jadi harga diri Saburo masih selamat.
Pagi harinya,Riou mengecheck kotak makanan yang ia simpan pada malam hari,ia hanya menaikkan kedua alisnya saat mendapati kotak itu ringan tak berisi. Ia lalu mencoba menanyakannya pada Saburo,"Saburo, kau tahu siapa yang memakan isi kotak ini?"
Tentu saja,Saburo menggeleng,"Tidak,toh itu bukan urusanku."jawabnya,membuatnya dihadiahi tatapan sendu dari Riou,"Bukan kau yang memakannya?"
Sekali lagi,Saburo menggeleng,"Masakanmu gak enak juga,ngapain aku makan?"celanya sinis. Membuat Riou terdiam seribu bahasa lalu hanya mengangguk perlahan,"Hari ini... kamu sibuk?"
Kamu. Aku. Kata itu membuat Saburo terdiam,menandakan Riou sakit hati dengan perkataannya. Namun ia sudah bilang pada dirinya sendiri untuk tidak menunjukkan hal yang sebenarnya pada pria itu,ia mengangguk,"Ada kerja kelompok lalu ini dan itu."katanya dingin,Riou kembali menangguk,"Baiklah..."ia menggumam dalam nada sendu. Benar-benar sakit hati dengan perkataan Saburo. Abai pada Riou, Saburo segera keluar dari apartemen mereka tanpa menoleh kebelakang apalagi berpamitan.
Riou tersadar ketika ia mendengar suara bantingan pintu,menghela napas kasar lalu membuka kotak makanan itu,ada sebuah kertas yang tertempel dengan ketikan komputer,
Makasih
Ia menatap tulisan itu,mengira-ngira siapa penulisnya. Baginya tak mungkin Saburo,karena ia tahu anak itu sudah makan diluar saat pergi,ia mencoba mengira-ngira lagi,siapa yang mengetikkannya,mengedikkan bahunya lalu menyimpan kembali kotak itu. Sembari menunggu kepulangan Saburo,ia memutuskan untuk merapikan rumahnya.
Sore harinya,karena Saburo belum pulang,ia memutuskan untuk berbelanja kebutuhan mereka berdua. Namun saat ia pulang berbelanja,ia melihat Saburo yang sedang memegang pipa berlumur darah sedang membelakanginya,saat Saburo berbalik,kentara sekali ia terkejut dengan keberadaan Riou yang menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan,"Siapa kau?"ia bertanya pada Saburo,anak itu membuang pipanya asal,"SABURO!!"bentak anak itu, kentara ia marah sekali saat ini.
Belum satu masalah selesai,masalah lain datang. Belum ia selesai menyelesaikan orang yang menganggu Riou-nya,Riou datang memergokinya. Oh sungguh hebat sekali.
"Saburo ku tidak nakal sepertimu. Tidak brutal dan lembut hati."kata Riou,tatapannya mendingin. Membuat Saburo menggeram pelan,"Terserah!"bentakan itu membuat Riou tersadar,ia harus melakukan sesuatu. Saburo mengangkat ranselnya,"Ayo pulang bersamaku.."ajak Riou.
"Kamu sudah bilang kalau aku nakal. Padahal tidak."kata Saburo dingin nan sinis,"Ah... bukan itu maksudku."Riou berusaha menjelaskannya pada Saburo,ia berusaha menarik tangan Saburo yang sedang berjalan pergi meninggalkannya dengan mayat babak belur didekatnya,"Ayo pulang bersamaku.."ajak Riou.
"Males."kata Saburo singkat,ia menepis tangan Riou lalu berjalan pergi,menggendong ransel besarnya untuk meninggalkan Riou sendirian disana.
Sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya,
R.M.B♡
Saburo... kembalilah ke sini.. kumohon
Saburo langsung membalas singkat, sembari berjalan ke kantornya.
Sabrosa
G
Dh diblg nkl pdhl g,jdi mls. Mding blk k kntr Yakuza
Saat ia sampai di kantornya,sebuah pesan kembali masuk ke ponselnya dari Riou,
R.M.B♡
Maaf... kamu gk nakal kok, aku aja yg kurang bisa ngasih kamu perhatian
Aku ada di hutan kalau kau mencariku
Sabrosa
Y
Kentara sekali Saburo sedang memikirkan sesuatu di kantornya,ia bergumam,"Bodo."namun emosinya yang bergejolak meminta dilepaskan, ia akhirnya melampiaskannya dengan cara ikut bertarung bersama anak buahnya hingga akhirnya ia juga babak belur. Setelah mengobati lukanya sendiri,ia memutuskan untuk mendatangi Riou,saat ia sampai, keraguan mendatanginya,ia hanya menatap Riou dari jauh tanpa berani mendekati pria itu. Ia melemparkan tongkat baseball yang ia pegang secara asal,membuat suara keras di hutan,Riou menoleh kearah sumber suara dan mendapati Saburo yang sedang berlari meninggalkannya,"BODO!!"teriak Saburo asal,ia benar-benar tidak berani mendekati pria itu,ia tahu ia sudah dicap nakal oleh pria itu,cap yang membuatnya tak berani mendekat lagi.
"Hm...? SABURO MATTE!!!"teriak Riou sembari mengejar Saburonya,anak itu memutuskan untuk bersembunyi di balik pohon besar karena ia sedang kelelahan,menutup mulutnya agar napasnya tak terdengar Riou. Membuat pria itu kehilangan jejaknya,Riou berhenti sejenak,ia memejamkan mata untuk berkomunikasi dengan alam,"ODOROITAKA!!!"teriak Riou,membuatnya berpindah tempat dan muncul di depan lubang pohon tempat Saburo bersembunyi,Saburo terdiam saat ia menatap Riou yang ada dihadapannya,ia sadar dirinya terpojok,'Adu gimana ni njing?'batin Saburo yang masih menutup mulut dan hidungnya.
Riou mendekat dan memeluk Saburo-nya erat,"Jangan pergi lagi dariku"ia berbisik lembut di telinga Saburo, anak itu terdiam sejenak,"Ta... tapi... aku kan... 'nakal' kayak Samatoki-san."kata Saburo,suaranya benar-benar beda daripada yang sering Riou dengar akhir-akhir ini,"Senakal apapun kamu,kamu tetap Saburoku dan bukan Samatoki."kata Riou yang masih memeluk Saburo erat,membuat anak itu sedikit meronta dipelukannya,"Tapi aku bukan lagi Saburo yang dulu!!"
"Terserah... di mataku kau masih Saburoku."kata Riou lembut,kentara ia menolak protes dari Saburo,"Huft... baiklah,"Saburo meringis pelan,"Maaf..."gumamnya pelan, Riou mengecup surai hitam Saburo,"Aku juga meminta maaf karena mencap dirimu nakal,padahal harusnya aku tahu kau melalukannya untuk melindungiku."
Tamat
[A/N]
Jan lupa voment
Regards
Ark
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro