Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kokoronashi

Hypnosis mic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Genre: Angst(?),Sad(?),Hurt(?),and others
Warn:OOC,typo and mature content
Enjoy

Saburo terdiam dihadapan makam kedua kakaknya,disebelahnya Riou sedang menatap makam yang masih basah itu hingga akhirnya Saburo jatuh berlutut dalam posisi 'bersalah' ia menundukkan kepalanya dalam-dalam dan menangis.

Ne moshi mo,subete waruseraretanara,
Hei seandainya aku dapat membuang segalanya,

"Gomennasai Ichi-nii... Jiro... gara-gara aku kalian berdua..."ia tahu, sangat tahu kalau kedua kakaknya tewas saat melindungi dirinya,"Kenapa tak kalian biarkan saja aku..."Riou langsung menepuk pundak Saburo,"Jangan berkata seperti itu,Saburo. Kedua kakakmu akan sedih jika mereka tahu kau begini."ucapnya bijak,Saburo menepis tangan Riou yang berada dibahunya,"Diamlah Riou-san,ini semua adalah kesalahanku..."isaknya lirih.

Waratte,ikiru koto ga raku ni naru no?
Apakah hidup dengan senyum akan lebih mudah?

"Sudahlah... ayo kita pulang saja,kau butuh yang namanya istirahat."ajak Riou,ia langsung menggendong Saburo ala bridal,Saburo yang sudah melemas karena seharian penuh tak makan maupun tidur hanya bisa pasrah digendongan Riou,ia masih mengeluarkan isakan kecil,"Hiks... Ichi-nii... Jiro..."gumamnya lirih saat Riou membawanya pulang dan membaringkannya yang masih mengenakan jas hitam khas pemakaman lengkap,Riou kemudian beranjak ke dapur untuk membuatkannya makan, sekembalinya Riou dari dapur,ia duduk dihadapan Saburo yang masih menangis lalu menyodorkan sesuap omurice kesukaan Saburo,"Makanlah dulu,kau harus mengisi perutmu itu. Lalu istirahatlah,aku menemanimu disini."katanya,Saburo menggeleng,ia menolak suapan Riou,"Maunya Ichi-nii dan Jiro kembali... hiks... hiks.."isaknya lirih,"Lupakanlah itu sejenak,kau harus bangkit,Saburo. Ada aku disini,janganlah kau berpikir kau hanya sendirian. Makan dulu,aku akan menyuapimu."bujuk Riou lembut,ia akhirnya memangku Saburo dan menyuapinya secara perlahan seperti menyuapi anak bayi.

Matta mune ga itaku naru kara,mou nani mo,iwanai da yo.
Karena hatiku mulai terluka lagi,jangan kau berkata apapun.

"Aku mohon jangan berkata seperti itu,Riou-san! Ini hidupku,jangan kau ikut campur! Biarlah aku menata hati dulu..."isakan Saburo kembali pecah saat ia sudah selesai makan dengan paksaan Riou,Riou hanya tersenyum memaklumi,"Tapi akulah yang akan menjagamu, Yamada Saburo. Aku bertanggung jawab atasmu."katanya lembut,"Termasuk membantumu bangkit saat ini."sambungnya dengan nada hangat,ia merengkuh Saburo dalam pelukannya dan membiarkan anak itu menangis histeris disana, meratapi kematian kedua kakaknya yang ironisnya mati didepan matanya sendiri akibat ulah orang lain. Riou hanya menepuk-nepuk punggung Saburo dengan lembut walau Saburo berteriak dan meronta dalam pelukannya,ia tetap memeluk bocah itu tanpa berniat melepasnya.

Ne moshi mo,subete waruseraretanara...
Hei seandainya aku dapat melupakan segalanya...

Sekeras apapun Saburo mencoba menjauhi Riou dan menutup hati,ia tetap sadar kalau hanya Rioulah yang tetap menerimanya apa adanya,sekeras apapun ia melupakan keberadaan Riou di sisinya,ia tetap saja tak bisa melakukannya entah kenapa. Hatinya seolah menolak jika ia harus melupakan pria yang selalu ada saat ia butuh dan selalu membantunya bangkit,pernah suatu ketika ia bertanya,"Kenapa kau mau membantuku?"Riou tersenyum lalu menjawabnya,"Karena kau titipan kedua kakakmu yang selalu memintaku menjagamu seandainya mereka tak ada,membantumu jika kau butuh bantuan dan memastikan dirimu tak kesepian,itu saja."jawaban itu membuat Saburo terdiam seribu bahasa,'Apa-apaan itu?'batinnya. Karena ia takut ia akan terluka lagi, maka ia menutup hatinya dari siapapun termasuk Riou yang selalu ada untuknya. Didepan Riou,ia selalu bersikap buruk,entah itu membentak pria itu,berkata kasar bahkan sesekali ia melakukan permainan fisik dengan pria itu,berharap Riou membencinya.

Nakanaide,ikiru koto mo raku ni naru no?
Apakah hidup tanpa air mata akan menjadi lebih mudah?

Dihadapan Riou,Saburo selalu bertindak semaunya,bersikap kasar bahkan membentaknya,ia hanya ingin dirinya dijauhi Riou,dan ia berusaha keras untuk tak perlu menangis dipelukan pria besar itu,ia terus bersikap jahat,ia sama sekali tak ingin menerima Riou dalam hidupnya demi menjaga hatinya sendiri yang sudah ia kunci rapat,bertahan sendirian dari luka yang diam-diam ia dapatkan selama ia bersikap buruk pada Riou yang justru membalasnya dengan bersikap baik padanya.

Demo sonna koto dekinai kara,mou nani mo,misenai da yo.
Tetapi karena aku takkan mampu melakukannya,berhentilah perlihatkan itu pada diriku.

Ia pernah meminta Riou berhenti bersikap baik padanya dan mulai membencinya,ia berkata,"Bencilah aku! Jangan baik padaku! Aku sudah jahat padamu tapi kenapa kau tetap sebaik ini padaku?!"lagi-lagi Riou tersenyum menghadapi tingkah menyebalkannya,"Tak apa,aku tahu kau melakukan itu demi kebaikanmu sendiri yang masih takut kalau aku meninggalkanmu seperti kedua kakakmu yang meninggalkanmu kan?"Saburo terdiam mendengar perkataan Riou,semenjak itu ia menjadi semakin menyebalkan,lagi dan lagi,bersikap buruk pada Riou. Menambah panjang daftar sikap buruknya setiap hari,memecahkan piring,mengacau,membentak dan lainnya menjadi rutinitas buatnya. Tentu saja ia masih berharap Riou takkan tahan dan akhirnya membencinya,"BERHENTILAH PERLIHATKAN KEBAIKAN ITU PADAKU! BENCILAH AKU YANG SUDAH MENGACAUKAN HIDUPMU!"teriaknya sembari menangis dipelukan Riou,lagi-lagi ia kalah,ia kembali menangis dipelukan pria besar itu.

Kimi ni dore dake chikazuitemo, boku no shinzou wa hitotsu dake.
Tak peduli seberapa dekatnya aku denganmu,aku hanya memiliki satu hati.

Suatu ketika,Saburo yang menyebalkan akhirnya menghilang digantikan Saburo yang cuek dan tak lagi mengacau,ia pun sudah mulai kembali dekat dengan Riou,entah apa penyebabnya,mungkin saja ia lelah bersikap menyebalkan hanya demi ia dibenci oleh pria itu,namun ia sama sekali tidak dibenci dan Riou justru membuka kedua tangannya lebar-lebar terhadap Saburo jika ia sedang sedih. Ia akhirnya berubah saat ia lelah,namun ia tetap menjaga hatinya agar tak siapapun boleh masuk,"Riou-san,aku tak peduli seberapa dekatnya kita sekarang,aku takkan pernah membiarkanmu masuk ke duniaku."ucapnya suatu saat disore hari,Riou menatapnya dan tersenyum hangat,"Tak apa jika kau melarangku masuk ke duniamu. Ketahuilah,suatu saat entah kau sadar atau tidak,kau akan membiarkanku masuk ke duniamu."perkataan itu membuat Saburo menggedik tidak peduli,"Terserahlah."gumamnya pelan.

Hidoii yo! Hidoii yo! Mou issho boku karada wo,
Kau kejam! Kau kejam! Lebih baik jika tubuh ini,

'Kau kejam sekali Riou-san,membuatku semakin merasa bersalah saja setiap harinya jika aku berbuat jahat padamu. Kenapa kau tak hancurkan saja aku seperti maumu?'batin Saburo saat ia lagi dan lagi menangis dalam pelukan Riou,entah mereka berdua sadari atau tidak,mereka mulai saling membutuhkan,khususnya Saburo. Setiap kali Saburo menangis, isakannya pastilah memanggil nama Riou,ia takkan pernah tenang sebelum Riou yang datang untuk menenangkannya.

Kowashite! Hikisaite! Suki na you ni shite yo!
Kau koyak dan hancurkan seperti keinginanmu!

Ia selalu berharap,agar ia tak bergantung pada Riou dan dapat mulai menata dirinya lagi,hati dan perasaan selalu berusaha ia matikan setiap saat,"Kenapa tak kau hancurkan saja aku? Koyaklah tubuhku seperti kau menginginkannya..."gumam Saburo ketika Riou dan dirinya sedang menonton bersama,Riou mematikan televisi dan menatap matanya,"Aku takkan menghancurkanmu,karena itu sama saja dengan aku menghancurkan diriku sendiri."ia kemudian kembali memeluk Saburo yang sudah mulai menangis lagi.

Sakende,mogaite,mabuta wo harashi temo,
Meski aku berteriak dan meronta,hingga mataku membengkak,

Ratusan kali Saburo meronta dan berteriak dipelukan Riou,meminta dilepaskan,ratusan kali pula lah Riou mengeratkan pelukannya dan membisikkan kata penenang ditelinga Saburo,ia tak mau menggunakan obat tidur karena ia yakin ia bisa menangani Saburo dengan baik. Ia tetap memeluk Saburo saat anak itu butuh sandaran dan tempat berkeluh kesah,ia tetap dengan sabar mendengarkan ocehan Saburo,apapun itu ocehannya,ia tetap mendengarkan.

Mada kimi wa,boku no koto,dakishimete hanasanai...
Kau tetap memelukku erat tanpa mau melepaskanku...

Saat Saburo benar-benar down,ia akan mengamuk sembari menangis. Selalu,seperti itu,meronta,berteriak, menangis hingga matanya membengkak adalah rutinitas selama sebulang setelah kematian kedua kakaknya,tentu saja Riou tetap memeluknya seerat yang ia bisa tanpa ingin melepas Saburo,seolah Saburo akan menghilang selamanya jika ia melepas pelukan itu.

Dan memang sempat hampir terjadi, dimana ia melepaskan pelukannya dengan Saburo saat anak itu meminta dilepaskan,Saburo segera mengambil pisau dan ingin menusukkannya ke lehernya,dengan sangat cepat Riou langsung menjauhkan pisau itu dari jangkauan Saburo walau berakibat melukai dirinya sendiri. Sejak itulah Riou tidak lagi melepaskan pelukannya dengan Saburo jika anak itu menangis sembari memukuli dadanya. Isakan memilukan ia balas dengan senyum menenangkan,ia selalu berusaha memberi rasa aman pada Saburo sekalipun Saburo menolaknya.

Mou ii yo.
Hentikan.

"Hentikan."pinta Saburo suatu ketika,"Apanya yang hentikan,Saburo?"tanya Riou bingung,"Bersikap baik padaku. Hentikan saja itu,jangan lakukan itu lagi."kata Saburo dingin,"Kenapa?"tanya Riou masih bingung,"Kamu melukaiku tahu. Sikap baikmu itu justru menyakitiku."kata Saburo dengan nada dingin,"Bukannya..."

"Bukannya apa?"tanya Saburo dingin,"Bukannya itu terjadi karena kau menolakku?"tanya Riou lembut, Saburo terdiam lagi,'Benar...'ia menghela napas berat,"Terserahlah." ia bergumam lirih saat mengatakannya.

Ne moshi mo,boku no negai ga kara u nara,
Hei,seandainya harapanku dapat menjadi nyata,

Ada dua harapan bagi Saburo,harapan pertama ialah ia hanya ingin bahagia,harapan kedua ia dapat menerima Riou tanpa harus menyakiti kedua belah pihak,lagi lagi ia sadar kalau harapannya takkan pernah menjadi kenyataan. Ia kembali terhempas pada kenyataan kalau perasaannya akhirnya membelenggu dirinya, menghancurkannya dari dalam tanpa ampun. Lagi-lagi ia merasa bersalah,ia ingin sekali membuka hati untuk Riou tapi terhalang oleh kenyataan hatinya telah membeku. Sakit,namun ia hanya bisa menunggu dan pasrah. Ia hanya bisa tersenyum paksa menatap kenyataan yang menyakitkan.

Kimi to onaji mono ga hoshiinda
Maka aku menginginkan hal yang sama denganmu

Saburo ingin hatinya terbuka dan ia dapat merasakan bahagia,hal yang sama dengan keinginan Riou. Riou ingin hati Saburo terbuka dan kembali merasakan bahagia,walau itu hatus menghancurkan dirinya sendiri,Riou rela melakukan hal itu agar dapat melihat senyum Saburo yang sudah lama lenyap dari wajah shota kesayangannya. Entah bagaimana, mungkin perlakuan Riou berhasil membuka hati Saburo. Saburo secara perlahan,namun sangat lama,untuk menaikkan kedua sudut bibirnya untuk tersenyum.

Bukan Riou namanya kalau menyerah,ia dengan segala cara berupaya mengembalikan senyum itu, ia bahkan rela menghabisi nyawa siapapu yang menghapus senyum Saburo-nya.

Demo boku wa sonzai shinai kara,
Tapi aku tahu itu mustahil bagiku,

Saburo selalu tahu,kebahagiaan adalah hal yang benar-benar mustahil ia dapat. Maka ia hanya bisa pasrah dengan keadaan hidupnya yang serba kacau tanpa Riou,ia akhirnya membiarkan Riou membawanya mengikuti arus apapun. Ia tak peduli lagi dengan apapun,kini Riou adalah segalanya baginya.

Jaa semette koko ni kite yo.
Setidaknya tetaplah bersamaku.

Saburo hanya ingin Riou tetap berada disisinya dan menemaninya disetiap keadaan,lagi dan lagi ia terjatuh dalam pelukan Riou,"Riou... tolong aku... hiks.."isaknya dipelukan Riou suatu malam,lagi,Riou tak tidur sepanjang malam hanya untuk menemani dan menenangkan Saburo. Selalu,karena ia mencintai Saburo seutuhnya. Tanpa syarat,ia tetap mencintai pria mungil itu sekalipun sifatnya sangatlah menyebalkan.

Kimi ni dore dake aisarete mo,boku no shinzou wa hitotsu dake...
Tak peduli seberapa besarnya cintamu padaku,aku hanya memiliki satu hati....

Riou sebenarnya tahu,Saburo bersikap menyebalkan,mengacau dan menolak dirinya itu hanya untuk menegarkan hati anak itu,ia sangat tahu. Makanya saat Saburo mengacau,ia hanya tersenyum tipis lalu membereskan kekacauan yang dibuat Saburo,saat Saburo memintanya berhenti berbuat baik padanya dan mulai membencinya,ia akhirnya berperang dengan dirinya sendiri,di satu sisi ia ingin membenci Saburo,namun disisi lainnya ia sudah terlanjur mencintai pria mungil itu hingga sebenarnya hatinya sudah dipenuhi Saburo,begitupun pikirannya. Ia bahkan tak sanggup berpisah dari Saburo walau hanya satu jam. Ia takut anak itu menghilang selamanya jika ia membiarkan anak itu berpergian sendiri,pernah hampir terjadi,saat Saburo pulang sekolah,ia kembali dibully oleh teman-temannya yang merupakan preman sekolah. Uangnya diminta,pekerjaan rumahnya dirampas paksa bahkan mereka berencana memperkosa anak itu lalu membunuhnya. Tentu saja Saburo melawan saat hendak diperkosa,namun apalah kekuatan seorang anak? Tentu saja takkan sanggup menghentikan beberapa orang bertubuh besar,maka ia akhirnya muncul dan lagi,menolong Saburo. Walau ia tahu kalau Saburo takkan membiarkan dirinya menyentuh anak itu,ia tetap bersikap baik pada Saburo. Ia tahu dan sangat tahu penyebabnya.

Yamette yo! Yamette yo! Yasashiku shinaide yo!
Hentikanlah! Hentikanlah! Jangan baik hati padaku!

"Riou-san,hentikan kepura-puraan ini. Berhentilah bersikap baik padaku. Aku ingin kau membenciku. Tunjukkan apa maumu hingga membuat aku selalu berharap padamu."perintah Saburo ketika Riou sedang memasak,Riou yang mengerti ini pembicaraan serius,mematikan kompor yang sedang ia nyalakan dan menatap Saburo hangat,"Aku hanya ingin kau bahagia,dan lagi..."ia mengusap pipi putih Saburo,"Aku tidak sanggup membencimu,entah apa penyebabnya."lanjutnya hangat, Saburo terdiam,"Hanya... ingin aku bahagia?"tanyanya memastikan,Riou mengangguk lembut,"Ya."katanya hangat,"Aku akan bahagia jika kau membenciku,"kata Saburo dingin.

'Aku akan bahagia jika kau selalu disisiku.'itulah kata hati Saburo yang sebenarnya,"Aku tahu itu hanya kata mulutmu,bukan kata hatimu. Katakanlah sejujurnya Saburo,kau membenciku juga atau kau berharap aku selalu disisimu?"tanya Riou bijak, lagi-lagi Saburo terdiam,"Aku ingin kau selalu berada disisiku...."gumamnya lirih,"Nah akhirnya kau jujur kan? Itulah yang akan selalu aku lakukan,aku akan selalu ada disisimu,bagaimanapun itu keadaannya."sahut Riou hangat.

Doushitemo? Boku ni wa rikai ga dekinai yo!
Berkalipun,ku mencoba,ku tak mengerti apapun!

Berkalipun Saburo mencoba memahami arti kebaikan Riou,ia tetap tak mengerti kenapa. Ratusan kali Riou mengemukakan alasannya, ratusan kali pula ia tak mengerti,siklus lingkaran setan pun berputar.

Riou bersikap baik padanya,ia menolak pria itu,ia bertanya alasannya,pria itu mengemukakan alasannya,ia kembali bersikap buruk, dan siklus kembali pada Riou yang bersikap baik padanya. Ia akhirnya membuka hatinya sedikit pada Riou, tentu saja dengan harapan ia takkan disakiti atau kehilangan lagi.

Ittai yo! Ittai yo! Kotoba de oshiete yo...
Terasa sakit,sangat menyakitkan,jelaskanlah dengan kata-kata...

"Riou-san,kenapa saat aku berada disisimu,aku merasa sangat aman dan saat aku jauh darimu,aku merasa duniaku kacau,aku ingin menjauhimu tapi aku takut duniaku hancur. Ini terlalu menyakitkan buatku,tolong kau jelaskan dengan kata-kata..."pinta Saburo saat mereka berdua tengah bersantai bersama,"Hm..."Riou membaringkan kepala Saburo dipangkuannya,"...itu seperti dua sisi koin,kau ingin membenciku tapi pada kenyataannya kau sangat membutuhkanku-"kata Riou terputus oleh sahutan tidak setuju Saburo,"Tidak! Aku tidak membutuhkanmu!"Riou menaikkan kedua alisnya,ia lalu berkata,"Kalau begitu aku akan pergi saja."ia bangkit dari sofa dan berjalan ke kamar mereka berdua,ia lalu mengepak pakaiannya sendiri-yang sebenarnya hanyalah kepura-puraan- ia mendengar derap langkah kaki yang berhenti dipunggungnya,Saburo memeluknya dari belakang,"Jangan tinggalkan aku sendirian... aku mohon..."ia merasakan getaran dari tubuh Saburo,dan punggungnya mulai menjadi basah. Ia tahu Saburo menangis lagi,"Tapi kau sendiri yang mengatakan kalau kau tidak lagi membutuhkanku."ucapnya dengan nada dingin yang dibuat-buat.

Konna no,shiranai yo... hitori ni, shinaide...
Aku sungguh tak mengerti,jangan tinggalkan aku sendiri...

"TIDAK!"Saburo menggeleng keras sembari memeluk pinggang Riou erat,"AKU MASIH MEMBUTUHKANMU! RIOU JANGAN TINGGALKAN AKU... AKU MOHON!"isaknya sembari memeluk tubuh besar Riou,ia menyesali perkataan yang keluar dari mulutnya. Namun Riou mengabaikannya,dan tetap membenahi pakaiannya untuk pergi dari kehidupannya selamanya. Riou bahkan melepas paksa tangan yang ia pakai memeluk pinggang Riou saat Riou berjalan keluar apartemen,pria itu hanya mengecup kepalanya sekilas lalu berjalan meninggalkan dirinya.

Hidoii yo! Hidoii yo! Mou issho boku karada wo,
Kau kejam! Kau sangat kejam! Lebih baik jika tubuh ini,

Suara pintu apartemen tertutup dan suara langkah kaki menjauh menyadarkan Saburo,pupil matanya mengecil sebelum ia jatuh berlutut dibalik pintu apartemennya,"KAU KEJAM RIOU! KAU SANGAT KEJAM! KATANYA KAU TAKKAN MENINGGALKANKU TAPI APA?! KAU MENINGGALKANKU SEKARANG!"teriaknya sia-sia dibalik pintu apartemennya,"LEBIH BAIK JIKA KAU MEMBUNUHKU DAN HANCURKAN AKU!!"isakan dan teriakannya sia-sia buatnya,ia tahu Riou takkan kembali buatnya.

Ia sangat menyesali perkataannya tadi,ia berharap waktu dapat diputar kembali dan ia takkan mengatakan hal itu. Ia ingin dirinya mensyukuri keberadaan Riou disisinya,ia ingin Riou tetap berada disisinya untuk selamanya.

Kowashite! Hikisaite! Suki na you ni shite yo!
Kau koyak dan hancurkan seperti keinginanmu!

Saburo mengambil pisau kartu yang ia simpan disakunya,ia membuka pisau itu dan secara membabi buta ia menyakiti tubuhnya sendiri,menusuk, menggores,ia lakukan sendiri,"KAU INGIN AKU HANCUR KAN?! BAIKLAH AKU AKAN MENGHANCURKAN DIRIKU DISINI!"teriaknya sembari menangis histeris dengan darah yang mengucur deras dari lukanya. Riou yang sebenarnya masih berada didepan pintu terdiam mendengar raungan Saburo. Ia menyesali perbuatannya bermain dengan Saburo,'Tidak... dia tak boleh menghancurkan dirinya!' Ia langsung masuk dan memeluk Saburo saat pisau yang dipegang Saburo hendak menusuk keperutnya sendiri

Sakende! Mogaite,mabuta wo harashi temo,
Meski aku berteriak dan meronta hingga mataku membengkak,

"Saburo! Hentikan! Maafkan aku! Jangan lakukan itu!! Aku mohon jangan Saburo!"kata Riou sembari memeluk erat tubuh Saburo,Saburo meronta hebat,ia berteriak,"TIDAK! AKU TAHU RIOU TAKKAN KEMBALI LAGI! AKU TAHU IA BERSIKAP BAIK PADAKU DAN AKU MEMBUATNYA PERGI DARI HIDUPKU! JANGAN.... INI SEMUA HANYA KHAYALANKU! RIOU TAKKAN ADA DISINI LAGI UNTUK MEMELUKKU ERAT SEPERTI DULU!!"

Riou terdiam mendengar teriakan Saburo,kini Saburo hanya menganggapnya khayalan karena ia berpura-pura pergi dari hidup anak itu,ia akhirnya mendengarkan semua isi hati Saburo yang dikeluarkan lewat tangisan dan teriakannya hingga mata anak itu membengkak.

Mada kimi wa,boku no koto,dakishimete hanasanai...
Kau tetap mememelukku erat tanpa ingin kau lepaskan aku...

Riou tetap memeluk Saburo erat,tanpa ia ingin melepaskan anak itu,Saburo terus menangis dan meronta dipelukannya hingga akhirnya anak itu pingsan karena lemas. Ia mengambil kotak P3K dan mengobati bahkan menjahit luka ditubuh sang terkasih,"Harusnya aku tak memainkan perasaannya seperti tadi..."sesalnya saat ia menatap wajah pingsan Saburo dengan raut menyesal,"Huft... Saburo... gomennasai.."ia dengan telaten mengurus luka Saburo

Mou ii yo...
Hentikan...

"Maaf... hentikan saja kebaikanmu itu Riou-san,aku sama sekali tak berhak mendapatkan kebaikanmu..."igau Saburo ketika ia tertidur dipelukan Riou,Riou tetap mengelus surai hitam Saburo dengan lembut,"Tidak... kau pantas kok mendapat kebaikan hatiku... karena aku mencintaimu Saburo."bujuknya saat Saburo kembali menangis dalam pelukannya dengan lengan,kaki dan perut yang terlilit perban putih berlumuran obat, hasil kerja keras Riou selama beberapa jam,"Jangan berpikir seperti itu lagi ya,Yamada Saburo. Ah aku mulai menimbang-nimbang,kapan aku akan melamarmu ya?"ia terus berbicara,mengocehkan berbagai kata,mengutarakan perasaannya dan lainnya yang tak pernah ia keluarkan.

Ne moshi mo,boku ni kokoro ga aru nara,
Hei seandainya aku masih memiliki hati,

Dua jam ocehan Riou tanpa henti,yang sebenarnya didengar Saburo yang hanya berpura-pura tertidur,ia akhirnya bertanya,"Kenapa kau masih mencintaiku? Aku sudah tak memiliki hati lagi,Riou-san. Kenapa kau masih mencintaiku dengan sepenuh hatimu? Aku tak paham dengan pola pikirmu..."Riou terperanjat saat menyadari Saburo mendengar semuanya,"Um... etto... karena kau menerimaku sepenuhnya, lalu kau itu sebenarnya baik... hanya membutuhkan perhatian lebih,itu saja."ia akhirnya mengemukakan alasannya menurut pola pandangnya sendiri.

Dou yatte,sore wa mitsukereba ii nda?
Tapi bagaimana caranya agar aku menemukannya?

"Riou-san,seandainya aku masih memiliki hati,seperti apa caraku agar dapat menemukannya? Apa tanda kalau aku masih memiliki hati?"tanya Saburo pelan,Riou menatap Saburo yang masih menatap dadanya,"Hm.. pertama kau peduli padaku,hanya sebagai contoh,kau pernah mengomeliku karena saat aku sakit, aku tetap merawatmu tanpa memerdulikan kondisi tubuhku. Lalu kau pernah sangat mengkhawatirkan aku, itu terjadi saat aku pernah jatuh pingsan saat kepalaku terasa sangat pusing. Seperti itulah rasanya memiliki hati."jelas Riou panjang. Saburo terdiam sejenak,"Bagaimana caraku menemukannya?"tanyanya lirih

Sukoshi hohoende kimi ga iu,"Sore wa ne,koko ni aru yo."
Kau tersenyun kecil lalu berkata,"Jika kau mencarinya,itu ada disini."

Riou tersenyum kecil,ia menatap mata Saburo dengan tatapan lembut, ia lalu menunjuk dada Saburo,"Jika kau mencarinya,itu ada didalam sini."ujarnya hangat,ia lalu menatap Saburo yang menatapnya dengan bulir air mata disudut mata heteronya,ia mengusap air mata itu lalu bertanya,"Saburo,would you be mine?"

Tamat

[A/N]

Hai aim bek mamank! Whatsap ma bro?!

/gegayaan dulu lah ya dikit:'v

Entah wai,mai brain mikir meik dis chap. Mai brain has konekted to waipai

//buat kalian yg nyoba baca,mending gosah deh soalnya ntar mata kalian sakit. Sini gue terjemahin doloo

Entah kenapa,otak gue mikir buat chap ini. Otak gue terkoneksi langsung ke wifi(?)

Aelah gaje bat dah idup lo.

Sebenernya gw pen bikin si riounya tewas gegara peluru nyasar didepan pintu

Tapi gw gatega

Lagian gabakalan masuk akal juga sih

Jadi gausahlah ya:'v

Jan lupa voment


Regards
Ark

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro