Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

File xx: Wife

ヒプノシスマイク➖AU
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Riou x Fem!Saburo
Genre: Full of Fluffy
Warn: OOC, Typo, and others

Saburo Busujima, istri dari marinir bernama Riou Mason Busujima. Wajahnya yang awet muda seringkali membuatnya dikira istri kedua dari sang suami.

Benar-benar menyebalkan.

"Oha...,"Saburo hanya menggumam ketika memeluk sang suami dari belakang, wanita bersurai hitam itu menyandarkan kepalanya di punggung Riou, mengusal sejenak dan melanjutkan kegiatannya tidur sejenak,"Oha, Sabu-chan,"sahut Riou lembut, ia terkekeh geli ketika merasakan Saburo yang kembali tertidur di punggungnya. Hela napas ia keluarkan sebelum membalik tubuhnya dan memeluk sang wanita lembut,"Bangunlah, Sabu-chan, aku sudah memasakkan sarapan buatmu,"ucapnya sembari mengecup pucuk kepala Saburo. Saburo mengerang sejenak, ia membuka matanya perlahan dan mengerjap,"Ah..., apa ini surga?"tanya Saburo, setengah melindur. Riou menjitak lembut kepala sang istri, mengecupnya kemudian,"Jangan bicara asal, kita di rumah. Ayo bangun dan sarapan,"kata Riou datar.

Saburo tersenyum layaknya anak kecil, ia tertawa,"Ha-ha-ha, aku hanya bercanda, Riou-san. Aku sudah bangun kok."senyum lembut itu membuat Riou terpaku sejenak, istrinya terlalu menggemaskan. Ia mencubit kedua pipi Saburo, memainkannya kemudian,"Melar! Lucu,"pujinya, pipi Saburo segera memerah,"Mo-mou, kau menggodaku, Riou-san!"rajukan itu membuat kadar gemas Saburo bertambah drastis, membuat pipi Riou turut memerah dan merubah suasana menjadi sedikit canggung.

"A-ah, ayo sarapan."pelukan dilepas, masing-masing mengusap wajah sendiri, seolah berusaha menghilangkan rona merah yang ada.
Saburo hanya mengangguk, ia lalu mulai memakan masakan yang ada.

Setelah makan, Riou segera pergi ke kamar dan mengganti pakaiannya. Ia menatap Saburo lembut dari pintu depan,"Aku pergi dulu, jaga dirimu, okay?"Saburo hanya mengangguk sembari tersenyum, ia kemudian melambaikan tangannya.

"Eh lihat tuh, istri mudanya Riou."

"Iya ya, kasihan istri tuanya kayaknya diceraikan deh? Lihat tuh istri mudanya, beneran muda!"

Deg!

"Aku... istri muda?"Saburo mengerinyit, ia tahu itu hanyalah gosip tak berdasar. Tetapi rasanya kesal mendengar itu hampir setiap hari. Ulangi lagi,

HAMPIR SETIAP HARI!

Ingin Saburo menyumpal mulut para penggosip itu dengan masakan Riou yang paling bar-bar, namun satu sisi ia malah tak tega melakukannya. Baginya, ia hanya akan menganggap mereka yang membicarakannya dibelakang hanyalah fans.

"Ha-ha,"tawa kecil dikeluarkan Saburo, ia sampai harus membekap mulutnya sendiri hanya demi menahan tawa yang sebentar lagi akan meledak. Segera, ia masuk kembali ke rumahnya, tertawa kencang setelahnya.

"Tapi bagaimanapun, body-nya dia memang body goals sih, gak usah dipungkirin, kita semua kalah sama dia."

"Iya sih, cuma kayaknya kita harus lebih hati-hati aja, kali-kali suami kita tergoda dengannya."

"Gosip yang lucu."Saburo menyeka air matanya yang keluar akibat terlalu banyak tertawa. Para istri-istri tentara itu, sampai mengiranya istri muda Riou.

'Belum tahu saja kedua kakakku jauh lebih molek,'Saburo tertawa layaknya iblis ketika pikiran itu melintas di kepalanya. Ia akhirnya memutuskan untuk merapikan isi rumahnya, kedua kakaknya akan datang nanti sore bersama suami masing-masing. Tentu saja Riou tahu kalau kedua kakak iparnya akan datang, maka dari itu ia sudah mengerjakan semua pekerjaannya sedari pagi.

Sore pun tiba, Saburo kini sedang menunggu kedua kakaknya datang. Benar saja, tak lama setelahnya, terdengar suara mobil berhenti di depan kediamannya bersama Riou. Ia segera keluar, menatap Ichiro dan Samatoki yang baru saja keluar dari mobil,"Selamat datang, onee-chan!"sapa Saburo dengan semangat, membuat para ibu-ibu penggosip itu menoleh, dan terpaku.

Ichiro dengan segala keanggunannya, juga tubuh yang merupakan body goals para kaum hawa.

Samatoki dengan segala ketampanannya, juga kharismanya yang memperlihatkan betapa bad boy-nya ia.

"Silahkan masuk, Kak. Jiro mana?"tanya Saburo sembari mempersilahkan kedua tamunya masuk. Ichiro duduk di sofa, sementara Samatoki bertahan diluar, ia ingin merokok. Ichiro menatap lembut sang adik,"Bagaimana kabarmu? Apa Riou-san memperlakukanmu dengan baik?"

Mendengar itu, Saburo tertawa kecil,"Sangat baik, Ichi-nee, sangat baik. Hanya saja para istri tentara yang lain seolah iri denganku, dan malah mengira aku adalah istri muda Riou-san. Tapi aku tak begitu peduli sih, mereka hanya iri mungkin?"ia menggedikkan bahunya asal, tertawa bersama sang kakak tertua kemudian.

"Oi Jyuto! Akhirnya lo dateng juga!"teriakan ketas khas Samatoki terdengar, membuat Saburo keluar meninggalkan Ichiro yang sedang meminum jus buatan sang adik. Saburo menatap Jiro dan Jyuto bergantian, ia tersenyum lembut ketika melihat gendongan yang dibawa Jiro,"Awww, kalian juga mengajak Sora?"Jyuto mengangguk, ia menaikkan kacamatanya dan menyisir surai cokelatnya keatas, memperlihatkan poninya. Jiro sudah terlebih dahulu berjalan masuk, meninggalkan Saburo, dengan Samatoki juga Jyuto.

Jyuto tersenyum menatap sang adik ipar,"Oh ya, aku bawakan red velvet cake, tak masalah,'kan?"Saburo menggeleng kecil, lalu tersenyum. Samatoki mematikan rokoknya dengan cara menginjaknya, kemudian memungutnya dan membuangnya ke tempat sampah,"Jyut, lo engga bawa 'itu' 'kan?"Jyuto mengerinyit,"Itu? Oh, engga. Oh ya, Saburo-chan, yang memasak siapa?"

Saburo mengerjap,"Tentu saja aku, Riou-san sedang pergi. Sudah seharian sih, mungkin sebentar lagi akan pulang."

"Kyaaa...!! Bad boy!! Aku padamu Mas!!!"

"Kyaaa...!! Halalin aku Mas!!"

Terdengar suara teriakan gadis-gadis para putri tentara itu, membuat Saburo tertawa canggung,"Maaf ya, ada baiknya kita segera masuk."ia dan kedua pria dibelakangnya segera masuk, menikmati waktu bersama dan lainnya.

"Tadaima,"sapa Riou lembut, ia membuka pintu rumahnya dan tersenyum, seluruh keluarga Yamada berkumpul di rumahnya. Samatoki dan Jyuto segera bangkit, melakukan tos ala pria dengan sahabat mereka sedari SMA itu kemudian tertawa bersama.

Sungguh malam yang hangat.

Setelah kedua kakaknya pulang bersama suami masing-masing, Saburo segera kembali merapikan rumah mereka, dan ketika ia sedang mencuci piring, sebuah tangan besar melingkari pinggangnya,"Malam yang hangat, hm?"Saburo mengangguk, dan tersenyum,"Kau tidak lelah?"tanya Saburo balik, Riou menggeleng kecil,"Tidak, karena ada kau disisiku,"jawabnya penuh keyakinan, ia menghirup aroma tubuh Saburo dan menyandarkan kepalanya di bahu sang istri,"Besok senam,'kan? Aku males..., ga mau pergi,"gumam Riou pelan, Saburo terkekeh,"Tapi itu wajib, Riou-san."ia mengelap tangannya dan mengecup pipi sang suami,"Ayo berisitirahat, sudah larut."

Riou cemberut, kemudian hanya mengangguk dan menggendong Saburo ala koala, membawanya ke kamar dan membaringkannya ke ranjang, tertidur bersama setelahnya.

Sesuai dengan ekspetasi Saburo tadi malam, lagi-lagi ia digosipkan kalau dirinya adalah istri muda Riou. Cara Saburo menghadapi itu sangatlah santai, ia akan mengabaikannya dan malah balik menyidir para penggosip itu, dengan mulut super pedasnya.

Sementara itu, Riou yang sedang berkumpul dengan teman-temannya yang sesama tentara, Sora tiba-tiba berkata,"Eh, itu Saburo-kun manis sekali, ya kan? Jadi pengen jadiin istri kedua."

"Iya, belum lagi body-nya yang sintal, wajahnya super manis lagi."Haru menyahuti dengan semangat, membuat Yuu tersenyum,"Belum lagi kepolosannya, tutur katanya manis banget engga sih? Jadi pengen jadiin istri, sumpah."

"Ha-ha-ha, iya kan Riou-kun. Kau beruntung sekali mendapatkannya."Natsumi tiba-tiba berkata, membuat Riou yang sedari tadi menyimak dengan wajah dingin, hanya mengangguk tanpa menjawab. Ia menyodorkan sebuah kotak makanan,"Aku masak ini tadi, makanlah. Aku sudah tadi."tanpa disadari siapapun, ia memasang serigai mengerikan.

Makanan itu sudah dicampur obat pencahar dalam jumlah besar.

Kejamnya, tapi Riou tak peduli, hitung-hitung balas dendam karena selalu membicarakan Saburo baik dihadapannya maupun dibelakangnya, juga menggpda Saburo secara terang-terangan.

'Ya, aku memang beruntung. Lalu apa? Mau merebut Saburo-ku? Ck, tak akan kubiarkan kalian menyentuhnya.'

Setelah acara senam pagi dan semua peserta telah pulang, sesuai dugaan Riou sebelumnya. Sora, Natsu, Haru, Yuu dan yang lainnya mengalami sakit perut yang parah, hingga menyebabkan mereka harus keluar masuk kamar mandi. Dan setelah mereka selesai, mereka menemukan tulisan yang dibuat dengan darah ayam,

Godalah Saburo sekali lagi, aku pastikan kejantanan kalian sudah terpotong dan menancap di pintu depan rumah kalian.

Pelaku penulisan itu hanya bisa tertawa geli melihat teman-temannya yang membeku ketakutan. Seharusnya mereka sadar kalau apapun yang sudah menjadi hak milik Riou, tak seorangpun boleh menyentuhnya.

Dua hari setelah kejadian itu, Riou mendapatkan tugas keluar kota. Mengetahui itu, Saburo cemberut,"Lalu aku bagaimana?"ia bertanya dengan nada sebal, Riou mencubit kedua pipi sang istri gemas, lalu tersenyum kecil,"Hanya sebulan, Saburo, cuma sebulan. Gak lama, kan?"ia berusaha meminta pengertian dari sang istri. Saburo menggembungkan kedua pipinya,"Hanya sebulan? Janji, hanya sebulan?"sembari tersenyum, Riou mengangguk,"Kalau lebih, kau boleh mengomeliku sepuasnya,"janjinya. Saburo tersenyum kecil,"Lalu aku akan tinggal disini sendirian, Riou-san? Mou... aku tidak mau tinggal sendirian!"Riou tertawa kecil menghadapi keluhan sang istri,"Akan kuantar kau ke kediaman Yamada, tenang saja,"katanya lembut. Manik hetero Saburo langsung berbinar,"Yatta... kau yang terbaik!"

Sumpah demi apapun, Riou seolah melihat bunga-bunga imajiner berada dibelakang Saburo, membuat pipinya memerah,"Dasar mahkluk menggemaskan!"gerutunya sembari memeluk Saburo erat.

Keesokan paginya, Saburo benar-benar diantar ke kediaman Yamada, Riou tersenyum lembut,"Jaga dirimu, kau juga boleh meneleponku sesekali kok,"katanya lembut sembari mengecup pucuk kepala Saburo,"Aishiteiru, onna."senyum lembut kembali ia tampakkan, membuat pipi Saburo memerah sempurna dan langsung menampar pipinya pelan,"Mo-mou, kau membuatku malu!"

"Jadi kau tidak mencintaiku?"tanya Riou pura-pura sedih, Saburo langsung menangkup pipi sang suami, menatap manik ocean dan berkata mantap,"Aishiteiru mou! Sudahlah, hati-hati di jalan."sebuah kecupan kecil diberikan Saburo sebelum turun dari mobil, ia tersenyum dan melambaikan tangannya,"Hati-hati!"pesannya, Riou hanya mengangguk dan pergi dari sana.

Seminggu pertama setelah kepergian Riou, Saburo hanya diam, bersantai sendirian, ketika kedua kakaknya tak ada di rumah mereka.

Seminggu kedua, Saburo mulai bosan melihat kemesraan Ichiro dengan sang kuda putih dari Yokohama. Ia sebal sendiri melihatnya, sementara ia harus menunggu kepulangan Riou, sang kakak malah berpuas dengan bermesraan dengan Samatoki dihadapan Saburo.

Seminggu ketiga, Saburo mulai menanyakan kepulangan Riou pada pria itu, ia menambahkan dengan wajah cemberut, kalau ia hanya menjadi nyamuk di kediamannya sendiri.

Dan sebuah ancaman diberikan Saburo sebelum menutup panggilan video,"Kalau kau tak segera pulang sesuai janjimu, jatahmu sebulan akan kuhanguskan, termasuk morning kiss."

End

Plot by Aisyahdhee or kak Ais
Story by me
Ending by me

Jan lup voment

Regards
歩か 秋冬 💗

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro