File 98: Hanahaki
ヒノシスマイク AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Hanahaki!Riou x Chūoku!Amnesia!Saburo
Hanahaki AU!
Genre: Hurt Angst
Warn: OOC,Typo and others
"Uhuk! Uhuk!"sebuah kelopak bunga disertai darah menyebar di telapak tangan Riou,ia terdiam. Hela napas berat terdengar kemudian,ia segera mengelap tangannya dengan tissue lalu pergi ke toilet untuk mencuci tangan dan mukanya,dadanya terasa panas tatkala ia melewati fotonya bersama Saburo yang ia pajang diatas meja kamarnya. Ia sesegera mungkin mencuci tangannya lalu turun ke lantai bawah,bertemu kedua sahabatnya.
"Gimana penyakit lo?"Jyuto bertanya tanpa melihat,pria bersurai cokelat itu tengah menghisap sebatang rokok sembari melanjutkan tugasnya dengan laporan yang menumpuk. Manik ocean menyayu,ia menatap Jyuto tanpa minat,"Ya gitu,"Samatoki mendongak,menatap sahabatnya dari lantai ruang tengah,"Lo ga ada niatan nyari 'dia'?"Riou terdiam sejenak,"Aku...,"
"Kalau lo butuh bantuan,gue bisa nyariin dia kok."sahut Jyuto sembari menghembuskan asap kearah Samatoki,"Ngulah dimana lagi lo, Tok?"tanya si surai cokelat sinis,Riou tertawa kecil melihat perdebatan yang berakhir adu jotos itu.
Ia sudah sering melihatnya,namanya juga basecamp MTC,gak heran.
"Oh iya Jyut,"Riou menepuk sahabat cokelatnya,"Aku lihat Jiro-kun di taman kota,kemarin."katanya datar, manik emerald Jyuto membalas tatapan manik ocean dengan tatapan kesal,"Gue udah putus sama doi."sahutnya dingin,Samatoki menaikkan kedua alisnya kaget,"Kok bisa?"
"Cheating sama Rosho,"jawab Jyuto yang tanpa sadar meremas kertas laporan yang ia pegang,"Gue udah rela nahan sange demi masa depan dia,masa dia bercocok tanam sama guru dia sendiri sampe hamil? Dan baru dikasih tahu pas udah hamil hampir dua bulan!"curhat sang ibunda grup MTC. Riou dan Samatoki sama-sama terkejut,"Masa?"tanya mereka bersamaan.
"Nih liat,"Jyuto memperlihatkan ponselnya,yang menampilkan chat terakhir dari Jiro.
Jiroku ♡
Jyut.
45Rabbit
Apa dek?
Jiroku ♡
Maaf sebelumnya,aku minta putus.
Dua bulan yang lalu,pas kenaikan kelas,nilaiku turun anjlok.
Terus Rosho-sensei menawariku bantuan,awalnya aku gatau bayaranny apa.
Ternyata bayarannya have sex with him.
Aku yang udah terdesak setuju gitu aja,kami ngelakuin itu hampir tiap minggu dan gak lama kemudian aku hamil.
Aku mau menikah dengan Rosho sensei.
Makasih atas semuanya.
45Rabbit
Dek,ini beneran?
Jiroku ♡
Iya
Aku ga boong
Send pict
45Rabbit
...
Yah udahlah
Kita putus,makasih atas semuanya
Semoga bahagia ya Jir.
You blocked Jiroku ♡
"Ehanjir,"Samatoki langsung kelepasan memaki,"Gila banget!"
"Ichiro-kun tahu?"Jyuto mengangguk,"Kalo engga ya ga mungkin mereka nikah. Gila,sakit banget hati gue."Riou menepuk pundak sahabatnya prihatin,"Sabar ya."Jyuto memasang senyum pahit,"Makasih,"ia berkata lirih,"Oh iya,lo mau kemana Ri?"
"...nyari Saburo."jawab Riou datar sembari memakai sepatunya,"...oh, oke. Hati-hati,"pesan Jyuto sembari menatap kepergian sahabatnya.
Samatoki menatap si surai cokelat,"Lo ga ada niat nyari?"Jyuto menatapnya balik,"Lo diam ya,Saburo udah ditangkap pihak Chūoku dan udah jadi bagian mereka,"jawab Jyuto,"Untuk dapet info lebih,susah banget."ia menaikkan kacamatanya yang sedikit menurun,"Gue aja bingung nyarinya lagi,"Samatoki terdiam sejenak,"Bener juga sih...,"
Sementara itu,Riou yang sedang berjalan-jalan sembari menatap layar ponselnya,tanpa sengaja menabrak bahu seseorang hingga ponselnya terjatuh,"Ehm,maafkan aku."pria yang ditabraknya berjongkok untuk memungut ponsel Riou,tanpa sengaja, tangan mereka bersentuhan. Riou terdiam sejenak ketika ia melihat tattoo Chūoku di punggung tangan pria itu,ia segera menarik ponselnya dan mendongak,menatap kearah pria tadi.
Manik ocean bersirobok dengan manik hetero Hijau-Biru.
"Saburo?"Riou segera bangkit dari posisinya,"Kau... Saburo?"ia tak akan seberani itu menarik Saburo ke pelukannya,karena ia tahu didepannya ini adalah Saburo yang sudah berbeda,"Ya? Apa kita pernah kenal atau bertemu?"Saburo bertanya balik dengan nada kaku,Riou terdiam sejenak lalu tersenyum pahit,"Ah, tidak. Aku hanya mengingat seseorang di masa laluku yang mirip sekali denganmu."
Dadanya tiba-tiba terasa panas juga sesak,ia segera mengambil saputangannya ketika ia terbatuk. Dibekapnya mulutnya ketika ia merasakan anyir di mulutnya.
Higanbana bercampur darah terlihat jelas,tertutupi oleh cairan darah. Ia segera menutupi saputangannya.
"...bisakah kita bertemu lagi dilain waktu?"Riou bertanya hati-hati,ia harus lebih berhati-hati dengan petugas pemerintahan. Saburo mengangguk kecil,"Tentu saja,"sahut si pemilik netra hetero,"Tetapi hanya bisa di cafe disekitar Chūoku karena saya harus bekerja. Anda memiliki nomor ponsel yang dapat dihubungi?"Riou segera memberi nomor ponselnya pada Saburo, senyum pahit kembali ia pasang ketika ia harus berpisah lagi dengan Saburo.
Tak ada lagi Saburo yang lucu dan ramah padanya.
Hanya ada Saburo yang kaku dan dingin.
Tak ada lagi Saburo yang akan langsung memeluknya tanpa memerdulikan dimana mereka berada.
Hanya ada Saburo yang formal dan terkesan menjauhinya.
Ia tertunduk disepanjang jalan, bahkan ketika ia sudah sampai di basecamp mereka bertiga,ia tetap tak bersemangat. Jyuto menatap sahabatnya yang baru saja melepas sepatu dan tengah berjalan kearah mereka,"Jadi gimana?"tanyanya hati-hati. Riou menatap sahabatnya dengan tatapan kosong,"Saburo..."
"...udah jadi bagian Chūoku. Dia berubah banget."Riou mengusap wajahnya lelah,"Dia bahkan tak mengenaliku,"katanya lagi. Samatoki dan Jyuto terdiam,apa yang dikatakan Jyuto ternyata benar. Riou menyandarkan kepalanya pada sofa, ia mendongak menatap langit-langit basecamp mereka,"Untungnya aku dapat nomornya,dan kami bisa bertemu lagi di sekitaran Chūoku."
"Hati-hati aja Ri,bisa aja lo dijebak. Lo tau sendiri lah,betapa liciknya Chūoku itu."Riou mengangguk tanpa minat,"Aku tahu,"katanya pendek. Senyum pahit terpatri jelas disudut bibirnya,"Aku... tidak yakin perasaanku akan terbalas,"ia menggumam,"Saburo bahkan sudah melupakanku,ah... bodohnya aku,"ia terus menggumam,Jyuto dan Samatoki diam,mendengarkan dengan seksama.
"Sudahlah,"ia akhirnya berkata,"Aku lelah memikirkannya. Tinggal bagaimana kedepannya saja,aku rasa,"Riou menyudahi gumamannya sendiri. Ia memejamkan mata ketika rasa panas didadanya kembali.
"Sakit,"gumamnya pelan,terdengar hela napas sebelum ia kembali terbatuk hingga memuntahkan darah dan berakhir pingsan.
Mengerjap pelan,ia berusaha memfokuskan pandangannya. Langit-langit biru tua,dinding yang juga berwarna sama dan apa ini? Ia menarik sebuah selimut yang membalut tubuhnya,menatap sekitarnya dengan tatapan sayu,ia tersadar ia sedang berada di kamarnya sendiri. Mengerang pelan, ia bangkit lalu berjalan gontai ke kamar mandi,mencuci wajahnya sebelum kembali berbaring di ranjangnya tanpa melakukan apapun. Ia tahu penyakitnya sudah semakin parah,sudah berkali ia diminta melakukan operasi pengangkatan bunga di paru-parunya,namun ia menolek,ia tak ingin kehilangan rasa cintanya pada Saburo.
Tengah hari yang lumayan panas, disinilah Riou berada. Disebuah cafe yang lumayan aesthetic di distrik(?) Chūoku. Dihadapannya ini adalah petugas pemerintahan,yang juga menjadi penyebab penyakitnya ada. Siapa lagi kalau bukan Yamada Saburo seorang? Pria muda yang diketahui Riou adalah orang dibagian humas itu tengah memakan parfait nya dengan elegan dan hati-hati, hela napas kembali terdengar dari Riou.
"...kau ingat aku?"bertanya hati-hati, Saburo justru menggeleng kalem,"Apa kita pernah bertemu, sebelumnya?"diam,Riou sedikit ragu untuk menjawabnya,"Kalau kedua kakakmu? Ichiro dan Jiro?"
"Siapa mereka?"tanya Saburo balik, Riou terdiam sejenak,"Aku akan membuatmu ingat lagi,Saburo. Aku bersumpah."ia bergumam ketika ia berkata seperti itu. Saburo melirik jam tangannya,"Ah,maafkan saya. Jam istirahat saya sudah habis,saya harus kembali bekerja."Saburo tersenyum kaku,"Y-ya,tetapi apa kita bisa bertemu lagi?"Saburo mengangguk,"Tentu saja. Kabari saja saya jika anda ingin bertemu lagi,"
"Anu,Saburo,"pria yang dipanggil menoleh,"Jangan terlalu formal padaku."Riou tersenyum setelahnya. Saburo tersenyum kaku,"Baiklah, sampai berjumpa lagi,Riou."
Riou sedikit tertegun,tak lama setelahnya ia tersenyum pahit,"Ya, sampai berjumpa lagi,Saburo."
Saburo yang sudah sampai di kantor pemerintahan segera pergi ke laboratorium milik Ramuda. Si surai pink itu langsung memeluk Saburo tatkala si surai jelaga baru saja menutup pintu laboratorium itu. Melihat-lihat,ia menatap sebuah tabung besar,"Inangnya?"tanyanya pada Ramuda yang tengah memakan permen,"Iya! Dia tubuh asliku. Keren, 'kan?"Saburo mengangguk datar,"Ya, tentu saja."puas melihat isi laboratorium Ramuda,Saburo akhirnya memutuskan untuk bertanya.
"Ramuda-san,penyakit apa yang membuat penderitanya mengalami batuk darah disertai kelopak bunga?"
Ramuda tertegun sejenak,ia tersenyum penuh arti setelah ia mengambil buku penelitiannya terhadap Hanahaki disease.
Saburo menaikkan sebelah alisnya tatkala ia membaca isi buku yang disodorkan Ramuda,
"Penyakit Hanahaki yang berarti tumbuhnya 'kebun bunga' di paru-paru penderitanya,yang pada akhirnya akan menyumbat saluran pernafasan hingga sang penderira akhirnya mati. Terkadang, penyakit ini akan disertai batuk darah juga kelopak bunga yang artinya adanya kelopak bunga yang layu."
"Penyakit ini juga seringkali disebut One Side Love Disease. Bunga yang ada pada penderita terkadang memiliki arti tertentu atau juga terkadang sewarna dengan rambut orang yang dituju. Sebenarnya penyakit ini bisa disembuhkan dengan cara operasi,namun seringkali penderitanya tidak ingin dioperasi dengan alasan tak ingin kehilangan rasa cinta terhadap orang yang dituju."
Saburo terdiam sejenak setelah membacanya,ia menatap Ramuda yang sedang mengisap permennya dengan ganas,"Ramuda-san,arti bunga Higanbana itu apa?"Ramuda menoleh dan tersenyum,
"Mati dan dilupakan!"
Deg!
"Eh? Te-terima kasih atas infonya, aku harus pergi. Aku pinjam bukunya ya!"tanpa menoleh kebelakang lagi, Saburo langsung melangkah pergi dari laboratorium Ramuda tanpa tahu Ramuda yang tertunduk dan memasang senyum pahit,
"Maafkan aku,Saburo. Aku membunuhmu dan membuatmu melupakan mereka semua."
Berkali ia dan Riou bertemu, berkali pula Riou memuntahkan darah dihadapannya. Riou semakin sering keluar masuk rumah sakit,penyakit hanahaki yang dialaminya semakin parah dari hari ke hari. Secara perlahan,ia mulai mengingat semua yang terjadi di masa lalunya,dan saat ia diminta untuk menggeledah markas MTC,ia sangat senang.
Ketika para bawahannya merangsek masuk dan mulai menggeledah tempat itu,ia segera pergi ke sebuah kamar yang memiliki kanji nama Riou. Membongkar setiap isi dan sudut,ia menemukan sebuah diary yang tersimpan rapi dibawah bantal. Ia segera mengambil diary itu dan membacanya dalam diam, membiarkan anak buahnya membongkar bagian lain pada markas itu sementara ia sibuk membaca diary itu. Ia menatap foto-fotonya yang diambil Riou tanpa izin darinya,kilas balik ingatannya tentang Riou yang akan mengatakan sesuatu yang penting ketika kelulusan Saburo terputar jelas diingatan Saburo,pada halaman terakhir diary itu,tertulis rapi dengan tulisan Riou yang khas,
'Aku masih ragu apakah aku harus mengatakannya hari ini atau nanti... dan bodohnya aku keceplosan bilang nanti :"( '
Merasakan firasat yang buruk,ia segera menelepon Nemu.
"Halo,Nemu-chan!"
"Ya? Ada apa Saburo-kun?"
"Hari ini Riou-san ada rencana kemana saja?"
"Eh? Kau tidak tahu? Dia dirawat di rumah sakit karena penyakitnya semakin parah."
Manik hetero membulat,"Rumah sakit mana?!"
"Maa maa,tenanglah. Dia ada di rumah sakit univ.Yokohama."
"Terima kasih!"dengan tergesa, Saburo mematikan panggilan itu dan dengan cepat naik ke mobilnya tanpa memerdulikan tatapan aneh dari anak buahnya. Dikemudikannya dengan cepat mobil itu membelah jalanan Yokohama.
Ia sampai dengan cepat di rumah sakit,para pengunjung lain di rumah sakit itu segera menyingkir tatkala mereka melihat sesorang dengan balutan seragam Chūoku tengah berlari di lorong,
'Kumohon... kumohon...'
Gumaman itu terus digumamkan Saburo,permohonan terus dilayangkan. Ia mendobrak pintu kamar Riou ketika suara denging nyaring itu terjadi dan kain selimut Riou ditarik hingga menutupi kepalanya. Manik hetero mengecil, ia menutup mulutnya ketika Samatoki dan Jyuto meninggalkan kamar itu bersama para dokter,menyisakan Saburo seorang dengan mayat Riou diatas brangkar.
Saburo yang hancur.
Saburo yang menyesal.
Saburo yang kacau.
Saburo menangis,meraung bahkan berteriak dengan nada yang menyayat hati dihadapan mayat Riou, ia menyesali semuanya walau ia tahu itu bukanlah kesalahannya.
End
(A/N)
Plot by me
Story by me
Ending by RizuKyu
Janlupa voment
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro