Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

File 96: Robot

ヒプノシスマイク ーau
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Cyrborg!Riou x Saburo
Genre: Hurt Angst
Warn: OOC,Typo and others

"Saburo-kun,kau yakin ini akan berhasil?"

Pertanyaan Jakurai mengalihkan atensi Saburo yang sedang menatap sebuah mesin,hela napas lelah ia keluarkan,"Sensei sendiri pernah melakukan ini untuk Amemura-san, 'kan?"Saburo bertanya balik,nadanya kelam. Jakurai mendengus pelan,"Itu beda ceritanya,Saburo-kun. Ini... bagian kepala,rumit rasanya."pria itu berusaha memberikan sedikit pencerahan pada Saburo kalau apa yang dipikirkan anak itu terlampau rumit untuk dikerjakan,Saburo kembalu menatap tabung dihadapannya,"Aku tahu,"anak itu berkata lirih,"Aku sangat tahu,sensei. Ada kemungkinan ini akan gagal,dan kalaupun berhasil,mungkin sangat lama. Tapi tak masalah,aku akan menunggu."tangan berjari lentik menyentuh tabung besar di laboratorium milik Jakurai,hela napas kembali dikeluarkan tatkala sepasang manik hetero menatap sebuah kepala yang tersambung berbagai selang penunjang hidup,"Aku ingin dia tetap hidup,"kata Saburo lagi,"Walau tanpa perasaan."

"Kau tahu,"Jakurai mengelus lembut kepala si bocah,"Ini terlalu jauh."kata pria paruh baya itu,Saburo mendengus mendengarnya,"Apa beda dengan apa yang sensei lakukan pada Ramuda-san? Dia bahkan jauh lebih rumit karena otaknya sempat mengalami kerusakan parah."sahut si bocah jengkel,Jakurai menatap tabung laboratoriumnya,"Maafkan aku."

"Tak apa,sensei."Jyuto datang sembari membawa beberapa kertas data,"Ini pesanan anda,sensei. Dan Saburo,"Jyuto menatap si bocah lamat,"...ayo pulang."katanya hati-hati. Diluar dugaan,Saburo langsung menuruti permintaan Jyuto begitu saja. Manik hetero kembali menatap tabung,"Aku akan tetap menunggumu, Riou-san."

Kepala di tabung itu adalah milik Riou.

"Aku akan tetap setia,"kata Saburo sebelum mengangguk singkat pada Jakurai yang tengah menyusun dokumen yang diantarkan Jyuto. Jyuto tersenyum tipis ketika melihat Saburo,"Jangan terlalu sedih,"pria berkacamata itu berkata,"Aku yakin ini akan berhasil."anggukan tipis dikeluarkan Saburo,ia berjalan meninggalkan laboratorium Jakurai dengan langkah gontai.

Jakurai menatap tabung dihadapannya,tatapan sang serigala Matenrou itu sedikit menyendu,"Tak kusangka,"ia menggumam,"Aku akan membuat hal yang sebenarnya ilegal, lagi."ia mengusap permukaan halus tabung itu,"Demi Saburo-kun."ia meyakinkan dirinya untuk segera menyelesaikan projeknya. Hela napas ia keluarkan ketika ia membuka sebuah tabung yang ditutupi kain hitam,ada prototype robot didalamnya. Ia berencana akan merubah Riou menjadi cyrborg seperti ia merubah Ramuda menjadi cyrborg.

Setelah ia bisa memastikan prototype robot itu sangat bagus dan hampir tak bercela,ia mengeluarkan kepala Riou dari tabung tempatnya tersimpan untuk mencegah kebusukan. Ia meletakkan kepala itu diatas bagian tubuh si robot,kemudian dengan hati-hati menyambungkan berbagai kabel ke bagian otak Riou,mencoba menghidupkannya.

Butuh hampir dua hari untuk menyelesaikan penyambungan itu, cukup masuk akal mengingat betapa rumit dan melelahkannya itu. Walaupun Jakurai sudah berbekal teknologi super canggih,tetap saja penyambungan itu memakan waktu yang lumayan panjang. Dua hari itu juga Saburo tak datang ke laboratoriumnya,pria mungil itu sedang mengurus berbagai surat untuk melegalkan keberadaan Riou diantara mereka. Ia dibantu Jyuto dan kedua kakaknya untuk mengurus surat-surat itu ke Chūoku hanya demi melegalkan keberadaan Riou.

Hanya demi Riou kembali ke pelukannya.

Hampir dua minggu masa percobaan Riou,Jakurai berhasil menyambungkan semua mesin-mesin itu ke tubuh Riou. Pria itu sudah bisa bergerak,berjalan bahkan melakukan berbagai hal mulai yang sederhana hingga yang cukup rumit. Namun ada satu yang hilang dari pria itu,sama seperti apa yang dirasakan Ramuda pada Jakurai,

Tak ada perasaan walau setitikpun.

Itu adalah salah satu konsekuensi yang diterima mereka,Saburo sudah setuju karena dirinya hanya menginginkan Riou hidup. Tetap hidup walau tanpa perasaan. Anak itu diberitahu Jakurai kalau percobaan mereka berhasil dan Riou kembali hidup,walau dengan berbagai mesin disekujur tubuhnya. Saburo sangat bersyukur dengan hal itu,ratusan kali ia membungkuk berterima kasih pada Jakurai sebelum ia dan Riou pulang ke rumah mereka. Di sepanjang perjalanan,Saburo terus berceloteh betapa bahagianya dirinya saat Riou sudah kembali kepadanya dan keberadaan Riou sudah dilegalkan oleh pemerintahan.

Di suatu sore,saat mereka tengah bersantai bersama,Saburo berkata,"Ne Riou-san,peluk aku ya?"Riou mengangguk,baginya itu adalah perintah. Ia melingkarkan lengan besinya ke pinggang Saburo, memeluk si bocah dengan sangat kaku. Sementara itu,Saburo mengerinyit,'Pelukan ini kaku,'ia membatin,namun ia mencoba menerimanya dan bersantai pada tubuh besi Riou.

Hela napas berat ia keluarkan,Riou tetap diam sembari menatap lurus tanpa berkedip,"Riou-san,"Saburo mendongak,menatap Riou dengan tatapan sendu,"Apa kau bahagia?"Riou menunduk,menatap Saburo dengan manik ocean yang kelam,"Apa itu bahagia?"diam-diam Saburo menghela napas,Jakurai benar tentang perasaan yang hilang.

"Itu...,"Saburo bingung sendiri memikirkan jawabannya,"Hm... bahagia itu tidak bisa dijelaskan secara definisi,"ia akan menjawab dengan logis,"Bahagia itu seperti kau senang melakukan sesuatu atau kau senang ketika sedang bersama seseorang,terkadang itu dapat membuatmu candu dan membutakan semua perasaanmu,"jawab Saburo dengan cukup logis,"Begitulah."Riou menatapnya tanpa berkedip,"Aku tidak merasakan apapun,"katanya datar,"Termasuk bahagia seperti apa yang kau definisikan."Saburo kembali menghela lelah,"Aku tahu,"katanya,"Aku tahu."

Saburo lelah,ia tahu tak seharusnya ia memaksakan keadaan menjadi sesuai dengan apa yang dia mau. Ia kembali mengusal pada Riou,"Aku kangen kau yang dulu,"ungkapnya,"Kau yang selalu lembut hati,selalu menerima apa adanya,semuanya. Aku kangen itu."pria muda itu menghela napasnya pelan,"Sangat kangen."Riou menatap lurus mata hetero itu,ia menunduk ketika menatap Saburo,"Bagaimana caraku melakukannya? Kata Jakurai sensei,aku harus membahagiakanmu. Tapi aku tidak tahu bagaimana cara melakukan seperti yang kau katakan itu."diam,Saburo tak mampu mengatakan apapun. Ia tahu keberadaan Riou adalah salah dan ia terlalu egois untuk mengakuinya.

"Cukup perlakukan aku seperti biasa saja,"kata Saburo lirih,"Itu cukup."Riou menatapnya dingin,"Apa dengan cara itu,kau menjadi bahagia?"kembali terdiam,Saburo menggeleng kecil. Matanya memanas, ia menangis,"Aku... hiks... rindu Riou-san yang dulu..."isaknya lirih. Riou menatapnya,tetap datar tanpa berkedip juga tanpa melakukan apapun karena dirinya tak tahu harus bagaimana,"Riou hiks... dulu selalu memelukku jika aku menangis..."

Pelukan itu mengerat karena Riou mengira itu adalah perintah,Saburo kembali terisak,"Juga memujukku... hiks!"Riou mengedip polos lagi,"Seperti... cup cup,jangan menangis?"tanya si robot itu datar, nadanya malah terkesan aneh. Saburo mendongak,"Kau bukan Riou!"

"Apa?"Riou bertanya balik,"Aku adalah Riou. Jakurai yang menciptakanku."sahut Riou datar, Saburo melepas pelukannya dan menatap lawan bicaranya tajam,"Riou bahkan tahu harus bagaimana ketika aku sedih! Kau tidak! Pelukan Riou terasa hangat dan lembut! Kau kaku! Riou bahkan mengecup dahiku sebelum aku tidur! Kau? Tidak! Kalian... kalian..."Saburo menunduk dan kembali menangis,"Kalian beda... hiks... sangat berbeda..."isakan lirih nan menyayat hati itu disambut dengan tatapan datar,"Lalu aku harus bagaimana?"tanya Riou balik pada Saburo yang masih terisak.

"Jauhi aku."

"Hm? Baiklah,ini perintah,'kan?"tanya Riou balik,ketika Saburo mengangguk kecil,Riou langsung meninggalkannya entah kemana. Saburo tertunduk dalam,terselip penyesalan ketika ia ingat betapa ia memaksakan dirinya juga keadaan agar sesuai ekspetasinya. Ia tahu,semua ini salah. Ilegal,tak seharusnya ada,tak berguna dan sebagainya.

Keputusan ada dua ditangannya,ia tetap membiarkan Riou hidup seperti ini dan menyiksa perasaan mereka berdua atau ia harus merelakan Riou mati begitu saja?

Ia tidak tahu harus memilih apa dan bagaimana,skenario terburuk yang tak pernah ia bayangkan hampir saja terjadi dimana Riou mengalami mal fungsi dan itu hampir membunuh dirinya. Salah dan tak seharusnya masih ada,itulah Riou.

Saburo memilih.

Membuang perasaannya dan membiarkan Riou mati. Ia tak ingin menyiksa diri juga Riou lebih jauh lagi.

Suatu malam,ia menatap punggung Riou,"Kita harus bicara,"katanya tegas dan keras. Riou menatapnya balik, lalu berkata,"Katakan saja."Saburo menghela napasnya kasar,ia tahu ini akan sulit untuknya,"Kau dan Riou berbeda,"Riou mengangguk datar, tetap menunggu,"Dan aku tahu, keberadaanmu disini itu adalah sebuah kesalahan dan juga ilegal. Jadi... aku memutuskan untuk membunuhmu dan membiarkanmu mati secara harfiah,bukan hidup seperti ini."Riou hanya diam,"Maaf, tapi inilah yang terbaik untuk kita berdua."Saburo menghela napas kasar,sebuah granat milik Riou sudah berada di tangan,"Maaf."katanya lagi sebelum menarik pin granat itu dan membiarkan mereka berdua meledak bersama.

End

(A/n)
Plot by Rizukyu
Story by me
Ending by me

Janlupa voment

Regards
歩か 秋冬
『aruka akifuyu』

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro