Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

File 86: Me and You

Hypnosismic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Saburo Yamada
Yakuza!Riou x Hacker!Saburo
Genre: Fluff
Warn: OOC,Typo and others

"Selamat atas pernikahannya,Ichi-nii!"kata Saburo dengan semangat,ia tersenyum bahagia melihat sang kakak dalam balutan tuxedo mewah, berdiri disisi Samatoki sembari tersenyum teduh,"Sama-sama,Saburo."Ichiro mengusap surai sang adik penuh rasa sayang,"Jaga kakakku, ya, KudaToki!"Saburo menatap Samatoki yang berdiri disisi sang kakak,"Jangan menyakitinya."

"Tentu saja tidak,bocah. Aku tak akan menyakiti Ichiro-mu ini."Samatoki merangkul Ichiro dengan lembut, sebelum mendaratkan sebuah ciuman manis di bibir sang kakak. Membuat pipi Saburo merona dan segera menendang kaki si surai putih,"Jangan didepanku,kuda!"Riou yang sedang berada dibelakang Saburo tertawa mendengarnya,"Kalian akurlah dirumah baru kalian ya,jangan gelut terus."pesan Riou sembari merangkul Saburo,ia lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Ichiro,"Dan ijinkan aku memiliki adik bungsumu, Ichiro-kun."Samatoki yang melihat interaksi itu menjadi cemburu,apalagi saat ia melihat ekspresi Ichiro yang sedikit berubah setelah mendengar perkataan Riou,"Hei! Kau apakan istriku?"Riou beralih kepadanya,"Aku ingin memiliki si bungsu,boleh kah?"

Ichiro menatap Riou dengan tatapan serius sementara Saburo hanya mengerjap bingung,"Ada apa?"namun Riou menggeleng untuk meyakinkan Saburo kalau tak sedang terjadi apapun,"Aku memberimu ijin untuk memiliki adikku. Jangan pernah kau berani bermain dibelakangnya atau menyakitinya,dan jika itu terjadi...,"

"Seluruh kota Yokohama akan menjadi lautan api."ancam Ichiro, membuat Samatoki dan Riou bergidik ngeri,belum lagi ketika mereka melihat kilat penuh amarah Ichiro ketika mengatakannya,"Aku janji, Ichiro-kun. Aku takkan menyakitinya, bahkan seujung kuku pun."Riou beralih pada Saburo yang masih mengerjap polos,tanda ia tidak mengerti. Riou tersenyum menatapnya,sebelum berlutut dihadapan Ichiro,Samatoki juga Saburo,

Dan seluruh tamu undangan yang sembilan puluh persennya adalah anak buahnya dan anak buah Samatoki.

"Saburo,maukah kau menjadi milikku?"ia bertanya sembari menggenggam tangan Saburo, lembut dan terkesan berhati-hati. Membuat hati Saburo terasa menghangat dan pipinya memerah padam,Ichiro menganga,siap melontarkan protes sebelum mulutnya dibekap oleh Samatoki.

Detik-detik yang berlalu terasa menegangkan,para tamu undangan menanti jawaban Saburo.

"Ya,"Saburo menjawab sembari menarik tangan Riou agar pria itu bangkit dari posisinya,"Aku ingin menjadi milikmu seorang."Riou terdiam sejenak,sebelum ia memeluk Saburo dengan sangat erat dihadapan sang calon kakak ipar. Tidak peduli dengan tatapan sekitarnya,ia memeluk Saburo begitu erat,seolah takut kehilangan.

Ichiro menganga lagi,ia membekap mulutnya sendiri menahan teriakan bahagia. Ia akhirnya hanya bisa tersenyum lembut ketika Riou memboyong sang adik keluar dari gedung pesta.

Saburo menatap Riou yang tengah menggendongnya ala bridal,"Le-lepaskan aku,ini ditempat umum, Riou-san!"teriak Saburo sembari menggeliat,namun Riou malah menggeleng,"Ada yang salah dengan mengumumkan kau sebagai milikku?"

Saburo terdiam,namun kedua pipinya memerah sempurna,"Ti-tidak."ia menatap sekitarnya dengan tatapan bingung ketika banyak sekali pria bertubuh tinggi besar membungkuk ketika Riou dan dirinya melewati mereka,"Riou-san,"ia memanggil Riou yang masih menggendongnya keluar dari gedung,"Ya sayangku?"tanya Riou sembari menyahut panggilan Saburo. Saburo terdiam sejenak,"Mereka... kenapa membungkuk saat kau melewatinya?"

Riou tertawa kecil,"Aku tidak tahu, Saburo. Padahal aku sudah meminta mereka agar tak usah membungkuk ketika aku melewati mereka di tempat umum seperti ini."Saburo mengerjap polos,"Eh? Memangnya kau ini apa?"

"Hm... menurutmu?"tanya Riou balik, berpura-pura misterius,Saburo mengerucutkan bibirnya,"Jangan membalik pertanyaanku dengan pertanyaan,baka!"Riou tertawa kecil mendengar omelan Saburo,ia menyukai omelan itu,sembari menurunkan Saburo di sebuah kursi limusin,"Aku sama seperti Samatoki."

"Eh?"Saburo mengerjap polos,"Kau... sama seperti Samatoki-san? Yakuza juga?"Riou mengangguk sembari tersenyum lembut. Ia duduk disisi Saburo lalu mengedipkan sebelah matanya pada Amatsuki,pertanda mereka harus berjalan dari sana. Amatsuki mengangguk,lalu secara perlahan membawa limusin mewah itu membelah jalanan Yokohama. Riou kembali menatap Saburo,"Ya, setelah aku keluar dari kemiliteran, aku memutuskan untuk ikut bersama Samatoki menjadi Yakuza."katanya lembut,netra hetero Saburo berubah menjadi tatapan khawatir,"Apa... boleh?"Riou menatap Saburo,ia tahu Saburo ingin bertanya apa dirinya boleh berhubungan dengan Riou? Riou mengangguk kecil,"Tentu saja. Keamananmu ada ditanganku. Siapapun yang menyakitimu,itu artinya harus berhadapan denganku."sekilas,Saburo melihat binar Yandere ketika Riou mengatakannya. Kegundahannya sudah terjawab,ia memeluk Riou dengan sangat erat,"Terima kasih, Riou-san!"Riou yang dipeluk seperti itu,terkejut. Ia secara hati-hati membalas pelukan Saburo,"Ya,sama-sama,Saburo-chan."pipi Saburo memerah ketika ia mendengar suffix -chan yang diselipkan Riou ketika memanggil namanya.

"Maukah kau makan malam bersamaku?"tanya Riou yang tengah memeluk Saburo. Saburo mengangguk di pelukannya,Riou kembali menatap Amatsuki,"Tolong booking restoran [xx]. Pastikan restoran itu kosong ketika aku sampai disana."Amatsuki mengangguk,lalu berbicara lewat earphone-nya kepada yang lainnya. Saburo memukul dada Riou pelan,"Jangan berlebihan seperti itu!"omelnya tak suka,Riou tertawa, lagi,"Tidak apa,Saburo."katanya,"Aku sedang ingin berdua bersamamu saja."

Mereka benar-benar makan malam di restoran yang dipesan Riou,hanya berdua saja. Saburo hanya bisa tercengang ketika ia dan Riou makan dikelilingi anak buah Riou yang sebagian besar bersenjata lengkap,"Ri-Riou-san."cicitnya ketakutan,Riou menatapnya lembut,"Ada saus dibibirmu."katanya sembari mengusap saus disudut bibir Saburo dengan lembut,"Ada apa,Saburo?"ia bertanya lembut. Saburo menggeleng,mengedarkan tatapannya pada isi restoran,menatap anak buah Riou yang berdiri disetiap sudut ruangan dengan tatapan dingin. Riou yang mengerti maksud tatapan Saburo,hanya tersenyum lalu menetak-netakkan garpunya, mengisyaratkan anak buahnya untuk keluar. Segera,sesuai isyarat Riou, anak buahnya keluar dari restoran itu, namun tetap bersiaga di sekitar restoran. Saburo menghela napasnya lega,"Sudah merasa nyaman,my empress?"Saburo mengangguk sembari tersenyum manis,membuat pipi Riou memerah. Mereka makan malam dengan tenang,sesekali diselingi pembicaraan yang manis dan suapan yang manis.

Mereka berdua sama-sama bahagia, selalu tersenyum layaknya tak ada masalah apapun. Saburo menerima Riou apa adanya,sekalipun ia tahu kalau Riou adalah mafia seperti Samatoki,Riou menerima Saburo apa adanya sekalipun ia tahu kalau Saburo adalah hacker handal,yang bisa mencairkan beberapa ribu -juta- yen hanya dalam beberapa jam. Pasangan yang ekstrim,tentu saja. Riou dan Saburo layaknya partner in crime satu dengan yang lainnya, mereka bekerja dengan sangat rapi, dan seperti biasa,Riou akan berubah super protektif dengan Saburo.

Tak ada yang boleh menyentuh Saburo seujung kuku pun.

Itu adalah prinsip yang dipegang Riou ketika ia tengah bersama Saburo, ataupun tanpa Saburo. Suatu ketika, Soraru melaporkan kalau Saburo tengah dibully disekitaran pelabuhan, Riou tersenyum sinis,kemudian segera pergi ke tempat yang dikatakan Soraru. Ia menatap Saburo yang tengah terkulai lemas,dalam keadaan nyaris tanpa busana,tatapan Riou menggelap,ia melepaskan satu tembakan peringatan,membuat para pembully Saburo menoleh dan menatap Riou yang menatap mereka penuh amarah. Tawa mengejek mereka keluar,Riou semakin menyerigai sadis ketika salah satu pembully sial itu menginjak kepala Saburo.

Ia maju selangkah,Len maju selangkah,langkah demi langkah itu membuat mereka berhadapan. Riou yang jauh lebih tinggi daripada Len, menatap pria bersurai blonde itu dengan tatapan sinis. Ia kembali mengeluarkan tembakan peringatan, yang membuat anak buahnya seketika berkeluaran  dari berbagai sudut diantara tumpukan kontainer itu. Sementara Soraru dan yang lainnya menyelesaikan para pembully sial itu,Riou menggendong Saburo ala bridal dan menutupi tubuhnya dengan jas yang ia bawa. Tatapan khawatir ia keluarkan ketika Saburo tak membuka matanya,ia segera menyeret Amatsuki untuk membawa mereka ke rumah sakit. Riou nyaris saja mengamuk lagi ketika dokter memberitahunya kalau Saburo terluka,walau tak begitu parah. Ia segera membawa Saburo pulang setelah mengurus berbagai tetek bengek urusan rumah sakit.

Tatapan khawatir terus ia layangkan pada Saburo yang tengah tertidur di ranjangnya di apartemen Riou. Saat Saburo membuka matanya,Riou langsung menyerangnya dengan pelukan yang lumayan erat sembari menggumamkan kata terima kasih dan maaf. Saburo mengerinyit bingung,lalu meringis kesakitan ketika ia merasakan perih pada pipinya,"Kenapa kau tidak meneleponku saja,Saburo?"tanya Riou sembari menggenggam tangan Saburo erat. Saburo tertawa kecil,"Aku tidak suka merepotkanmu,Riou-san."

Riou semakin mengerinyit ketika mendengar jawaban  Saburo,ia menatap Saburo dengan tatapan khawatir,"Aku tidak akan pernah merasa kerepotan untukmu, Saburo,"ia mengusap pipi Saburo yang tertutup perban,"Lihat? Pipimu sampai lebam begini. Oh... apa yang harus aku katakan ketika Ichiro-kun bertanya? Ah,aku akan meminta Soraru menghancurkan mereka semua!"ia bergerak melepaskan genggamannya pada Saburo dan berjalan keluar kamar,namun Saburo segera menahan tangannya,"Jangan hancurkan mereka,Riou-san."pinta Saburo hati-hati,Riou berbalik dan kembali duduk ditepian ranjangnya,"Tapi-!"

"Tidak ada tapi,Riou-san. Biarkan saja mereka seperti itu."Riou terdiam sejenak,lalu mengangguk,"Maafkan aku,aku lengah dalam menjagamu."

"Tidak apa,salahku juga karena aku ceroboh."

Dua hari kemudian,Riou meminta Saburo datang ke kantornya untuk melakukan sesuatu. Saburo hanya bisa mengangguk,menerima ajakan Riou tanpa bisa menolak. Dan disinilah ia,berdiri didepan sebuah gedung yang terlihat mengerikan,ia berjengit terkejut ketika pintu itu terbuka,dengan hati-hati,ia melangkah masuk dan menatap bagian dalam kantor yang ia datangi, yang terlihat seperti kantor kepolisian. Ia berjalan sembari menatap sekitar,banyak sekali pria tinggi besar berkeliling ataupun hanya berdiri sembari menatap dingin satu dengan yang lainnya,aura suram nan mencekam segera dirasakan Saburo saat ia berjalan semakin dalam ke kantor Riou. Ia akhirnya memutuskan untuk bertanya pada seorang pria yang tengah berlalu lalang sembari membawa setumpuk dokumen,"Permisi,"panggilnya hati-hati pada pria bersurai putih itu. Mafu menoleh dan menatapnya lembut,"Konnichiwa,Saburo-sama. Saya tak mengira anda akan datang secepat ini walau Riou-sama sudah memberitahu."ia menyerahkan dokumen yang ia pegang pada pria bersurai merah yang berdiri didekatnya,"Sak,tolong berikan pada Eve-san."ia kembali menatap Saburo lembut,"Ayo,saya antarkan ke ruangan Riou-sama. Anda diam saja ya,sekalipun ia sudah meminta kami untuk memanggilnya dengan suffix -san,kami tetap memanggilnya dengan suffix -sama dibelakangnya!"Saburo hanya mengangguk,ia tidak mengerti kenapa rahasia yang tak begitu penting ini diberitahu padanya. Ia diantarkan ke ruangan Riou yang berada di lantai teratas di gedung itu, Mafu mengantarnya hingga depan pintu kemudian meninggalkannya setelah memberitahu Riou. Saburo menatap Riou yang duduk sembari mengangkat sebelah kakinya, melipatnya diatas kaki yang lain, dihadapan pria itu,ada sekitar sepuluh orang lain yang tengah bersimpuh dengan kondisi babak belur,"Ri-Riou-san?"panggilnya hati-hati. Riou mendongak dan menatapnya,"Apa dia yang membully mu,Saburo?"Saburo mengangguk hati-hati,"Mereka ini anak buahku, tapi membangkang dan beginilah akhirnya."ia mengusir sekumpukan pria yang tengah bersimpuh di kakinya dan segera memeluk Saburo,"Aku kangen kau."katanya lembut,Saburo terkekeh kecil,"Aku juga."Riou menaikkan dagu Saburo dan mencium bibirnya lembut,"Mmh..."erang Saburo ketika ia tak dapat memprotes perlakuan Riou kepadanya,"Hmh... dame..."ia memukuli punggung Riou,meminta pria itu melepaskan ciumannya. Riou melepas ciumannya dan menatap Saburo,tatapannya berubah menjadi tatapan predator kepada mangsanya, ia menyerigai ketika melihat wajah merah Saburo yang terlihat sangat menggemaskan dimatanya,ia menarik lidah Saburo dengan dua jari kemudian menekan lidah itu dengan lembut,"What's my name?"

Tekanan pada lidah Saburo semakin keras ketika ia tak kunjung menjawab, sementara tatapan Riou semakin menajam menatapnya,"Ri... Riou."

"Bagus,"Riou mepelaskan kedua jarinya dari lidah Saburo dan kembali mencium sang bocah,dengan lembut namun menuntut. Ciumannya bertambah ganas ketika ia mendnegar erangan dan desahan kecil dari Saburo. Ia baru melepas ciumannya ketika Saburo sudah memukuli punggungnya dengan cukup keras, ia menatap Saburo lembut kemudian menarik Saburo ke pelukannya,"Menikahkah denganku, aku tidak menerima penolakan."

End

Plot by me
Story by me
Ending by me

Janlup voment

Regards
歩か 秋 冬
Ark Akifuyu

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro