Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

File 73: Alter Ego

Hypnosismic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
AlterEgo!Riou x Saburo
Genre: Hurt/Angst
Warn: OOC,Typo,Mature containt dan alur kecepatan



"Aku pulang."gumam Riou sembari melepas sepatunya. Saat ia mendongak,Saburo segera memeluknya dengan erat,"Selamat datang!"sahut anak itu,nadanya lembut juga bahagia.

"Yah... terima kasih."gumam Riou lagi, terdengar sangat pelan. Saburo tertegun,"Apa kau baik-baik saja?"ia bertanya khawatir. Riou terkekeh kecil,"Tentu saja aku baik-baik saja, kenapa?"tanya Riou balik,Saburo tersenyum,"Tidak ada,lihat siapa yang merindukan ayahnya."Saburo bergeser dari depan pintu,ia memperlihatkan Ryoichi yang tersenyum bahagia lalu berlari memeluk sang ayah,"Jagoan ayah sudah besar rupanya. Kamu nggak bandel kan,selama tinggal bersama Kaa-chan?"Ryoichi menggeleng,"Tentu saja tidak! Ryo sudah kelas satu sekarang."sahut anak itu dengan riang.

Membuat kedua orang tuanya tersenyum.

"Baiklah,ayo masuk dulu,Riou-san."ajak Saburo sembari memindahkan Ryoichi ke gendongannya,"Ryo,ayah ke kamar dulu ya."Riou mengusap surai hitam putranya lalu berjalan masuk ke dalam kamar. Kepalanya mendadak sakit.

"Ergh..."

"Lepaskan aku! Siapa mereka berdua? Berani sekali menyentuhku."

"Jangan... dia keluargaku."

"Tidak! Aku tidak mau tahu,siapa mereka berdua aku tidak peduli. Sekarang... lepaskan aku dan biarkan aku menghabisi mereka!"

"DIAM!!"

Teriakan Riou membuat Ryoichi dan Saburo berjengit terkejut,dengan langkah cepat,Saburo segera berjalan ke kamar mereka,"Riou-san? Apa kau baik-baik saja? Ada masalah?"tanya Saburo khawatir,Riou yang sedari tadi menunduk sembari meremas surai blondenya kini mendongak,"Y-ya,aku baik-baik saja,Saburo."Ryoichi menatap sang ayah,"Tou-sama! Peluk!"

Riou tersenyum tipis,"Ya,kemarilah."ia meraih Ryoichi dari gendongan Saburo,"Manisnya... mirip siapa ya?"ia dengan iseng menggoda Saburo, menaik-turunkan kedua alisnya hingga pipi Saburo memerah,"Yametta! Jangan menggodaku seperti itu..."pinta Saburo sembari memeluk Riou dari belakang dan menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah itu dalam pelukan Riou. Riou terkekeh geli,ia selalu suka bagaimana ia menggoda Saburo. Ryoichi menatap kedua orang tuanya dengan tatapan polos,"Ryo kan mirip kaa-chan dan tou-sama. Masa mirip orang lain?"

Tawa Saburo dan Riou pecah,mereka tertawa melihat tingkah polos putra tunggal mereka yang satu ini.

"Iya iya,Ryo mirip kaa-chan."kata Riou sembari mencubiti pipi chubby Ryoichi dengan gemas,"Ih... pipinya melar,"kata Saburo sembari turut mencubiti pipi kanan Ryoichi. Membuat anak itu memanyunkan bibirnya,"Mou... jangan cubiti pipiku seperti itu! Ugh... nanti pipi Ryo melar~"

"Kayak gini?"Riou melepas cubitannya pada pipi Ryo,pria itu lalu mencubiti pipi Saburo gemas,tentu saja melar seperti pipi Ryo,"Kok jadi aku yang kena?"protes Saburo tak terima,Riou tertawa,"Karena kau juga menggemaskan,tidak ada yang salah kan?"Saburo memanyunkan bibirnya, ia tak suka dicubiti didepan sang putra.

"Huahhh pipi kaa-chan melar... keren..."puji Ryoichi dengan wajah polos tanpa dosa. Seketika mimik wajah Saburo menjadi senyum cerah, ia berkata pada Ryoichi,"Ryo,apapun yang terjadi,tetaplah polos seperti ini. Jangan seperti ayahmu yang terkadang menjadi singa liar."Riou cemberut,"Singa liar?"

Saburo mengangguk,"Iya,kejam banget kadang."Riou akhirnya menunduk,"Maafkan aku..."bisiknya pelan,ia bahkan melepas cubitannya pada pipi Saburo. Saburo yang sadar sudah melakukan kesalahan segera menangkup pipi Riou,ia menutup manik ocean putranya lalu memcium bibir Riou dengan lembut,"Umph!!"erang Riou terkejut. Abai dengan erangan Riou,Saburo semakin memperdalam ciumannya hingga pipi Riou memerah,ia lalu melepas ciuman dan menatap wajah memerah Riou,"Jangan ngambek seperti itu,kamu jelek kalau ngambek."

Ryoichi segera menyingkirkan tangan Saburo,"Ryo ketinggalan apa?"ia bertanya dengan wajah penasaran, Saburo dan Riou sama-sama menoleh dan menatap wajah putra mereka,"Tidak,tidak ada."kata Riou sementara Saburo berkata,"Kau tidak lihat wajah ayahmu yang memerah, langka sekali,kau tahu?"

"Ryo mau lihat!"

Saburo menatap Riou,lalu menyerigai,Riou yang tahu arti serigai itu hanya menggeleng,'Tidak!'kata Riou dalam hati,sementara Saburo menaikkan sebelah alisnya,'Kenapa tidak?'tanyanya,'Jangan menggodaku sekarang,Saburo,atau aku yang akan memakanmu.'

'Heh,'Saburo tersenyum meremehkan, ia menatap manik ocean sang suami,'Coba saja.'tantangnya. Riou semakin mengerinyit,'Kau benar-benar menantangku?'Saburo mengangguk dalam diam,'Tentu saja, aku merindukanmu,baka.'

"Etto... kenapa kaa-chan dan tou-chan hanya bertatap-tatapan seperti itu? Ada yang salah?"

Pertanyaan putra mereka mengalihkan atensi keduanya,"Tidak!"jawab keduanya bersamaan. Ryoichi mengerjap polos,"Aku ingin melihat wajah tou-sama memerah!"Saburo menyerigai, ia menatap Riou dengan tatapan yang tak dapat diartikan lalu menyerigai lagi,lebih lebar,"Nya~"

Blush!!

Kedua pipi Riou seketika berubah warna menjadi merah padam,"Woah... manisnya~"kata Ryoichi kagum pada wajah merah sang ayah.

"Ryo,kamu tidur ya,ini sudah malam."kata Riou sembari menurunkan Ryoichi,Ryo tersenyum manis,"Hai!!"ia segera keluar dari kamar kedua orang tuanya dan kembali ke kamarnya. Riou menyerigai,"Nah sekarang~"ia menatap wajah Saburo yang kini memerah,"Singa ini akan memakanmu."

"Hyahh Riou-san!!"








Keesokan paginya,sesuai dengan prediksi Riou. Saburo tak bisa berjalan sama sekali,bahkan untuk turun dari ranjang pun ia tak bisa. Sekarang Saburo menyesal sudah menantang sang singa,ia akhirnya hanya bisa cemberut sepanjang hari, ingin mengamuk pada Riou apadaya ia terlalu sayang dengan pria itu.

"Hehehe... maafkan aku,"kata Riou dengan wajah tanpa dosa,ketika Saburo mengomelinya,"Lagipula tiga bulan tak bertemu denganmu,aku jadi sangat merindukanmu tahu."sambungnya sembari tersenyum menggoda,membuat pipi Saburo menjadi merah padam.

"Tapi itu sedikit berlebihan,Riou-san."Saburo masih memanyunkan bibirnya,tatapannya berkata seolah ia marah pada Riou"Kau... marah padaku?"tanya Riou sembari menatap Saburo,"Maafkan aku."ia menunduk, merasa bersalah,"Iie iie,bukan salahmu juga sih,soalnya tadi malam aku yang menantangmu."Riou kembali mendongak,memasang puppy eye,"Jadi Sabu-chan nggak marah pada Riou-san?"

Sumpah demi Tuhan,Saburo melihat kuping anjing imajiner yang menunduk seolah takut dimarahi.

"Te-tentu saja tidak!"sahut Saburo,ia menjadi gemas sendiri melihat wajah Riou,"Kawaii!!"ia segera mencubiti kedua pipi Riou tanpa aba-aba,

"Gasp!"

"Tolong jangan..."

"Tapi dia menyerang!"

"Dia tak menyakitiku,hanya gemas melihatku... mungkin?"

"Tch... tapi itu bisa saja membahayakan nyawamu!"

"Saburo takkan membahayakan nyawaku,bodoh! Sekarang aku minta kau untuk tetap tenang dan jangan keluar!"

"...baiklah."

"Terima kasih."

Saburo menatap wajah Riou yang tampak berubah,ia segera melepas cubitannya dan menatap manik ocean blue itu,"Maaf,itu pasti sakit kan? Maafkan aku."Riou tersentak sejenak ketika ia merasakan bibir Saburo menempel pada pipinya,"Um.. kenapa?"tanyanya polos,"Kau pasti kesakitan! Maafkan aku..."

"Tak apa,bagaimana kalau kita membuat es serut? Apa kau sudah bisa berjalan?"Saburo mengangguk sembari tersenyum,"Tentu saja!"

"Baiklah,ayo kita ke dapur."ajak Riou sembari tersenyum,Saburo mengangguk lagi lalu berjalan tertatih ke dapur diikuti Riou. Ia segera mengambil sebuah mangkuk dan mengisinya dengan es sementara Saburo mencari sirup,"Ah itu dia!"Saburo berjinjit,ia tak sampai.

Namun ketika ia berhasil meraih botol sirup itu,ia tanpa sengaja tergelincir dan botol itu jatuh,mengenai kepala Riou hingga pecah.

"Ugh..."erang Saburo pelan,ia menoleh menatap Riou,"Riou-san? Apa kau baik-baik saja?"

"Kan! Aku sudah bilang dia membahayakanmu!"

"Tidak,Ren! Dia hanya tidak sengaja!"

"Jangan pernah melindungi orang yang membahayakanmu,Riou!"

"Tapi-"

"Tak ada tapi!"

Ren meraih sebilah pisau,ia merasa harus melenyapkan semua yang ia anggap membahayakan Riou. Saburo tertegun sejenak ketika melihat Ren memegang sebilah pisau,"R-Riou-san! Maaf... maafkan aku!"ia segera bangkit dari posisinya namun Ren langsung menubruknya,"Matilah kau!"kilat marah terlihat di binar mata Ren yang terlihat mengerikan.

"KAA-CHAN!!"Ryoichi yang baru saja pulang sekolah langsung menubruk Ren hingga menjauh,"Tou-sama jahat!! Jangan bunuh Kaa-chan!!"pinta Ryoichi sembari memukuli punggung Ren.

Manik ocean blue yang sudah menggelap,kini semakin menggelap. Ia membanting Ryoichi hingga Ryoichi berada dibawahnya,"T-Tou-chan!!"

"Tidak!! Riou jangan!!"Saburo berusaha menahan tangan Ren yang memegang pisau,namun terlambat karena,

Ren sudah menusuk leher Ryoichi hingga anak itu tewas kehabisan darah.

"Ren!! Dia putraku!! Kau gila ya?"

"Tapi dia membahayakanmu!!"

"Dia hanya berusaha melindungi ibunya,bodoh!!"

"Tapi-"

"TIDAK ADA TAPI,KEMBALIKAN KESADARANKU!!"

"B- baiklah."

Riou menatap kedua tangannya yang berlumur darah,ia terkejut ketika melihat putra kesayangannya mati ditangannya,"RIOU!! KAU JAHAT!!"bentak Saburo sembari menangis tersedu memeluk mayat putranya,"Dia tidak salah,bodoh! Aku... aku yang salah,kenapa kau justru membunuhnya?"

"Sa-Saburo..."

"Jangan dekati aku,dasar monster!!"

"Ma-maafkan aku... tapi..."

"Tak ada tapi! Aku benci kau!"

"Sa-Saburo,dengarkan aku dulu..."

"DIAM!! DAN JANGAN SENTUH AKU, MONSTER!!"



Riou akhirnya dipenjara selama lima belas tahun,ia tak dihukum mati karena ia terbukti memiliki kelainan mental berupa kepribadian ganda. Sementara itu,Saburo mengalami trauma hebat dan akhirnya harus sering-sering ke psikolog untuk menyembuhkan traumanya terhadap darah,pisau dan pria berbadan besar.

Lima belas tahun sudah berlalu,kini Riou sudah bebas. Ia menatap Saburo yang menatapnya dengan tatapan tak bisa diartikan,Saburo mengeluarkan sebuah amplop dan menyodorkannya pada Riou,"Apa ini?"tanya Riou pelan, Saburo menghela napasnya kasar,"Surat perceraian. Maaf,tapi... aku takut denganmu,Riou. Aku takut suatu saat,saat kita memiliki anak lagi,kau tak sengaja membunuhnya lagi,Riou. Maafkan aku,tapi inilah yang terbaik."

"Kau benar,"Riou tersenyum, berusaha tegar,"Aku memanglah berbahaya buatmu. Aku... maafkan aku tentang lima belas tahun yang lalu."ia segera menandatangani surat itu dan memberikannya pada Saburo.

Saburo tersenyum,kentara ia berusaha menahan tangisannya, ia memeluk Riou dengan erat dan mengecup bibirnya sekali,"Selamar tinggal,Riou-san."

"Ya,selamat tinggal Saburo."

End

[A/N]
Plot by Little Lamb aka Ren
Ending by Ren
Req by Ren
Story by me
Maaf ga sesuai ekspetasi

Jan lupa voment

Regards
Ark

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro