File 67: Dice or Saburo?
Hypnosismic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo x Arisugawa Dice
Genre: Fluff,slight of Hurt and Angst, Family
Warn: OOC,Typo and others
Riou dengan kesal menendangi batu kerikil dibawah kakinya,ia menggerutu mengingat obrolannya tadi dengan sang ayah,
"Riou,aku mau menjodohkanmu dengan Arisugawa Dice."kata Rei datar,juga menatap putranya datar. Riou hanya diam menunggu lanjutan, ia menatap ayahnya ketika pria patuh baya itu diam,"Ada pertanyaan?"Riou mengangguk,"Aku ingin menolak. Aku tidak menyukainya,ayah! Dia itu penj-"
"Aku bilang pertanyaan,Riou. Bukan penolakan. Ayah tidak menerima penolakan."Riou kembali diam,manik oceannya menatap Dice yang tersenyum licik. Tatapan Riou berubah,"Tch... lalu?"
"Kalian akan menikah beberapa bulan lagi,pakai waktu itu untuk saling mengenal."Riou mengerinyitkan dahinya,kentara ia tak menyukai ucapan ayahnya yang satu ini. Ia tahu, sangat tahu kalau Arisugawa Dice adalah penjudi yang sedang mengincar kekayaan kedua orang tuanya untuk modal berjudi.
Karena ia sudah terlebih dahulu mencari info tentang pria itu.
"Baiklah,"Rei berkata,"Kalian boleh keluar."atau bertitah. Riou hanya mengangguk samar lalu keluar dari ruangan sang ayah bersama Dice,"Ne Riou! Ayo jalan-jalan!"ajak Dice sembari tersenyum bagaikan rubah.
Dengan sinis Riou segera menjawab,"Tidak,aku sibuk!"ia lalu berjalan meninggalkan Dice tanpa memerdulikan serigai yang terbit di wajah Dice.
"Demi apa... aku dijodohkan dengan penjudi?"gerutu Riou sarkas,ia menuduk tak terlalu memerhatikan jalan karena saat ini ia tengah kesal sekali. Ia menggerutu bahkan ketika ia sampai di basecamp MTC, membuatnya dihadiahi tatapan heran dari kedua sahabatnya,
"Napa lo?"tanya Samatoki sembari menghembuskan asap ke langit-langit ruangan,Jyuto yang kebetulan sedang mengerjakan laporan ulah Samatoki hanya diam,lalu kembali fokus pada laporannya,"Aku kesal."Riou memutuskan untuk mengungkapkan isi hatinya,"Bokap?"tebak Jyuto,Riou mengangguk,"Aku dijodohin sama penjudi,aneh kan?"tanyanya,Jyuto menaikkan kacamatanya dan menatap Riou,"Arisugawa Dice ya?"ia menebak lagi,Riou kembali mengangguk.
"Kok lo bisa langsung tahu?"tanya Samatoki bingung,Jyuto menatap sahabatnya itu,"Dua kali terlibat pencurian kecil,sepuluh kali pembobolan ATM,dan beberapa kasus bersangkutan dengan uang."ungkap Jyuto,"Banyak banget!"seru Samatoki terkejut,Riou duduk di lantai setelah melepas alas kakinya.
"Semua uangnya dipakai buat berjudi,iya kan Jyut?"Jyuto mengangguk mendengar ucapan Riou. Riou tertawa kecil,"Aku sih sudah duga. Toh dia memang kelihatannya mengincar harta kedua orang tuaku kok."kata Riou lagi, berusaha santai,"Tapi gue masih bingung,"Samatoki mematikan rokoknya yang hanya tersisa setengah,"Kok dia bisa nyembunyiin kenyataan kalau dia penjudi sial ya, sama orang tuanya?"
"Sama kayak lo,sampe sekarang Nemu tahu gak kalo kakak laki-laki kesayangannya ini yakuza?"Samatoki menggeleng kecil,"Gue bilang kalo gue kerja dibeberapa tempat kayak Ichiro. Dan gak usah bawa nama adek gue,kelinci bejad."jawab Samatoki, Jyuto mengabaikan ejekan Samatoki, ia menatap Riou yang sedang bersandar pada kaki sofa sembari memijat pelipisnya,"Lo gak bisa nolak emang?"Riou menggeleng lemah,ia pusing memikirkan bagaimana cara mengamankan harta kedua orang tuanya.
"Gue punya kenalan."Jyuto mematikan laptopnya,"Yah... lumayan babyface lah. Kali aja lo butuh selingan."sambung Samatoki sembari mengangguk,"Siapa?"Riou menoleh dan menatap kedua sahabatnya datar,"Ini fotonya,"Jyuto menunjukkan foto seseorang di ponselnya,"Oke ga?"Riou mengangguk tipis,"Kenalin aku ke dia."
"Udah,"Samatoki berkata,"Udah lama juga sih gue kenalin lo ke dia,tapi lo harus inget Ri,"
"Permainan lo gak boleh sampe ke bongkar sedikitpun. Jangan sampe ada yang tahu kalo lo,bermain dibelakang Dice. Lo harus seringan sama Dice,oke?"
Riou hanya mengangguk mendengar ucapan panjang Samatoki,toh ia hanya berusaha mengamankan keluarganya. Samatoki tersenyum miring,"Besok lo ketemu sama dia."
Keesokan harinya,sesuai janji Samatoki,pria itu mempertemukan sahabatnya dengan Saburo,"Hai,"sapa Saburo tersenyum tulus,"Aku Saburo. Kamu pasti Riou 'kan?"
Oh bolehkah Riou berkata kalau ia terpesona dengan senyuman Saburo dan ketulusan hatinya?
Bolehkah ia berkata kalau ia jatuh hati pada pandangan pertama?
Riou hanya mengangguk kalem,"Ya, kamu Saburo 'kan."Saburo kembali tersenyum,"Salam kenal,Riou-san!"
Ya Tuhan,sopan sekali.
Dengan kalem -canggung- Riou duduk disisi Saburo,"Hm... mau jalan-jalan?"
Lagi,Saburo tersenyum,namun sedikit menipis,"Boleh saja,saat ini aku hanya ingin pergi ke perpustakaan kota kok,"ia menunjukkan buku-buku yang ada di tas-nya,"Aku harus mengerjakan beberapa tugas."sambung Saburo lagi,tanpa sadar,Riou benar-benar terpesona dengan kesopanan Saburo,juga beberapa hal lain,
Membuatnya bertekad mencari info tentang Saburo semakin jauh.
Ia ingin Saburo menjadi miliknya.
"Oh,"Riou ber-oh-ria,"Tentu saja. Ayo."ia lalu mengulurkan tangannya,"Um... kau mau berpegangan tangan?"ia bertanya sedikit ragu,"Tentu saja,tidak."tolak Saburo cukup halus,walau terlihat kasar,"Baiklah."Riou kembali mengangguk dan berjalan disisi Saburo. Ia menoleh,menatap Saburo yang kelihatannya keberatan membawa tas-nya,ia hanya tersenyum tipis,'Sungguh sopan, sangat berbeda dengan Dice.'batinnya,ia menghentikan langkahnya,lalu menarik tas Saburo hingga terlepas dari punggung anak itu,kemudian menggendong tas Saburo,membuat Saburo sedikit terpana,"Ri-Riou-san! Aku saja yang membawanya,tas itu 'kan milikku!"ia berusaha merebut tas-nya yang sudah tergantung di punggung Riou,"Ini terlalu berat buatmu,"kata Riou,"Biar aku yang membawanya."
Mendengar alasan itu,Saburo terdiam sejenak,"...baiklah. Terima kasih,Riou-san."Riou hanya mengangguk,ia tak ingin banyak bicara ketika mengagumi sifat Saburo yang terlalu sopan,membuat perjalanan terasa sepi karena tak satupun ada yang membuka suara. Hingga mereka sampai di perpustakaan pun,keduanya masih diam dalam pikiran masing-masing.
Setelah meletakkan tas Saburo diatas meja,Riou pergi ke deretan novel,ia lalu mengambil salah satu novel kemudian membacanya untuk mengisi waktu menemani Saburo yang sedang mengerjakan tugas. Diam-diam Riou menatap wajah serius Saburo,ia tersenyum tipis,'Manis,'batinnya,"Hei,kau mau kubelikan apa sebagai teman belajarmu?"tanya Riou,Saburo menoleh sesaat lalu menggeleng, tanda ia tak menginginkan apapun.
Riou hanya menggedikkan bahunya lalu kembali membaca novel yang ia pegang sembari sesekali mencuri pandang pada Saburo. Ia benar-benar jatuh dalam pesona Saburo.
Hubungannya dengan Saburo semakin dekat,tentu saja. Namun ia tetap tahu bagaimana caranya mengatur dan membagi waktu untuk Saburo juga Dice. Ia masih tidak suka bahkan membenci Dice,pria licik yang dijodohkan dengannya,tentu saja karena ia tahu niat asli dari seorang Arisugawa Dice.
Benci sekali,malah.
Saat ini Riou tengah bermanja bersama Saburo,menikmati hangatnya tubuh mungil Saburo dalam pelukannya yang cukup erat. Saburo tentu saja senang diperlakukan seperti itu,karena setelah beberapa kali pertemuan,ia akhirnya,
Jatuh hati dengan Riou.
Pelukan Saburo semakin mengerat,ia suka dengan tubuh hangat Riou, nyaman sekali,itu katanya. Namun Riou tiba-tiba saja melepas pelukannya karena ponselnya bergetar,
"Halo?"sapa Riou datar,ayahnya menelepon.
"Pulang sekarang."
"Tch,iya iya. Sebentar lagi aku pulang."
Panggilan dimatikan,mimik wajah Riou berubah 360 derajat,"Sialan,"umpatnya kesal, Saburo menatapnya bingung,"Ada apa,Riou-san?"Riou menghela napasnya,"Ayahku memintaku pulang. Pasti dia ingin membahas perjodohan sialan itu."Saburo sudah tahu kalau Riou sudah dijodohkan dengan Dice,tentu saja pria itu yang menceritakannya.
Namun ia tak peduli,toh ia sudah jatuh hati dengan Riou.
"Kalau begitu pulang saja,aku akan menunggumu nanti."Saburo tersenyum manis ketika mengatakannya,membuat wajah Riou sedikit memerah,"Baiklah. Jaga dirimu,Saburo."ia lalu mengusak surai jelaga Saburo sebelum mengecup dahinya kemudian pergi dari kediaman Saburo.
BRAK!!
Sebuah amplop tebal melayang kearah Riou,membuatnya harus segera menangkap amplop itu agar wajahnya tak menjadi sasaran empuk amplop tebal itu,ia mengerinyit,"Apa ini?"Rei menatapnya tajam,"Bukti kalau kau bermain dengan orang lain dibelakang Dice!"
Riou menghela napas lelah,ia lalu membuka amplop itu dan melihat isinya dengan wajah tetap datar,"Hanya ini kan?"
"HANYA INI?! APA MAKSUDMU HAH?"bentak Rei ketika mendengar ucapan Riou yang seolah tak peduli,"Kenapa kau melenceng dan malah bermain dengan orang lain, hah? Orang biasa pula!"
"Ayah,apa ayah tahu siapa sebenarnya Arisugawa Dice itu?"Riou bertanya,nadanya sedikit sinis,"Apa ayah tahu kalau dia adalah penjudi?"
"Dice bukan penjudi! Dia pengusaha sukses,bodoh! Sekarang aku minta kau memutuskan hubunganmu dengan orang itu dan berfokus pada Dice!"
"Tapi ayah! Dia hanya mengincar harta keluarga kita untuk dipakai modal berjudi!"Rei menaikkan sebelah alisnya,"Ada bukti?"Riou langsung mengangguk,ia lalu menarik tangan sang ayah,membawa Rei ke tempat perjudian.
"Ugh.... tempat apa ini?"tanya Rei ketika mereka sampai di tempat perjudian,"Sst!"Riou memberi gestur agar ayahnya diam. Rei pun diam,ia memerhatikan arah yang ditunjuk Riou,
Tunggu,itu Arisugawa Dice kan?
Manik dark blue Rei membola,ia juga mendengar pembicaraan Dice dengan teman-temannya,
"Hahaha!! Tenang saja,aku kan dijodohkan dengan keluarga yang cukup kaya. Nanti kalau uang habis aku tinggal minta dengan beberapa alasan,pasti dikasih!"
"Gila kau Dice,tapi gak apa lah. Nanti kalau cair traktir kami ya!"
"Oh pasti dong."
"Ih~ apasih yang Dice-sama gak bisa?~ ♡♡"
"Astaga,"gumam Rei,ternyata kelakuan calon menantunya seperti ini dibelakangnya? Pantas saja Riou menolak perjodohan ini,pikir Rei. Ia lalu berjalan mendekati Dice tanpa bisa ditahan Riou,pria itu lalu menarik kerah Dice lalu menatap wajah calon menantunya dengan tatapan sinis,sementara wajah Dice mengatakan kalau ia sangat terkejut.
"Perjodohan dibatalkan."
Tubuh Dice menegang ketika Rei dengan seenaknya membatalkan perjodohan didepan semua teman-teman Dice,Rei lalu melepas kerah Dice dan menelepon seseorang,"Halo Otome,"
"Ah, iya Rei-san,ada apa?"
"Aku mau membatalkan perjodohan ini."
"Ehe kenapa?"
"Datang saja ke pachinko [xx]"
"Baiklah."
Setelah menunggu setengah jam, Otome pun akhirnya datang bersama beberapa pengawalnya,membuat isi tempat perjudian itu segera dikosongkan untuk memberi jalan Otome dan beberapa pengawalnya. Otome menatap Rei dan Riou yang sedang bersama Dice dan teman-temannya,"Ada apa ini?"tanya wanita itu bingung,"Putramu adalah penjudi, Otome. Dan dia sedang mengincar harta keluargaku,tentu saja untuk modal berjudi."
"Apa?"Otome menatap putranya yang hanya bisa diam tertunduk,"Dice? Benarkah itu?"melihat tatapan membunuh dari Riou,Dice hanya bisa mengangguk pasrah,"Ya,ibu."jawab pria itu lirih. Otome menghela napasnya pelan,"Coret Dice dari kartu keluarga,cabut marga Arisugawa-nya. Dia bukan lagi bagian dari keluarga besar Arisugawa."perintah Otome langsung pada pengawalnya yang hanya bisa mengangguk,"I-ibu!! Maafkan aku,berikan aku kesempatan kedua,kumohon!"pinta Dice memohon pada sang ibu,Otome menggeleng,ia lalu berjalan keluar bersama Riou dan ayahnya.
"Maaf ya,"ucap Otome ketika wanita itu akan menaiki mobilnya,Rei menggeleng canggung,"Tidak apa, Otome-san,aku juga minta maaf."
Keduanya berbaikan,dan Otome menerima alasan Rei membatalkan perjodohan itu. Rei lalu menatap putranya,"Maafkan ayah,karena ayah tidak memercayaimu."Riou menggeleng perlahan,"Tidak apa."sahutnya datar. Rei lalu tersenyum penuh arti,"Besok,panggil orang yang sudah kaupilih. Ayah mengijinkanmu menikahinya."Riou mengangguk bahagia,ia tersenyum tipis.
"Halo Saburo,"
"Eh? Ada apa Riou-san? Tumben sekali kau meneleponku."
"Datanglah ke rumahku,ayahku memanggilmu."
"Eh... baiklah..."
Diam-diam,Saburo sedikit takut ketika Rei memanggilnya langsung ke kediaman keluarganya. Ia takut ia harus berpisah dengan Riou karena pria itu akan menikah,lebih takut lagi kalau nyawanya akan melayang disana. Berbagai pikiran buruk mulai berkeliaran di benaknya,namun ia tetap memenuhi panggilan itu.
Pergi ke kota Yokohama memang biasa saja,namun yang luar biasa itu alasannya pergi ke kota pelabuhan itu. Ya,tentu saja alasannya adalah memenuhi panggilan dari keluarga besar Riou.
Saburo merapikan pakaian yang ia kenakan,kemeja hitam dengan celana hitam,kemeja itu ia balut dengan sebuah jas yang juga berwarna hitam, seperti biasa ketika ia bekerja sebagai informan dibeberapa tempat.
Ketika pelayan membukakan pintu ruangan Rei,tenggorokan Saburo terasa tercekat,namun ia tetap memberanikan diri untuk berjalan masuk.
Ia menatap Riou yang berdiri disisi ayahnya,manik ocean blue-nya ia lapisi dengan kacamata biasa,"..."ia hanya diam menunggu Rei berbicara, pria paruh baya itu bertanya,"Kamu tahu alasanmu dipanggil kesini?"Saburo secara perlahan menggeleng,"Tidak,pak."jawabnya dengan nada formal,Rei tersenyum ketika mengetahui kesopan-santunan Saburo,"Aku ingin memberitahumu beberapa hal,anak muda."
"Maaf pak,namaku Saburo."masih dengan sopan-santun,Saburo memberi-tahu namanya,"Ah iya, Saburo. Aku ingin memberi-tahumu beberapa hal. Yang pertama,mungkin kau sudah tahu kalau Riou sudah dijodohkan,"Saburo tetap diam mendengarkan,menunggu inti dari pembicaraan yang terasa menekan dirinya ini,"Tapi aku sudah membatalkan perjodohan itu,"sambung Rei.
"Kau tidak perlu tahu alasannya apa, Saburo. Yang kedua adalah-"Saburo diam-diam mengulum senyum ketika ia tahu perjodohan Riou dibatalkan, namun ia tahu bukan itu intinya. Rei tersenyum kalem,"Aku memberi ijin untuk kalian berdua menikah. Riou, kau tahu apa yang harus kaulakukan, kan?"Riou mengangguk perlahan.
Oh,Saburo rasanya ingin berteriak saat itu juga.
Riou bergeser dari sisi sang ayah, kini ia berada dihadapan Saburo,ia berlutut didepan Saburo juga sang ayah,"Kekkon shiroen(?) ?"
Tamat
[A/N]
Jan lupa voment
Regards
Ark Akifuyu
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro