Drabble 8
"Ah...,"Riou menatap lembut bocah dihadapannya itu. Senyum hangat ia tampakkan, kedua tangan besarnya ia pakai untuk menggendong anak bermanik dwi warna itu, senyumnya kembali merekah ketika anak itu menatapnya polos.
"Mirip Saburo...,"ia menggumam pelan. Manik biru lautnya menatap tempat bayi itu berada, yaitu tepat diatas pakaian Saburo.
"Hei shounen, namamu siapa?"
"Bu-Buwo!"anak itu menyahut penuh semangat, membuat Riou tertawa pelan.
"Buro besar kok bisa jadi bocah menggemaskan seperti ini sih?"pria itu menimang-nimang lembut bayi Saburo.
"Hipunocicu!"kata Saburo, seolah menyahut pertanyaan Riou,"Eh?"senyum hangat kembali ditampakkan, membuat Saburo seolah merasa aman didekat pria besar itu.
"Io!"panggilnya dengan nada anak-anak yang khas, membuat Riou gemas sendiri melihatnya,"Apa kau lapar?"tanya Riou lembut, nada hangat seolah berbanding terbalik dengan wajahnya yang biasanya selalu datar itu.
Secara perlahan, Saburo menundukkan kepalanya,"Mau omulice...,"gumamnya pelan,"Omulice buatan Io..."
'GEMAY!!!!'Riou hanya tersenyum ketika melihat wajah gemas si bocah, ia kemudian berkata,"Baiklah, akan kubuatkan omurice, kau mau ikut?"Saburo mengangguk cepat,"Un!"
"...baiklah~♡"
-000 -
Setelah Riou selesai memberi makan dan memandikan bocah Saburo, ia kemudian bersantai bersama di sofa itu. Tangan besarnya melingkar di pinggang mungil Saburo, pria itu tersenyum,"Aku suka melakukan ini pada istriku.., mmm.., ukh.., aku kangen dia."
"Nyahahaha!"Saburo tertawa kecil, seolah menjawab omongan Riou,"Io! Es klim!"
"Nanti saja ya.., kamu kan baru makan cokelat,"bujuk Riou lembut, khawatir sang bocah akan menjadi sakit gigi. Bukannya diam, Saburo justru merengut,"ES KLIMMMMM!!!!"teriaknya kencang.
"Buro..., kalau Buro ngga nakal, Io peluk terus deh,"bujuk Riou lagi,"Nanti ya... es krim nya,"kata Riou lagi. Bukannya diam, teriakan Saburo semakin keras.
"ES KLIMMMMM!!!!"
"Astaga..., tidak mungkin aku memukulnya walaupun lembut. Baiklah, kita beli es krim, ya?"tangisan Saburo seketika berhenti, manik dwi warna nya berbinar,"Janji?"
"Janji,"kata Riou sembari menggendong Saburo mungilnya,"Kita pergi sekarang."
Kaki jenjangnya berjalan cepat agar sang bocah dipelukan tidak kembali menangis, sembari berjalan, Riou juga sesekali menyahuti perkataan bocah mungilnya.
"Yo Riou!"teriak Samatoki sembari berjalan kearahnya, pria itu menghembuskan asap dari sela bibirnya, membuat Riou segera mengarahkan kepala Saburo mungil ke dadanya, seolah menutup hidung anak itu.
"Lagi apa?"tanya Samatoki sembari mendekati pria itu, diikuti Jyuto yang sedang memegang sesuatu di tangannya.
"Mat, jangan lupa lo ada janji nanti."pria itu berkata tanpa melihat Riou, setelah ia selesai berbicara, barulah ia melihat Riou.
"Mat, jangan ngerokok dulu, plis."Riou meminta dengan nada datar,sedikit kesal karena Samatoki tak kunjung peka. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membekap mulut Samatoki agar asap di mulutnya segera tertelan.
"UHUK UHUK! LO GILA YA?!"teriak Samatoki sembari mencengkram kerah Riou. Riou menatapnya datar,"Kan aku sudah bilang jangan merokok, ada anak kecil, bodoh."
"Eh?"Samatoki baru menyadari adanya keberadaan Saburo mungil,"Anak siapa ini?"tanya pria itu sembari menoel-noel pipi gembil Saburo.
"Buwooo!"teriak Saburo semangat, memperlihatkan wajah imut yang susah pasti sangat menggemaskan,"Awwww,"sahut Samatoki,"Ih bocahnya imut, tapi bapaknya sangar weh."Samatoki menaikkan sebelah alisnya, meledak Riou.
"Bacot."gerutu Riou pelan,"Lagipula ini bukan anakku kok, aku menemukannya diatas pakaian Saburo."
"ES KLIMMMMM HUWEEEEE IOOOOOOO!!"
"I-iya,"sahut Riou sembari menimang-nimang sang bocah,"Kita beli sekarang ya...,"
"Sampai ketemu lagi, jangan lupa nanti ada pertemuan."
-000-
Riou segera bersiap setelah ia berhasil menidurkan Saburo mungilnya, namun saat ia tengah memakai jaketnya, pria itu merasakan ada yang menarik-narik pelan celananya.
"Eh?"sedikit terkejut, Riou menatap Saburo yang menguap kecil kemudian menatapnya,"Io mau kemana? Ikut.., Buwo takut sendilian...,"
"Ah...,"Riou segera berjongkok, menyetarakan tinggi mereka,"Io lagi mau ada pertemuan.., Buwo gaboleh ikut, udah malam soalnya."Riou tersenyum hangat sembari berusaha memberi pengertian pada sang bocah.
"Ikut...,"pinta Saburo dengan puppy eye andalannya,"Buwo gamau sendilian."
"Awww...,"Riou jadi gemas sendiri melihatnya,"Baiklah, ayo kita ganti pakaianmu."
-000-
"Kau mirip sekali dengan istriku,"kata Riou sembari mendudukkan Saburo diatas joke mobil.
"Saburo besar selalu begini ketika membujukku."pria itu berkata lagi sembari memasangkan sabuk pengaman,"Sebentar ya,"katanya, kemudian ia turut masuk ke mobil itu.
"Saburo besar akan berteriak manja ketika aku tidak menurutinya, tapi terkadang ia akan milih diam saja. Haah, jika dia sudah diam, aku tidak tahu harus berkata apa."
"Saburo itu unik,"Riou menceritakan soal sang istri, yang disambut dengan kedipan polos,"Dia dewasa sekaligus kekanakan. Manja sekaligus mandiri, lalu...,"pria itu tersenyum.
"Menggemaskan.., aku mencintainya apa adanya. Sekekanakan apapun ia, semanja apapun ia, semenyebalkan apapun ia."
"Aku tetap mencintainya sepenuh hati."
"Kuharap dia juga begitu."
POOF!
"Aku juga, Riou-san. Terima kasih sudah mengatakan isi hatimu yang sebenarnya."
"...eh?"Riou menoleh,"Saburo?!"
Ia segera menepikan mobilnya, kemudian mengusak gemas kepala Saburo,"Dasar nakal, aku sempat panik kau menghilang, tahu!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro