Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Daddy?

Hypnosismic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Genre: Fluff ga sih?
Warn: OOC and typo

"Saburo,aku pergi dulu ya. Jaga dirimu,ok?"Riou mengusap perut Saburo yang membuncit,"Jaga dia juga ya."Saburo mengangguk,"Un! Kau juga jaga diri ya!"ia mengusap perutnya sendiri,lalu tersenyum ketika Riou mengecup pipinya dan pergi.

~~~~~~~~~~♡♡♡♡♡♡~~~~~~~~~~

Beberapa tahun sudah berlalu, Saburo melahirkan seorang putra yang sangat manis,ia beri nama Ryoichi Busujima. Anak itu kini sudah menginjak umur lima tahun,masa-masanya anak-anak menjadi sangat hyperaktif,membuat Saburo terkadang lelah mengurus putra tunggalnya itu. Ia menatap Ryo yang sedang berlarian di taman diiringi gelak tawa,membuat dirinya turut tersenyum walau hanya senyuman tipis,"...Riou-san,putramu sudah mulai tumbuh besar lho..."gumam Saburo sendu,seolah abai pada Ryo yang menyodorkan setangkai bunga hutan dari taman itu,"Kaa-chan!! Ini untuk kaa-chan!"kata Ryo pada Saburo yang sedang melamun, membuat anak itu khawatir,"Kaa-chan!!"

Saburo tersadar dari lamunannya ketika ia mendengar teriakan cempreng dari putranya,"A-ah, ya ada apa Ryo?"tanya Saburo pada Ryo yang sedang memanyunkan bibirnya, juga menggembungkan kedua pipinya. Yang membuat Saburo menjadi gemas sendiri. Ia memainkan kedua pipi putranya yang kini tertawa gembira dipelukan Saburo,seolah lupa pada kenyataan kalau sang ayah sedang apa dan entah dimana.

Hari-hari hanya dilewati Saburo yang mengurus Ryo sembari bekerja sebagai hacker. Ryo selalu tersenyum gembira bersama Saburo,ia tak pernah menanyakan keberadaan ayahnya atau semacamnya. Melihat hal itu membuat Saburo tersenyum pada putranya.

Tak pernah sekalipun ia berpikir untuk bermain api dibelakang Riou sekalipun celah itu terbuka lebar.

Lima tahun berlalu,kini Ryo sudah masuk ke sekolah dasar,tak ada yang tahu kalau ia dibully hanya karena ia tidak memiliki ayah,anggapan mereka Ryo adalah anak haram yang lahir diluar tali pernikahan. Ryo sedih, sangat sedih sebenarnya saat mengetahui kalau ia tak pernah sekalipun melihat ayahnya ataupun foto ayahnya.

Sepulang sekolah,ia menatap punggung sang ibu yang sedang sibuk melakukan pekerjaannya,"Kaa-chan,"panggilnya pada Saburo, membuat pria itu menoleh,"Ah, okaeri Ryo,maaf tadi kaa-chan mengabaikan dirimu. Apa kau sudah makan?"Ryo hanya mengangguk kecil sebagai jawaban,anak itu menatap Saburo,"Kaa-chan,apa benar aku ini anak haram?"

Pertanyaan Ryo membuat Saburo terdiam seribu bahasa,'Apa-apaan?'ia membatin,"Tentu saja tidak. Kamu punya ayah kok."

"Dimana? Kok aku nggak pernah lihat sekalipun?"

'Maaf Riou-san...'Saburo tersenyum lembut lalu mengelus surai blonde putranya,"Ayahmu sedang ada tugas, entah kemana aku juga tidak tahu."kata Saburo dengan lembut, ia menarik Ryo ke pangkuannya dan kembali menatap layar komputer,"Ayahmu itu orang yang hebat,dia pintar juga sangat kuat..."

'Tapi lemah dalam menghadapi pesonaku.'ledek Saburo dalam hati, manik hetero Ryo berbinar,"Benarkah?"tanyanya penuh harapan,Saburo mengangguk,ia lalu mengeluarkan foto pernikahannya dengan Riou,"Ini ayahmu."ia menunjuk seorang pria yang lebih tinggi darinya,dalam balutan tuxedo mewah.

"Dan ini kaa-chan?"tanya Ryo sembari menunjuk orang disisi Riou,Saburo mengangguk kecil,"Iya."Ryo mendongak,menatap wajah sang ibu,"Kaa-chan manis sekali di foto ini!"ujarnya semangat,membuat Saburo tersenyum lembut,"Iya,kaa-chan tahu,kalau tidak kenapa aku bisa menikah dengan ayahmu?"

Beberapa tahun berlalu,kini Ryo sudah lulus sekolah dasar dan sedang melanjutkan jenjang pendidikannya ke sekolah menengah,Ryo yang dulu bukan lagi Ryo yang sekarang,ia yang dulu adalah pribadi yang polos dan penuh kelembutan. Tapi semakin ia dewasa,ia semakin mengerti kalau semua orang jika ia terlalu berbaik hati,akan balik menginjaknya. Penampilannya yang dulu menggemaskan,kini ia memakai kacamata dan sangat suka hal berbau senjata.

Mirip ayahnya.

Juga Samatoki,hanya saja ia masih memiliki sopan santun. Itu karena ia dekat dengan putri dari Samatoki Aohitsugi.

Saburo menghela napasnya perlahan, ia menatap putranya yang bersimpuh dihadapannya dengan pipi terbalut perban dan beberapa luka lecet lainnya,"Berkelahi lagi?"Ryo mengangguk takut-takut,"Sama siapa?"Saburo bertanya,nadanya lembut namun tersirat ketegasan didalamnya,"Dengan preman sekolah yang... yang membully adik kelasnya, maaf Kaa-chan,Ryo gak akan ulangin lagi kok..."jelas Ryo,namun nadanya berkata kalau ia takut dimarahi.

Gelud boleh jalan terus itu juga dengan catatan hanya jika orang yang memulai duluan,tapi depan orang tua harus tunduk. Itulah prinsip yang dipegang Ryo.

"Siapa yang mulai duluan?"tanya Saburo dengan tatapan tegas,"Itu... Rei.."jawab Ryo,Saburo tersenyum,"Jadi bukan kamu yang memulai duluan?"Ryo menggeleng kecil,"Kalau begitu itu bukan sepenuhnya salahmu. Apa kacamatamu retak lagi?"Ryo mengangguk kecil,"Ya sudah,nanti kaa-chan perbaiki."Saburo mengelus surai blonde Ryo penuh kasih sayang, terselip kerinduan ketika ia mengelus surai lembut yang mengingatkannya pada seseorang.

Ayah bocah dihadapannya ini.

Tahun baru dilewati mereka berdua, hanya berdua seperti biasanya. Tak ada yang spesial,tak ada yang menarik. Ryo marah pada sang ibu, ia bertekad untuk pergi dari rumah, mencari keberadaan sang ayah.

Tapi tahukah kalian kalau Saburo dapat meluluhkan orang sekeras apapun? Skill itu dipakai untuk meluluhkan putranya yang keras kepala seperti ayahnya. Dan berhasil, namun Ryo tetap menanyai dimanakah keberadaan sang ayah sekalipun sang ibu sudah menjelaskan kebenarannya pada sang putra.

Keras kepala,sulit diatur,si wajah datar,si lembut hati,si hetero,semuanya melekat erat pada Ryoichi yang seringkali dipanggil Ryo oleh semua orang.

Entah kenapa semua sifat itu merujuk pada Riou yang juga tak jauh berbeda sifatnya seperti putranya. Pada suatu ketika,Saburo sedang menelepon seseorang di kamarnya yang ia sudah pastikan untuk mengunci pintunya. Ia menyapa orang itu,"Halo?"

"Saburo,apa kabar?"

"Ri... Riou-san... aku baik saja!"manik hetero Saburo berbinar,itu adalah Riou,yang sudah hampir sepuluh tahun lebih ia tidak bertemu pria itu ataupun mendapat kabar darinya. Riou yang sedang menelepon di Amerika tersenyum mendengar suara yang dirindukannya selama ini,

"Ryoichi apa kabar? Apa dia sudah lahir?"

"Tentu saja sudah,baka! Dia mirip sekali denganmu... astaga aku... aku senang sekali kau meneleponku! Kapan kau akan kembali?"

"Hum? Hm... kira-kira sebulan lagi,kenapa? Kau sangat merindukanku ya?"

"Tidak! Aku nggak merindukanmu!"

"Hm... nada suaramu berbeda, katakan saja kau merindukanku. Masa sih sepuluh tahun tak bertemu dan kau tak merindukanku? Atau... jangan-jangan ada penggantiku ya disana?~"

"BODOH!! TENTU SAJA TIDAK ADA PENGGANTIMU DISINI! DAN AKU SANGAT MERINDUKANMU! CEPAT PULANG,BAKA!!"

"Saburo,telingaku jadi tuli nih..."

"AKU TIDAK PEDULI!"

"Hahaha,sudahlah. Kalau begitu sekarang umur Ryoichi kira-kira delapan belas kan? Aku akan pulang sebulan lagi,jangan katakan padanya. Aku ingin membuat kejutan untuknya. Oke?"

"Oke... cepatlah pulang!"

Saburo memutus panggilan dengan wajah bahagia,ia senang Riou akan segera kembali buatnya dan putranya, menepati janjinya dahulu.

Sebulan berlalu dengan sangat cepat, hari ini adalah hari kelulusan Ryo dari sekolah menengahnya,ibunya tak ada,membuatnya sedikit sedih.

Setelah acara penyambutan dari kepala sekolah selesai,tiba-tiba saja ruangan gym didatangi seorang tentara,membuat Ryo terdiam mengingat-ingat apa dia pernah buat masalah besar. Tentara itu tiba-tiba mendatanginya lalu memeluknya erat,"Oh my boy... i miss you so much."

Ryo mengerinyit bingung,ia menatap Saburo yang berada dibelakang pria yang memeluknya,"Ano... maaf,kamu siapa?"

Riou tersenyum tipis,"Aku ayahmu yang selama ini kau cari,Ryoichi Busujima."Ryo semakin tidak mengerti,

Karena otaknya mendadak dangkal.

"Hah?"ia menatap wajah Riou,terlihat seperti bercermin karena wajahnya terlampau mirip,"Tou...san?"ia membalas pelukan Riou dengan erat, terharu tak menyangka kalau ia akan bertemu ayahnya disaat ia lulus, pantas saja ibunya tak ada disisinya tadi,ternyata sedang mencari ayahnya toh.

Ryo tersenyum tipis,sangat terharu, ia menangis dipelukan sang ayah tanpa memerdulikan tatapan teman-temannya,setelah puas menangis,ia berbisik ditelinga Riou,"Ingatkan aku untuk menghajarmu karena sudah membuatku menunggu terlalu lama."

End

[A/N]

Bangke

Jan lupa voment

Regards
Ark Akifuyu

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro