Chūoku Riou
Hypnosismic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Chūoku!Riou x Wife!Saburo
Genre: Angst(?),Hurt(?),Comfort and others
Warn: OOC,Typo and others
"Saburo,aku pergi ke konbini dulu ya, ada yang ingin kau titipkan?"tanya Riou pada Saburo yang tengah mengusap perutnya yang sedikit membuncit,"Ah... tidak ada."jawab Saburo kalem,Riou mengecup dahi Saburo lalu pergi dari kediaman mereka berdua.
================================
Seminggu berlalu semenjak Riou pergi ke konbini dan tak kunjung kembali,Saburo menatap ponselnya, lalu mencoba menghubungi ponsel pasangannya,yang tentu saja tidak aktif. Ia mengerang pelan,ketika ia merasakan bayi di perutnya bergerak, ia tersenyum,"Ryo,maaf ya,ayahmu belum kembali."
Hela napas ia keluarkan,menatap dinginnya salju bulan Desember, tetap menunggu kepulangan sang suami. Ia menghela napasnya kasar, lalu mencoba menelepon sahabat pasangannya yang kebetulan sekali langsung diangkat,"Halo,"sapa Saburo lirih,"Hai,halo Saburo-kun."sahut Jyuto dari seberang line, Saburo tersenyum kaku,"Ada kabar terbaru?"tanyanya,"...tidak,kami belum dapat kabar terbarunya."jawab Jyuto canggung,Saburo kembali menghela napas berat,"Um... itu... apa kabar bayi yang ada dikandunganmu?"tanya Jyuto basa-basi,berusaha mencairkan suasana canggung yang tercipta,reflek,Saburo mengelus perutnya lagi,"Baik-baik saja,mungkin?"
"Eh? Apa kau yakin?"tanya Jyuto khawatir,"Kalau ada apa-apa aku bisa memanggilkan Jakurai-sensei untukmu."Saburo tersenyum kaku,ia menyahut tak kalah pelan,"Jyuto-san, aku baik-baik saja kok,jangan khawatirkan aku."
"...hai... baiklah. Jaga dirimu."Jyuto memutus panggilan sepihak,Saburo kembali duduk ditepi ranjang yang kini ia tempati sendiri,mengambil obat yang diberikan Jakurai lalu meminumnya,menghela napas saat mendapat efek yang diinginkan,ia berbaring,menatap foto ia dan Riou, dalam balutan tuxedo dan gaun pengantin yang simple ketika acara pernikahan mereka,ia kembali tersenyum kaku,mengelus perutnya lalu berkata,"Miss... you..."
Pagi hari pun berlalu,Saburo masih tanpa menyerah mencari keberadaan pasangannya,ia sudah melacak nomor ponsel,semuanya ia lakukan dan hasilnya nihil,tak ada petunjuk apapun. Saat ia tengah menikmati makan siangnya dalam diam,Samatoki tiba-tiba meneleponnya,ia segera mengangkatnya dan menyapa pria itu ala kadarnya,namun ternyata yang berbicara melalui ponsel Samatoki adalah Jyuto,ia berkata,"Maaf harus mengabarkan ini,tapi..."
"Tapi apa?"tanya Saburo penasaran, ia segera membersihkan sisa makanannya dan duduk didepan pintu kediaman mereka,masih setia menunggu kepulangan Riou. Terdengar nada ragu saat Jyuto mengatakan hal itu,hal yang membuat Saburo terdiam seribu bahasa,"Riou... masuk Chūoku."
Saburo seketika terdiam,ponselnya meluncur bebas hingga menghantam lantai,perutnya tiba-tiba merasa nyeri yang sangat menyakitkan,"Egh..."ia hanya bisa mengerang,tak sanggup bergerak,ponselnya yang masih menyala,menunjukkan panggilannya dengan Samatoki belum tertutup, Jyuto yang memakai ponsel Samatoki tentu saja mendengar erangan itu dengan sangat jelas,ia segera mematikan panggilan dan pergi ke kediaman Saburo.
Hampir satu jam berlalu,kini Jyuto sedang mengompres kepala Saburo yang ia rasakan sangat panas,ia menatap wajah tidur Saburo,lalu menghela napas kasar,"Maaf."gumam Jyuto pelan,menaikkan selimut hingga batas leher dan meninggalkan Saburo sendirian di kediaman mewah mereka berdua.
Saburo terbangun dalam kondisi berkeringat dingin,seperti biasa, mimpi buruk jika tak ada Riou. Ia segera mengganti pakaiannya,lalu membersihkan kediaman mereka berdua ala kadarnya,karena ia sendiri pun saat ini tak cukup kuat untuk membersihkan semuanya. Sorenya Jyuto mengajaknya ke Chūoku,agar siapa tahu ia bisa membujuk Riou untuk pulang.
Mereka berhasil menemui Riou, namun Saburo terdiam saat melihat pasangannya,berdiri dihadapannya dengan tatapan angkuh,dan yang terpenting adalah pakaiannya! Seragam khas Chūoku membalut tubuh pasangannya,ia melihat tanda Chūoku di leher pasangannya,namun karena ia sangat merindukan pasangannya,ia tanpa pikir panjang lagi langsung memeluk Riou dengan sangat erat,menumpahkan tangisan tanpa peduli kalau seragam Chūoku pasangannya akan basah kuyup oleh air matanya. Respon yang ia dapat sangatlah mengejutkan,Riou menepis atau membanting tubuh mungilnya, hingga ia merasakan kontraksi hebat pada perutnya,"LO GILA HAH?!"bentak Jyuto yang langsung berusaha membantu Saburo untuk bangkit,ia menatap Riou tajam,"INI ISTRI LO,BODOH!"Riou hanya menatap mereka berdua datar,binar matanya kosong,"Saya tidak mengenal kalian berdua,"dengan perlahan,ia menepuk-nepuk sisa pelukan Saburo,seolah menghapus jejak kalau beberapa menit yang lalu, pasangannya yang tengah hamil anak mereka memeluk dirinya erat. Riou kembali berkata,"Jadi saya sendiri juga tidak suka sembarangan disentuh oleh manusia rendahan seperti kalian."
Hati Saburo seketika tertusuk mendengarnya,ia dengan susah payah berusaha bangkit,lalu memeluk kaki Riou,"Pu... langlah..."ia berucap disela rasa sakitnya akibat kontraksi tadi,"Aku... menunggu... mu."kata Saburo lagi,Riou langsung menggerakkan kakinya,melepas pelukan dari Saburo dan menendang perut Saburo yang agak membuncit itu,hingga menjauh.
"GHAKH!"erang Saburo kesakitan, Jyuto yang terkejut langsung menatap Riou dengan tatapan membunuh,sebelum ia berkata,"Kau, akan menyesali semuanya nanti!"ia segera memapah Saburo,tanpa memerdulikan Riou yang sempat-sempatnya menjawab,"Saya tidak akan menyesali itu,lebih baik manusia rendahan seperti kalian berdua mati saja daripada memenuhi isi bumi ini."
Saburo segera dipapah Jyuto keluar, dari ruang pertemuan di Chūoku, darah dan air ketuban mulai mengalir dari selangkangan Saburo,Jyuto segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Menunggu di lorong,itu adalah kegiatan Jyuto saat ini,ia berhasil membawa Saburo dengan selamat menuju rumah sakit. Tak lama Jakurai keluar,ia menepuk pundak Jyuto,guna memberi ketenangan sebelum berkata,"Bayi Saburo-kun tak dapat kami selamatkan dan kini Saburo-kun sedang koma."
Sementara itu,di ruang pertemuan Chūoku yang sudah kosong,yang hanya menyisakan Riou seorang. Riou menatap kedua tangannya yang berbalutkan sarung tangan putih dengan tatapan yang tak bisa diartikan,kesadaran aslinya kembali walau hanya beberapa detik,"A... ah..."ia tiba-tiba saja menangis tanpa alasan,"Aku... akan kembali... maafkan kelakuanku... tadi.."namun baru saja kesadaran aslinya kembali, binar matanya kembali berubah menjadi kosong,ia menyeka air matanya kasar,lalu menatap ruangan kosong itu,"Mereka,"ia menatap sisa darah dari selangkangan Saburo, juga sisa darah dari Jyuto,yang terluka entah kenapa,"Pantas mendapatkan hal itu."ia menepuk kedua tangannya, lalu pergi dari ruangan itu, mengabaikan serigai dari Ramuda sang artificial intelligent yang berada disudut ruangan,yang sedang menyerigai puas.
Napas Saburo terdengar sangat pendek dan cepat,kamar rawat Saburo juga sangat hening,hanya ada suara konstan dari alat elektrokardiogram yang terdengar rutin selama beberapa detik sekali. Ia masih dalam masa koma,dan hanya Jyuto dan Samatoki yang menjaganya secara bergilir. Kedua kakaknya? Sudah mati dibunuh pihak Chūoku karena mereka mengetahui rencana gila Chūoku. Samatoki menatap tubuh Saburo yang tertutupi oleh berbagai peralatan medis,ia tersenyum miring,namun senyum yang berbeda,"Lo..."ia mengeluarkan sebatang permen dari sakunya,"Kok mirip bat si sama Ichiro? Kan... gue kangen jadinya."Jyuto refleks memukul punggung Samatoki keras,"Ya iyalah bodoh,kan mereka kakak adik! Otak tuh dipake!"omel Jyuto kesal,Samatoki hanya tertawa ringan lalu balas memukul Jyuto.
Sementara itu,Riou yang sedang berada di ruangan pribadinya di Chūoku,menatap sebuah cincin yang tergeletak tak berdaya,juga sudah lama tak tersentuh diatas meja. Itu adalah cincin pernikahannya bersama Saburo. Dengan ragu dan perlahan,ia mengambil cincin itu lalu menatap cincin perak yang ia letakkan diatas tangan kirinya yang masih berbalutkan sarung tangan putih, khas Chūoku. Ia meneliti tulisan kecil yang terukir diatas cincin itu,
Yamada Saburo
Ia mengerinyit saat membaca tulisan itu,ia lalu meletakkan kembali cincin itu dan membongkar laci data distrik Ikebukuro,nama Yamada Saburo tergeletak paling bawah,berdebu dan kotor. Ia mengambil map itu,lalu membersihkannya dan membaca isinya,isinya hanya data pada umumnya,nama,umur dan lainnya. Namun ia merasa ada yang aneh dengan nama Saburo,seolah ada perasaan aneh yang di relung hatinya. Ia terus melanjutkan kegiatannya membaca dokumen itu,dan tanpa ia sadari kalau ia menangis. Ia menyeka air matanya,"Aku..."ia menatap cincin itu dengan tatapan tak bisa diartikan,"Punya hubungan apa... dengan orang itu?"
Satu laci disudut ruangannya mengalihkan atensinya,ia menatap laci itu,memang hanya bertuliskan anggota Chūoku,namun ada yang aneh,ada yang terkelupas disana. Ia mendekati laci itu dan merobek stiker yang tadi sedikit terkelupas,tulisan diatasnya membuatnya terkejut,
Hasil cuci otak
Ia membuka laci itu dengan hati-hati, membongkar isinya dan mendapatkan file dengan namanya sendiri. Ia segera mengambil file itu, lalu membacanya cepat,
Subject no.009
Nama: Riou Mason Busujima
Keterangan:
Tertanggal xx bulan xx tahun xx
Menculik subject yang baru saja kembali dari konbini,lalu membawanya ke laboratorium Chūoku.
Tanggal xx bulan xx tahun xx
Mencuci otak subject menggunakan hypnosismic yang asli,subject tidak sadarkan diri. Namun tanda vital dalam keadaan normal.
Tanggal xx bulan xx tahun xx
Membuat tanda Chūoku di leher subject menggunakan besi panas, subject masih belum sadarkan diri.
Tanggal xx bulan xx tahun xx
Menggantikan pakaian subject menjadi seragam khusus Chūoku. Tanda vital dan gelombang otak subject masih normal.
Tanggal xx bulan xx tahun xx
Subject sadarkan diri,berhasil membuatnya melupakan semuanya termasuk keluarganya sendiri. Hypnosismic yang asli berhasil mencuci otak subject.
Tanggal xx bulan xx tahun xx
Subject mengeluh sakit kepala,yang lumayan ekstrim. Harus memakai hypnosismic yang asli untuk membuatnya lupa akan segalanya dan hanya mengabdi pada Chūoku.
Tanggal xx bulan xx tahun xx
Keluarga subject datang,namun subject menolak kedatangan keluarganya yang membuktikan kalau efek hypnosismic yang asli sangat hebat.
Riou menutup file itu,sakit kepala tiba-tiba saja menghantam dirinya. Saat ia sedang mengembalikan file itu ke tempatnya,Ramuda tiba-tiba saja masuk. Ramuda menyerigai,"Ah.. kau sudah tahu semuanya ya?"tanya Ramuda bernomor 10,Riou menoleh dan ia seketika membatu,Ramuda yang menatapnya langsung mengeluarkan hypnosismic yang asli, menyalakannya lalu kembali berusaha mencuci otak Riou. Riou yang tak mau menjadi budak Chūoku lagi segera menutup kedua telinganya dan berteriak sekerasnya,"GHARGHHHHH!!!"
Namun tiba-tiba saja Ramuda yang lainnya muncul,Ramuda yang bernomor leher 01 tiba-tiba saja menerjang Ramuda 10 dan menghantamnya menggunakan hypnosismic miliknya,Ramuda bernomor 10 jatuh tak sadarkan diri, lalu Ramuda 01 segera mendekati Riou,"AYO CEPAT!! KABUR DARI SINI!!"ia segera menarik tangan besar Riou,meraih cincin pria itu dan memakaikannya.
"A... Amemura Ramuda?"Riou mencoba memanggil Ramuda yang dari tadi menariknya,berlari di lorong-lorong Chūoku dengan alarm tanda bahaya mengiringi,Ramuda menatap Ramuda lainnya yang mengepung mereka,ia melawan semuanya menggunakan hypnosismic miliknya, dan mereka berhasil mengalahkan semua Ramuda itu,namun tiba-tiba saja Riou kembali merasakan sakit pada kepalanya,"Arh... sakit kepalaku!!"Ramuda menoleh,tatapan Ramuda mengisyaratkan tanda bahaya,"LAWAN ITU RIOU!! LAWAN!!"perintah Ramuda sembari berlari bersama Riou,menghindari kejaran dari para Ramuda yang lainnya.
"Kenapa kau mau menolongku?!"tanya Riou sembari berlari dan menahan sakit kepalanya, Ramuda balas berteriak menjawab,"Karena aku tak mau kau jadi sepertiku!! Kau masih punya orang yang menunggu kepulanganmu! Dan aku tak memiliki hal itu jadi aku akan membantumu keluar!! Terus saja berlari dan jangan lihat belakangmu!!"
Riou menuruti perintah Ramuda,ia berjuang melawan sakit kepalanya dan akhirnya mendapatkan kesadaran aslinya kembali,Ramuda masih berlari bersamanya,dan saat mereka sampai di gerbang Chūoku yang sudah tertutup,Ramuda segera menggunakan sidik jari dan pupil matanya guna membuka pintu itu, setelah pintu itu terbuka,Ramuda yang lain sudah mengepung mereka, Ramuda 01 segera mendorong Riou keluar,"SETELAH INI,"ia berteriak sembari menahan Ramuda kloningan yang semakin banyak,"CARILAH ISTRIMU!!"Riou mengangguk,"KAU JUGA!! AYO KELUAR!!"teriak Riou, Ramuda yang sudah tak sanggup lagi hanya menggeleng,"AKU TIDAK BISA!! SELAMAT TINGGAL!! SAMPAIKAN SALAMKU PADA DICE DAN GENTARO!!"
BAMM!!
Gerbang Chūoku kembali menutup, menelan Ramuda diantara Ramuda lainnya,yang sedang menyiksanya. Riou menatap sekelilingnya,ia segera berlari lagi,khawatir pihak Chūoku kembali mengejarnya. Ia segera merogoh ponselnya dan menelepon Jyuto,memberi tahu kalau ia akan mencari Saburo. Jyuto segera memberi tahu keberadaan Saburo, yang membuat Riou terdiam dan segera menuju rumah sakit.
Ia sampai di rumah sakit,masih mengenakan seragam Chūoku miliknya,membuat para dokter menepi karena takut akan otorita Chūoku. Ia segera mencari kamar Saburo dan mendobrak masuk,tepat ketika Saburo menghembuskan napas terakhirnya dihadapan dirinya, Samatoki,Jyuto dan Jakurai serta beberapa tim dokter lainnya. Matanya kembali kosong,derap langkah terdengar karena ia dengan terburu-buru mendekati Saburo yang sudah ditutupi kain putih panjang. Ia menggenggam tangan kecil Saburo yang mengurus,membuka kain penutup itu dan menangis,berteriak dan memanggil Saburo,meneriakkan penyesalan yang tak pernah ia ucapkan,meminta maaf dan memanggil Saburo terus menerus dengan air mata yang terus menetes, membasahi selimut penutup Saburo dan membasahi Saburo. Jyuto, Samatoki dan lainnya memutuskan untuk keluar,membiarkan Riou menangisi kematian Saburo.
Mukjizat terjadi,napas dan detak jantung Saburo kembali,dan yang terpenting adalah Saburo kembali sadar! Riou segera memanggil dokter,dan menatap Saburo dengan binar bahagia,setelah mendengar penjelasan dokter,ia kembali masuk ke ruangan Saburo dan menatap Saburo yang duduk diatas brangkarnya,masih lemah. Ia segera memeluk Saburo dengan sangat erat, abai pada tatapan terkejut Saburo, yang tidak mengira pasangannya akan kembali. Tak hanya Saburo yang terkejut,para suster yang baru saja akan keluar dari ruangan Saburo juga ikut terkejut,ketika ada seseorang yang memakai seragam Chūoku tiba-tiba saja memeluk orang biasa.
Saburo dengan perlahan membalas pelukan itu,membiarkan Riou menangis dipelukannya,"Maaf... maafkan aku... maaf... maaf membuatmu jadi seperti ini... maaf sudah membunuh anak kita..."dengan nada lirih,Saburo menyahut,"Tidak... apa... yang penting... kau kembali..."
Riou melepas pelukannya dengan Saburo,ia lalu menangkup pipi tirus Saburo,membiarkan air mata terjun bebas dari pelupuk matanya,lalu mencium bibir Saburo dengan sangat lembut,hati-hati dan penuh perasaan, ia melumat bibir Saburo dengan lembut,mengabaikan tatapan orang yang ada di ruangan itu,"Aku..."ia melepas ciumannya dan menatap Saburo penuh tekad,"Akan menjagamu sebaik mungkin dan aku tak akan mengulangi perbuatanku lagi."Saburo hanya mengangguk, kembali menenggelamkan wajahnya dipelukan sang suami yang telah kembali.
Tamat
[A/N]
Oh my... RAMDAN NOLONGIN RIOU DONG BUAT KELUAR!!
ALASAN RAMUDA MALAH BIKIN GUE BAPER!!! ASDFGHJKL!!
Eh ini angstnya berasa ga si? Gue bikin ginian gegara dapet fanart(?) Atau official art dimana Riou make seragam Chūoku,makanya gue bikin ff nya
Jangan lupa vote dan koment
Regards
Ark
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro