Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Baby

Langit malam yang nampak kesepian tanpa di dampingi bulan dan bintang. Hitam, gelap, sunyi. Padahal, waktu baru menunjukkan pukul 7 malam.

Kediaman keluarga Phantomhive yang biasanya bising karena ulah beberapa penghuni, meskipun pemiliknya benci akan keributan di tempatnya, kini sepi sekali.

"Tenang sekali. Bahkan jangkrik pun tidak mengeluarkan suaranya", seorang laki laki berusia sekitar 13 tahun, bersurai greyish-blue, bermanik ocean blue dengan mata kanannya yang ditutup eyepatch, berpakaian bangsawan, berbicara setelah menyesap habis secangkir teh.

"Mungkin ini anugrah dari Tuhan?", seorang laki laki tinggi bersurai hitam, bermanik merah darah, berpakaian pelayan serba hitam, menanggapi kata kata dari tuannya itu sambil menuangkan kembali teh ke dalam gelas yang tadi di pakai tuannya.

"Pftt. Lucu sekali mendengar kata kata seperti itu, terutama keluar dari mulutmu", kini laki laki yang memakai eyepatch itu menanggapi kata kata dari pelayannya dengan tawa dan senyum mengejek.

"Ah.... Anda benar juga", pelayan serba hitam itu tersenyum pada tuannya yang tengah menyesap tehnya lagi, kemudian mengambil sesuatu dari atas nampan. Sebuah surat dengan lambang sebuah kerajaan.

Laki laki yang memakai eyepatch mengerutkan keningnya menatap surat itu.

"Dari Ratu?", tanyanya dan dibalas anggukan oleh pelayannya. Diserahkan surat itu oleh sang pelayan pada tuannya, kemudian di buka surat itu dengan menyobek segel dari lilin yang bergambar simbol kerajaan menggunakan sebuah pisau.

Keningnya tambah mengkerut kala selesai membaca surat itu. Pelayannya menatap heran pada tuannya.

"Ada apa Bocchan?"

"Ratu..."

"Ratu?"

"Ratu... Ratu..."

"Ratu kenapa Bocchan?"

"Ratu menyuruhku untuk mengasuh seorang BAYI selama satu minggu! BAYI! Kau dengar itu Sebastian?! BAYI! Ya ampun. Aku tak mengerti apa yang dipikirkan oleh Ratu. Yang benar saja, masa aku disuruh mengasuh BAYI?!", laki laki yang memakai eyepatch yang di panggil dengan sebutan Bocchan oleh pelayannya, menatap horor pelayannya.

"Ya ampun Bocchan. Saya kira ada apa. Ternyata hanya itu"

"Apa maksudmu dengan 'hanya itu' hah?!"

"Tenang Bocchan. Bukankah misi kali ini tidak berbahaya? Mengasuh bayi itu mudah, biar saya saja yang mengasuhnya"

"Cih. Masalahnya, Ratu juga memintaku untuk ikut mengasuh bayi itu!"

Suasana menjadi hening seketika. Hingga.....

"OEK! OEK! OEK!", terdengar suara tangisan bayi yang cetar membahana di luar di pintu depan. Aneh, padahal jarak antara pintu depan dengan ruangan tempat dua laki laki itu berada cukup jauh. Mungkin saking kerasnya suara tangisan itu, sampai sampai terdengar.

"Ayo cepat Finny! Bard! Ada suara tangisan bayi diluar sana!"

"Ya! Aku tahu kok!"

"Meyrin-san! Pelan pelan!"

Suara berisik terdengar di balik ruangan kedua laki laki itu berada. Siapa lagi yang membuat keributan di tempat itu selain ketiga pelayan yang selalu bersama, bagai kertas dan perangko yang lengket.

Langkah kaki milik tiga orang pelayan yang terdengar buru buru menuruni anak tangga satu persatu. Satu pelayan perempuan bersurai merah syrup memakai kacamata bundar besar, dua pelayan laki laki bersurai pirang dengan topi jerami di punggungnya, lebih tepatnya seorang pengurus kebun, dan satunya bersurai pirang dengan sebatang rokok di mulutnya, berpakaian seorang koki yang memang dirinya seorang koki.

Pintu depan yang besar itu terbuka menampakkan suasana luar yang sepi nan gelap. Sebuah keranjang rotan berisi seorang bayi imut manis bersurai silver yang tengah menatap tiga orang itu dengan mata bulat nya yang berbinar bermanik ruby, pipi gembulnya yang berwarna pink.

"Aw... Lihat dia... Imut sekali~"

"Lihat lihat! Manik ruby nya itu! Indah sekali!"

"Ya, kalian benar. Tapi, apa yang harus kita lakukan dengan bayi ini?"

"Tentu saja mengasuhnya", suara lain terdengar di belakang mereka. Saat berbalik, nampak dua sosok laki laki dengan eyepatch menyilangkan kedua tangannya di depan dada, dan satunya laki laki tinggi berpakaian pelayan serba hitam di sampingnya.

"HEEEE??????!!!!!", ketiga pelayan itu berteriak bersamaan dengan mulut menganga lebar dan mata melotot tak percaya.

"B-Bocchan, anda serius?"

"Untuk apa aku main main? Lagipula, ini tugas dari Ratu untuk mengasuh bayi ini"

Mulut mereka bertiga kembali terbuka lebar mendengarnya. Tanpa disadari, sosok kecil dari keranjang keluar, merangkak masuk dan berhenti tepat di depan laki laki yang memakai eyepatch. Kedua tangan bayi itu terangkat seolah meminta untuk di gendong padanya.

"A-a-apa?"

"Bocchan, bayi itu ingin di gendong olehmu", pelayan serba hitam di sampingnya berbicara menanggapi perilaku sang bayi.

"Gendong?!"

"Tou....sama... Gen...dong...", bayi itu terus mengangkat kedua tangannya dengan wajah yang penuh mohon.

"TOU-SAMA?!", semua yang ada disana TANPA terkecuali, berteriak bersamaan dengan mulut menganga lebar dan mata melotot tak percaya.

-------------------------------------------------------------

Ok~ segini dulu~ :v
Gomen tak ada lucunya, meski genre cerita ini Humor :'v

Wkwk... Silahkan vote & comment minna (*^▽^)/

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro