Baby 2
"Bocchan, bayi itu ingin di gendong olehmu", pelayan serba hitam di sampingnya berbicara menanggapi perilaku sang bayi.
"Gendong?!"
"Tou....sama... Gen...dong...", bayi itu terus mengangkat kedua tangannya dengan wajah yang penuh mohon.
"TOU-SAMA?!", semua yang ada disana TANPA terkecuali, berteriak bersamaan dengan mulut menganga lebar dan mata melotot tak percaya.
"Ciel... Tak kusangka...", mereka semua menoleh untuk melihat siapa yang tadi berbicara dengan nada yang terdengar sangat sedih dan kecewa.
Seorang gadis yang seumuran dengan laki laki yang memakai eyepatch, memiliki surai pirang blonde, bermanik emerald, tengah berdiri di ambang kematian #eh ambang pintu dan memandang mereka terutama pada laki laki yang memakai eyepatch yang tak lain bernama Younglex #plak Ciel, dengan raut wajah sedih juga kecewa. Pecahan pecahan air keruh (karena bulir bulir air bening udah mainstream :v) menetes perlahan dari manik emerald nya.
"L-Lizzy! A-apa yang kau la-lakukan disini?!", panik. Ciel kaget melihat kedatangan gadis bernama Elizabeth yang di panggil Lizzy itu yang notabennya tunangannya. Panik karena takut tunangannya salah paham.
"Hiks... Padahal sudah susah payah aku kabur dari rumah hanya untuk bertemu denganmu. Tapi, lihatlah apa yang kudapat... Ciel.... Huaaaaa!! Huaaaaa!!", tangisan gadis tunangannya semakin menjadi jadi, membuat semut yang lewat langsung mati kena serangan jantung. Bahkan, harimau dari hutan yang tak jauh dari mansion itu langsung sesak nafas mendengarnya #plak untungnya asma Ciel tidak kambuh :'v
"Lizzy... Ini bukan seperti yang kau kira", Ciel mencoba untuk menenangkan tunangannya.
"Hiks... Hiks... Teganya kau Ciel... Teganya teganya teganya~" /malah nyanyi/
"Lizzy! Dengarkan dulu!"
"Kenapa.... Kenapa.... Kenapa.... "
"Cih! Kubilang, dengarkan dulu!"
"Kenapa kau tidak memberitahu aku kalau ada bayi seimut ini disini?!"
Suasana menjadi hening seketika. Makhluk makhluk disana memasang wajah speechless berjamaah. Para jangkrik bermain orchestra.
"Ealah... Tak kira opo toh", ujar pelayan serba hitam itu mengelus dadanya lega.
"Anjir Sebastian. Sejak kapan ente bisa ngomong bahasa Jawa?!", Ciel menatap kaget pelayan serba hitam yang tak lain bernama Sebastian.
"Sejak negara api menyerang cayang~"
"Vazeng! Siapa yang lu panggil dengan sebutan 'cayang' hah?!"
"Tentu saja makhluk imut berbulu lembut, bermata bulat besar, dengan cakar cakar mungilnya ini~ Masa bocchan sih? Ewh banget~", Sebastian mengelus elus anak kucing yang entah sejak kapan tengah di gendongnya dan menjawab pertanyaan dari tuannya dengan alay.
"Vang...keh! Hatchi! Hatchi! HUATCHI!!", anggap aja si Ciel bersin bersin :v. Ternyata alerginya kambuh lagi pemirsah!
"Gue... Pe..cat juga lu! Hatchi!", sambung Ciel sambil mengusap ingus yang keluar dari mulut #eh hidungnya dengan kedua lengannya. Semua yang ada disana menatap jijik dirinya.
"EWH!!"
"Su...su...su...su..."
"Susu? Bocchan ingin minum susu? Mau susu dari sapi atau dari gunung kembar?", dengan watadosnya, pelayan bersurai pirang dengan topi jerami di punggungnya bertanya seolah pertanyaan itu normal normal saja, padahal ambigu :"v
"Njirr lah lu Finny", pelayan dengan sebatang rokok di mulutnya mengusap wajahnya karena perilaku pelayan bernama Finny itu.
"Fi-Finny mesum!", Lizzy dan pelayan wanita yang memakai kacamata bulat besar syok sambil berpelukan layaknya teletabis.
"Ya amsyong... Kenapa hidup ane di penuhi makhluk makhluk macam ni", Ciel menepuk kepalanya sambil geleng geleng disko lalu menggendong sang bayi ala mengangkat karung beras ke kamarnya /hayoloh~bebeb mau ngapain? :v/Ciel:"asw.. Ngapain bebeb bebeb'an?! Lagian, ane gk napsu ama bayi :v/kalo sama akyu gimana?~/Ciel:"Sebastian! Bunuh dia!"/wanjirr :'v *kavor dengan gerakan kilatnya B.Halilintar :v*/ #abaikan
Di kamarnya, Ciel langsung mendudukkan bayi itu di atas ranjangnya /hayoloh~ #plak/
Sepasang manik ruby dan sebelah manik ocean blue saling memandang satu sama lain tanpa berkedip sekali pun.
"....."
"....."
Satu jam kemudian.
"Wanjirr... Mata ane perih!", Ciel mengucek ngucek :v kedua matanya begitupun bayi itu.
Brak!
Tanpa babibubebo, pintu kamar Ciel terbuka kasar menampilkan sosok bersurai pirang blonde twintail yang tak lain adalah Elizabeth Ethel Cordelia Middford/reader:cot lah :'V/atau sering di panggil Lizzy.
"Ciel!"
"Ada apa lagi Lizzy?"
"Aku ijin pulang. Ibu sudah menyuruh pelayan untuk menjemputku"
"Ya, silahkan"
"Apa tak apa?"
"Ya"
"Beneran?"
"Ya"
"Ciyus?"
"Ya"
"Miapa?"
"Banyak ngomong lu! Pulang sana!"
"Hehe~ Pai pai Ciel-kun~ dan, cutie baby~ Muach!~", Lizzy melesat keluar dari kamar Ciel setelah sebelumnya memberikan kiss bye menjijikkannya dengan bibir yang di buat monyong semeter :'v
"Tunangan ane gitu gitu amat", kembali geleng geleng disko kepala bersurai greyish-blue itu lalu menatap bayi di hadapannya.
"Ni bayi mending di apain yak? Namanya juga siapa?"
"Victorique"
"Njirr.. Bayi bisa ngomong! Eh.. Tadi juga ngomong sih..."
"Itu saya bocchan", Sebastian nongol tiba tiba di belakang Ciel.
"Vangkeh! Ngagetin ae lu! Mau bikin ane jantungan yak?!"
"Haha... Maaf bocchan. Saya hanya membacakan surat yang saya temukan di keranjang bayi itu yang berisi 'Victorique, berumur 7 bulan. Tolong jaga baik baik ya~ Seminggu kemudian, aku akan datang menjemputnya~ See ya~' . Begitulah isinya bocchan", ucap Sebastian membacakan surat di tangannya.
"Itu beneran Ratu yang tulis?", Ciel speechlees mendengar isi dari surat yang di bacakan Sebastian. Sebastian hanya mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh.
"Ah, bocchan. Saatnya anda mandi, begitu juga Victorique"
"Victorique? Siapa?"
"Hadeh... Victorique nama dari bayi ini. Anda tidak menyimak apa yang saya katakan ya?", Sebastian menepuk keningnya sambil geleng geleng disko.
"Uh... Yayaya. Siapa yang akan memandikan bayi bernama Vic... Vic... Victure... Eh, Vic... Victorikyu ini?"
"Victorique bocchan"
"Ah ya! Victorique! Siapa yang akan memandikannya? Tidak mungkin kau kan?"
"Ya, saya juga bingung siapa yang akan memandikannya", Sebastian berpikir dengan memegang dagunya sok keren.
"Bi-biar sa-saya saja yang memandikan Tori-chan!", pelayan perempuan yang memakai kacamata bundar besar yang tak lain bernama Meyrin, muncul tiba tiba di belakang Sebastian sambil membawa sekeranjang peralatan mandi bayi lengkap dengan pakaian gantinya.
"Tori-chan?"
"I-itu... Nama panggilan yang kami berikan untuk bayi ini. Supaya tidak ribet menyebut namanya"
"Oh. Baguslah. Tori. Aku juga akan memanggilnya begitu. Dan juga, dari mana kau mendapatkannya?", Ciel menunjuk keranjang yang di bawa Meyrin.
"I-i-ini... Um... Sa-saya... Um... Saya..."
"Saya?"
"Saya... Membelinya... Um... Sudah lama... Untuk... Um... Ng... Persiapan nan-nanti...", wajah Meyrin seketika menjadi merah padam disertai mengepulnya asap di atas kepalanya dan terjatuh pingsan.
Kenapa dia begitu?
Mari kita lihat apa yang ada di dalam pikirannya.
"Sebas-kun~ coba lihat bayi kita~"
"Ah... Dia cantik sekali sepertimu Meyrin-chan. Tak salah aku memilihmu sebagai pendamping hidupku juga ibu dari anakku, anak kita"
Ok, itulah sekilas yang ada di pikiran pelayan berkamata bundar besar ceroboh ini. Dan juga akhir dari chapter ini. Sekian, terima kasih.
------------------
Yup, cerita di chapter dua ini di akhiri dengan pikiran gaje dari pelayan ceroboh :v
OOC yak? :'v
Gomen.
Soalnya, kalo gk OOC, susah bikin komedinya :"v meski garing :'v/halah, bilang aja gk bisa bikin komedi/
Ciel:"banyak cincong lu Eri. Sekian, saya tutup chapter ini. Jangan lupa vote comment. Sankyu"
-Ciel Phantomhive-
He... Bebeb Ciel mah jaat :'v hmph... Baiklah, pai pai minna~ Don't porget tu vot en komen #RipInggris :'v
-Lot of hug and kisses- #cuih :v
Eri~ ❤
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro