Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Day 7

"Apa aku boleh meminta sesuatu di hari terakhirku di sini?"

Karma mengangkat kepalanya, melihat (Name) yang duduk di seberangnya, menatapnya dengan senyum kecil.

"... apa itu?"

(Name) menutup matanya sejenak.

"Setelah kau selesai dengan makan malammu, ayo lihat kembang api dari teras rumahmu, tapi kalau bisa kita melihatnya tetap dari dalam rumah."

Karma mengerutkan alis dengan heran.

"Kenapa tidak di teras saja?"

"Karena di teras udaranya dingin," jawab (Name), "kau bisa kena flu jika terlalu lama di luar."

"Tapi kita hanya melihat kembang api, setelah itu bisa kembali masuk."

(Name) hanya tersenyum, namun samar terlihat senyum yang dia tunjukkan adalah sebuah senyum kecil.

"Tidak bisa, ya?"

"Aku tidak bilang tidak bisa," sahut Karma, "tapi ayo lakukan."

"Oh, dan satu lagi."

(Name) mempertemukan kedua tangannya, lalu memiringkan kepalanya.

"Sambil menunggu tahun baru, tidur di pangkuanku, ya?"

Karma kembali mengerutkan alisnya.

Sebenarnya dia merasakan firasat tidak bagus mengenai ini.

Dia ingin sekali berkata tidak pada semua permintaan gadis di depannya ini.

Tapi jika Karma menjawab tidak.

(Name) pasti akan sedih, dan dia tidak mau itu terjadi.

Karma mendengus lalu mengangguk.

"Baiklah, kapan lagi bisa tidur di pangkuanmu?"

[][][]

"Malam ini cuacanya cerah."

Karma mengangguk kecil. Iris emasnya melirik ke langit malam untuk sejenak, sebelum akhirnya kembali fokus pada wajah (Name).

"Karma."

"Hm?"

"Aku pernah bilang untuk tidak jatuh cinta padaku, kan?"

"Ya, walaupun pada akhirnya aku melanggarnya," jawab Karma.

(Name) yang awalnya sedang menatap langit, menunduk untuk menatap Karma. Saat itulah Karma menyadari senyum sedih (Name).

"Terima kasih, Karma, dan maafkan aku."

Iris emas Karma melebar, lalu berkedip beberapa kali.

(Name) terlihat transparan di matanya.

Karma mengerutkan alisnya, menyadari bahwa dirinya tidak bisa bergerak, terlalu berat untuk bergerak, lebih tepatnya.

"Sepertinya obat tidurnya mulai bekerja," sahut (Name) mengelus kepala Karma.

"Obat ... tidur?"

(Name) mengangguk, tangannya berpindah ke pipi Karma.

"Kau mungkin sudah menduganya, aku adalah Guardian Angel, malaikat penjagamu, Akabane Karma."

(Name) menatap langit malam.

"Alasan aku jatuh di depanmu saat itu, karena aku menghalangi malapetaka mendekatimu yang datang tepat di hari ulang tahunmu," jelas (Name).

Helaan napas keluar dari mulut (Name).

"Para Petinggi mengetahui ini, dan perlu seminggu bagi mereka untuk melacakku karena lukaku disembuhkan di bumi dan menggunakan alat yang ada di bumi, yang membuat keberadaanku sedikit tersembunyi."

"Kenapa kau menyelamatkanku?"

(Name) menatap tangannya yang memudar.

"Kenapa? Bukannya sudah jelas, karena aku adalah penjagamu—"

(Name) tiba-tiba berhenti, lalu tertawa hambar.

"—setidaknya, itulah yang kauharapkan. Tapi sebenarnya bukan karena itu. Apa kau tahu kenapa malapetaka datang padamu?"

"Karena waktuku sudah datang?" tanya Karma.

"Tapi nyatanya, waktumu masih lama, kau masih punya masa depan yang harus kau raih," jawab (Name), "itu karena, salah satu makhluk surga jatuh hati padamu—aku."

(Name) tersenyum lebar.

"Aku mencintaimu, Karma."

Iris Karma kembali melebar, kali ini pipinya sedikit merona karena pernyataan perasaan (Name).

"Oleh karena itu malapetaka datang padamu, agar kita bisa bersama," (Name) menutup matanya, "tapi aku tahu itu tidak benar, jadi ini semua salahku."

(Name) menunduk, mempertemukan bibirnya yang hampir tidak terlihat dengan bibir Karma, untuk sebuah ciuman singkat.

"Setelah ini," ucap (Name) sedikit menjauh, "kau pasti akan melupakan semuanya, Karma, semua tentang diriku."

(Name) terkekeh, namun air mata mengalir di pipinya, yang menghilang tak lama setelah jatuh dari pipi (Name).

"Walaupun sebenarnya aku ingin kau mengingat semuanya."

(Name) menjauh, kali ini senyum tulus terlukis di wajahnya.

"Sekali lagi, terima kasih Karma, dan selamat tinggal."

Itulah yang terakhir Karma lihat, sebelum semuanya menjadi gelap, dan bersamaan dengan suara kembang api menyambut tahun baru.

.

.

.

The End

.

.

.

Rain's Note:

Akhirnya selesai juga, bagaimana pendapat kalian?

Maaf kalo ending-nya nge-rush banget.

Maaf sempat gak update karena aku sibuk :(

Terima kasih sudah mau membaca!

.

.

.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro