Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

▪ The Admirer Date ▪

Pair : Actor!Mikaze x Trainee!Reader
Genre : Romance, Fluff
Warning : OOC, alay, typo, dan keanehan lainnya
Ket :
☆ [f/n] [l/n] : First name, last name
☆ [f/c] : favorite colour
☆ [h/c] : hair colour
☆ teks bold : pesan, author note (bole diskip part ini haha)
☆ teks italic : bahasa asing, perasaan name

One shot #ALICE_CHALLENGE

Kamu adalah pengagum Mikaze Ai. Dia adalah idol populer di dunia akting atas di Jepang.

Dan kamu ?

Kamu hanyalah trainee -- belajar berakting dan berharap suatu saat akan bisa bermain di drama yang sama dengannya.

Sebenarnya kamu bisa dekat dengannya lebih mudah sebagai fans dibandingkan fans Mikaze lainnya. Kamu adalah anak dari ibu single parent yang bekerja sebagai produser stasiun televisi yang pernah memimpin serial dramanya. Tapi ibumu menghalangi akses itu walaupun kamu ingin meminta bantuannya. Ibumu tahu kamu sangat mengagumi Mikaze.

Poster, merchandise, dan album solo. Semuanya kamu punya dan koleksi lengkap.

Kamu iri terhadap sahabatmu yang berasal dari Indonesia, Alicia Black beruntung karena bisa menonton BTS* yang berkesempatan konser di Jepang yang sempat tertunda. Dia bisa menonton konser walaupun sebagai fans biasa. Sedangkan kamu, walaupun anak seorang produser yang mendatangi lokasi syuting malah diusir oleh pihak keamanan.

Kamu yakin kalau kamu punya kesempatan bersama Mikaze. Ketika bisa berada dalam jarak yang cukup jauh, menghirup oksigen di tempat yang sama sudah cukup membuatmu bahagia. Sesederhana itu, sebagai fans yang elegan.

¤ ¤ ¤

Tapi, sepertinya kamu akan mandi kembang untuk merayakan sebuah kejutan indah. Sebelumnya, kamu sering membeli barang berbau Mikaze dan mengumpulkan kupon. Kupon undian berhadiah kencan gratis dengannya.

Dan kamu kini menerima secarik selebaran impian itu di jemarimu. Di dalam kotak pos, kamu tidak percaya kalau kamu adalah pemenangnya. Kamu ingin bersalto ria saking bahagianya.

♡ All Day Date with Mikaze Ai
Congratulation Miss [Name]!

You will get more annoucement to attend this event tomorrow by this number
+81-83-112-xxxx
[Artinya : Anda akan mendapat pengumuman lebih lanjut besok untuk menghadiri acara ini melalui nomor ini..]

Sincerely,
Saotome Entertainment

Kyaaa!

Awalnya kamu membelalakkan mata karena besok kamu akan diajak kencan. Kamu bersorak heboh dalam hati. Kalau kamu bersorak langsung, kamu pasti dilirik sinis oleh tetangga yang sedang asyik menyiram bunga karena menganggunya melantunkan lagu enka*.

Begitu kamu memutuskan untuk masuk ke dalam rumah, kebetulan ibumu sudah berpakaian rapi untuk segera bekerja di balik dunia layar kaca. Ibumu terfokus ke arah secarik kertas yang kamu berhasil dapatkan dengan cucuran keringat dan darah.

"Kamu bisa menang karena habis peletin si Saotome? Atau pasangin dia susuk?"

Ibumu, bukannya mengucapkan selamatan tapi malah menudingmu. Kamu mendengus kembali merebut kertas itu usai mendengar tudingan ibumu.

"Ini seriusan hasil kerja kerasku. Bukan ngemis-ngemis dari ibu loh ya!"

Ibumu menyeringai, "Oh begitu. Baiklah, silakan bersenang-senang besok. Jangan lupa bawa oleh-oleh,"

Kamu melihat ibumu masuk ke dalam sedan hitam metalik yang telah melaju kencang. Ibumu adalah wanita independen. Dia ingin kamu sepertinya, hidup bebas yang mandiri serta bertanggung jawab. Melihat kupon membahagiakan ini membuatmu lebih bangga dibandingkan meminta bantuan ibumu.

Kamu merasa keren. Kamu begitu bahagia sekarang -- mengabadikan momen ini seumur hidupmu.

¤ ¤ ¤

Tiba hari esok, kamu telah bersiap-siap. Menurut pesan itu, sebuah van akan menjemputmu pukul sepuluh pagi.Kamu mulai berkhayal kalau kamu dan Mikaze akan kencan di taman hiburan. Menonton film bioskop. Dinner di restoran hotel. Tanpa sadar, kamu malah ileran. Kamu segera menggosok ujung bibirmu dengan sapu tangan.

Pukul sembilan lebih dua puluh menit. Kamu termasuk cepat dalam bersiap-siap. Kamu menatap pantulan dirimu. Karena ingin tampil feminin, kamu mengenakan gaun selutut dan wedges [f/c].

Kamu berbohong kalau kamu tidak gugup. Perutmu terasa mulas walaupun bukan karena panggilan alam. Tanganmu terasa beku walaupun sekarang sudah musim semi. Dering bel rumahmu berbunyi. Kamu berjalan pelan menghampiri pintu. Jantungmu bertrampolin ria.

"Selamat pagi! Anda bernama [l/n] kan?"

Yang menyambutmu ternyata seorang pemuda tinggi ramah berambut cokelat dengan sepasang manik abu.

Kamu mengangguk. "Apa kamu yang mengantarku dengan van?"

Diulurkannya tangan miliknya ke arahmu, "Namaku Kotobuki Reiji. Aku adalah pengemudi van khusus acara kencan seharian Mikaze."

Kamu menduga jika Mikaze ada di dalam van itu atau tidak. Kotobuki rupanya membaca gerakan matamu. Dia mengerti tatapanmu.

"Kamu akan kuantar ke tempat Mikaze. Ayuk~"

Kamu menutup pintu sambil menikmati udara lembut yang berhembus. Sebenarnya kamu agak kecewa karena berharap Mikaze sudah ada di dalam sana. Tapi kamu sadar, idol tidak mungkin menjejakkan kakinya ke hunian milikmu.

Dengan perjalanan dua puluh menit, kamu dihadapkan sebuah bangunan dua tingkat serba putih dengan papan nama "Saotome Dorm". Kamu kira, kamu akan langsung diantar ke sebuah kafe atau taman hiburan.

Tepat saat kamu sedang diantar oleh Kotobuki, kamu malah melihat seekor anjing chihuahua yang menggonggong nyaring kepadamu. Kamu dimusuhi.

"Goro-chan selalu ngamuk kalau cewek datang ya?" Kotobuki menyeringai kaku. Goro-chan kembali menggonggong, seolah menyetujui hal itu.

Kamu sebenarnya suka hewan tapi kalau ditatapi sinis, kamu jadi sedikit berkeringat dingin. Tapi kamu bisa bernapas lega karena anjing itu diikat. Ya, diikat dengan aman sampai dua detik yang lalu. Tepatnya tali yang diikat ke tiang lampu taman itu sekarang sudah putus.

Tidak menunggu waktu lama, Goro-chan sudah mengejarmu dengan semangat. Kamu berusaha kabur dari kejarannya tanpa sadar telah berkeliling seisi dorm. Kamu melihat Kotobuki menyusul Goro-chan. Padahal kamu berdandan secantik mungkin tapi kamu malah didera masalah seperti ini.

Kamu tidak sadar bahwa sebuah batu menghancurkan dandananmu. Kamu tersandung. Tidak berdaya, kamu membeku di tempat dengan posisi tengkurap. Goro-chan tidak mengejarmu lagi karena Kotobuki berhasil menangkapnya. Ini murni kecerobohanmu. Kamu mencoba duduk, melihat atasan gaun kesayanganmu kotor oleh becekan kubangan air dan tumpukan daun. Bingung, kamu mulai pesimis kalau kencanmu berakhir sebelum dimulai.

"Jadi ini yang namanya [Name]? Kotor amat."


Jleb. Kamu sakit hati, tapi itu emang benar. Tapi sebelumnya kamu sudah cukup rapi ... sebelum dikejar Goro-chan yang menggoyangkan ekornya.

Kamu tahu suara itu. Suara pujaan hatimu, Mikaze Ai. Orang yang kamu nantikan. Kamu malu. Kamu menundukkan kepala. Mikaze berjongkok, menyejajarkan pandangannya lurus kepadamu.

"Kamu yang akan pergi denganku kan?"

Kamu mengangguk. Lidahmu terasa kelu untuk berucap. Kamu khawatir kamu akan menyesal karena tidak bisa berkata apa-apa.

Kamu memerosotkan bahu, "Aku tahu kok aku sudah berantakan karena jatuh."

Mikaze diam kemudian jongkok sambil menata rambutmu yang acak-acakan sehabis jatuh sekaligus kotor karena daun yang menempel.

"Setidaknya jadi lebih rapi. Kamu mungkin tidak bisa pakai pakaian seperti ini lagi."

Kamu tahu hal itu. Dengan wajah memanas, kamu ikut menata rambutmu. Kamu merasa hari ini benar-benar kurang beruntung.

"Kau sungguh tidak apa, [Name]?"Kotobuki mengernyitkan dahi usai mengikat Goro-chan agar tidak lolos lagi.

Kamu mengangguk dengan wajah memerah. Kamu bahagia ketika dihargai. "Aku baik-baik saja,"

Mikaze membuka blazernya kemudian merebahkannya ke bahumu, "Gunakan saja untuk menutupi yang kotor."

Blazer itu memang kebesaran ketika melekat di tubuhmu, tapi kamu merasa senang. Ada jejak maskulin yang melekat di sana.

Sesuai dengan ketentuan, kencan ini masih berlaku.

¤ ¤ ¤

Siapa yang sangka kalau satu dari impianmu ada yang terwujud lagi?

Kamu dan Mikaze ke taman hiburan.

Tapi tentu saja Mikaze menggunakan penyamaran. Wig cokelat gondrong dan kacamata hitam cukup membuatnya berbeda. Kamu tahu Mikaze menyamar demi terhindar skandal -- hanya kamu dan pihak entertainment mengetahuinya benar-benar membuatmu bahagia.

Taman hiburan cukup sepi karena hari ini hari selasa. Kamu melihat karousel, bianglala, halilintar, dan sejumlah atraksi bergerak itu menyenangkan. Tapi Mikaze tidak melirik ke sana. Kamu menatapnya yang fokus dengan sebuah pondok gelap.

Rumah hantu.

"Mau ke sana?"tunjuknya.

Kamu menyeringai. Sebenarnya kamu takut hal gaib nan mistik meskipun tahu kalau itu fiksional. Akhirnya kamu memilih mengiyakan.

Durasi rumah hantu itu sekitar dua puluh menit. Di awal sambutan itu, tampak zombie yang melompat dengan cucuran darah di sekitar tubuhnya. Jantungmu serasa ingin lepas. Padahal kamu melihatnya dari kejauhan.

"Hahahha! Seram ya!" Kamu memulai topik saat masih mengantri masuk.

Mikaze menyarukkan jemari ke dalam saku, "Dia cuma lompat-lompat tidak jelas seperti itu."

Kamu bisa melihatnya terus berwajah datar. Kamu diam saja sampai tiba giliran kalian masuk. Satu menit, masih diam dan sunyi.

Lima menit, kamu dan dia berjalan ke dalam interior gelap yang usang sekaligus berantakan seolah rumah tidak berpenghuni.

Kamu melihat Mikaze menolehmu, mengulurkan tangan.

"Jalan sama-sama saja. Langkahmu pendek."

Kamu menggigit bibir bawahmu. Meski dikatai pendek, kamu menerima uluran tangan. Kamu sempat terlena sekaligus perasaan takutmu beralih berdebar karena bahagia. Akan tetapi ..

"BAAAK,"seru zombie itu malah muncul di sebelah kirimu, tepatnya di lemari yang terbuka dari dalam.

Jantungmu sepertinya copot. Apalagi kakimu ditahan satu oleh zombie lain di bawah kolong meja.

Kamu bisa mencium aroma dupa yang semakin meningkatkan ketakutanmu. Kamu merasa pusing dan mual karena syok.

Tepatnya kamu pingsan.

¤ ¤ ¤

Kamu bisa mendengar suara kipas sekaligus merasakan hembusan itu diwajahmu. Semilir bau tajam karena minyak angin terasa di indra penciumanmu.

Kesadaranmu mulai berkumpul seutuhnya. Kamu mengedarkan pandanganmu. Kamu berbaring di pangkuan Mikaze. Malu, kamu segera bangun.

"Maafkan aku!"

Mikaze menatapmu, "Kalau takut seharusnya kau jujur saja."

Kamu meringis karena dikatai seperti itu. "Tapi aku tidak ingin membuatmu kecewa."

Mikaze memberikan sebotol air mineral kepadamu. Kamu menatap arlojimu. Sudah pukul tiga. Kamu pingsan dalam waktu hampir satu jam.

"Kamu bisa berdiri?"

Kamu yang duduk di bangku panjang berdiri dengan lincah. "Aku bisa. Apa aku boleh meminta satu hal?"

Kamu selalu ingin naik bianglala di setiap kesempatan ke taman hiburan seperti ini. Kamu menekuk jemari telunjukmu yang saling bertemu. "Naik bianglala yang di sana, yuk. Atau ..., Mikaze-san takut ketinggian?"

Mikaze menggeleng. "Kamu tidak takut? Aku khawatir akan membopongmu lagi,"

Kamu tertawa. Kamu menggeleng. Hari ini begitu banyak kejadian terjadi.

¤ ¤ ¤

Langit mulai menyiratkan semburan jingga. Kamu dan Mikaze memang direncanakan kencan hingga pukul enam sore. Mikaze telah menyampaikan kalau van akan datang dalam dua puluh menit lagi.

Namun kamu merasakan gaunmu ditarik. Kamu melirik seorang gadis kecil menangis.

"Ibu hilang ..., hiks, hiks,"

Kamu panik. Sebentar lagi taman hiburan sudah hampir tutup. Van juga akan datang. Kamu tidak bisa membiarkannya sendirian.

"Mikaze, aku pulang pakai kereta saja." Kamu memang sedih karena harus mengakhiri seperti ini tapi apa boleh buat.

Mikaze menggeleng pelan. "Sama-sama saja. Lebih mudah."

Gadis itu terus menangis kencang. Kamu ingin gadis itu berhenti menangis. Muncul bohlam imajiner yang membuatmu tahu caranya.

Sebuah lollipop dan blazer milik Mikaze kamu buka sedikit kancing atasnya.

"Aku adalah Lolirangers! Jangan menangis, kakak akan membantumu. Pertama, kamu makan permen ini. Ini akan memudahkan kita menemui ibumu."

Gadis polos itu berhenti terisak, "Benarkah?"

Kamu mengangguk. Kamu adalah trainee, jadi peran spontan seperti ini kerap terjadi. Kamu dan Mikaze berkeliling bersama gadis kecil itu. Tidak cukup lama, seorang wanita paruh baya itu tampak mondar-mandir mencari seseorang.

"Mama!" Gadis itu berlari menghampiri ibunya.

Kamu bernapas lega. Ibu itu menghampiri kalian.

"Terima kasih sudah mempertemukan anak saya,"

Kamu mengangguk. Gadis kecil itu digendong oleh ibunya menunjuk Mikaze.

"Cowok ini pangerannya kakak ini!"

Kamu mengerjapkan matamu beberapa kali. Karena kalian berjalan bersama-sama, kalian dianggap pasangan.

Mikaze menempelkan satu lututnya ke lantai. Tangan kanannya menempel di dada, "Memang akulah pangeran yang bersedia bersama Loliranger ini."

Kamu melongo. Mikaze ikutan berakting juga. Ibu dan gadis itu akhirnya pamit. Kalian akhirnya disambut oleh van.

Kamu menatap langit yang sudah gelap rupanya. Kamu menunduk. "Terima kasih, ya."

Mikaze menopang dagu ke arah jendela, "Aku tidak tahu kamu bisa berakting. Tapi aktingmu lumayan. Aku jadi ikut bergabung di dalamnya."

Kotobuki mengabarkan Mikaze akan segera ke lokasi wawancara baru mengantarmu pulang. Usai kabar itu, suasana kembali diam di antara kalian sampai kamu merasakan jemarimu diangkat -- digenggam oleh Mikaze di tangan kirinya. Tapi tangan kanan laki-laki itu mengambil pena yang tersemat di saku kemeja putihnya.


+81-83-156-xxxx
[email protected]

Kamu mengerjapkan matamu beberapa kali. Nomor telepon genggam miliknya sekaligus alamat e-mail tercatat di telapak tanganmu!

"Aku ingin kita bisa betemu lagi, [l/n][f/n]."

Pintu van yang terbuka otomatis menyambut Mikaze keluar untuk segera diwawancarai.

Kamu menatap coretan hitam itu sekali lagi. Hari ini benar-benar tidak terduga bagimu.

Siapa yang tahu, pertemuanmu ternyata bisa saja bukan sebatas hari ini?

•The End •

Note:
*BTS (Bulletproof Boy Scout) : 방탄 소년단 (Bangtan Boys) adalah boyband asal Korea Selatan dengan jumlah personil sebanyak tujuh orang. Sekitar akhir Desember 2015, dua konser di Jepang dibatalkan karena Suga dan V mengalami gangguan kesehatan.
*enka : lagu balada Jepang.

Huwaa. Jelek kan? Jelek yaa :3
Sengaja kugantungin sesuai imajinasi hahaha.
Sebenarnya fic ini buat menggantikan edisi ultah kemarin tapi yah .. gagal.

Yang berbaik hati silakan vote ya, terima kasih sudah meninggalkan jejak ^^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro