Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

꒰01꒱: Kembali bertemu.

"Baiklah, baiklah! Sensei, aku tutup teleponnya!"

Seorang pemuda cukup tinggi, bersurai runcing berwarna gelap langsung menutup telepon sepihak setelah berteriak jengkel pada lawan bicaranya lewat alat komunikasi itu.

Ia menghela napas, lantas menatap ke arah beberapa bangunan tinggi yang didirikan dalam satu wilayah. Sekolah menengah atas.

Sebuah aura hitam terasa, bahkan begitu terlihat oleh kedua mata berwarna hijau terangnya.

Ada monster di sana. Sering dipanggil kutukan oleh mereka ...

... yang sering disebut sebagai penyihir.

Fushiguro Megumi, dirinya diminta oleh Gojo Satoru—sang guru—untuk membasmi roh kutukan yang berkeliaran di tempat ini. Hanya sendiri. Sebab dua teman penyihirnya tengah berada di tempat lain.

Megumi melangkah masuk melewati gerbang. Tangannya saling menyatu, hingga dua bayangan hitam tampak muncul di kedua sisi tubuhnya ... lalu berubah jadi serigala dengan tanda aneh di jidat.

Ia mengelus puncak kepala hewan—atau yang para penyihir sebut adalah shikigami—sebentar. Lantas memasuki gedung di mana aura negatif paling terasa di sini. Dapat Megumi rasakan dua shikigami-nya mengekor di belakang.

Tak lama, suara auman serigala juga bunyi retakan dan cipratan 'cairan' memenuhi lorong sekolah selama beberapa saat.

Megumi berjalan ke luar dari gedung tempat para roh kutukan tadi berkumpul. Penampilan anak ini tampak berantakan, ada debu menempel di wajahnya, juga luka sayatan pada bagian pipi kanannya.

Yah, luka ringan itu akan sembuh dalam hitungan detik saat ia diobati nanti.

Manik mata Megumi lantas menatap sekitar, ia berada di sebuah taman sekolah sekarang. Tampak indah. Suasananya pun terasa begitu menenangkan. Ditambah, satu pohon bunga sakura di tengah-tengah membuat tempat ini jadi terlihat makin cantik.

“Ha? Apa itu?”

Mata Megumi agak menyipit. Ia melihat sesuatu di balik pohon bunga sakura itu. Jika ia tak salah tebak, mungkin itu adalah surai hitam panjang yang tengah ditiup angin hingga berkibar di udara, melayang-layang bersama kelopak bunga sakura.

Karena rasa penasaran. Ia melangkah mendekat, langsung memutari pohon cantik itu. Lalu menemukan seseorang yang tengah tidur dengan meletakkan kepalanya di atas meja. Dengan wajah yang tertutupi rambut.

“Seorang gadis? Apa yang ia lakukan sampai tidur di sini?” tanya Megumi dengan nada heran. Sebab sejak ia melangkah masuk. Megumi sudah tidak menemukan guru ataupun murid berkeliaran di sekolah ini.

Setahunya, Gojo sudah mengatur semua bahkan mendatangi pemilik sekolah ini dan meminta untuk meliburkan kegiatan klub buat satu hari. Katanya, agar orang-orang di tempat ini tidak dalam bahaya dan Megumi bisa menjalankan misinya dengan bebas.

Namun, kenapa gadis surai hitam itu malah tidur di sini?

Ano, maaf, Nona, tapi ini sudah hampir mala—"

Manik mata Megumi membulat.

Angin berembus kencang. Hingga mengibaskan surai yang menyembunyikan wajah gadis itu. Menunjukkan garis muka yang manis dengan ekspresi damai.

Wajah yang familier di mata Megumi.

“... [Name]?” ucap remaja itu dengan nada terkejut.

Kembali. Nama itu terucap lagi setelah lima tahun.

Gadis yang ia cari selama ini.

Angin kembali berembus. Menerbangkan helaian surai gadis bernama [Name]. Siliran angin itu membuat aroma khas milik sang gadis menguar di udara ...

... hingga sampai pada penciuman Megumi.

“Aroma ... strawberry ....”

Tangan remaja tampan itu terangkat, menyingkirkan helaian kelopak bunga yang jatuh di atas kepala [Name].

Megumi lantas duduk di samping gadis itu. Ikut membaringkan kepalanya di atas meja. Ia tahu ini tidak sopan, tapi rasa senang yang bercampur dengan perasaan lainnya membuat Megumi nekat melakukan itu.

“Apa yang kau lakukan, Megumi?”

Netra Megumi lagi-lagi membelalak. Ia spontan menegakkan badan lalu berdiri dari duduknya. Kemudian berbalik ke belakang, menatap terkejut ke arah pria surai putih yang mengenakan penutup mata hitam.

“Gojo-sensei! Apa yang kau lakukan di sini?!” tanya Megumi dengan nada terkejut juga jengkel.

Gojo mengangkat tangan kanan, menyunggingkan senyuman miring. "Aku datang untuk menjemputmu, loh, Megumi, tapi ... aku tidak percaya kau hampir melecehkan seorang gadis."

Perempatan jengkel menghiasi wajah sang remaja. “Jangan seenaknya menyimpulkan, sensei!”

"Eh? Terus yang kulihat tadi salah? Masa'sih? Sudah sangat jelaskan Megumi ingin melecehkan gadis malang ini."

"Sejak kapan penilaianmu terhadap orang lain berubah, huh?"

Gojo terkekeh. Kemudian, berjalan mendekati [Name] yang masih tidur nyenyak. Ia mengangkat satu alisnya. Melihat pemandangan ini, Gojo teringat pada gadisnya—akan pertemuan pertama mereka.

"Sensei ... jangan apa-apakan dia," ucap Megumi memberi peringatan. Ia tidak tahu guru gilanya ini akan berbuat pada sang gadis.

"Kau terlihat peduli dengan gadis ini. Siapa dia? Pacarmu, 'kah? Aku baru tahu, loh. Kenapa kau diam-diam saja selama ini?!" Gojo menunjuk ke arah anak muridnya.

"Sensei ... aku bahkan belum menjelaskan apa pun tentang gadis ini."

“Kalau begitu jelaskan!”

Megumi menghela napas. Tangan kanannya terangkat menyentuh pelipis. Merasa agak pusing dan berat hati. Ia jadi berharap Gojo tidak pernah datang kemari.

"Kalau aku tidak salah mengenali wajahnya. Dia adalah [Name], gadis yang kucari selama lima tahun belakangan," jelas Megumi.

Gojo mengapit dagu. "Oh? Gadis ceria yang selalu mengejarmu itu, ya?"

Ia tahu siapa [Name]. Ingatannya memutar saat ia pernah datang mengunjungi sekolah Megumi di kala anak itu masih sekolah dasar dan menemukannya berjalan bersama seorang gadis yang kelihatan ceria.

Gojo menyeringai saat ingatan tentang Megumi yang menolak keberadaan gadis ini dulu.

"Aku ingin membangunkannya, tapi kau datang dan menggangguku,” ucap Megumi.

"Heee ... ya sudah, kalau begitu si pengganggu tampan ini akan pergi. Kau selesaikan urusanmu. Sampai jumpa, Megumi-chan~!" Gojo melangkah menjauh. Melambai menggunakan tangan kanan.

"Akan kuhajar dia nanti."

Megumi kembali duduk di samping [Name]. Tangan kanannya terangkat, menepuk-nepuk pipi [Name] dengan pelan. “Hei ... ini sudah hampir malam. Bukankah kau harus pulang sekarang?”

Perlahan, kelopak mata sang gadis mulai bergerak. Beberapa detik kemudian terbuka. Memperlihatkan manik hijau indah yang menyegarkan.

Megumi tertegun. Dapat ia rasakan jantungnya berdetak kencang. Dia memperhatikan [Name] yang kini tengah menegakkan tubuh, mengucek mata, lalu melihat sekitar.

Dia memasang wajah terkejut. "Astaga! Ini sudah jam berapa?!"

[Name] dengan panik membereskan barang-barangnya lalu dimasukkan ke dalam tas. Kemudian, berlari menjauh menuju gerbang.

Tanpa menyadari keberadaan Megumi yang sedang terkejut.

“Ha? Tunggu! [Name]!” Megumi berdiri, kemudian mengejar sang gadis ke lorong gelap.

Pendengaran [Name] tiba-tiba menangkap suara langkah kaki cepat di balik punggungnya. Membuat ia menoleh ke belakang, mendapati bayang-bayang aneh hingga dia membelalakkan mata.

"Ada hantu di sekolah ini?” gumamnya seraya menoleh ke depan. "Ah! Untuk sekarang aku tidak ingin bertemu hantu dulu. Aku harus segera sampai ke rumah!" [Name] mempercepat larinya.

Megumi berhenti berlari setelah di gerbang sekolah. Matanya menatap lurus ke arah [Name] yang telah berbelok ke arah kanan.

"Gadis itu ....” Megumi berdecak kesal. Padahal, ia bisa mengejar gadis itu dengan mudah. Namun, melihat dia terburu-buru, membuat Megumi mengurungkan niat.

“Yah ... setidaknya, aku bertemu dengannya lagi.” Senyuman kecil terpasang di wajah rupawan Megumi. Matanya tampak bercahaya, garis mukanya pun tampak senang.

Setelah mencari selama lima tahun, akhirnya ia bertemu kembali dengan [Name].

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

꒰NOTE꒱

Aku revisi buku ini. Jadi, silakan nikmati, ya!

Adios.
Ann White.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro