Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

⅌ Chapter 19 : ⊰ Welcome Back.

⅌ Chapter 19 : ⊰ Welcome Back.
[ Selamat datang kembali ]
By Ann.
.
· · ────── ·𖥸· ─────── · ·

“Kapan ... kamu sampai?”

[Name] mendongak. Menatap Gojo yang juga balas melihatnya. Ia mengedip satu kali. Kemudian mengulurkan tangannya, mengelus pelan rambut hitam sang gadis yang terurai dihiasi bandana biru muda.

“Aku baru sampai. Karena tidak mendapatimu di rumah, aku datang kemari untuk menjemputmu,” jelasnya.

[Name] menunduk. Pupil matanya bergetar. Ia mengigit bibir bawah. Tangannya meremas ujung baju yang dikenakannya.

Manik Gojo menatap Sukuna yang masih memperlihatkan emosi yang sama seperti tadi. “Tapiiii ..., aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini,” ucapnya. Seringaian terpasang di wajah rupawannya.

Sukuna adalah musuh Gojo. Mulai mereka masuk sekolah menengah atas sampai sekarang. Keduanya tidak pernah akur. Setiap bertemu selalu berdebat. Kemudian berlanjut pada perkelahian dan diakhiri dengan panggilan dari kepala sekolah.

Sukuna menatap bergantian pada Gojo dan [Name] selama beberapa saat. Si surai putih menyadari tatapan Sukuna. Ia mendecih. Tidak suka saat Sukuna melihat ke arah [Name].

“Apa yang kau lihat dari [Name]?” tanya Gojo. Suaranya sedikit serak rendah.

“Ha? Aku hanya kasihan pada [Name] karena harus kenal dengan pria sepertimu.”

“Souka. Aku tahu kau merasa iri denganku. Jangan malu-malu untuk mengatakannya, dong, Suku--!” ucapan Gojo terhenti. Ia merasakan seseorang menabrak tubuhnya disusul sepasang tangan yang melingkari pinggangnya. Perlahan ia menunduk. Mendapati [Name] memeluknya dengan erat.

Tangan kanan Gojo terangkat menyentuh belakang kepala gadisnya. Tindakan gadis ini di luar dugaannya. Tdak menyangka gadisnya akan memeluknya sangat erat seperti ini. Serindu itukah dia?

“Okaerinasai,” ucap [Name]. Suaranya teredam karena ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Gojo.

Raut Gojo perlahan melembut. Senyuman terukir. Dia sedikit membungkukkan badan, mencium puncak kepala gadisnya. Kemudian, semakin menunduk lalu berbisik di telinga kiri [Name].

“Tadaima,” bisiknya. Gojo mencium pipi sang gadis yang bersemu tipis. Pandangan menatap sekitaran. Semua pasang mata melihat ke arah mereka.

Kemudian, ia kembali berbisik dengan suara serak di telinga kiri [Name]. “Aku tidak menduganya, loh. Kamu akan memelukku ... di depan para muridmu,” ucapnya dengan nada jahil.

Suara tepukan tangan, pekikan para gadis, dan siulan menjadi backsound keromantisan mereka. Anak-anak klub Volly menyoraki [Name]. Dan yang paling semangat adalah Yamamoto juga Kuroo. Sementara yang terlihat tidak peduli si kepala puding.

“Kenapa aku harus terseret ke sini,” keluh Kenma kemudian menghela nafas panjang.

[Name] sadar. Ia melebarkan matanya kaget. Kemudian, menarik diri ke belakang seraya melepas pelukannya pada Gojo. Dia menutupi wajahnya dengan lengan kanan.

Gojo berkacak pinggang menggunakan satu tangan. Senyuman semakin mengembang, melihat ekspresi [Name] yang malu-malu seperti ini menjadi hiburan tersendiri baginya. Beberapa saat kemudian, Gojo melangkah mendekat. Menarik gadisnya kembali dalam pelukan saat si gadis masih setia dengan posisinya. Maniknya lalu mengedar. Mencari keberadaan Sukuna.

“Oh? Sukuna jadi pengecut sekarang? Kabur tanpa pamitan?” ucap Gojo. Ia tidak mendapati Sukuna di sekitar sini.

Gojo kemudian mengedikkan kedua bahu tidak peduli. Lalu, ia menggendong [Name] ala bridal hingga gadis itu spontan melingkarkan tangannya di leher Gojo. Menenggelamkan wajahnya di pundak lebar si surai putih. Tangan kiri Gojo terangkat. Senyum miring kian melebar sembari melambai pada murid-murid [Name].

“Aku culik guru kalian dulu, ya!!!” teriaknya. Lalu membalikkan tubuh, berjalan ke arah gerbang.

“Boleh!!!” Dengan bersamaan mereka mengucapkan kalimat setuju.

“Jangan lama-lama culiknya!!”

“Nanti yang ajar olahraga kosong, loh!!”

“Lah? Bukannya bagus?!”

Suara para anak lelaki terdengar sampai ke telinga [Name]. Gadis itu mengangkat kepalanya, kemudian mengangkat satu kepalan tinjunya. Menatap anak-anak nakal itu dengan pandangan peringatan. Hingga para anak lelaki itu semua menjadi diam.

Entah datang dari mana. Kertas berwarna warni berterbangan di udara, suara anak-anak muridnya semakin heboh. [Name] kemudian tersenyum senang. Kenapa mereka sesenang itu?

“Yaah! Masa muda memang menyenangkan, ya!”

Saat sudah keluar dari pekarangan sekolah, depan gerbang, Gojo menurunkan [Name] dari gendongannya. Dia membungkukkan badannya lalu mencium kening [Namem dengan cepat.

“Ayo pulang!!”

Gojo berjalan duluan. Ia memasukkan kedua tangannya dalam saku. [Name] menarik sedikit lengan baju Gojo, lantas mengikutinya dari belakang.

“Hei, [Namee]. Kamu tidak rindu denganku?” tanya Gojo. Ia membanting badannya ke atas ranjang milik sang gadis. Semenjak malam sebelum keberangkatannya waktu itu. Si surai putih mungkin akan mulai masuk kamar [Name] sesuka hatinya. Seperti sekarang.

Gojo mengangkat kepala. Tak mendapati gadisnya di kamar ini. Gojo bangkit dengan malas. Kemudian, berjalan ke arah pintu ruang ganti baju milik gadisnya. Ia tahu apa yang akan terjadi setelah dia membuka pintu ini. Namun, karena sisi kurang ajarnya lebih mendominasi sekarang. Gojo membuka pintu ruangan itu dengan sengaja.

Netranya mendapati [Name] yang sedang mengikat rambutnya, pakaian gadis itu pun sudah terganti dengan sweater yang sangat oversize melebihi ukuran tubuh mungilnya. Hingga bisa menutupi tubuhnya setengah paha. Gojo melangkah masuk di saat sang gadis belum mengalihkan pandangan dari cermin, hingga [Name] tidak menyadari kehadiran Gojo.

Si surai putih meniup leher si gadis sampai ia merinding. Sekarang posisinya berada di belakang [Name]. Mengurung gadisnya di antara kedua tangan yang menumpu tubuhnya.

Gadis itu membalikkan badan. Menatap Gojo dengan tatapan bertanya. “Kamu butuh sesuatu?” tanyanya pada Gojo.

Manik ocean itu menatap bibir dan leher putih [Name] yang sangat terekspos secara bergantian. Gojo membungkukkan badannya, menghirup aroma harum dari leher gadisnya. Tingkah Gojo membuat [Name] ingin tertawa karena merasa geli.

“Satoru! Hentikan!” ucapnya. Ia menepuk-nepuk pundak Gojo dan menahan tawa. Beberapa saat kemudian tawanya terhenti. Ia mengulum bibir. Dengan debaran jantung yang berpacu kencang. “Aku merindukanmu,” ucapnya.

Gojo tetiba berhenti bergerak. Ia melotot kaget. Kemudian, melingkarkan tangannya di pinggang mungil gadisnya. Menarik [Name] semakin mendekat ke dalam dekapannya. Gojo menumpu kepalanya di atas kepala [Name]. Tangan kanannya menyentuh belakang kepala gadisnya. Mencium beberapa kali puncak kepalanya.

“Aku jugaaaaaaa!!!!” balas Gojo dengan nada ceria.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro