Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Rain 22: Ketika Rain Menyendiri

"Masa sebentar tak ketemu saja, aku sudah merindukanmu? Makhluk macam apa aku ini?"
-Lenia-

***

"Rain sedang dirundung masalah dengan kakaknya."

"Hah? Kau tahu di mana Rain, Len?" tanya Kiara begitu mendengar suara yang tadi. Sedangkan Lenia hanya mengidikkan kedua bahunya. Lantas, keduanya pun segera mencari sumber suara dan ternyata ....

"Andra?"

Ya, Andra tiba-tiba saja muncul di sekitar Kiara dan Lenia. Entah apa yang akan dibicarakan oleh ketiganya setelah ini. Yang jelas, mereka akan membicarakan Rain dan kakaknya yang tak pernah diketahui oleh dua teman dekat Rain sebelumnya.

"Iya ini aku, Kia, Len. Aku datang. Maaf kalau tiba-tiba saja aku menginterupsi pembicaraan kalian tentang Rain. Tetapi aku ingin memberitahukan yang sebenarnya, jadi jangan heran," ucap lelaki itu lagi, ketika membalas apa yang telah diucapkan oleh kedua temannya.

Kiara dan Lenia hanya mengangguk-angguk, lalu mempersilakan Andra untuk duduk di tempat yang kosong, entahlah di sebelah mana lelaki tersebut akan menempati bangkunya. Hingga pada beberapa saat kemudian, dia memilih untuk duduk di sebelah Kiara dan kembali melanjutkan obrolan yang sempat tertunda.

"Jadi, Rain punya seorang kakak, dan aku sendiri baru mengetahuinya belum lama ini," ujar Andra setelah keheningan tercipta dikarenakan semua sudah duduk di tempatnya masing-masing.

Maka, kedua gadis yang duduknya saling berhadapan pun merasa syok atas ucapan yang barusan. Apa yang terjadi ketika mereka baru mengetahui kabar tentang Rain yang memiliki seorang kakak?

Dengan suara khas yang tercipta sangat keras hingga menarik perhatian orang banyak di dalam tempat yang sama, Kiara berseru sekaligus bertanya, "Hei! Kau serius, Andra? Bagaimana bisa? Aku tak pernah mengetahui itu sebelumnya!"

"Iya, Rain, eh ... Kiara. Aku baru mengetahui hal itu tadi," jawab Andra yang sempat menyebut nama Rain di dalam kata-katanya.

Lantas, karena perkataan dari Andra barusan, Kiara dan Lenia sama-sama menertawakan lelaki itu seraya berkata sekaligus bertanya, "Astaga, kau malah menyebut nama 'Rain' ya? Ada apa dengan dirimu?"

Maka, Andra yang disahut oleh kedua gadis itupun hanya bisa menahan malu sambil menunjukkan wajahnya yang terlihat memerah meski warna kulitnya tak secerah Kiara dan Lenia. Lalu, lelaki tersebut berkata, "Tak apa, aku hanya tak sengaja menyebut namanya."

"Bohong, Andra! Pasti kau lagi memikirkan Rain sampai segitunya 'kan? Pikiranmu akan gadis itu sudah memenuhi otakmu, sehingga aku pun kau anggap sebagai Rain. Hahaha," seru Kiara seakan-akan dia ingin membully lelaki yang ada di sebelahnya, hanya karena tak sengaja menyebut nama "Rain".

Ingin rasanya membunuh Kiara sekarang juga. Itulah yang berada di pikiran Andra kali ini. Namun yang ada malah sebaliknya. Lelaki itu masih memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi sehingga harus membunuh pemikiran buruk yang seperti tadi. Maka, yang ada hanyalah perkataan tersebut. "Aku tidak berbohong, Kiara. Jangan mengajakku bercanda seperti itu."

"Baiklah kalau begitu aku minta maaf ya, Andra. Aku ... eh ... maksudku kami berdua, tak sengaja melakukannya, hehehe," ucap Lenia dengan sedikit terbata-bata.

Sedangkan Andra sudah terlanjut mendengus kesal karena ucapan dari Kiara yang tadi. Namun pada akhirnya, lelaki itu berkata, "Aku baik-baik saja. Jangan meminta maaf padaku."

"Oke, Andra. Sekarang ceritakan pada kami akan apa yang sebenarnya terjadi pada Rain dan kakaknya? Bagaimana bisa kau mengetahui kabar itu, lebih dulu daripada kami?" tanya Kiara secara langsung tanpa basa-basi.

Setelah itu, Lenia pun menyahut dengan berseru, "Iya, Andra! Ceritakan dong pada kami! Penasaran nih!"

"Betul kata Lenia, Andra! Ayo cerita biar rasa penasaran kami dapat terpuaskan dengan sempurna!" sahut Kiara itu lagi.

Begitulah sampai Kiara dan Lenia bersahut-sahutan secara bergiliran, layaknya dua gadis kecil yang sedang berkelahi tanpa ada peleraian. Selain itu, sepertinya mereka memaksa Andra untuk mulai bercerita, hingga membuat lelaki tersebut merasa jenuh dan hampir saja kehilangan kesabaran saat menghadapi kedua gadis itu.

"Bisa tidak kalian berdua tenang sedikit?!" seru Andra, seakan-akan dialah yang menghentikan sahut-sahutan yang terjadi di antara kedua gadis dengan cara yang cukup kasar.

Maka, Kiara dan Lenia pun terdiam. Tak ada lagi paksaan, tak ada lagi sahutan. Yang ada hanyalah ucapan dari Lenia berikut, "Baiklah, Andra. Ceritakan pada kami. Sekarang."

Andra pun menghela napas sejenak. Setelah itu, barulah lelaki itu memulai ceritanya tentang Rain dan kakak satu-satunya.

"Jadi begini ...."

***

Sementara itu, Rain masih menyendiri di dalam kamarnya. Ponselnya pun sengaja dimatikannya untuk mencegah gangguan apa pun, baik dari orang tua, kakak, teman-teman, maupun Andra. Tunggu. Andra?

Memikirkan nama "Andra", Rain kembali membuka ponselnya. Dia menyalakannya hingga satu menit kemudian, layar kembali normal. Setelah itu, gadis tersebut langsung membuka aplikasi LINE dan mendapati bahwa ....

Terdapat lima belas pesan dari Kiararara, sembilan belas pesan dari Lenia, dan fantastisnya, 25 pesan dari Andra! Apa yang terjadi? Sebegitukah ketiga temannya itu sampai-sampai harus mengirim pesan sebanyak itu?

Hingga pada akhirnya, pesan yang pertama kali dibuka oleh Rain adalah dari Lenia. Mengapa demikian? Jangan ditanya ya. Begini isi pesan-pesan dari teman yang satu ini.

Lenia
P
P
P
Hai, Rain.
Kau baik-baik saja?
Are you okay?
Apa yang terjadi padamu?
Biasanya kau langsung membalas pesanku
Tetapi mengapa kali ini kau tidak membukanya sama sekali?
What's wrong with you?
Please tell me
Cerita dong, Rain.
Masa sebentar tak ketemu saja, aku sudah merindukanmu? Makhluk macam apa aku ini?
Duh, Rain. Please ....

Hanya empat belas pesan chat yang diterima, namun mengapa bisa sampai sembilan belas? Karena ada lima panggilan tak terjawab. Alangkah terkejutnya gadis yang satu ini, hingga tiba-tiba saja, petir terdengar sangat keras dari arah luar rumah. Seketika itulah, gadis itu langsung syok atas apa yang terjadi di luar.

Petir bergemuruh, pertanda hujan akan segera turun. Sebenarnya ini yang diharapkan oleh Rain, tetapi ... kali ini, sama seperti sebelumnya.

Sama saja. Membawa malapetaka bagi yang menyukainya.

***

"Masalah si Rain, dia sudah memiliki kakak sejak dulu. Namanya Reina. Mirip-mirip dengan nama teman kita yang satu ini. Beliau baru pulang dari luar kota, katanya beristirahat dari masa-masa kuliah untuk sementara," jelas Andra kemudian.

"Lalu, apa yang terjadi selanjutnya, Ndra? Mengapa tiba-tiba Rain menyendiri seperti tadi? Kita mencoba untuk menghubunginya, tetapi tak diangkat sama sekali," keluh Lenia itu lagi.

Andra pun menghela napas sejenak, lalu berkata, "Karena Rain dan kak Reina itu telah--"

Belum selesai Andra menceritakan segalanya, tiba-tiba saja petir menyambar, disusul oleh bunyi guntur yang bergemuruh. Ini pasti pertanda tidak baik bagi mereka, karena hujan akan segera tiba. Seketika, mengingat hal yang terjadi sekarang ini, pikiran lelaki itu pasti melayang-layang kepada si Rain.

"Rain, aku merindukanmu ...."

***

To be Continued.

Mind to Vote and Comment?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro