dua puluh enam
dua puluh enam
in collaboration with anothermissjo 's story titled "One Last Game"
🧵
🧵
"Apa?" jawab Edward malas. Ia menaruh ponselnya di atas meja setelah menyalakan mode pengeras suara. Ia sedang berusaha menyelesaikan lukisannya yang mendadak sulit karena kehabisan inspirasi.
"Kamu tidak tertarik? Kalau begitu, tidak jadi."
Suara Ethan, adik kembarnya, yang menyebalkan itu terdengar dari ponselnya yang masih menyala terang. "Aku matikan, ya? Padahal aku cemas Bianca sedang menangis sendirian di sana. Kalau begitu aku yang akan segera menghampirinya. Kukira kamu peduli, ternyata tidak."
"Apa maksudmu?!" tanya Edward. Ia langsung berdiri dari kursi kayu bulat yang sedang didudukinya. Ia menaruh kuas dan palet lukisnya di atas meja kemudian meraih ponselnya. Ia mematikan mode pengeras suara lalu menempelkan ponselnya pada telinga. "Bianca menangis? Bagaimana bisa? Di mana dia sekarang?!"
***
Bisa dibaca di KARYA KARSA: lyanchan
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro