dua puluh
dua puluh
in collaboration with anothermissjo 's story titled "One Last Game"
🧵
🧵
"Tidak bisakah kamu hidup dengan benar? Tidak hanya terus bermain tanpa tujuan," suara Evan meninggi. Ia menatap putra sulungnya, Edward, tepat pada matanya yang terlihat tengah menantang dirinya kembali. "Kamu harus mencontoh adikmu, Ethan! Harusnya kamu malu terhadap Ethan." Evan menunjuk Edward tepat di depan batang hidungnya.
Saat mendengar dengan jelas namanya disebut, Ethan sudah tahu jika ia tidak bisa mengabaikan perdebatan itu lagi. Secara tidak langsung, Ethan merasa dirinya sudah terlibat dan pantas untuk ikut campur. Ethan masuk ke dalam ruang kerja ayahnya tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. Di saat bersamaan, ia mendengar suara rendah Edward yang terdengar amat datar menjawab ayah mereka.
Jelas sekali Edward semakin merasa tidak senang. "Apa selama ini Anda hidup dengan benar? Sehingga berhak mengatai hidup saya?" tanya Edward. Ia tersenyum miring. "Anda tidak lebih baik dibandingkan saya sehingga Anda tidak berhak menilai hidup saya. Anda harus memperbaiki diri Anda sendiri terlebih dulu."
"Ethan, kamu pulang juga," sapa Evan. Ia mengabaikan perkataan Edward ketika mendapati kedatangan putra bungsunya ke dalam ruangan.
***
Bisa dibaca di KARYA KARSA: lyanchan
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro