dua belas
dua belas
in collaboration with anothermissjo 's story titled "One Last Game"
🧵
🧵
Baik tinggal bersama dengan Ethan atau tidak, Edward sudah bisa memprediksi semua perlakuan orang di sekitarnya dengan tepat. Dirinya tidak akan pernah bisa melampaui Ethan yang menjadi favorit semua orang. Apa pun yang ia lakukan, Edward akan selalu terlihat buruk di mata orang-orang, seperti saat ini contohnya.
Evan, ayahnya, tengah duduk bersandar pada kursi kerja di balik meja tinggi dan kokohnya. Ia menatap tajam ke arah Edward. Pertama melihat tatapan itu dari ayahnya, Edward pernah merasa takut namun ia sudah terbiasa sekarang sehingga tatapan itu tidak berarti apa-apa lagi. "Ed, selama ini kamu tidak pergi kuliah? Apa yang kamu lakukan selama ini?! Kamu sungguh hanya tahu bermain dengan wanita."
Edward balas menatap Evan, tidak lupa dengan senyum miring yang sudah terpasang rapi di wajahnya. "Sepertimu, hanya tahu bermain wanita. Papa tidak berhak untuk menilaiku, karena kita sama. Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. Bagaimana kalau suatu hari kita berdua pergi ke club bersama? Bukankah menyenangkan?"
***
Bisa dibaca di KARYA KARSA: lyanchan
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro