TERPECAH BELAH
Sudah beberapa beberapa minggu sejak Riku menjadi center,mereka selalu melakukan konser perform di jalan-jalan dan bunkasai di berbagai sekolah, pada awalnya semuanya berjalan dengan lancar,namun lama kelamaan mereka mulai melupakan tujuan awal mereka, dan mulai tidak serius seperti ketika latihan pertamakali.
Iori memberi saran ke Tsumugi untuk membeli tiket konser Trigger dan menghentikan semua latihan hingga konser tersebut selesai diselenggarakan.
Hari ini Riku,Tamaki,Sougo,dan Iori sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan, mereka mendapat tugas untuk membeli persediaan makanan untuk seminggu kedepannya.
"Tamaki lihat apa yang aku temukan " ujar Riku menunjukkan sebuah rak yang berjajar berbagai jenis scraft
"Sugee.. kawaii Rikkun kau mau membelinya ? " ujar Tamaki dengan nada malas nya menghampiri Rikku.
"Hhhmmm... kurasa iya " jawab Riku tersenyum
"Lihat Rikkun tidak hanya scafrt tapi juga topi " ujar Tamaki menunjuk sebuah rak berisi berbagai jenis topi.
"Rikkun kurasa scarft yang ini cocok untuk mu "
"Eh... benarkah ? "
Mereka berdua sangat asik melihat-lihat scraft dan topi tanpa sadar jika ada dua orang yang sedang kebingungan mencari mereka.
.
.
.
"Kalian berdua sedang apa yang kalian lakukan "
"Baru juga lepas dari pengawasan sebentar kalian sudah menghilang "
Tiba-tiba terdengar suara dari belakang mereka sontak membuat bulu kuduk mereka sedikit merinding.
"Sou-chan, Iorin lihat apa yang aku temukan dengan Rikkun " ujar Tamaki dengan nada bergetar melihat aura hitam yang dikeluarkan oleh Sougo.
"Apa yang kau temukan bisa jelaskan Tamaki-kun " melihat Tamaki yang Ketakutan dan bingung saat ingin menjelaskan ke Sogou yang sudah mengeluarkan aura yang tidak mengenakkan, Riku berusaha membantu Tamaki.
"Etto Sogou-san,Iori bisakah kalian menghadap ke belakang sebentar " ujar Riku tiba-tiba mendorong Sougo dan Iori
"Nanase-san/Riku-kun " ujar mereka berdua pasrah ketika didorong Riku untuk menghadap ke belakang
"Kalian jangan melihat kebelakang "
Sougo dan Iori hanya bisa menghela nafasnya lelah dan melakukan apa yang Riku perintahkan
Setelah memastikan mereka berdua tidak menengok ke belakang Riku segera mendekati Tamaki dan membisikkan sesuatu.
"Iori, Sougou-san kalian sekarang sudah bisa melihat ke belakang "
Ketika mereka berdua melihat ke belakang dan bersiap untuk menceramahi Riku dan Tamaki, mereka terdiam selamat beberapa detik karena terkejut dengan pemandangan di depan mereka, seketika mereka dapat merasakan hawa panas menjalar ke seluruh tubuh mereka setelah melihat dua orang yang ada di depan mereka.
"Sou-chan, Iorin lihat aku san Rikkun menjadi manusia setengah hewan "
Mereka berdua dengan reflek membalikkan badan karena tidak kuat dan tidak sanggup melihat memandangan di depan mereka yang serasa dipenuhi gula dan dekorasi bunga sebagai latar belakangnya,Rasanya ingin memasukkan mereka berdua ke dalam karung.
"Hehehe... kita berhasil Tamaki "bisik Riku di sebelah Tamaki
"Kita berhasil lolos, trimakasih Rikkun "
Riku membalas perkataan Tamaki dengan senyuman yang dibalas senyuman juga oleh Tamaki.
.
.
.
Pada sore harinya Iori membantu Riku untuk menghafal lirik lagu dengan menggunakan alat perekam suara yang ia berikan beberapa waktu lalu, selain membantu menghafal lirik lagu Iori juga mengajukan beberapa pertanyaaan seperti jadwal untuk besok, nama stasiun yang sering dilewati dan lainnya untuk membantu agar Riku tidak mudah lupa.
Sambil ditemani oleh background pemandangan dari jendela kamar yang cukup indah serta kehangatan dari sinar matahari sore yang sudah tidak tidak terlalu panas dan menyorot mereka saling berbincang satu sama lain.
.
.
.
Waktu terus berjalan hingga tak terasa besok adalah hari dimana konser Trigger akan dilaksanakan, membuat Riku beserta member lainnya merasa gugup dan tidak sabar untuk menantikan hari esok.
Saat ini Riku sedang berbaring di kasur kamarnya,sambil menutup matanya perlahan-lahan Riku mulai tenggelam di alam bawah sadarnya.
(JANGAN LUPA KETIKA MEMBACA SAMBIL DENGERIN LAGUNYA BIAR DAPET FEEL NYA )
Tubuhnya melayang - layang di udara dan bergerak menuju ke suatu tempat Riku mulai menikmati perjalannya dan hembusan angin yang lembut menerpa seluruh tubuhnya, hingga perlahan-lahan hembusan angin tersebut tidak ia rasakan lagi, perlahan-lahan Riku mulai membuka matanya, ia sangat takjub dengan pemandagan yang ia lihat saat ini, Riku melayang-layang di tengah taman bunga yang sangat luas dengan beraneka ragam jenis bunga yang sangat indah.
Butiran-buriran gelembung mulai keluar dan berterbangan mendekati Riku ,gelembung-gelembung tersebut mulai menampilkan sebuah gambaran-gambaran yang tidak begitu asing bagi Riku namun ia tidak bisa mengingatnya begitu dengan detail kapan hal yang tergambarkan di gelembung tersebut terjadi.
Gelembung pertama mulai mengeluarkan cahaya dan menampilkan sebuah gambaran.
Gelembung satu mulai cahaya nya mulai redup digantikan oleh gelembung ke dua dan begitu seterusnya hingga meranggkai sebuah gambar seperti album foto
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
RIKU POV
"Perasaan apa ini kenapa aku merasa sangat tenang dan damai serasa dejavu rasanya aku pernah mengalami hal yang berada di gambaran itu "
"Atau mungkin ini kepingan ingatanku yang mulai aku lupakan? Entahlah tapi aku merasa familiar dengan semuanya rasanya belum lama aku mengalami hal itu "
"Rasanya sangat menyenangkan di sini aku bisa merasakan seakan semua beban yang ada di dalam diriku seakan menghilang dan dengan melihat senyuman orang di gambaran itu membuatku senang "
Tanpa sadar aku terus mengamati dengan seksama gambaran dari gelembung - gelembung itu, tanpa sadar bibirku mulai bergerak perlahan mengukir sebuah senyuman tanpa aku sadari.
"Entah kenapa rasanya aku ingin mengingat semua gambaran yang di gelembung itu "
"Melihat mereka semua bahagia aku juga ikut bahagia, aku berharap dapat melindungi orang-orang itu "
"Are... ini aneh kenapa aku tidak bisa menyebutkan nama mereka ?"
"Nee... tolong beritau aku kalian siapa??, apakah kalian orang yang berharga bagiku ??"
Aku berusaha memegang gambaran yang berada di gelembung itu, namun aku tidak bisa menyentuhnya sama sekali seakan-akan aku adalah makhluk transparan.
"Jika kalian orang yang berharga bagiku ku harap kalian dipenuhi oleh kebahagian "
DEGH!!!
"Apa ini kenapa kepalaku tiba-tiba sakit sekali "
Aku memegangi kepalaku rasanya seperti dipukul berkali-kali oleh benda keras apa yang terjadi, aku terus berusaha menahan rasa sakit ini,hingga tanpa aku sadari air mataku mulai keluar.
"Tenn-nii pangkuan Tenn-nii sangat nyaman "
"Sejak kapan kau jadi semanja ini Riku "
"Suara siapa itu... ughh.. HENTIKAN !!"
Rasa sakit di kepalaku tiba-tiba semakin bertambah ketambah ketika mendengar suara itu
"Nagi ini sungguh musik yang sangat indah "
"Of course karena ini lagu *** "
"KUMOHON HENTIKAN !!!! "
"Uwah... Riku jangan memelukku secara tiba-tiba "
"Hehehe... gomen karena aku rindu dengan ****"
"Kumohon hentikan hiks...hiks... rasanya menyakitkan sekali "
"..Yamato-san jangan minum*** "
"Oh... Riku bagaimana jika***"
siapapun ku mohon hentikan semua ini aku sudah tidak kuat lagi
"**** "
"****"
Sesak rasanya sesak sekali aku tidak bisa bernafas seseorang ku mohon bantu aku, mataku semakin berat perlahan-lahan kegelapan mulai menghampiriku.
"Riku jangan takut karena kami akan selalu bersama mu "
.
.
.
"Hosh...hosh...huh...hah... "
aku berusaha mengatur nafasku setelah tiba-tiba terperanjat dari kasur , tubuh ku rasanya lelah sekali.
"Ternyata hanya mimpi ... tapi kenapa perasaanku jadi tidak enak "
RIKU POV END
.
.
.
~Keesokan harinya
"Apa kalian sudah siap ? " ujar Yamato kepada dua orang yang dihadapannya.
"sapu tangan ? " ujar Nagi tiba-tiba dengan nada aneh mengecek perlengkapan.
"Sudah bawa " jawab Tamaki
"Tiket ? "
" di dalam tas "
"Waktu dimulainya konser ?"
"Tinggal 5 jam "
" Yeyy!!!, kita sudah siap dengan sempurna " ujar Tamaki dan Nagi bebarengan melakukan tos bersama.
"Kurasa tidak ada yang perlu diperhatikan lagi "
~kruyukk #anggep aja suara perut XD
"Bagaimana jika kita makan siang dulu"
"Karena kita masih memiliki waktu yang cukup banyak "
"Setuju " jawab Nagi dan Tamaki serempak.
.
.
.
TEMPAT KONSER TRIGGER
Di suatu tempat penjualan mancerdese Trigger Iori ,Riku,dan Mitsuki tengah duduk di sebuah bangku yang tidak jauh dari stand penjualan mereka tengah beristirahat di bangku tersebut setelah satu jam mengelilingi tempat penjualan mancerdese Trigger.
"Nanase-san kau baik-baik saja ? " tanya Iori tiba-tiba karena melihat wajah Riku yang sedikit pucat dan seperti sedang melamun.
Namun tidak ada respon sama sekali dari Riku membuat Mitsuki dan Iori menjadi sedikit khawatir.
"RIKU !! "
"Ah.. iya kenapa Mitsuki ??"
" Riku apa kau dengar ?"
"Maaf "
"Jangan minta maaf, apa ada sesuatu yang mengganggu mu ? "
"Tidak... tidak ada aku baik-baik saja "
"Nanase-san jangan berbohong lebih baik jujur "
"Apa kau kepikiran karena akan melihat penampilan kakak mu ?"
Riku hanya bisa diam ketika mendengar perkataan Mitsuki yang tepat sasaran.
"Sepertinya tebakan Nii-san benar " ujar Iori menghembuskan nafasnya lelah.
"Itu..."
"Tenanglah pasti akan baik-baik saja "
"Iya aku tau itu tapi entah kenapa aku menjadi sangat gugup " ujar Riku tertawa canggung
"Kenapa harus gugup Nanase-san " jawab Iori memijit pelipisnya lelah.
"Tentu saja pasti akan gugup Iori, karena Riku sudah lama tidak bertemu dengannya pasti kau sangat merindukannya kan Riku? "
" adikku ini kadang bisa jadi orang yang kurang peka juga "
"Nii-san !! "
"Ppfftt... hahaha... " tanpa sadar Riku tertawa lepas setelah melihat interaksi Mitsuki dan Iori, melihat hal itu Mitsuki dan Iori tanpa sadar juga ikut tersenyum.
"Bagaimana sudah jauh lebih baikan "
"Un... Arigatou Mitsuki,Iori " ujar Riku tersenyum lebar mengusap air matanya yang sedikit keluar
"Tapi ngomong-ngomong kau menjaga kesehatanmu kan Riku,karena aku lihat wajah mu ini agak pucat "
"Aku menjaga kesehatanku dengan baik, Iori juga membantuku seperti mengingatkanku untuk istirahat dan lainnya "
"Mungkin ini efek karena aku agak gugup hari ini "
"Baguslah kalau begitu "
"Sepertinya kita harus kembali bergabung dengan yang lain sekarang "
"Aku baru saja mendapat kabar jika Yotsuba-san, Rokuya-san,Nikaido-san belum sampai di tempat "
Merekapun kembali ke tempat dimana yang lain sedang berkumpul, selama perjalanan Riku berjalan di samping Iori yang mendorong kursi roda Mitsuki, sambil mengamati situasi yang semakin ramai dengan pengunjung.
.
.
.
Semua orang menjadi khawatir menunggu Tamaki,Yamato,dan Nagi yang tak kunjung datang padahal sebentar lagi konser akan dimulai.
"Bagaimana jika mereka tidak bisa sampai tepat waktu " ujar Sougo khawatir
"Manajer apa kau sudah mencoba menghubungi mereka " tanya Iori
"Aku sudah berusaha mencoba menghubungi mereka tapi tidak dapat terhubung "
Ketika mereka semua tengah dilanda kepanikan tiba-tiba mereka mendengar derap langkah menuju ke arah mereka.
"Hosh... hosh... hah.... maaf kami terlambat " ujar Tamaki berusaha mengatur nafasnya setelah berlari.
"Jadi bisa jelaskan kenapa kalian terlambat " tanya Sougou degan aura hitam yang mulai keluar dari tubuhnya
"Kami menyelamatkan kota dari bom..
Dan... dan .. membantu seseorang agar sampai di sini tepat waktu" Ujar Tamaki berusaha menjelaskan gugup karena melihat Sougou yang sudah bersiap seakan akan mengeksekusi mereka.
"Kau pikir aku anak kecil yang bisa dibohongi "
"Padahal aku sudah berusaha "ujar Tamaki kesal.
Setelah beberapa kejadian tersebut mereka akhirnya masuk ke dalam tempat konser.
.
.
.
Mereka begitu takjub dengan penampilan Trigger yang begitu profisional, bagaikan serasa di dunia mimpi cahaya panggung yang begitu bersinar dan menyilaukan,suara gemuruh penonton yang begitu terdengar antusias.
"Aku tidak percaya jika Kujo yang tadinya terlihat tidak memiliki tenaga bisa bergerak bebas seperti itu " ujar Yamato mengingat orang yang ia tolong adalah Kujo-Tenn yang hampir pingsan
"Sepertinya Kujoshi mendapat energi dari fans "
"Lihat Iori sepertinya Riku menikmatinya " ujar Mitsuki terkekeh kecil menyenggol lengan adiknya
"Kau benar Nii-san " ujar Iori tersenyum melihat ekspresi Riku.
"Tenn-Nii sangat keren aku harap dapat bernyanyi satu panggung dengannya " ujar Riku dalam hati.
.
.
.
Setelah konser selesai mereka terus membahas konser Trigger yang baru saja mereka saksikan, saking antusiasnya mereka sampai menari menirukan tarian Trigger, mereka semua kembali mengingat tujuan mereka masing-masing dan menjadi termotivasi.
Mereka tidak tau jika melakukan hal tersebut akan membuat masalah, keesokan harinya Tsumugi datang ke kantor Yaotome Pro untuk meminta maaf ditemani oleh Iori dan Yamato,namun ketika di tengah jalan mereka bertemu dengan seseorang.
"Yo Kujo bagaimana keadaan mu sekarang " ujar Yamato menyapa Tenn.
"Sudah jauh lebih baik, aku akan titipkan 21 ousama puding kepadamu ketika mau pulang "
"Ousama puding ?? " gunam Tsumugi bingung
"Hari ini kenapa kau datang ?"
"Ini tentang insiden sesudah konser "
"Maaf ya, kami tidak bermaksud untuk merebut penggemar kalian "
"Aku berfikir positif saja, itu berarti konser kami begitu bagus sampai bisa membuat kalian menari "
"Meskipun Gaku dan Sachou tidak berpikir demikian "
Tenn cukup terkejut begitu tersadar melihat orang dua yang berada di depannya .
"Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini Izumi Iori " ujar Tenn metatap Iori
"Dan dia siapa " ujar Tenn menatap Tsumugi
"Ah,dia menajer kami " ujar Yamato memperkenalkan Tsumugi
"Per-perkenalkan saya dari Takanashi Production Takanashi Tsumugi "
"Etto...Apa kalian sudah saling kenal " tanya Tsumugi bingung mendengat Tenn berkata seperti itu.
"Yah, bisa dibilang seperti itu manajer " jawab Iori
"Kalau begitu aku permisi karena sudah ditunggu yang lain"ujar Tenn berjalan meninggalkan mereka namun dicegah oleh Iori yang sudah merasa jengkel karena mengingat Tenn yang meninggal kan Riku tapi tidak menanyakan apa-apa tentang Riku, apa ia sudah tidak peduli lagi dengannya, ingin sekali ia memberi tau keadaan Riku namun ia tidak bisa.
"Apa kau tidak penasaran dengan keadaannya ? " ujar Iori menahan amarahnya.
"Dia baik-baik saja kan, dan sampaikan kepadanya untuk berhenti karena dia punya kekurangan fatal dan dia takkan bertahan dalam dunia bisnis pertunjukan "
Mendengar perkataan Tenn yang begitu tajam membuat urat kesabaran Iori menjadi putus.
~ GREPP
"Ichi hentikan jangan membuat kagaduhan disini " ujar Yamato menahan pukulan Iori yang hampir mengenai Tenn
Iori berusaha mengatur emosinya agar kembali tenang setelah tersadar tempat dimana ia berada sekarang, apalagi mereka datang kesini untuk menyelesaikan masalah konser waktu itu,Iori membuang nafasnya dengan kasar dan berusaha tenang.
"Maaf kan aku Nikaido-san"
"tidak ku sangka kau benar-benar sudah berubah, ku harap kau tidak menyesal di kemudian hari "
"Apa maksudmu Izumi Iori " ujar Tenn kesal mengepalkan tangan nya
"Ah, sepertinya kita harus pergi sekarang "
"Maaf Kujo kita lanjutkan pembicaraannya lain kali " ujar Yamato gugup berusaha menegahi melihat akan terjadi pertumpahan darah akan terjadi, untuk Tsumugi ia masih shock dengan kejadian barusan.
Mereka pun pergi meninggalkan Tenn yang tengah berdiri di tempat tersebut .
"Apa maksudnya dari menyesal di kemudian hari ?, dia baik-baik saja kan, aku hanya tidak ingin asma nya bertambah buruk" ujar Tenn dalam hati mengepalkan tangan nya dengan erat
.
.
.
"Ichi apa yang barusan kau lakukan, hampir kita terlibat masalah baru,sebenarnya ada apa? " ujar Yamato menghela nafasnya lelah
"Maaf tidak akan kuulangi "
"Bisa kau jelaskan Ichi apa maksud dari sikap mu tadi "
"Iori-san jika ada suatu masalah kau bisa ceritakan pada kami, kami akan membantumu "
".... "
"Maaf manajer, Nikaido-san aku tidak bisa mejawab nya "
"Baiklah kalau tidak mau menjawabnya untuk saat kita kesampingkan dulu persoalan ini " ujar Yamato menghela nafasnya lelah.
"Sebenarnya apa yang terjadi ?" Ujar Tsumugi dalam hati
.
.
.
Keesokan harinya mereka mengadakan sebuah konser kecil-kecilan di sebuah tempat terbuka, meskipun konser sederhana namun banyak sekali penonton yang antusias untuk melihat penampilan mereka.
Awalnya semuanya berjalan dengan lancar namun tiba-tiba saja di tengah-tengah penampilan mereka turun hujan yang lumayan cukup deras .
"Nanase-san sisa nya serahkan pada kami " bisik Iori di tengah-tengah penampilan yang sudah selesai dan tengah bersiap membawakan lagu selanjutnya
"Hah..hah..Tidak aku.. masih bisa Iori "
"Riku-kun kau sudah mulai kesusahan bernafas " ujar Sougo khawatir
Riku tetap bersikeras untuk menyelesaikan konser sampai akhir walaupun di tengah hujan yang lumayan cukup deras membuat semuanya khawatir dengan keadaan Riku terlebih semuanya sudah tau Riku memiliki penyakit asma.
.
.
.
Ruang Tunggu Setelah konser
"Hosh...hosh... hah... "
"Sougou-san tolong ambilkan inhaler Nanase-san ! "
Sogou menganggukan kepala dan berlari mengambil inhaler Riku
"Rikkun daijoubu "
"Konser... hah... hah... kali ini ber ... hah.. jalan berapa ... huh.. jam ?"
"Riku jangan banyak berbi-"
" 2 jam "
"Huh... lihat... aku...juga bisa ...berdiri di .. atas panggung.."
~BRUKK
"Riku/Rikkun/Riku-san/Nanase-san !!!"
Semuanya panik melihat Riku yang kehabisan nafas dan pingsan
Dengan sigap Tsumugi segera menghubungi ambulan.
.
.
.
RUMAH SAKIT
Keheningan melanda mereka semua, semuanya tengah berdoa berharap Center mereka baik - baik saja,Waktu berjalan cukup lambat bagi mereka,sudah satu jam lebih sang dokter memeriksa keadaan Riku.
kriet~
Tsumugi segera bergegas menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan Riku.
"Bagaimana keadaannya sekarang "
"Keadaannya sekarang sudah stabil, ia tengah beristirahat sekarang "
Mendengar penjelasan dokter tersebut membuat mereka bernafas lega.
"Ano... apa kami boleh menjenguknya "
"Kalian boleh menjenguknya setelah dua jam ke depan "
"Baik trimakasih banyak Masaki-Sensei"
.
.
.
Waktu berlalu dengan cepat hingga tak terasa dua jam sudah berlalu mereka semua berencana menjenguk Riku bersama-sama.
"Aku membawakan Rikkun Ousama puding agar cepat sembuh "
"Tamaki-kun" ujar Sougou Sweet drop mendengar ucapan Tamaki
"Tama seharusnya kau membawakan buah untuk orang yang sedang sakit "
"Aku membawa selimut magic cona agar Riku tidak kedinginan "
"Rokuya -san "
Sougou,Yamato,Iori, Mitsuki , dan Tsumugi hanya bisa menghela nafas nya lelah melihat tingkah mereka berdua,Tanpa mereka sadari mereka sudah sampai didepan kamar Riku.
dibukanya pintu kamar tersebut secara perlahan, dan lama kelamaan menampakkan sang surai crimsom tengah duduk dan memandangi luar jendela.
"Iori, Mitsuki " ujar Riku tersenyum setelah menoleh dan melihat Iori dan Mitsuki
"Nanase-san bagaimana keadaanmu sekarang "
"Aku baik-ba-"
~drap...drap... drap...
~Bruk
"Yotsuba-san/Tamaki-kun/Tama/Tamaki"
"Rikkun aku sangat mengkhawatirkanmu " ujar Tamaki tiba-tiba berlari dan memeluk Riku
"Eh... etto...Ano... trimakasih sudah mengkhawatirkanku "
" apa kau temannya Iori ??, trimakasih sudah menjengukku"
"Apa maksudmu Rikkun "
"Etto... kau teman sekolah Iorikan yang menemani Iori menjengukku ?"
"Rikkun apa yang terjadi padamu ? Apa kau tidak mengenalku ? "
"Etto .... maafkan aku tapi kurasa ini pertamakalinya kita bertemu "
Mendengar perkataan Riku waktu yang berjalan di ruangan tersebut seakan berhenti berjalan.
"Nanase-san apa yang kau katakan, apa kau tidak mengingat Yotsuba-san " sentak Iori tiba-tiba
"Iori apa yang kau katakan aku jadi bingung "
Iori membelalakkan matanya terkejut dengan jawaban Riku.
Bersambung.......
See u next chapter......
Note :
maaf kalau scene yang pas di rumah sakit agak aneh.
author tidak pandai membuat scene ketika di rumah sakit TvT .
Oh.. iya ngomong-ngomong
Happy New Years / Akemashite Omedetou 🎊🎉
Semoga tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya
Maaf kalau ngucapinnya terlambat
Sore jaa mata nee...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro