Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

KEPINGAN YANG HILANG

Iori membelalakkan matanya terkejut .

"Nanase-san kau..kau tidak bercanda kan ? " ujar Iori dengan nada yang bergetar karena masih tidak percaya dengan perkataan Riku.

"Aku tidak bercanda apa maksudmu Iori " membuat Riku semakin bingung

"Rikkun... "

"Nanase-san coba sebutkan nama stasiun...yang sering kita lalui ketika akan menuju ke sekolah" ujar Iori berusaha tenang.

Semua orang yang berada di ruangan tersebut tidak mampu berkata-kata karena saking terkejutnya dan masih berusaha untuk memahami situasi saat ini.

"Eh.... bukankah kita selalu naik sepeda ketika menuju ke sekolah "

Keheningan terjadi beberapa detik, suasana ruangan menjadi semakin tidak bersahabat, Iori yang mendengar perkataan Riku membuat ketakutannya semakin besar.

Ia sangat takut jika ingatan Riku sudah pudar sebelum berhasil memenuhi janjinya untuk membantu Riku hingga berhasil mencapai impiannya,padahal tinggal sedikit lagi impian Riku terwujud.

"Ano...etto... apa aku salah bicara ??" Ujar Riku gugup karena melihat Iori yang tampak murung serta orang-orang sekitar yang manatap nya dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan.

Iori mulai berjalan menuju ke arah Riku sambil mengepalkan kedua tangannnya.

"Nanase-san... ku mohon ... ingatlah kembali "

"Iori..."

"Apa kau lupa... tentang idolish7, tentang konser, tentang impian mu "

"Apa kau lupa dengan keseharian di dorm "

"Apa kau lupa tujuanmu untuk menjadi idol dan membawa pulang kembali kakakmu "

Iori semakin mendekatkan langkahnya dan hal itu membuat Riku menjadi takut entah kenapa badan Riku menjadi gemetar melihat Iori yang semakin mendekatinya.

"Berhenti...jangan dekati aku !!" ujar Riku meninggikan suaranya dengan nada yang bergetar karena takut.

"Ku mohon Nanase-san cobalah untuk mengingatnya "

Iori menghentikan langkanya setelah mendengar suara teriakan.

"PERGI KALIAN SEMUA!! PERGI !! " ujar Riku tiba-tiba berteriak histeris bahkan mendorong Tamaki yang daritadi senantiasa berada di samping Riku

"Rikkun/Nanase-san/Riku/Riku-kun/Riku-san"

Semuanya dengan reflek berlari kecuali Mitsuki yang menggerakkan kursi rodanya dengan sekuat tenaga agar bergerak lebih cepat, menuju ke arah Riku karena melihat Riku yang hendak melempar barang-barang yang terdapat di meja samping ranjangnya.

"PERGI...PERGI!!"

"SEBENARNYA SIAPA KALIAN !!"

"Riku tenanglah "ujar Yamato memegangi tangan Riku karena berusaha untuk melempar benda yang berada di sebelah mejanya.

"PERGI!! "

"Rikkun... ada apa dengan mu sebenarnya" ujar Tamaki menahan tangisnya memegangi Riku yang berusaha memberontak

"IORI CEPAT PANGGIL DOKTER !!"teriak Mitsuki melihat Iori yang masih mematung berdiri di tempat yang sama karena terkejut melihat Riku.

Tanpa Iori sadari air mata Iori mulai mengalir ia masih sangat shock sehingga tubuhnya masih mematung di tempat yang sama.

GREP~

"Iori ayo " ujar Nagi menarik tangan Iori Tiba-Tiba.

Sementara Nagi dan Iori memanggil dokter.Mitsuki,Yamato,Tamaki,dan Tsumugi masih berusaha menenangkan Riku, sedangkan Sougo mengambil inhaler milik Riku karena Riku mulai terlihat kesusahan bernafas.

"PERGI!!!... hah..hosh...kalian siapa !! Hah..."

"Aku dimana !! hah..." Ujar Riku histeris dan mulai kehabisan tenaga dan kesulitan untuk bernafas.

"Riku-kun tenanglah gunakan inhaler ini terlebih dahulu" ujar Sogou berusaha memakaikan inhaler ke Riku

Namun Riku hanya merespon memalingkan mukanya dari inhaler tersebut.

"Riku tenanglah ini aku Mitsuki dan mereka semua adalah teman-teman mu apa kau tidak mengingatnya ?" Ujar Mitsuki lembut berusaha menenangkan Riku.

"Aku... hah... tidak mengenal... kalian..."

Mendengar perkataan Riku membuat air mata mereka tanpa mengalir, mereka entah kenapa mempunyai firasat yang buruk dan masih berusaha memahami situasi saat ini.

BRUKK~

Tiba-tiba saja Riku pingsan
.

.

.
Setelah beberapa menit akhirnya Iori dan Nagi kembali bersama Masaki-Sensei dokter yang selalu merawat Riku dari kecil ketika sakit.

Melihat keadaan ruangan yang kacau dan semua orang yang berada di ruangan tersebut panik Masaki-Sensei segera mengambil langkah memeriksa Riku dan menyuruh semua orang untuk tenang dan menunggu di luar.
.

.

.

RUANG TUNGGU ~

Terjadi keheningan beberapa menit di ruangan tersebut hingga terdengar seseorang yang membuka suara.

"Iori kau pasti tau sesutu tentang Riku kan ? " ujar Mitsuki melihat Iori yang sepertinya sudah mengetahui tentang keadaan Riku.

"....."

Iori tidak merespon pertanyaan Mitsuki,ia hanya menundukkan kepala seperti dengan pandangan yang kosong.

"Iorin jangan diam saja Jawab pertanyaan Mitsuki!! "

"Tamaki-kun "

"Tapi Sou-chan... "

"Sudah jangan bertengkar sepertinya Ichi membutuhkan waktu untuk sendiri " ujar Yamato menengahi.

"Tapi ku harap kau mau menjelaskan semuanya "

"....."

"Aku akan menjelaskannya semuanya ketika di dorm "

"Tou-san apa yang aku harus lakukan" ujar Tsumugi dalam hati.
.

.

.

Setelah beberapa lama dokter Misaki keluar dari ruangan, Tsumugi sebagai manajer menjadi salah satu perwakilan menuju ke ruangannya.

"Apakah keadaannya baik-baik saja Masaki sensei "

"Sebenarnya ***** "

Setelah mendengar semua penjelasan dari Masaki-Sensei tanpa sadar air mata Tsumugi terus mengalir, ia tidak menyangka akan menjadi seperti ini.

Setelah itu Tsumugi memutuskan untuk mengajak semuanya kembali ke dorm  dan Riku akan dijaga oleh Banri.
.

.

.
DORM ~

semuanya berkumpul di ruang tengah untu mendiskusikan tentang apa yang terjadi hari ini dan penjelasan dari Iori serta Tsumugi.

"Apakah Rikkun baik-baik saja Manajer" ujar Tamaki tidak sabaran

"Riku untuk saat ini baik-baik saja, keadaannya sudah stabil "

Mendengar perkataan Tsumugi semuanya menghela nafas lega mengetahui Riku sudah baik-baik saja.

"Tapi kenapa kau tampak sedih manajer bukankah Rikkun sudah baik-baik saja ?" ujar Tamaki penasaran

Tsumugi tidak tau harus menjelaskannya darimana, ia benar-benar bingung saat ini, hingga tiba-tiba ada suara yang memecahkan keheningan di ruangan tersebut karena menunggu jawaban dari Tsumugi.

"Sebenarnya Nanase-san mempunyai penyakir Alzaimer semenjak tiga tahun yang lalu "

"Jadi sudah selama itu " ujar Tsumugi lirih

Keheningan mulai melanda ruangan itu seakan-akan waktu tengah terhenti hingga tiba-tiba ada suara yang memecah keheningan.

"Menurut penjelasan dari Misaki-Sensei Riku-san mengalami penurunan fungsi kinerja pada otak nya yang menyebabkan memory atau ingatannya  menjadi kacau untuk saat ini "

"Pada saat ini Riku-san sudah kehilangan semua memory masa kecilnya dan untuk saat ini ia hanya mengingat ketika hari dimana ia  belum menjadi bagian dari IDOliSH7"

"Lalu kenapa ia tiba-tiba juga tidak mengingat ku manajer  " ujar Mitsuki tiba-tiba memotong pembicaraan Tsumugi.

"Itu karena ketika Riku-san merasa tertekan itu akan memperburuk keadaannya sehingga ia tidak mengingat semuanya"

"Apa Rikkun bisa mengingat kita lagi manajer ? " tanya Tamaki lirih

"Itu tergantung dari keadaan, kata Misaki-sensei untuk saat ini kita hanya bisa melakukan seperti apa yang Riku ingat untuk saat ini "

Tanpa sadar air mata Tsumugi kembali mengalir hal itu membuat yang lain panik.

"Jangan menangis manajer "

"Maaf.. hiks ... aku hanya.. hiks.... teringat... perkataan..Masaki-Sensei..."

"Ia memperediksi.... hiks... Riku... akan...hiks...akan .... kehilangan semua...hiks.... semua... ingatannya.... hiks.... dalam... waktu...enam..hiks bulan.. "

"Itu.. tidak mungkin kan manajer " ujar Iori dengan nada bergetar.

".....  "

Melihat Tsumugi yang terdiam sambil mengusap air matanya yang semakin mengalir membuat yang lain terdiam dan tanpa sadar air mata mereka juga ikut mengalir.

Karena bagi mereka semua Riku sudah menjadi keluarga mereka, mereka menjadi teringat hari ketika dimana Riku memberikan nama IDOLiSH7 dan mengatakan tujuan kenapa memberikan nama tersebut.

"Naa... manajer apa tidak ada yang bisa kita lakukan untuk membantu Riku " ujar Mitsuki dengan nada bergetar menahan tangis.

Sebelum menjawab pertanyaan Mitsuki, Tsumugi berusaha menenangkan dirinya, setelah dirasa tenang Tsumugi mulai menjawab

"Untuk saat ini...kita tidak boleh membiarkan Riku-san sendirian "

"Lalu**** "

Tsumugi menjelaskan semuanya apa saja yang harus di lakukan untuk membantu Riku, Iori juga ikut membantu menjelaskan tetang keadaan Riku serta menjelaskan kenapa ia menyembunyikan semuanya.

Setelah mendengar semua penjelasan tersebut mereka menjadi paham kenapa Riku sering tersesat dan terkadang ketika diajak berbicara ia tidak paham bahkan tidak nyambung satu sama lain serta sering lupa dan salah meletakkan barang.

Setelah selesai menjelaskan semuanya Tsumugi pamit karena hari sudah semakin gelap.
.

.

.

(JANGAN LUPA KETIKA MEMBACA SAMBIL DENGARKAN LAGUNYA )

KAMAR RIKU ~

Iori duduk di sebuah kursi dan mengambil sebuah buku yang berada di dalam laci sebuah meja, Iori mulai meletakkan buku tersebut di meja dan mulai membaca satu-persatu isi buku tersebut.

Tanpa sadar air mata Iori kembali mengalir ketika membaca buku tersebut hingga terdapat tulisan di salah satu halaman buku tersebut yang membuatnya air matanya semakin mengalir dan mengepalkan kedua tangannya.

"Nee... Iori jika aku sudah kehilangan semua ingatanku dan ketika waktu itu impianku belum terwujud, kau jangan pernah menyalahkan dirimu"

"Karena sebenarnya impianku sudah terwujud ketika kita dan yang lainnya bisa menari serta bernyanyi bersama di atas panggung menyanyikan lagu buatan Mitsuki "

"Meskipun kita masih belum mencapai puncak tapi bagiku itu sudah cukup karena bisa bernyanyi dan menari di atas panggung bersama-sama hingga saat ini merupakan sebuah keajaban bagiku "

"Jadi sekali lagi aku katakan jangan pernah meyalahkan dirimu,jika kau menyalahkan dirimu aku akan marah padamu Iori hmmpp ~"

"Tetap lakukan yang terbaik seperti biasanya meskipun saat itu aku sudah tidak bisa bernyanyi dan menari lagi karena aku tetap mengawasi kalian oke :) "

"Sekali lagi trimakasih Iori berkat kau aku jadi tidak takut lagi, ayo kita berjuang bersama-sama dengan yang lainnya melalui tempat ini dan bersinar bersama-sama di panggung yang cukup megah seperti zero arena "
.

.

.

"Iori disini kau rupanya, kau sedang apa ?"

"Nii-san! " ujar Iori terkejut melihat Mitsuki yang tiba-tiba masuk dan segera mengusap air matanya.

"Jadi ini sebabnya kanapa kau selalu melarang kami masuk ke kamar Riku apapun alasannya " ujar Mitsuki menggerakkan kursi rodanya mendekati Iori,dan melihat sebuah papan besar yang berisis tempelan sticky note

"Kau kenapa menangis Iori ???" Imbuhnya.

"Tidak... aku tidak menagis ini hanya kemasukan debu Nii-san "

"Jangan berbohong Iori, kau pikir aku tidak tau "

" kau masih memikirkan soal Riku kan ? " ujar Mitsuki lembut

"......"

"Iori yakinlan jika Riku akan baik-baik saja "

"Aku... aku hanya takut jika tidak bisa menepati janji ku sebelum semua ingatannya hilang "Ujar Iori menyerahkan buku yang ia baca tadi kepada Mitsuki.

Setelah membaca buku tersebut Mitsuki langsung memeluk Iori dan mengusap lembut surai miliknya berusaha menenangkannya.

"Tak apa Iori semuanya pasti akan baik-baik saja "

Mendengar perkataan Mitsuki membuat air mata Iori kembali mengalir ia menahan diri agar tidak menangis.

Tanpa disadari ternyata sedari tadi ada empat orang yang tengah mengamati mereka dari luar dan mulai masuk ke dalam.

"Iorin kenapa kau jadi cengeng begini "

"Tamaki-kun/Tama/Tamaki "

"Kalian !! "

"Woah... kamar Rikkun terdapat banyak sekali sticky note "

"Tama kesini sebentar " ujar Yamato tiba-tiba setelah Mitsuki memberika buku yang dibaca Iori tadi menunjukkan  sebuah halaman yang terdapat tulisan tadi.

Tamaki,Sougo,Nagi,dan Yamato menjadi paham kenapa Iori menangis setelah membaca tulisan tersebut.

"Jangan Khawatir Iorin aku akan berlatih bersungguh-sungguh dan melakukan yang terbaik "

"Yes Tamaki benar kita hanya perlu berusaha dengan sungguh-sungguh dan melakukan yang terbaik "

"Kita pasti akan mencapai puncak bersama-sama sebelum ingatan Riku-kun hilang "

"Tenang Ichi Onii-san jamin semuanya pasti akan berjalan dengan baik "

"Yosh ayo kita berikan pelukan kelompok pada Iori "

"Nii-san !!"

"Yeyy ayo kita peluk Iori desu "

"Nagi-chii curang !"

"Kalian berdua hentikan !!"

"Hahahha..."

Semuanya pun memeluk Iori suana yang tadinya cukup suram mulai tergantikan dengan suasana riang, meskipun pada malam itu merupakan malam yang cukup dingin namun mereka semua dapat merasakan kengatan pada tubuh mereka.

Bersambung.....
See u next chapter.....

Note

Maaf kalau updatenya lama karena author sedang magang dan ada beberapa project wattpad yang harus diselesaikan TvT

Semoga chapter kali ini tidak mengecewakan TvT

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro