Hold Me , Hold You
"Sepertinya sudah waktunya untuk dipotong " ucap seseorang tersebut merasa terganggu dengan rambut miliknya.
"Aku takut jika mengganggu waktu perform nanti " imbuhnya
"Sepertinya aku bisa menggunakan benda ini " ucap orang tersebut mengambil sebuah pisau yang tersimpan rapi di rak meja dapur.
Ia pun mulai memegang ujung helai rambutnya dan bersiap untuk memotong rambutnya dengan menggunakan pisau.
Kreess~
.
.
.
Kriiet~
"Na...na...nanase-san apa yang sedang kau lakukan ??!!"
.
.
.
"Io..ri .. ah.. aku hanya memotong rambut ku karena sudah panjang" ujar Riku agak terkejut masih memegang pisau dengan beberapa helai rambut nya yang sudah terpotong.
"Ano... Nanase-san apakah kau bisa meletakkan pisau itu terlebih dahulu ? " ucap Iori berhati-hati agar Riku tidak melukai dirinya.
"Aku hanya ingin memotong rambut ku karena sudah panjang , apakah itu salah Iori ? "
"Wakatta tapi letakkan pisaunya terlebih dahulu Nanase-san "
Iori melangkahkan kakinya dengan perlahan ke depan menuju ke tempat Riku , dengan badan yang sedikit bergetar ia berusaha tenang ingin mengambil pisau tersebut dari tangan Riku.
melihat Iori yang perlahan maju, Riku juga ikut mundur perlahan , iris mata crimsomnya melebar karena kebingungan dengan tingkah orang yang berada di depannya, ingatannya mulai agak kacau saat ini, ia mulai merasa ketakutan.
"Nanase-san jangan takut bisakah kau menyerahkan pisau itu ?" ucap Iori mengulurkan tangan nya berusaha meyakinkan Riku.
[ JANGAN LUPA DENGERIN LAGUNYA KETIKA MEMBACA AGAR DAPAT FEELNYA ]
"apakah yang aku lakukan salah Iori ?" jawab Riku merasa ketakutan
"Iee... kau tidak salah Nanase-san , aku akan meminta tolong Nii-san untuk merapikan rambutmu "
"jadi bisakah kau meletakkan pisau itu ? kumohon Nanase-san " ucap Iori tersenyum sendu menahan tangisnya , ia tidak sanggup melihat Riku seperti ini.
"Nanase-san sekali lagi kumohon letakkan pisau itu "
"Untuk kali ini saja dengarkan aku Nanase-san "
TRANG~
GREP~
"Unm.. kerja bagus Nanase-san...kerja bagus "
Iori langsung memeluk Riku dengan erat setelah Riku menjatuhkan pisaunya ,bulir-bulir bening yang tertahan oleh kelopak matanya dengan perlahan mulai keluar satu per satu.Riku hanya diam mematung ketika ia dipeluk Iori , iris mata crimsomnya masih meredup menggambarkan kekosongan di dalamnya.
"Nanase-san ku mohon jangan menghilang "
.
.
.
KEESOKAN HARINYA ~
Di sebuah ruang dapur yang sederhana terdapat seseorang bersurai orange duduk di kursi roda tengah sibuk memotong-motong sayuran.
Kriiet~
"Ohayou Nii-san " ucap Iori setelah memasuki ruang dapur.
"Ohayou Iori "
"Ada yang bisa aku bantu Nii-san "
"Unm... bisakah kau membantuku memasukkan sisa sayuran ini ke dalam kulkas ? "
"Baik Nii-san "
Krieet~
"Ohayou/good morning Iorin/Ichi/Iori-kun/Iori/Mitsuki/Mikki/Mitsu "ucap ke empat orang dengan warna surai yang berbeda memasuki ruangan secara bersamaan.
"Ohayou " jawab Iori dan Mitsuki bersamaan
"Ada apa ini tumben kalian semua bangun secara bersamaan ?" Ucap Mitsuki terheran -heran.
"Onii-san juga kebingungan disini "
suasana dapur yang tadinya sepi dengan perlahan menjadi ramai,Iori memperhatikan ruangan sekitar, manik midnight bluenya berusaha mencari seseorang.
"Nanase-san apakah sudah terbangun ? "
"sepertinya belum "
"Minna apakah kita bisa mendiskusikan sesuatu sebentar sebelum Nanase-san bangun ? " ucap Iori tiba-tiba membuat semuanya menatapnya heran.
"Ada sesuatu yang ingin aku ceritakan " imbuhnya
"Baiklah Iori/Iorin/Ichi/Iori-kun "
.
.
.
Setelah beberapa menit mereka berkumpul di ruang tengah yang tidak jauh dari dapur.
Semuanya nampak serius mendengarkan penjelasan dari Iori, Iris mata mereka semua nampak melebar setelah mendengar penjelasan Iori tentang kejadian semalam.
Mereka tidak menyangka jika penyakit Riku membuat Riku seperti itu,mereka ingin menjaga Riku dengan segala cara.
Karena masih banyak hal yang ingin mereka lakukan bersama-sama.
Mereka baru saja memasuki langkah awal.Mereka bahkan belum debut, mereka belum mengukir suatu prestasi dengan nama IDOLiSH7,mereka belum mengikuti BOW yaitu tujuan akhir mereka.
Dan bagi Mistuki masih banyak lagu yang ingin ia buat untuk mereka nyanyikan.
Masih banyak lagi
Masih banyak lagi
Lagi
Lagi dan lagi
Akankah mereka bisa tepat waktu dan membantu Riku hingga akhir ?? Itulah pertanyaan mereka dalam benak mereka masing-masing.
Jika mereka memulainya bersama maka mereka harus mencapai tujuan bersama-sama itulah yang mereka harapkan bersama.
"....."
"Untuk sementara kita akan menyimpan semua benda-benda tajam di tempat yang aman " ucap Sougo lirih memecahkan keheningan.
"Jangan sampai Riku-kun menemukan benda-benda itu " imbuhnya.
"Aku yakin kita pasti bisa, tidak akan ada yang tau akhir dari sebuah cerita jika kita menyerah sekarang " ucap Mitsuki
"Apa yang dikatakan Nii-san itu benar "
"Aku yakin semuanya akan baik-baik
saja dan berjalan dengan semestinya " ucap Sougou tersenyum lembut.
"Aku akan menjaga Rikkun dengan baik"
"Watashi juga akan membantu "
"Tama, Nagi Onii-san bangga dengan kalian "
Tanpa mereka sadari sosok bersurai crimsom tengah bersembunyi mendengar sebagian percakapan mereka.
Ia menutup mulutnya dengan satu tangan sebisa mungkin menahan suara tangisnya, di balik pintu ruangan tersebut dengan perlahan tubuhnya merosot kebawah menyentuh lantai.
Bulir-bulir bening mulai berjatuhan membasahi kedua pipinya.
"Gomen...gomennasai minna aku juga akan berusaha agar selalu mengingat semuanya dan melakukan yang terbaik ketika perform nanti" gunam seseorang tersebut dalam hati.
"Gomen...karena selalu menghambat kalian "imbuhnya
.
.
.
.
Selama beberapa hari mereka semua berlatih dengan sungguh-sungguh, sedangkan Mitsuki menonton dan menyemangati mereka sembari membuat lagu baru untuk mereka.
Semua persiapan berjalan dengan lancar karena mereka saling mendukung satu sama lain.
Hingga tanpa disadari hari dimana konser tersebut dimulai sudah tiba.
.
.
.
HARI KONSER DIMULAI
Lautan manusia berkumpul mengelilingi sebuah panggung dengan beragam cahaya yang terpancar dari ligh stick yang mereka pegang masing-masing.
Semuanya tampak tidak sabar menunggu pertunjukan tersebut dimulai.
Tek...tek...tek...
Suara lampu panggung yang menyala mulai terdengar.
Dengan keenam warna yang berbeda menyinari keenam orang yang berada di atas panggung tersebut,sesuai dengan warna surai mereka masing-masing.
Teriakan segala penjuru dari arah penonton mulai terdengar menghiasi ruang tersebut.
Keenam orang tersebut mulai bernyanyi dan menari dengan penuh semangat.
Bulir-bulir keringat mulai membasahi wajah mereka, senyuman lebar menghiashi wajah mereka selama perform.
Semua penonton mulai terhipnotis oleh penampilan mereka berenam.
Pats~
Semuanya berjalan lancar dengan semestinya, namun di tengah-tengah penampilan mereka tiba-tiba saja terjadi listrik padam.
Lampu sorot yang tadinya menyinari tempat tersebut menjadi redup, bahkan microfon yang tertempel pada telinga mereka tidak berfungsi.
Para penonton mulai terlihat panik namun masih kondusif.
"Pengeras suaranya juga tidak berfungsi "
"Apa yang harus kita lakukan ? "
"Minna tenang pasti kita akan menemukan jalan keluarnya "
.
.
.
Ruang Kontrol ~
Brakk~
"Gawat terjadi kesalahan teknis di bagian lighthing dan audio "
"Berapa menit waktu yang dibutuhkan untuk memperbaikinya ? "
"10 menit "
"Gunakan alat cadangan untuk memperbaikinya, kita tidak punya banyak waktu lagi !"
"Baik ! "
"Sepertinya syuting ini harus ditunda "
.
.
.
"Ayoo.. tsumugi pikirkan sesuatu di saat-saat seperti ini apa yang bisa aku lakukan?? "
"Jika suara mereka tidak tersampaikan maka apa yang harus dilakukan?? "
"Tarian Tamaki memang sungguh hebat "
"Tarian...??? "
"Itu benar jika suara mereka tidak tersampaikan maka tarian dapat tersampaikan !"
"Anoo... apakah lampu ada satu lampu sorot yang masih bersungsi ? "
"Ada satu lampu sorot utama yang masih berfungsi"
Drap...drap...drap~
"Tsumugi kau mau kemana! "
"Aku akan pergi ke bagian ruang ligthing !"
"Tolong jangan hentikan syutingnya !"
.
.
.
Pats~
"Apa ini terlalu terang "
"Lampu sorotnya mengarah ke Yotsuba"
"A.. begitu rupanya "
"Yotsuba-san menarilah "
Melihat Tamaki yang menari Yamato mulai menangkap apa yang dimaksud.
"Minna tepuk tangan "
semua member IDOLiSH 7 paham dengan arahan dari Yamato mereka mengajak penonton bertepuk tangan bersama mengikuti Irama dan Tamaki mengikuti Irama tepukan tangan tersebut.
"Apakah ini disengaja ? "
"Mungkin ini sebuah kejutan "
.
.
.
Kurang lebih beberapa menit Tamaki menari hingga kesalahan teknis tersebut dapat diperbaiki.
"Iori-san suara akan kembali dalam lima detik lagi "
"Haik "
Iori memberikan instruksi kepada member lain untuk kembali ke posisi semula.
Dan bagaikan sihir timing nyanyian mereka dan tarian mereka selaras dengan sangat tepat.
Membuat para penonton menjadi terpesona dengan penampilan mereka, teriakan keras terdengar dari segala penjuru seakan memberikan mereka semangat.
.
.
.
Ruang staff
"Hah...hosh...huft... berhasil "
"Semuanya...hosh...berjalan dengan lancar "
Tsumugi tidak bisa menyembunyikan kelegaannya ketika rencananya berjalan dengan lancar.
.
.
.
Bersambung.....
See U Next Time....
Note
Minna gimana kabarnya
Ini terakhir kali author update sebelum melanjutkan skripsi author yang sempat tertunda di ruang studio / lab hari senin besok.
Semoga ceritanya ndak tambah aneh TvT
Sore jaa mata nee...
Oh iya aku mau tanya, apakah kalian nyaman ketika aku menambah lagu di book ini ??
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro