"Hospital"
Aku tak bisa menggerakkan badanku, rasanya semua tulang-tulang ku patah, aku mencoba membuka kedua mataku perlahan, rupanya aku berada di kamar di rumah nenekku, tapi bukannya tadi aku habis tertabrak mobil?, apakah itu hanya mimpi?, Aku mencoba untuk duduk, dan anehnya badanku sudah tidak terasa sakit lagi, aku pun berdiri dan berlari keluar kamar sambil memanggil ayah, namun tak ada sahutan, aku pun menuruni tangga, saat itu aku melihat seorang wanita hamil tengah berjalan menuju televisi, tiba tiba ia kesakitan, ia terus memegangi perutnya, ia mencari telepon lalu menelpon seseorang, setelah itu beberapa orang datang dan membawanya, mereka mengangkatnya menuju pintu lalu menutup pintu itu, aku pun membuka pintu itu namun anehnya aku malah berada di kamar rumah sakit tempat dimana wanita itu sedang melahirkan, tempat macam apa ini?, aku segera berbalik dan membuka pintu tapi aku tak bisa menyentuhnya seakan akan aku ini transparan, tiba tiba terdengar suara bayi, aku menoleh, kulihat wanita itu tengah bersama suaminya, ia sudah melahirkan 2 bayi kembar dan memberinya nama Lucy dan Anna??, Apakah dia orang tua ku?, aku pun menghampirinya, kulihat wajah wanita itu, bayi itu lalu pria itu yang ternyata mirip sekali dengan ayahku, matanya menatap ku sedih, bibirnya bergumam pelan terus menerus setelah kuperhatikan ternyata ia bergumam "kumohon sadarlah Anna", dia menyebut namaku??, kakiku perlahan mundur aku mengalihkan pandanganku tapi yang kulihat sangat mengejutkan, wanita itu berwajah mengerikan, kulit wajahnya sangat keriput dan seolah olah ia sudah terendam air selama bertahun-tahun dan bayi itu matanya merah ia tersenyum dengan gigi taringnya, tiba tiba pria itu memegang pergelangan tanganku.
Author's Pov
"Kumohon sadarlah Anna", gumam nya berkali kali, ia pun memegang pergelangan tangan anaknya,
"Ayah", Robert pun menatap anaknya, ia tersenyum dan menghapus air matanya,
"Ayah jangan menangis, aku baik-baik saja", ucapnya sambil mencoba untuk duduk namun ayahnya mendorongnya untuk tetap telentang,
"Ada apa ayah?", tanyanya,
"Kakimu patah, tapi jangan khawatir, kakimu bisa sembuh, untuk beberapa waktu kau akan menggunakan kursi roda",mendengar itu Anna jadi sedih, lalu ayahnya pun mencoba menghiburnya,
"Kau ingat, dulu saat nenekmu sakit dan memakai kursi roda, kau sangat bersemangat sekali, kau bahkan mengatakan padaku kalau suatu hari kau ingin memakai kursi roda, dan sekarang keinginanmu terwujud kan?",Anna tersenyum, benar juga, pikirnya, tiba-tiba ia teringat sesuatu...
"Oh iya, ayah, bagaimana keadaan Andrea?",
"Anak itu..., kepalanya berdarah karena terkena trotoar, tapi sekarang dia baik baik saja, dia ada di ruang sebelah, besok dia sudah diperbolehkan untuk pulang",
"Oh", jawab Anna singkat.
20:00
"Anna!", terdengar suara dari pintu, rupanya itu Andrea, dan kepalanya diperban, ia terseyum pada Anna dan menghampirinya,
"Bagaimana keadaanmu?", tanya Andrea, sementara itu Anna masih merasa sedikit canggung karena tidak pernah melihat Andrea sebaik ini sebelumnya
"Aku.. mmm.. Baik. Kamu?",
"Aku juga, aku minta maaf ya", ucap Andrea sambil memegang tangan Anna, Anna hanya mengangguk,
"Ayahnya Anna, aku akan menjaga Anna sepanjang malam sebagai rasa terima kasihku , Anda bisa pulang", ucap Andrea,
"Baiklah, aku tak mau mengganggu kalian anak-anak", ucapnya sambil membereskan bajunya lalu pergi, suasana pun hening, Anna mencoba untuk membuka percakapan,
"Apa kau benar-benar ingin menjagaku?", tanya Anna,
"Tidak juga sih, sebenarnya, ibuku pulang, ia meninggalkanku di kamar sendirian jadi aku kesini saja",ucap Andrea,
"Jadi kau Takut ya?", ledek Anna, Andrea nyengir, lalu mereka tertawa, tiba-tiba, kruuk,
"Ada apa Anna?", tanya Andrea,"kau lapar?",
"Hehe, iya", ucap Anna malu-malu,
"Oh, kalau begitu sini aku suapi", ucapnya sambil mengambil bubur yang telah disediakan, namun anna menolaknya,
"Aku tidak suka makanan rumah sakit", ucap Anna, Andrea pun berpikir...
"Aku akan membelikanmu cemilan di luar rumah sakit, nanti kita bisa makan bersama sambil bergosip, bagaimana?",Anna mengangguk bersemangat, Andrea pun pergi keluar, untuk membeli cemilan.
Anna's Pov
Akhirnya, aku dan Andrea bisa berbaikan, rupanya Andrea ramah juga. Cklek. Loh kok tiba-tiba lampunya mati??
"Andrea plis, jangan bercanda dong, aku takut nih", teriakku, namun tak ada jawaban, aku semakin ketakutan, kucoba menggerakkan kakiku dan turun namun aku tak bisa, ini justru menyiksaku, aku pun hanya diam ketakutan, tiba-tiba ,ada sebuah bayangan di tembok, karena minim cahaya, bayangan itu hampir tidak terlihat, tapi aku terus memperhatikannya, ia berjalan menghampiriku, tiba tiba pundakku terasa berat sekali, lalu aku merasakan seolah olah aku melayang.... Jauh dari Tubuhku.....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro