"Good Bye"
Pagi itu, awan-awan nampak cerah namun berbalik dengan hati Anna, ia hancur, ia kehilangan seorang nenek yang begitu ia sayangi, yang lama sekali baru ia temui.
Anna kabur dari pemakaman neneknya, ia tak sanggup melihat neneknya dikubur, ia menangis dan pergi meninggalkan ayahnya, di tepi sungai ia berdiri melihat wajahnya yang terpantul di sungai yang jernih, perlahan ia mengusap air matanya namun semua itu percuma, matanya tetap menangis.
"Ann," tiba-tiba seseorang datang dan mengelus pundaknya, Anna menoleh, rupanya itu Lucy, ia tengah prihatin kepadanya, ia mengusap air mata Anna.
"Sudahlah Anna, jangan menangis lagi, aku ada disini bersamamu, selalu ,setiap saat kau membutuhkanku aku akan ada di sampingmu, aku tak akan meninggalkan mu sendiri, aku janji tidak akan membuat mu merasa kesepian",Anna menoleh, ia tersenyum tulus pada Lucy.
"Aku tahu, aku hanya... Belum siap kehilangan nenek," tangisnya semakin menjadi, Lucy pun segera memeluknya dan mengelus rambutnya, "Baiklah, kalau begitu menangis lah jika itu memang bisa membuatmu merasa lebih baik."
Mereka berpelukan selama beberapa menit hingga seseorang berteriak memanggil-manggil nama Anna, Lucy pun panik, ia segera melepaskan pelukannya dan bergegas pergi namun Anna mencegahnya dan memegang tangannya, setelah suara itu semakin mendekat, Anna menoleh ke arah suara itu, lalu Lucy segera melepaskan genggaman Anna dan berlari pergi.
"Ayah..."
"Apa yang kau lakukan disini Anna?, ayo kita pulang, langit sudah mulai gelap," Anna mengangguk, ayahnya pun mengulurkan tangannya, lalu Anna menggandengnya dan mereka pulang bersama,
22:00
Anna tengah terlelap di kamarnya, ia bermimpi ia berada di hutan, di kejauhan ia melihat seseorang berambut putih pendek, orang itu semakin mendekati Anna, ternyata orang itu adalah neneknya, ia mengelus pipi Anna lalu tersenyum.
"Kenapa nenek meninggal?" Tanya Anna.
"Memang sudah waktunya nenek pergi,"
"Tidak, pasti nenek ditusuk orang kan?, Katakan siapa orang itu Nek, aku akan membunuh nya,"
"Kau bukan pembunuh sayang, tapi kau akan segera mengetahuinya, pergilah ke kamar nenek, dan kau akan tau yang sebenarnya," Perlahan, neneknya menghilang dari hadapan Anna dan Anna bangun dari tidurnya, sepertinya ia lupa dengan mimpinya, ia menjalani harinya seperti biasa, ia mandi, ganti baju, dan pergi makan.
Tiba-tiba bel pintu berbunyi saat Anna dan ayahnya sedang sarapan.
"Biar aku saja yang membukanya ayah," ucap Anna sembari turun dari tempat duduknya, ia berjalan ke pintu dan membukanya, di depan pintu itu berdiri seorang wanita yang telah merawat nya sejak kecil.
"Meghan?" Ucap Anna, "masuklah" lanjutnya dengan ekspresi datar.
"Kau mau sarapan bersama kami?" Tanya Anna.
"Tentu sayang, siapa yang masak?"
"Baguslah kalau begitu silahkan duduk" bukannya menjawab pertanyaan Meghan, Anna menggeser kursinya untuk Meghan, setelah ia duduk, Anna mengambil piringnya dan berkata,
"Aku akan makan di kamar" ucapnya sambil meninggalkan mereka berdua di meja makan.
"Aku berusaha membuatnya menyukaiku Robert tapi dia tidak pernah ingin bersamaku" Robert pun menyentuh tangannya,
"Tidak apa apa Meghan, semua butuh waktu, dia sedang mengalami masa masa sulit sekarang" Meghan mengangguk mengiyakan ucapan pria itu.
"Aku curiga padanya"
"Anna?" Tanya Meghan.
"Hanya ada Anna dan mama di dapur saat pembunuhan terjadi, dan pagi ini mereka bertengkar sambil berteriak-teriak" ucap Robert menjelaskan, "dan Anna memang sedikit aneh akhir akhir ini, ingat saat dia bertindak kasar padamu? Dan dia juga sering pulang terlambat, apalagi kemarin"
"Apa-apaan ini? Kamu nuduh dia membunuh mamamu? Mana mungkin? Dia kelihatan begitu sedih karena kehilangan dia, aku nggak nyangka kamu ngomong kaya' gini Robert, kamu nggak kenal Anna lebih baik daripada aku" Meghan pun berdiri dan meninggalkan meja, "aku akan ada bersamanya di saat saat sulit seperti ini."
Meghan membuka pintu kamar Anna perlahan, ia dapat mendengar tangis Anna yang sesenggukan, Meghan pun memeluk Anna dari belakang, bukannya menolak tapi Anna mulai merasa nyaman dengan pelukan Meghan karena memang itu yang sedang ia butuhkan.
"Meghan" ucap Anna.
"Hmm?"
"Sebenarnya kamu itu baik, tapi aku tidak mau kamu menggantikan mamaku, aku nggak mau punya mama tiri" Meghan mengernyitkan dahinya lalu tertawa "kok kamu ketawa sih?" Lanjut Anna.
"Kamu lucu sih, mana mungkin aku menggantikan mamamu yang cantik itu, aku sudah mengenal ayahmu dan ibumu jauh sebelum kamu lahir, mereka saling mencintai, bahkan ayahmu masih sering cerita betapa ia merindukan ibumu"
"Sungguh?" Tanya Anna.
"Iya Anna" ucapnya sambil mengusap pipi Anna.
"Janji kau tidak akan menikah dengan ayahku?" Anna menunjukkan jari kelingking nya, Meghan terdiam.
"Baiklah" ia pun menyatukan kelingkingnya lalu memeluk gadis yang tengah terluka itu, kini Anna merasa lebih baik.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro