Close to Me: Extra Part 2
DeadElf has knockdown by ajYkkk11 with M16A1
Safezone will restrict in 2 minutes.
"Tunggu." Lesley mencoba revive karakter DeadElf, bertahan di sampingnya selama 10 detik. Diberikannya medic kit dan kaleng minum penambah energi.
"Thanks." DeadElf kembali bangkit dengan karakternya mencapai pohon.
"Tetap waspada." Gusion memperingatkan dengan karakternya berjalan menuju bebatuan tinggi, cukup jauh dari DeadElf berada. Mereka tidak bisa berkumpul lebih lama, karena menghindari musuh membunuh mereka sekaligus.
"Arah jam 4!" jerit EverVillain ketika sekelebat bayang satu karakter bersembunyi di balik rerumputan tinggi.
"Lesley."
"Aku mengerti." Ia mengganti weapon dengan granat, melemparkannya tepat di tempat karakter yang mengintai mereka.
CheerSniper has killed Astrinc3 with grenade, 27 player left
"Uh wow!" Lesley menutup mulutnya, tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia berhasil membunuh akun milik Esmeralda. Tetapi, euforia itu tidak bertahan lama saat darah karakternya menurun karena seseorang menembaknya.
"Les, mundur." Gusion menggantikan posisinya dengan ia yang mengambil kaleng minuman untuk menambah energi.
"Hei, Jack. Arah jam 3!!!" DeadElf berteriak di voice in-game, terdengar sangat panik. Gusion mengalihkan view karakternya, tetapi ia tidak menemui apa-apa.
"Mana?!"
"Mananya apa?!! Di belakangmu, hei!!" DeadElf menembak berkali-kali pada satu karakter yang mendatanginya mereka berdua dari balik batu. Cepat Gusion dan Lesley mundur dan berbalik. Lesley menembakkan berkali-kali karakter itu, tetapi sebelumnya si karakter yang tiba-tiba melakukan serangan dengan melemparkan granat pada Gusion.
Dan terlambat.
AstroLover has killed JackForest with grenade, 20 player left
AstroLover has knockdown CheerSniper with grenade
Safezone will restrict in 1 minute.
"W-WHATT!!!"
"Bagaimana bisa?!!"
Gusion sendiri membanting dirinya di kursi, memejamkan mata untuk menahan emosi.
"Argh." Membuang napas berat, ia memijit kepalanya.
"Sudah kuduga, ini terlalu mudah. Sepertinya akun smurf Esme dipakai seseorang." Lesley masih fokus pada layar komputer, mengarahkan karakternya menjauh dari lokasi matinya karakter Gusion setelah berhasil revive.
"Bro, apa yang terjadi? Tidak seperti biasanya kau lengah." DeadElf bertanya-tanya.
"Sabar, sabar." Lesley menghentikan karakternya terlebih dulu pada tanah yang cukup tinggi, kemudian mengelus punggung belakang sang suami lembut. Ia mengerti, bahwa ketidaksukaannya pada Esme, lebih-lebih bertemu dalam game seperti ini kadang membuat konsentrasinya kacau. Apalagi sekarang ia mati dibunuh rivalnya sendiri. Pridenya sebagai seorang pro-player rasanya jatuh begitu saja.
"Kuserahkan pada kalian." Gusion hanya bisa melenguh pasrah, mencoba menerima keadaan yang sama sekali tidak diprediksi olehnya.
"Aku akan berjuang semampuku." Lesley bertekad untuk tidak menyerah, sekaligus meyakinkan timnya yang tersisa. Ia mengarahkan karakternya sejalur dengan DeadElf, tetapi memberi jarak agar tidak lagi terulang kecelakaan seperti tadi.
Pejaman kedua netra sewarna safir milik Gusion terusik oleh dering ponsel dari atas meja. Diraihnya cepat, keningnya berkerut ketika ia melihat siapa yang meneleponnya. Ia menggeser tombol hijau dan mendekatkan ponsel ke telinga.
"Ya?"
"Pak Gusion, Ayah--maksudku, pak Presdir mencari anda. Rapat dimajukan menjadi setengah jam lagi, dan anda diharuskan untuk ke kantor secepatnya."
Sekonyong-konyong Gusion menegakkan tubuh dari mode rehatnya, air mukanya berubah serius.
"Apa kau lupa dengan yang kukatakan dan jadwal yang kutitipkan padamu kemarin lusa? Aku dan Lesley sedang mengambil cuti 3 hari, apa kau tidak ingat?!!"
Bahkan Lesley yang begitu dekat dengan Gusion pun pertama kali ia melihat wajahnya setegang itu.
"Dear? Ada apa?"
"A-anu, Pak. Saya sudah menyampaikan, tetapi pak Presdir tetap memerintahkan saya untuk memanggil Bapak."
"Pak tua sialan. Kau gantikan aku."
"Ta-tapi, Pak?! Saya tidak bisa...."
Sambungan telepon ia putus paksa, disusul dengan bantingan ponselnya ke meja. Bertepatan dengan tulisan "Good Luck Next Time" di layar komputer di depan Lesley.
"Huft." Mendapati tim mereka kalah dari musuh dengan perbandingan 7/64. Sedikit lagi kemenangan dapat diraih, tetapi mereka kalah karena DeadElf yang kena knockdown.
.
I want you. Everyday is only a boring hypocryte, this world with no fun, without you, it's stifling.
You want me. Even the reason for breaking up it's like joke to us. If it's not me, no one will understand.
.
"Dear, kau belum menjawab pertanyaanku. Dan kenapa kau harus marah-marah seperti tadi pada bawahanmu?"
Lesley bertanya dengan melepaskan headset, mencondongkan tubuh ke lelaki di sampingnya dengan ekspresi penuh tanya.
"Pak tua memerintah kita untuk ke kantor hari ini. Memang sialan." Gusion mengumpat dengan mengusap rambutnya ke belakang, masih dengan perasaan kesal. Sedang Lesley yang mendengar jawaban itu mencebikkan bibir.
"Aku tidak suka dengan Gusion yang menyebut ayah mertua Pak Tua. Aku mau kita putus-eh maksudku cerai!" Suaranya cukup nyaring menjangkau orang-orang yang bermain di samping mereka. Atensi mereka sekilas teralihkan oleh seruannya. Dan Gusion hanya mendecak, menyentil dahi perempuan di sampingnya.
"Aw!"
"Belajar bicara dulu, baru minta cerai," ejeknya dengan tawa tertahan, sekaligus geli karena Lesley yang manyun mengelus dahinya.
"Tutup billingmu."
"Tidak mau. Aku hanya mau cerai," canda Lesley dengan nada serius yang dibuat-buat. Hal itu membuat Gusion di antara terhibur dengan guyon yang mungkin tidak akan dimengerti orang lain sekaligus sakit kepala karena menghadapi jahilnya Lesley yang kadang tidak pada tempatnya.
Namun, kali ini ia mendapatkan ide yang tidak terduga, terlintas begitu saja di pikiran. Tentu untuk membalas si perempuannya.
"Mau cerai? Ayo, tapi kalahkan aku dulu." Dengan paksa ia mencondongkan tubuh ke komputer di depan Lesley, menutup billing. Kemudian, menutup billingnya sendiri. Sejenak Lesley terpaku mendengar jawaban itu, tetapi cepat ia mengerti, dan menambahkan,
"Mode apa? Battle Royale? All Kill? By One?"
Tersentak ia ketika merasakan tangannya ditarik. Ia beranjak dari kursi, mengikut langkah lelaki yang menggenggam tangannya.
"Hei! Mode apa, kataku?! Aku pasti bisa mengalahkanmu!"
"Bedroom mode." Gusion menjawab dengan senyum nakal yang tidak mau berhenti sejak ia memikirkan ide dadakan itu.
"He-hei, itu mode apa?" Pada awalnya ia tidak menangkap maksud dari sang suami, sampai mereka berdua di tempat parkir, di depan pintu mobil ia berhenti paksa.
Karena telah mengerti apa yang dimaksudkan, kedua matanya melebar dengan bibir sedikit terbuka.
Damn!!!
"Ayo, katanya mau mengalahkanku." Gusion membuka pintu untuk Lesley masuk, tetapi yang dibukakan pintu hanya bergeming. Kesempatan ini tidak disia-siakan Gusion untuk mengintimidasi istrinya sendiri. Mengunci pergerakannya dengan kedua tangan bertumpu di atap mobil.
"Kalau kau kalah, boleh diulang. Tapi, aku tidak akan menahan diri, Honey," bisiknya dengan penuh penekanan di telinga kiri Lesley.
Shit, this is disaster, sumpahnya pada diri sendiri sekaligus menyesalkan mengapa ia harus bercanda mengenai hal tadi.
Ia pikir, ia tidak akan bisa selamat kali ini.
"Kita berikan ibu cucu secepatnya," tambah Gusion dengan seringai yang semakin melebar.
Mati aku!
END
Author Notes:
akhirnya setelah berabad kemudian otor bisa menyelesaikan ini *sungkem ke reader
sebenarnya pengen keseluruhan lirik dibikin scene, tapi yang sedikit ini aja jauh sampai kemana-mana, apalagi semuanya. kapan selesai ini story😂
game battle royale ini terinspirasi dari papji, jadi ya anggap aja mereka main papji tapi namanya beda.
ini dibikin jadi pov orang ketiga, soalnya kalo pov lesley bakal susah dan menghambat penggambaran cerita.
oke, terima kasih untuk kalian yang sudah baca sejauh ini, sampai jumpa di shades of morning dan cerita lainnya😘
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro