LOTUS RIBUAN TAHUN
Cahaya kekuningan muncul dari arah Euthoria Palace, lembah paling suci tempat lahirnya para peri bunga. Fayette menatap cahaya kekuningan itu sembari meremas jemarinya, tanda-tanda kelahiran dari lotus ribuan tahun itu akan terjadi sesuai dengan ramalan dari Fionntan, tetua dari Chaerhayes Palace terdahulu. Sebenarnya kelahiran peri baru tentu saja adalah hal biasa bagi Fayette, namun yang membuatnya berbeda saat ini adalah ramalan yang pernah dicetuskan oleh Fionntan bahwa kelahiran dari lotus ribuan tahun ini bisa jadi akan mengubah Chaerhayes Palace dan itu membuat Fayette sedikit gelisah.
Bagaimana jika ramalan itu benar-benar terjadi dan Chaerhayes Palace mendapatkan petaka? Masih teringat jelas dibenaknya bagaimana peperangan itu terjadi, bagaimana para peri bertarung mempertahankan wilayah mereka dan Fayette juga belum lupa bagaimana ribuan para Peri terbantai di dalam perang. Waktu itu ilmu sihir yang dimiliki Fayette masih rendah, saat itu ia hanya bisa menggunakan sihir healingnya untuk menyembuhkan para peri yang terluka dan itupun tidak cukup. Pada akhirnya puluhan ribu tentara peri gugur dalam perang.
Armos yang mengetahui kegelisahan istrinya mendekat dan mengamit pinggang Fayette lembut, "apa yang sedang kau pikirkan sayang?" tanya Armos dengan nada lembut dan menyibak helaian rambut Fayette yang tertiup angin.
"Apa kau melihat cahaya itu Armos?" Fayette masih memandangi cahaya kekuningan yang memancar dari balik gunung.
Armos megangguk kecil dan membuang napas keras, "Iya aku melihatnya."
"Aku rasa ini memang saatnya."
"Apa tidak sebaiknya kita pergi ke Euthoria Palace dan melihatnya lebih dekat." lalu Fayette menatap wajah suaminya sekali dan mengangguk, Armos mengertakan pelukan di pinggang Fayette dan mengeluarkan sayap keemasannya kemudian melesat terbag menuju Euthoria Palace.
***
Armos mendarat pelan dan menurunkan kakinya dibebatuan kecil bersamaan dengan ia melepaskan pegangannya di pinggang Fayette. Sayap keemasannya langsung menghilang dari punggungnya, ia ganti mengamit telapak tangan Fayette dan menuntun wanita itu berjalan lebih dekat dengan keberadaan tumbuhnya bunga lotus.
Fayette menggenggam erat tangan suaminya dan memfokuskan pandangan ke depan sembari melangkah pelan. Satu bunga lotus berukuran besar dengan perpaduan warna emas dan merah muda pada kelopaknya tumbuh di dalam danau dikelilingi oleh beberapa kuncup lotus berwarna ungu yang serasa enggan untuk mekar, mereka di topang oleh daun-daun lotus berwarna hijau yang begitu lebarnya seolah menjaga lotus itu tetap tumbuh terutama satu lotus yang sudah mulai melebarkan kelopaknya hendak akan mekar sebentar lagi, dengan jarak sedekat ini cahaya kekuningan itu terlihat begitu jelas dan terangnya hingga menyilaukan mata.
"Sangat indah, apa kau merasakan sama dengan apa yang aku rasakan Armos?" ucap Fayette melepaskan pegangannya pada tanga Armos dan berdiri di sisi danau.
"Iya, siapapun yang melihat lotus ini ia akan mengatakan bahwa ini adalah lotus paling indah yang mereka temui." Armos mengangguk pelan sembari menyatukan kedua telapak tangannya ke belakang punggung. Ia setuju dengan apa yang diucapkan Fayette bagaimana tidak, bunga ini merupakan lotus langka berumur ribuan tahun satu-satunya yang tumbuh di Euthoria Palace.
Bunga lotus ini adalah dulunya bunga kesayangan dari Fionntan, dulu sebelum terjadi perang pada tiga alam, Fionntan diberikan hadiah sebutir bibit lotus oleh Briangel sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke sembilan puluh ribu tahun. Fionntan yang senang akan hadiah ulang tahunnya kemudian menaburkan bibit itu di danau dan ia rawat dengan baik. Fionntan mengatakan bahwa bunga lotus itu adalah berkah dari surga. Tetapi tidak disangka peperangan melanda tiga alam yang membuat kaum peri, malaikat serta iblis bermusuhan. Sebelum Fionntan tiada ia mendapatkan mimpi bahwa bunga lotus yang ia miliki akan lahir menjadi peri yang membawa berkah sekaligus petaka di Chaerhayes Palace.
"Aku berharap para leluhur memberikan semua berkatnya untuk kedamaian para peri di Chaerhayes Palace saat lotus ini lahir menjadi peri baru."
"Aku juga megharapkan hal yang sama."
"Menurut perkiraan lotus ini akan lahir menjadi peri bunga yang baru saat purnama ke lima belas nantinya."
"Purnama kelima belas, apakah itu berarti tepat di hari festival bulan?"
"Ya kau benar Armos, tepat pada purnama kelima belas, bertepatan dengan waktu festival bulan."
"Kalau begitu kita harus mengumpulkan seluruh peri untuk meyambut kelahiran bunga lotus ini."
Peringatan festival bulan di Chaerhayes Palace selalu diperingati saat hari purnama kelima belas, menurut legenda leluhur mereka saat hari purnama kelima belas, dewi bulan menurunkan berkatnya pada para peri. Jadi karena itu para peri selalu mengadakan festival bulan sebagai tanda terima kasih dan juga perayaan berkat seluruh penghuni Chaerhayes. Biasanya para peri akan mempersembahkan lampion-lampion berbentuk bunga dengan berisi tulisan tentang harapan mereka kemudian lampion itu diterbangkan, berharap Dewi bulan mengabulkan semua harapan baik mereka.
Bukan hanya itu, di festival itu juga para peri membuat rangkaian berbentuk bunga dan dipasangi sebatang lilin kemudian diletakkan dihanyutkan di atas danau sehingga sepanjang danau terlihat bercahaya oleh cahaya lilin, hal itu memiliki arti memberikan cahaya dan mengusir kegelapan di Chaerhayes Palace. Para peri juga akan menyusun berbagai macam buah dan berbagai jenis bunga warna-warni di hall istana sehingga membuat seluruh istana menjadi harum sebagai persembahahan untuk para leluhur.
Para penghuni Chaerhayes juga akan memasang dan menggantung bunga tulip merah si setiap pintu rumah mereka masing-masing sebagai tanda cinta. Bunga tulip merah merupakan lambang cinta bagi para peri bunga dan tujuan dari pemasangan bunga tulip merah di semua rumah adalah bahwa semua penghuni Chaerhayes Palace memiliki cinta kasih dan hidup dalam damai.
Biasanya para peri juga akan memainkan musik yang indah dan menarikan tarian yang indah dan anggun. Mereka sungguh menghabiskan waktu mereka untuk bersenang-senang di festival bulan. Bukan hanya para peri, seluruh hewan yang berada di Chaerhayes Palace pun ikut muncul dan bersenng-senang. Mereka semua bergembira semalaman menikmati cahaya bulan purnama.
***
Suara riuh terdengar memenuhi hall Kastil, para peri yang berkumpul mulai berbisik satu sama lain. Sebagian dari mereka bertanya-tanya kenapa Fayette dan Armos mengumpulkan mereka semua di istana, dan sebagian lagi berbisik menebak-nebak tujuan dikumpulkannya mereka di istana. Armos yang duduk di kursi kebesarannya tepat di seblah istrinya mengedarkan pandangan menatap semua peri yang berkumpul.
"Harap tenang, kami akan megumumkan berita penting untuk kalian semua." perintah Armos mencoba menenangkan para peri dan seketika itu mereka semua terdiam. Kini mereka semua fokus menatap Fayette dan Armos.
"Apa pengumuman ini terkait dengan festival bulan?" seorang peri paruh baya mencoba bertanya pada Armos sembari menaikkan satu tangannya dan maju selangkah.
"Ya dan juga tidak." sahut Armos cepat dan lelaki tua itu kembali ke dalam barisan.
"Sebagai pemimpin di Chaerhayes Palace aku ingin memberitahukan berita penting untuk kalian, seperti yang kalian tahu bahwa bunga lotus ribuan tahun akan lahir di Chaerhayes Palace, kelahirannya bertepatan pada dulan purnama kelima belas." jelas Fayette sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh penghuni Chaerhayes, ada rasa gelisah dan was-was bercampur saat ia melihat wajah seluruh rakyatnya.
"Itu berarti saat festival bulan." ucap seorag peri wanita dan mengembalikan pikiran Fayette kembali.
"Iya benar sekali, kita semua harus bersiap dengan kelahirannya saat festival bulan." sahut Armos sembari meraih telapak tangan Fayette dan mengelusnya pelan sebagai penenang.
"Wow benar-benar langka, selama yang aku tahu tidak ada satupun peri baru yang lahir bertepatan saat festival bulan." seorang peri kecil bersorak dan melompat dengan girang hingga menarik perhatian seluruh warga lainnya dan mereka ikut bersorak serta bertepuk tangan dengan riang.
"Kau benar," lanjut peri lainnya.
"Iya kau benar, ini pasti berkah dari leluhur kita," sahut wanita paruh baya sambil memandang ke langit seolah mengucap syukur.
"Iya itu benar, sepertinya Dewi Bulan juga menurunkan berkahnya hingga peri baru lahir saat perayaan itu," sahut peri yang berdiri di pojok hall.
"Aku sudah tidak sabar melihatnya."
"Aku juga."
Hall yang tadinya hening kini kembali riuh akan suara sorakan serta tepukan riang gembira dari para peri.
"Kalian tenanglah, nah sekarang kalian kembalilah dan mulai persiapkan perayaan untuk festival nanti." perintah Armos sekali lagi membubarkan kerumunan.
"Baik Tuan Armos." para peripun keluar dari hall istana kembali melakukan aktivitas mereka masing-masing.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro