Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[Miyoshi x Yu] - The Middle

Joker Game © Koji Yanagi
Story Line belongs to Panillalicious

Panillalicious presents ...
"The Middle"

Inspired by 'The Middle' by Zedd, Maren Morris, Grey and also Sherlock BBC 4th Season

For celebrating the born day of Akabane Yu, Happy Birthday!

Pairing: Miyoshi x Akabane Yu
Genre: I dunno

Happy Reading!
.
.
.

Hening ayal tercipta, hanya suara jarum jam pertanda detik kian detik berganti. Sudah berapa lama suasana menyesakkan ini tercipta? Hingga pada akhirnya, keheningan luput sebab helaan napas yang terdengar panjang dari seorang wanita dengan block note tergenggam erat di tangan kiri serta pena yang diremas erat di tangan kanan; wanita itu terlihat gelisah, dari cara ia mengerutkan dahi, senyuman yang miring, serta remasan pada barang yang ia genggam.

"Akabane-san, ayah Anda meminta Anda bercerita pada saya, jangan hanya diam saja, saya hanya ingin membantu Anda." Terucap sebuah permintaan pada wanita lain yang duduk di hadapan; Akabane Yu.

Yu, panggilan akrab sang empu nama Akabane Yu, masih saja terdiam, seolah ada hal yang melarangnya berbicara, seolah ada ritsleting yang menutup mulutnya rapat-rapat.

Pria paruh baya yang berdiri di ambang pintu, yang menyaksikan segala peristiwa yang ada di ruangan tersebut, menyunggingkan senyum miring, sebab lagi-lagi upayanya tak berjalan mulus untuk membuat putri tunggalnya bercerita perihal masalah yang menerjang hidupnya.

Tak ada cerita terucap, tak ada kisah yang terungkap, semua seakan menjadi tabir rahasia untuk Akabane Yu sendiri.

Mengapa?

Sebenarnya kenapa ia seperti ini?

[][][]

"Miyoshi," panggil Yu dengan nada yang mesra, sembari tangan merangkul lengan sang pemuda bernama Miyoshi yang tengah sibuk bercermin sembari merapikan rambut. "Aku baru tahu kau suka pantai, sejak kapan?"

Miyoshi mendengkus. "Tidak juga, anginnya membuat rambutku berantakan." Miyoshi melirik, memperhatikan eksistensi perempuan yang ada di sampingnya sebentar, lalu melanjutkan bicara. "Aku memang piawai dalam mencari pemandangan yang indah, kau tahu?"

Air muka Yu seakan mencibir ucapan sang pujaan hati. Dipukulnya lengan Miyoshi sembari tertawa. "Pasti dari Kaminaga, 'kan? Mengaku saja, Miyoshi bodoh. Dia kan suka hunting tempat untuk dipotret."

Miyoshi tersenyum tipis, lantas mengacak rambut Yu dengan gemas. Jika sudah berkaitan dengan cibir-mencibir, ia selalu kalah, sebab Yu banyak belajar dari Hatano sang ahli mencibir. "Iya, aku suka pantai ini karena bersih dan masih sepi dari pengunjung. Rutenya memang sulit, tapi sepadan dengan pemandangan yang kau dapat, bukan? Kau suka?"

Yu mengerucutkan bibir. "Iya," jawabnya dengan nada kesal yang tentu saja hanya gurauan. Sesekali Yu senang bermanja pada kekasihnya itu dengan berpura-pura merajuk. "Kau harus mengajakku ke sini lagi saat kau senggang, ya?"

Angin meniup rambut Miyoshi, membuat pria itu terdiam selama beberapa saat. Lantas, pria itu tak menjawab dengan pasti, hanya ada senyuman terpatri di gurat wajahnya dan usapan yang didapat Yu di kepalanya.

Kenapa engkau tampak ragu, Miyoshi?

[][][]

"Tou-san, aku ingin kembali ke apartemen," ucap Yu saat bersua dengan sang ayah di ruang keluarga. Perempuan itu sudah membawa tote bag hitam favoritnya. Sudah sejak sejam yang lalu Yu packing dengan asal-asalan, yang penting barangnya terbawa seluruhnya.

Sejak Yu diterjang problematika hidup yang membuat jiwa raganya terguncang, ayahnya kerap kali menyuruhnya pulang, dan mengundang beberapa ahli untuk membujuknya bercerita ..., walau hasilnya nihil. Yu diam, selalu memandang ke jendela dengan pandangan menerawang.

Tak ada yang tahu sesuatu yang dipikirkan Yu selain perempuan itu sendiri.

Seringkali Tuan Akabane berpikir, bahwasanya Yu putus cinta dengan seorang bujang bernama Katsuhiko yang acap kali diceritakan, tetapi Yu bukanlah gadis ingusan kemarin sore yang akan menangis jika putus cinta.

Sang ayahanda pun tersenyum, tetapi memiliki makna kesenduan di baliknya, pikirannya bergejolak hendak membiarkan saja atau tetap menyuruh putri tunggalnya di rumah.

"Baiklah, Nak. Hati-hati di jalan."

Entahlah, mungkin sebaiknya Tuan Akabane memberikan waktu untuk Yu bercerita, seperti biasanya. Semua akan baik-baik saja.

[][][]

Sudah tak terhitung banyaknya Hatano mengirim spam messages pada Yu, di jejaring sosial Friendbook, Picgram, hingga Lite dan Wassup. Hal itu membuat Yu kesal, sebab pria kecil kasar itu seolah-olah peduli padanya, padahal tak ada apapun yang terjadi.

Benar, kan, Miyoshi? Tak ada apapun yang terjadi.

"Miyoshi, haruskah kubalas? Masa dia bilang, 'Kau sudah mati? Kau sakit lagi memikirkan si sok tampan itu?' begitu, sih? Kan jahat sekali namanya!" Yu menggerutu dan meletakkan ponselnya di sofa dengan sembarangan.

Tak ada untaian kata keluar dari kedua belah bibir Miyoshi, hanya ada tawa kecil yang membuat Yu jatuh cinta berkali-kali.

"Tertawa lagi, dasar Miyoshi, memberi tanggapan saja susah sekali." Yu menatap ke arah Miyoshi dengan sorot mata kemarahan, tetapi sedetik kemudian pandangannya menjadi sayu dan sendu.

Miyoshi masih setia menatap Yu, tak berbicara barang sepatah kata pun untuk menanggapi, hingga sang gadis berujar, "Kau mengajakku ke pantai, kan? Kau sudah berjanji mengajariku berenang juga. Eh, tapi tou-san menyuruhku ke rumahnya-"

"Dear," panggil Miyoshi, "bicara saja pada Ayasegawa-san soal aku-" Ucapan Miyoshi terputus oleh tangisan Yu.

"Hentikan itu, Miyoshi! Jangan lanjutkan pembicaraan ini lagi!" Yu memeluk cushion sofa hingga menutupi sedikit bagian wajahnya dan terisak.

[][][]

Aroma peppermint khas wangi Miyoshi yang sedari tadi menguar di sampingnya kian hilang, sehingga Yu yang sempat hendak tertidur sebab terkena embusan angin pun kembali sadarkan diri dan mencari-cari eksistensi kekasih pujaan hatinya.

Setelah mengerjap mata beberapa kali, ia melihat pria bertelanjang dada dengan rambut sewarna burgundy dengan ciri-ciri fisik persis seperti Miyoshi sedang berenang menuju ke tengah lautan. Yu berdecak kesal, kenapa pria itu tak mengajaknya ikut serta berenang?

"Miyoshi!" seru Yu, dengan mimik wajah penuh ekspresi kekesalan. Miyoshi dari kejauhan tertawa mendengar omelan Yu setelah perempuan itu menyerukan namanya, sehingga pria itu mendekat.

"Sini, genggam tanganku. Ayo ke tengah," pinta Miyoshi.

Yu berhenti merajuk, lalu senyuman manis tercetak di wajah ayunya. "Aman, kan?"

Miyoshi balas tersenyum, lantas mengecup pipi Yu. "Bukannya ini yang kau inginkan? Cepat, air laut merusak rambutku, semua ini demi kau."

Perlahan tapi pasti, Miyoshi menuntun Yu berenang ke tengah lautan yang tenang. Wajah Yu riang, ia merasa aman, toh Miyoshi ada di dekatnya. Pria itu tak pergi darinya, pria itu di sisinya, akan selalu seperti itu, bukan?

Perihal kabar burung bahwasanya pria tercintanya pergi sebab kecelakaan kereta itu hanyalah sebuah bunga tidur, nyatanya Miyoshi kini ada di sampingnya dan menuntunnya berenang ke tengah lautan dan menikmati indahnya sunset dari sana.

Tak berapa lama, lautan menjadi saksi bersejarah, sejak kisah Yu juga Miyoshi muncul di headline surat kabar sebab suatu hal yang ditemukan di permukaan laut. Tebing pantai, bahkan bibir pantai, semua jadi saksi kejadian kisah cinta yang tak lekang oleh raga yang terpisah.

End.

Selamat ulang tahun untuk mamihke Akabane_Yu 26-4-2019 wkwkw
Sekali lagi, maaf ideku ini memang nista, siapa lagi yang bikinin hadiah tapi bikin pusing gini kalo bukan aku? Wkwkwk

Sebenernya gaya tulis bikin pembaca mikir + pusing gara-gara banyak hal yang tersirat bukan aku sekali, tapi aku ingin mencoba, kebetulan sekali suka lagunya tapi entah kenapa nggak nyambung sama ide cerita ini wkwkw.

Alurnya nggak urut, lompat-lompat, dan banyak asumsi timbul dari cerita ini. Silakan saja berasumsi sesukanya toh ini cerita punya Akabane_Yu bukan saia, saia hanya buat aja wkwkw. Cerita ini tidak sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan, harapanku semoga emak menikmati saja walau aku juga ragu wkwkwk.

Btw semoga panjang umur, sehat selalu, lancar otw kuliahnya semoga diberi yang terbaik, tetep semangat jangan nglokro!

Once more, happy b'day!

Best wishes,
Panillalicious

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro