Bab 4
Quest Type B
Quest 5 : Buatlah tokoh utama bertemu dengan orang yang menyukainya di sebuah taman bermain anak-anak. Settingnya, waktu itu tokoh utama sedang menjaga keponakannya. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
======##======
“Benarkah semesta selalu mengikat takdir setiap manusia lewat sebuah pertemuan?”
***
Semilir angin membelai rambut Maudy, membuat ia berhenti menggoreskan pensil di atas buku sketsa. Tak jauh dari tempatnya duduk, sekelompok anak-anak berlarian saling mengejar diiringi suara tawa khas.
Pandangannya juga menangkap anak-anak lain yang sedang duduk bermain permainan memasak. Kendati hari menjelang sore, taman bermain anak-anak yang Maudy kunjungi itu masih ramai, meskipun tak sepadat siang tadi.
“Mody!”
Maudy terkesiap, kak Brian?
“Sejak kapan ada di sini?” tanya Brian.
Maudy bergerak kikuk. Ya, setiap kali bertemu Brian, tentu saja ia deg-degan setengah mati, meskipun hanya dalam dunia mimpi.
“Sejak ... siang tadi.”
Maudy sebenarnya tak yakin sejak kapan ia berada di tempatnya sekarang, karena ketika membuka mata, ia sudah berada di taman itu dengan memegang buku sketsa. Maudy sempat membolak-balik halamannya, terdapat banyak gambar rancangan-rancangan baju. Saat itu ia ingin pergi, tapi ketika melihat suasana taman, ia ingin mengabadikan suasana taman lewat sebuah gambar.
“Sendirian? Atau sama Jerome?”
Alis Maudy tertarik ke atas. Jerome? Kenapa dia bertanya soal kak Jerome?
“Eng ... aku sendirian.” Kurasa. “Ka-kamu sendiri kenapa di sini?”
“Oh, aku nemenin Bagas lagi main sama temen-temennya. Ingat, kan? Dia anak kakak perempuanku, pernah ketemu di acara catwalk busana rancanganmu.”
Gimana aku bisa ingat? “I-iya. Ingat.”
“Kukira kau tak ingat karena waktu itu kau langsung sibuk melayani pertanyaan media.” Brian tertawa pendek sambil beranjak duduk di samping Maudy. Ia melirik buku sketsa Maudy, “Rancangan baru?”
“Hah? I-iya.”
Maudy mengaitkan rambut ke belakang telinga, ia mencoba mengendalikan jantungnya yang tidak keruan karena duduk sedekat itu dengan Brian. Maudy mengalihkan perhatiannya dengan lanjut menggambar, berharap bisa mengurangi rasa gugupnya. Ia mengutuk dirinya sendiri, meskipun di dunia mimpi ia adalah desainer terkenal, tapi sifat pemalu dan cupu di dunia nyata yang ada dalam dirinya tetaplah ada.
Maudy hendak membalik halaman buku sketsanya dan refleks menggerakkan tangan, ia kemudian merasa janggal ketika tanpa sengaja mengetahui jari manis kirinya tersemat sebuah cincin. Sejak kapan ada cincin di jariku?
Terakhir memasuki mimpi, Maudy yakin tidak ada cincin di jarinya.
“Mod?”
Maudy menoleh dan mendapati Brian menatapnya dalam.
“Seandainya kau dan Jerome belum bertunangan, apakah aku ada kesempatan untuk mendapatkan hatimu?”
Mata Maudy melebar, Jadi, di dunia ini aku dan kak Jerome sudah bertunangan?
Maudy tak mengerti, ia memang tak bermimpi beberapa hari. Sekalinya muncul, mimpi itu membawanya kepada hal yang tidak terduga. Ia menyukai Brian di dunia nyata, bukan Jerome. Apakah mimpi itu akan berpengaruh pula di kehidupan nyatanya?
Tak ada sepatah kata keluar dari mulut Maudy, sedangkan pandangannya tak lepas dari lelaki di sampingnya itu.
======##=======
Jumlah kata = 429
luminousliahvk
wga_academy
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro