Bab 12
Quest Type A
Quest 16 : Settingkan scene jadian antara tokoh utama dan calon couplenya jadikan ini sebagai ending. Buatlah minimal 500 kata maksimal 1200 kata. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
Challenge
Jangan gunakan tanda koma(,). Apabila ada tanda koma dalam bab ini, -5 poin per tanda koma.
=====##=====
“Kita hanya butuh kekuatan cinta untuk mengalahkan ego. “
***
Suara deburan ombak terdengar menenangkan di telinga Maudy. Sedangkan embusan angin menyentuh lembut kulit putihnya. Pandangannya terpaku pada matahari setengah tenggelam di ujung samudera. Langit tampak anggun dengan warna jingga dan semburat biru. Maudy tak pernah sebahagia ini. Ia menggenggam erat tangan Brian yang terpaut di sela-sela jari.
“Aku tidak menyangka kita akan duduk berdua dengan suasana begini.” Brian memecah keheningan di antara mereka.
Maudy mengangguk samar. “Aku juga.”
“Kau tahu saat pertama kita bertemu? Aku sebenarnya sudah lama memperhatikanmu waktu di dalam kafe. Wajah seriusmu waktu menggambar benar-benar imut.” Brian tertawa.
Maudy memukul lengan Brian. Cowok itu meringis. “Aw! Selain desainer apa kamu kursus bela diri juga?” ledek Brian.
“Issh! Selalu saja meledek.” Tawa mereka berdua kemudian mengudara.
“Mod, aku punya sesuatu untukmu.” Brian menatap gadis yang disukainya itu dalam. Ia lalu mengambil sesuatu dari saku celana. Sebuah kotak cincin.
“Will you marry me?”
Maudy menitikkan air mata. Selama beberapa waktu ia terdiam. “Yes. I do.”
Brian memeluk Maudy. Erat. Ia berjanji pada dirinya tak akan melepaskan wanita yang dicintainya itu. Kini persatuan cinta mereka disaksikan oleh alam dan berharap kisah mereka akan selalu bahagia.
======##======
“Hei! Kamu di sini rupanya.” Jerome menemukan Maudy di taman kampus.
Maudy sedikit terkejut karena ia dan Jerome tak dekat. Kenapa dia datang ke sini?
“Sorry. Kita belum terlalu deket. Tapi Hima FISIP lagi butuh orang yang bisa gambar buat properti demo atau mading. Apalagi nanti aku sama Brian bakal nyalonin diri jadi presbem. Kira-kira kami mau gabung tim kita?”
“Hah? Sa-saya belum pernah gabung organisasi.” Maudy sangat canggung.
“Plis. Kita butuh banget. Cuma Brian yang bisa gambar di Hima. Kita butuh banyak anggota yang bisa gambar.” Jerome memohon.
“Anu ... tapi ...”
“Kamu pasti bisa.” Tiba-tiba entah dari mana Brian datang. Jantung Maudy mulai tak terkendali. “Kita benar-benar butuh kamu.” Brian tersenyum.
Maudy berpikir panjang. Ia membisu.
“Kita nggak bakal paksa lo. Kita kasih waktu. Boleh pinjem hape lo?” tanya Brian. Maudy menyerahkan ponselnya.
Brian memasukkan nomornya ke dalam kontak ponsel Maudy. “Ini nomor gue. Hubungi aja kalau udah tahu jawabannya.
Maudy mengangguk.
“Nama lo Maudy? Kita belum kenalan resmi. Gue Brian. Salam kenal.” Brian mengulurkan tangan. Maudy meremas roknya. Ia cemas karena tak pernah punya banyak teman. Dunia mimpi baginya lebih indah. Tapi sekarang di dunia nyata ada kesempatan yang datang padanya. Ia berpikir akankah hidupnya akan berjalan normal seperti kehidupan yang lain?
Maudy tak tahu apakah ia akan terus bermimpi. Dunia yang diidamkannya berada di alam lain. Alam yang entah akan kembali padanya atau tidak. Maudy juga tak yakin apakah ia akan menjadi Maudy sang desainer lagi? Ataukah pertemuannya dengan Brian di pantai adalah pertemuan terakhir?
Maudy dulunya memang takut menghadapi kenyataan. Ia terlalu menuruti egonya sendiri. Berpikir bahwa ia dapat melalui sendiri tanpa bantuan siapapun. Nyaman dengan zona tanpa seorangpun yang peduli padanya. Ia tahu bahwa ia kurang bisa mencintai diri sendiri.
Kini Maudy bertekad tak akan lari lagi. Kisah Maudy sang desainer sudah berakhir bahagia. Sedangkan Kisah Maudy si culun baru saja akan dimulai.
“Salam kenal juga ... kak Brian.”
TAMAT
======##======
Noted :
Akhirnya tamat. Makasih buat semua pembaca. Makasih jur. Makasih WGA. Kalian the best. See you next story.
Pat
Jumlah kata = 513
luminousliahvk
wga_academy
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro