Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tower Verse (03)

Setelah sesi pemaksaan sepihak untuk menjadi tim pada buaya—maksudnya Rak. Aguero membuka tas yang dibawanya dan mengeluarkan cocobar pada Baam dan Rak. Ia membuka bungkus dan mengunyahnya. Sudah lama sekali dia tidak memakan sesuatu yang manis dan tanpa resiko bermutasi.

Meski Aguero tidak terlalu suka makan, ia tetap membutuhkan energi untuk bertarung. Apalagi kini ia menemukan jalan lain untuk hidup lama bersama kekasihnya.

Ketika ketiganya diam menikmati cocobar, 3 pasang manik melirik beberapa orang yang bertengkar dan segera terhenti oleh seorang pria blonde yang melerai.

Aguero dan Baam saling melirik, saling memahami dan mendapat kesimpulan jika pria pirang ini adalah yang terkuat di ruangan ini. Setelah pria yang memperkenalkan diri bernama Lero Ro tersenyum, pria itu dengan seenaknya mengeluarkan aliran shinsu yang menghempaskan semua orang kecuali Aguero dan Baam yang berkedip—masih mengunyah cocobar.

"..."

Lero Ro, Baam dan Aguero saling menatap dalam diam.

Baam terkekeh dengan canggung, mengalihkan tatapan pada Aguero. "Haruskah kita ke belakang?"

"Untuk apa? Aku kira kita lulus." Aguero membuang bungkus cocobar ke dalam tas nya dengan santai. Mengait lengan Baam untuk berjalan ke arah Lero Ro yang tersenyum.

Lero Ro bertepuk tangan. "Yah, kalian berdua sepertinya beruntung."

Aguero menahan diri untuk tidak memutar mata, dia senang bisa bersama Baam. Namun, permainan menaiki menara terlalu kekanakan. Ia yang suka mengontrol merasa terjebak tanpa alasan. Aguero tidak menyukainya.

Melihat sang kekasih yang berada dalam bad mood. Baam duduk di samping Aguero dan menggenggam jemarinya erat. Menatap sang kekasih dengan raut khawatir.

Aguero seketika merasa lebih nyaman, ia menyenderkan kepalanya di bahu Baam dan menghela napas dalam diam.

Meski Aguero tidak mengatakan apapun, Baam tahu jika kekasihnya tidak menyukai permainan ini. Lagipula mereka sudah lelah dengan pertarungan, hanya ingin bersantai dan hidup dalam kedamaian.

"Aguero, jika kita lulus lantai ini. Apakah kau ingin melanjutkan naik menara?" Baam bertanya lembut, ia memainkan rambut Aguero yang sangat halus. Lebih halus dari ingatannya. Wajar saja, di akhir dunia, mendapatkan air bersih untuk minum saja sudah sangat mewah. Meski Baam tahu Aguero sangat mementingkan rambutnya. Di keadaan seperti itu, sulit untuk mengurusnya.

Merasakan helaian halus yang sangat terurus disertai aroma wewangian samar. Baam tersenyum lembut, merasa senang karena Aguero bisa melakukan hal-hal yang mustahil ia lakukan dulu.

Lero Ro yang melihat keduanya sangat lekat, merenung sesaat. Ia duduk di samping mereka. "Apakah kalian sudah saling kenal?"

Baam mengangguk. "Ya, kamu sudah saling mengenal selama lebih dari 20 tahun."

Dengan jawaban itu, Baam mendapat sedikit cubitan di pinggang oleh sang kekasih yang menatapnya tajam. Uh oh, dia lupa jika ia tidak boleh memberikan informasi secara gratis.

Sang brunette berdehem lalu menatap Lero Ro. "Karena saya menjawab pertanyaan Anda, bisakah saya bertanya juga?"

Lero Ro tersenyum, terhibur dengan sikap keduanya. "Baiklah, tapi aku yang menentukan untuk menjawab pertanyaan mu atau tidak."

"Tidak masalah." Baam berpikir sejenak lalu menatap sang kekasih. "Aguero, giliranmu."

Aguero memutar mata, ia tahu jika Baam melakukan ini agar untuk menebus kesalahannya. Meski dia telah memberitahu ajaran sesat untuk menjadi seorang licik sepertinya. Bahkan di akhir dunia, kekasihnya itu selalu kesulitan untuk memanfaatkan orang lain.

Yah, Aguero menyukai sifatnya itu. Meski terkadang suka dongkol juga karenanya.

Sang bluenette berdehem, memeluk lengan Baam sambil melihat para peserta yang berusaha keluar dari dinding shinsu. "Aku akan bertanya nanti."

Kedamaian keduanya terusik saat Rak berjalan ke arah mereka dan meminta cocobar lagi dengan suara keras.

Dengan cibiran, Aguero mengeluarkan tumpukan cocobar. Mereka memakannya santai, seraya melihat para peserta yang kewalahan dengan dinding shinsu. Seolah mereka hanya penonton yang menonton kesenangan.

Lero Ro yang masih duduk disana terdiam, ini adalah ujian teraneh yang dia lihat selama bertahun-tahun. Kenapa ia merasa jika 3 orang di sampingnya itu datang untuk piknik dan bukannya menjalankan tes?

Mengambil salah satu cocobar yang diberikan oleh Baam, Lero Ro tertawa. Yah, suasana seperti ini tidak buruk.

TBC

[4 Feb 2025]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro