Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

⚫Eight⚫

04.00 KST

Yonki terkejut saat melihat Wendy sedang tertidur dikamarnya dulu.

Ia pikir, Wendy betul- betul tidur dengan Suga. Merasakan malam pertamanya menikah.

Namun, dugaannya benar. Kalau mereka berdua tidak tidur bersama.

Jangan bingung ini semua kemauan siapa, pasti jelas - jelas ulah kakaknya, Suga.

Yonki mendekati wajah Wendy, melihat begitu nyenyaknya Wendy tidur. Meski ia merasakan betapa sedihnya menjadi Wendy.

Ia disini adalah yang menjadi korban. Tidak seharusnya masa mudanya diakhiri dengan seperti ini.

Ini adalah pilihan sulit baginya. Metelakan masa mudanya hanya untuk beramal. Beramal perasaan dan hati.

Yonki merasa kesal dengan perilaku kakaknya. Tapi ia juga tidak bisa membuat kakaknya menjadi baik. Karena kini kakaknya sudah jauh berbeda.

Mereka berdua sudah jarang sekali berbicara, bahkan saat Yonki datang pun. Pembicaraan itu hanya sebentar.

Saat Yonki sedang memperhatikan Wendy yang sedang tertidur nyanyak diatas kasur.

Manik- manik mata Wendy tiba- tiba saja terbuka.

Wajah mereka benar - benar lumayan dekat. Karena dari tadi Yonki sedang memperhatikan wajah Wendy.

Wendy yang baru saja membuka matanya itu lantas saja terkejut.

Terkejut saat melihat ada laki- laki yang mendekati wajahnya, tanpa disadari suara teriakannya itu begitu saja keluar.

"Aaaaaaaaa.........!!!!"

Membuat laki - laki yang ada didepannya itu mundur dan menutup matanya. Karena ia terkejut juga.

Wendy langsung mengubah posisinya sigap menjadi duduk.

Melihat siapa laki - laki itu. Karena tidak mungkin itu Suga.

Saat dilihat ternyata laki- laki itu adalah Yonki.

Keheningan tiba - tiba menyelimuti mereka berdua.

Karena saat ini Yonki juga masih menutupi matanya. Rasa malunya teramat tinggi. Sehingga, ia tidak berani menampakkan wajahnya.

Begitupun dengan Wendy, rasa terkejut + takutnya masih merasuki tubuhnya. Karena baru pertama kali ia merasakan ini.

Saat suasana sudah mulai biasa seperti awalnya, Yonki membuka matanya. Memberanikan diri menatap Wendy, Kakak iparnya.

Ia dapat melihat begitu terkejutnya wajah Wendy. Wendy saat ini masih diam sambil menatap Yonki dengan wajah yang bingung.

"N-noona, ma-af aku tadi tidak sengaja masuk kedalam kamarmu." Ucapannya sangat terbata- bata "Kukira kau sekarang sedang tidur dengan hyung. Aku benar - benar tidak tahu. Aku minta maaf." lanjutnya

Wendy yang masih shok pun, lama - lama mencoba memahami.

Ia melihat wajah Yonki yang terus - menerus melihat kebawah.

Wendy menelan ludahnya. "Lupakan kejadian ini. Aku juga belom mengerti semuanya. Hanya saja, apa yang tadi ingin kau lakukan?"

Yonki yang mendengar pertanyaan Wendy itu, lantas mencoba menjelaskan. "O-oh noona, maaf atas kejadian saat kau bangun tadi. Tadi aku hanya ingin memastikan. Apa seseorang yang sedang tertidur itu engkau noona, atau bukan. Tolong jangan berfikir macam- macam. Aku tidak ingin melakukan apa - apa kok. Sekali lagi aku minta maaf noona."

"Oh begitu. Maaf jika aku tadi berburuk sangka. Karena mungkin ini hal pertama kali bagiku, jadi aku tadi sangat terkejut."

"Maaf noona kalau aku membuatmu terkejut. Kalau begitu, aku pamit keluar ya noona. Sekali lagi aku minta maaf." Ucap Yonki lalu pergi meninggalkan kamar Wendy

Wendy mengangguk, ia tahu kalau Yonki sangat merasa bersalah.

Padahal ia pun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun Wendy mencoba melupaknnya.

📝📝📝📝

Setelah Wendy telah selesai membersihkan tubuhnya.

Ia lergi kedapur untuk membuat masakan khusus untuk Suga.

Karena mereka juga harus bersiap- siap hari ini, untuk mengemas barang- barang yang akan digunakan dirumah barunya.

30 menit

Saat semuanya sudah terlihat selesai, Wendy membawa makanan dan minuman itu menuju kamar Suga. Karena ia takut kalau Suga kelaparan, karena dimeja makan pun belum ada yang memasak makanan sekalipun.

Dengan susah payah Wendy mencoba membuka pintu kamar Suga dengan sikutnya. Beberapa menit, pintu itu terbuka.

Disana terlihat Suga yang masih menggunakan baju tidurnya sedang asik bermain laptopnya, yang ia taruh dipahanya.

Suga melirik Wendy sekilas. Lalu ia kembali menatap laptopnya.

"Ini sarapanmu. Jadi cobalah, karena aku yakin kalau kau paati sangat lapar." Ucap Wendy dengan senyuman manis diwajahnya.

"......"

Tidak ada jawaban apa pun dari Suga. Bahkan Suga sama sekali tidak melirik kearah Wendy.

"Ayo makanlah. Karena habis ini kita harus bersiap - bersiap kerumah baru kita." Wendy mencoba berbicara kembali dengan Suga

"..."

Respon yang Suga berikan sama saja. Diam, ya itu yang Suga lakukan saat ini.

Hati kecil Wendy lagi - lagi merasa kecewa. Hanya dengan perilaku Suga, yang berhasil membuatnya selalu menjatuhkan air matanya.

Ia merasa seperti tidak ada. Suga selalu saja mengabaikannya. Bahkan berbicara, menjaeab pertanyaan Wendy pun jarang sekali.

"Bisakah kau tidak mengabaikanku terus? Bisakah kau menganggap, kalau aku itu ada disini? Bisa kah kau menjawab perkataanku, walaupun hanya dengan kata Tidak/ Iya?" Ucap Wendy dengan lirih

Suga masih saja terdiam. Bahkan saat Wendy menangis pun ia sama sekali tidak peduli. Benar - benar pertahanan Suga itu kuat.

"Min Yoon Gi!" Ucapnya dengan nada kesal

"Tataplah seseorang yang sedang bicara denganmu! Aku disini! Apa kau tidak bisa melihatku?"

"Aku mencintaimu." Ucap Wendy dengan tangisan

Mendengar perkataan Wendy barusan, membuat tangannya yang tadinya sedang mengetik sesuatu menjadi berhenti.

"Aku sangat mencintaimu! Bisakah kamu juga memberikan perasaan itu untukku? Hiks." Air mata yang membanjiri wajah Wendy lama - lama semakin banyak. Membuat suara Wendy yang ingin berbicara menajdi getar.

"A- aku hanya ingin mendengar, ka- alau kau mengatakan. Kau juga mencintaimu hiks hiks." Ucapnya dengan suara yang getar.

"Apa itu sulit? Apa kau sulit mencintai orang kampung ini? Apa kau merasa terbebani menikah dengan ku?"

Suga masih terdiam. Tapi ia sudah tidak melakulan pekerjaan apapun pada laptopnya. Ia masih terdiam sambil menatap layar laptop yang menyala.

Wendy yang sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan Suga, memilih  melangkahkan kakinya.

Meninggalkan kamar Suga dengan perasaan kecewa.

Suga masih terdiam, termenung dengan perkataan Wendy barusan.

"Aku mencintaimu."

Kata - kata yang biasa dan sering Suga dengar. Tapi ini kata - kata pertama yang Wendy ucapkan untuknya.

Saat kau mengatakan bahwa kau mencintaiku

Aku menjadi seperti berjalan di atas awan

Tolong katakan padaku sekali lagi
When you say that you love me

Saat kau mengatakan bahwa kau mencintaiku

Aku hanya membutuhkan satu kalimat itu. Kalimat yang entah kenapa aku merasa berbeda dari perkataan orang lain.

Katakan kau tak akan pernah berubah, sekali lagi. Buatlah aku mencintaimu.

Kau begitu berarti bagiku. Kau mengajarkan cinta yang aslinya.

Peluk aku lebih keras dan lebih menyakitkan lagi.

Sesuatu yang kita alami. Dari awal sampai sekarang.

Tak bisa kau lupakan.

Kuharap kau tidak melupakan perlakuanku yang selalu membuatmu menangis.

Kejam? Itulah Min Yoon Gi sesungguhnya.

Bahkan seseoranglah yang membuatmu seperti ini.

Tolong jangan salahkan aku.

📝📝📝📝

*Wendy*

Setiap hari, setiap hari.

Musim panas, musim dingin.

Meskipun kau mungkin tak sadar.

Aku memberikan yang terbaik untukmu.

Aku memberikan yang terbaik untukmu.

Jadi tolong jangan tinggalkan aku. Karena perlakuanku yang selalu membuatmu marah ataupun bosan.

Aku memberikan yang terbaik untukmu.

Meskipun aku belum tahu batasku.

Tapi jika itu ada, itu mungkin kamu.

Aku ingin itu menjadi ombak yang tenang.

Tapi sebelumnya aku tak tahu bahwa kaulah lautnya.

Apa yang aku lakukan, aku berbicara dengan bahasamu.

Dan aku menghirup udaramu.

Aku akan menjadi dirimu, aku ada dalam genggamanmu.

Maka peganglah tanganku sekarang juga.

Aku tak percaya aku bisa menjadi seperti ini.

Aku katakan ini berjuta kali pada diriku.

Tolong jangan tinggalkan aku. Aku mencintaimu.

Aku memberikan yang terbaik untukmu.

Tak perduli apakah itu mimpi atau kenyataan.

Yang penting kau berada di sisiku.

Terima kasih.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro