Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8. Honeyhoney (M)

Ini rate M jadi yang masih kecil dibawah umur, jangan baca Please!!, ini chap gagal diprivate, Ga tau kenapa tiap dipublish private, bawaannya error 😢 ga jodoh emang kali ya, kalian harus tau ini sudah kali keberapa aku coba publish -_-. Akhirnya harus tetap public juga hedeehh please adek2 belum cukup umur, no no no..

⛔⛔

❌❌❌❌❌

Yuhuuu ada yang masih bangun jam segini?

Sebelum masuk ke cerita, ijinkanlah diriku berbacot ria. Oke, sebenarnya terlalu lama menunggu masuk ke 'area' ini, dichaps sebelum nya cuma bahas secara halus aja.

Fiuhh, awalnya aku gatau apakah story ini butuh NC atau ga, karena aku ga pernah nulis NC secara frontal. Ya, maklumi daku ini masih sangat voloss ~ tapi boong. Aku cuma ga tau gimana cara nulisnya aja. Aku ga punya bayangan sama sekali Guys, 😢

Entah kenapa akhir2 ini aku mendapat banyak masukan, buat ngadain adegan NC. Wakaka

Duhh Lisa KW 1000 pusing, bukan kenapa2, aku takut aja hasilnya gatot wkwkw

Jadi, Please, sadar diri aja ya, bagi yang belum cukup umur, mohon jadilah pembaca yang bijak, tunggu sampe cukup umur ya. Hehe

Here we go,

Intro

Intro

Intro

Huehehehe

Ceritanya masih jauh, di paragraf terakhir, jadi santai-santai dulu ya. ☕☕

.

.

.

.

.

.

.

.

.

🐣🐣🐣🐣

Seperti biasa, suasana pagi pasangan suami istri itu selalu dimulai dengan keberisikan, dan apa yang mereka ributkan juga kita tidak tahu, keduanya selalu memiliki bahan untuk meributkan sesuatu. Sehun yang mencari dasi nya lah, Lisa yang mengeluh heels nya patah, padahal dirak sepatu heels nya mengantri untuk dipakai. Atau berebut kamar mandi? Sehunlah yang paling sering mengalah dan mandi di kamar mandi luar, sebenarnya kan mereka bisa mandi bersama, iya kan? Hehe.

"Sayang kau melihat jas garis-garis ku?" tanya Sehun.

"Tentu saja aku melihat, aku yang merapikan nya" jawab gadis itu. "Disana, di lemari, kenapa tidak memeriksa dulu baru bertanya sih?" omel nya.

Sehun menyengir.

"Dasi apa yang cocok?" tanya nya lagi.

"Semua dasi yang didalam laci itu cocok dengan kemeja dan jas mu sayang.." sahut Lisa.

"Tapi aku ingin pilihan mu" balas Sehun.

Gadis itu menghela nafas, padahal ia sedang berusaha menyamakan alisnya, dan Sehun sama saja mencari masalah kalau menginterupsi Lisa.

"Oh Sehun.. Kau tidak lihat istri mu ini sedang berjuang mati-matian? Ini lebih susah daripada belajar menyetir kau tahu?" omel Lisa.

"Hehe, maaf.. Kau perlu bantuan ku untuk memasang alismu sayang?" canda pemuda itu, namun tidak digubris oleh Lisa.

Sehun mengerucut kan bibir, dirinya selalu diabaikan oleh Lisa kalau sudah menyangkut alis, padahal menurut Sehun apa lagi yang perlu Lisa lakukan dengan alisnya? Tidak memakai pensil alis dan semacamnya saja Lisa sudah terlihat sangat bagus dimata Sehun. Kadang Sehun berpikir, mungkin ia perlu mentransferkan sebagian alisnya pada Lisa, pemuda itu kemudian menyentuh alisnya sendiri. Seandainya bisa, gadis itu mungkin tidak akan repot dengan urusan alis setiap pagi atau setiap mereka akan berpergian.

"Argh! Aku sudah tidak memiliki mood untuk melanjutkan nya!" seru Lisa kesal, ia membanting alat-alat yang ia pakai.

Lalu lanjut menghapus semua yang ia pasang dialisnya, ia menatap Sehun dengan cemberut.

"Kenapa?" tanya Sehun.

"Aku tidak jadi memakai alis.." jawab nya kesal.

Pemuda itu menghampiri Lisa, merapikan poni gadis itu, dan menepuk-nepuk pelan wajah istri nya.

"Kau tidak perlu memakai hal semacam itu sayang, kau cantik seperti ini.." ucapnya lembut.

"Tapi alisku tidak akan terlihat kalau tidak dipertegas" jawabnya sambil mengerucut kan bibir.

"Siapa bilang?" Sehun mengangkat poni gadis itu. "Lihat, bahkan alismu terlihat sangat jelas babe, apa yang membuat mu tidak percaya diri? Kau tidak perlu hal semacam itu lagi, kau sempurna.."

Lisa melirik kearah cermin sebentar, apa yang dikatakan Sehun itu benar semua, gadis itu tidak perlu memakai alis-alisan hanya untuk membuat alisnya terlihat jelas, tanpa itu semua alisnya sudah terlihat. Lagi pula alis Lisa tidak seperti milik Jennie, kalau alis gadis Kim itu memang invisible, jadi ia memang butuh beberapa sentuhan untuk memperjelas alisnya.

"Kau lihat? Bukankah kau sangat indah tanpa itu semua? Pakai seperlu nya saja, arra?" lanjut Sehun.

Gadis itu mengangguk mengerti.

"Tapi aku tidak terlihat aneh kan?" tanya Lisa ragu.

"Tentu saja tidak, aku tidak melihat ada keanehan dari mu" Sehun terkekeh. "Kau cantik sayang, kau selalu cantik dimataku.."

"Benarkah?"

Sehun menjawab dengan anggukan dan senyuman nya, tangannya kembali singgah di wajah Lisa, kemudian merapikan poni gadis itu yang sempat ia angkat. Ia menarik Lisa merapat dengan tubuhnya, meletakkan kedua tangannya di kedua sisi bahu Lisa.

"Istriku adalah hal paling indah, yang bisa mataku lihat. Hey, kau tahu aku ingin anakku seperti Eomma nya.." ujar Sehun.

Lisa terkekeh.

"Tapi aku ingin anakku seperti Appa nya" balas Lisa.

"Wae?"

"Kiyooo" Lisa tergelak geli.

Ia mengeluarkan sesuatu dari dalan dompet nya, dan menunjukkan pada Sehun.

"Lihat ini.."

"Neomu kiyowoo~~" ucap nya gemas.

Sehun tertawa geli, darimana Lisa mendapat itu semua? Tentu saja dari rumah keluarga Oh di Seoul, sebelum mereka pindah ke Jeju, Lisa membongkar kamar dan menemukan foto tersebut, bersama yang lainnya. Tidak berhenti sampai disitu, Lisa membuka laci meja riasnya, dan mengeluarkan kotak persegi empat, membuka nya.

Lagi.


"Ahh, suami ku lucu sekali.." ujarnya. "Lihat, bukan kah sangat cute? Baby Oh.."

Kekehan Sehun kembali terdengar, ia menarik gadis itu memeluknya.

"Kau tahu aku tidak akan pernah lelah, mengatakan aku mencintaimu" Sehun mengecup kening gadis itu.

"Bagaimana kalau kita panggil bayi kita Baby Oh saja? Ahh, bukan kah sangat lucu Huna?" sahut Lisa tanpa menjawab ucapan Sehun.

Pemuda itu tersenyum, mengacak rambut istri nya pelan.

"Tentu saja, kita akan memanggil nya Baby Oh.." jawab Sehun.

Okay, mereka sudah sibuk memikirkan apa nama panggilan untuk bayi mereka nanti, tapi sementara membuat bayi saja tidak pernah -__-. Mungkin pasangan ini pikir bayi bisa muncul dengan sendiri nya, atau tinggal download di internet dan semacamnya, atau mungkin seperti kisah di film Stork yang biasa mereka tonton berulang-ulang, bayi akan diantar oleh burung bangau.

Tapi kan Sehun dan Lisa bukan anak kecil yang percaya hal semacam itu? Mereka bahkan mengerti tentang yang namanya reproduksi, sangat mengerti malahan, atau jangan-jangan keduanya lupa kalau mereka belum pernah melakukan nya sama sekali, saking sibuk? Duh! Kasihan sekali! Bahkan setelah menikah mereka tidak memiliki kesempatan untuk berbulan madu. Ckck

"Ah, aku lupa menjawab mu.." Lisa mengalungkan kedua tangannya di leher Sehun. "Aku juga mencintai mu Tuan Oh"

Pemuda itu menganggkat sudut bibir nya, membentuk lengkungan indah. Ia menangkupkan wajah gadis itu, mendekat dan mempertemukan bibir mereka. Sehun mengulum bibir gadis itu dengan sangat lembut, dan seperti biasa mereka akan tenggelam kedalam suasana yang mereka ciptakan sendiri. Tidak perduli paru-paru mereka yang butuh pasokan oksigen, Sehun tidak melakukan pergerakan apapun dengan tangannya karena sadar kalau mereka sudah siap dengan pakaian kantor mereka. Kalau tidak, mungkin pemuda itu sudah mengoyak pakaian Lisa, seperti yang menjadi kebiasaan nya beberapa hari terakhir, ketika Lisa sudah tidak malu lagi hanya memakai bra didepan nya, bahkan gadis itu sering hanya memakai handuk mini didalam kamar, yahh bukan masalah sih, Sehun kan suaminya.

Gadis itu mendorong dada Sehun pelan menjauhinya, dan untaian benang saliva tercipta karena penyatuan bibir mereka. Sehun mengusap bibirnya dan bibir Lisa dengan jempolnya.

"Kita harus kekantor sekarang" bisik Lisa.

"Ah, aku hampir melupakan hal itu" kekeh Sehun.

"Ya, tapi sebelum itu aku harus memakai lipstik ku kembali, karena kau menghancurkan nya sayang.. " ujar Lisa.

Derai tawa Sehun terdengar.

"Tidak adakah lipstik yang kissproof sayang? Karena rencana nya aku akan kembali menghancurkan lipstik mu dikantor" Sehun mengedipkan matanya pada Lisa.

"Seperti nya kau harus membeli kan ku lipstik itu, aku akan mencari tahu di blog langganan ku" sahut gadis itu.

"Tidak masalah sama sekali, bagaimana setelah pulang dari kantor kita mencari nya?" usul Sehun.

"Tentu! Aku tidak sabar!" seru Lisa girang.

Lagi, yang harus kalian ketahui, Lisa itu cinta pada semua produk make up, meski tidak sebesar cinta nya pada Sehun, ya iyalah! Sehun paham betul kesukaan Lisa, ia santai saja dengan hal itu, karena menurut Sehun, kecintaan Lisa pada make up masih dalam batas wajar dan normal.

Jadi bagi Sehun, tidak masalah sama sekali.

🐣🐣🐣🐣🐣

Kini ruangan kematian yang di huni oleh sesosok hades seperti kata Lisa, sudah berubah suasana nya, tidak ada lagi ketegangan didalam sana, hanya ada keheningan dan juga suasana yang begitu serius.

Gadis yang berstatus istri sekaligus sekretaris itu terlihat menopang dagu dengan kedua tangan, menatap suaminya yang tidak mengalihkan mata dari benda persegi empat besar dihadapannya sejak tadi. Lisa mengetuk-ngetuk dagu dengan telunjuknya, pekerjaan Lisa sudah selesai, ia sekarang sedang berharap Sehun membutuhkan bantuannya, namun pemuda itu tidak juga menunjukkan tanda kalau ia akan kewalahan mengerjakan pekerjaan nya sendiri.

Tling!

Sebuah pesan masuk kedalam ponsel nya, dengan segera ia membukanya.

Sehuna
Jangan menatap ku seperti itu sayang

Lisa langsung mengalihkan wajahnya dari ponsel, berpindah menatap Sehun, namun wajah pemuda itu terlihat datar saja, dan tetap menatap serius kearah laptopnya. Gadis itu menggeleng kan kepalanya, dan memilih memeriksa beberapa file didalam email dan juga laptopnya.

Tling!

Sebuah pesan masuk lagi.

Sehuna
Pura-pura menngabaikan ku?

Gadis itu berdecih pelan, bukankah mereka satu ruangan kenapa juga Sehun mengiriminya pesan, dan jangan lupakan tampang nya yang seolah tidak tahu apa-apa. Lisa tidak berniat membalas pesan Sehun, ia kembali menatap layar laptop membaca banyak file disana satu persatu dengan teliti, mana tahu ada yang terlewatkan ketika Lisa membuat nya, begitu pikir gadis itu.

"Bisa bawa kemari data penjualan kemarin nona Oh?" suara tegas dan datar dari atasan nya itu terdengar.

Tanpa menjawab Lisa meraih map berwarna cokelat, membawa nya menuju meja Sehun.

"Ini sajangnim.." ia menyerahkan map tersebut.

"Letakkan disitu saja" ucap Sehun namun masih fokus pada layar didepan nya.

Gadis itu menurut, setelah itu ia segera beranjak kembali ke meja nya, namun Sehun menghentikan nya.

"Bisa tolong bacakan ini untukku?" tunjuk Sehun pada buku yang disampingnya. "Aku kesusahan mengetik sambil membaca kalimat nya satu persatu.."

Tentu saja Lisa menurut, ia meraih buku tersebut dan mulai mencari kalimat selanjutnya yang harus ia baca untuk Sehun ketik. Tidak ada pertengkaran, tidak ada perdebatan, mereka melakukan tugas masing-masing dengan baik. Lima halaman sukses Lisa bacakan untuk Sehun, dan pemuda itu terlihat melepas kan mouse dari tangannya, menatap gadis yang berdiri disampingnya.

Pemuda itu menghela nafas kasar, ia menarik pelan pinggang Lisa, menduduk kan gadis itu di pangkuannya.

"Sajangnim, ini kantor" ucap Lisa, sebenarnya gadis itu geli melihat tingkah Sehun.

"Ck! Masa bodoh, aku butuh istri ku sekarang" jawabnya memeluk tubuh Lisa.

"Wae?"

"Aku lelah.." jawab Sehun lirih.

Tangan Lisa otomatis terulur mengelus rambut Sehun, lalu kemudian memeluk kepala pemuda itu.

"Istirahat lah" ujar Lisa, sementara pemuda itu semakin menenggelamkan wajahnya didada gadis itu, bersandar disana.

Sehun suka memeluk Lisa, entah kenapa itu selalu membuat nya tenang, ia juga sangat menyukai aroma tubuh gadis itu, kadang ia bisa lupa dimana mereka berada. Tangan Lisa tidak berhenti mengelus kepala Sehun, dan itu membuat Sehun merasa mengantuk.

"Sayang aku bisa tertidur kalau begini" ucapnya menengadahkan kepala menatap Lisa yang posisi nya lebih tinggi karena duduk dipangkuan Sehun.

Gadis itu tidak menjawab, ia justru menunduk kemudian mengecup pemuda itu lembut.

"Kalau begitu tidur saja, bukankah pekerjaan mu sudah selesai? Atau masih ada lagi?" tanya Lisa.

"Sedikit, dan harus selesai hari ini" Sehun memundurkan kursi yang mereka duduki.

"Baiklah kalau begitu istirahat sebentar" saran Lisa, ia mengelus rahang suami nya.

Mungkin pemuda itu butuh belaian, atau semacam nya? atau mungkin Sehun terlalu penat dengan apa yang ada dihadapannya sekarang? Entahlah, yang jelas ia hanya butuh Lisa disana, dimanapun.

Sehun menarik leher gadis itu merendah, memeluk dan menenggelamkan wajahnya dileher jenjang Lisa, sudah dibilang Sehun itu suka sekali dengan aroma tubuh istrinya itu. Lisa terkikik geli, ketika Sehun mengecup lehernya sekilas.

"Kau tahu? Kita seperti sekretaris dan atasan yang sedang terlibat affair sekarang" kekeh Lisa.

"Menarik sekali bukan?" sahut Sehun masih betah bergelung di leher Lisa.

"Menarik apanya? Siapa saja bisa masuk sekarang.." jawab Lisa. "Waktu istirahat selesai.." ia melepaskan pelukannya pada kepala pemuda itu.

"Tapi aku ingin lebih.." rengek Sehun.

"Sajangnim, jangan lupa, ini kantor" protes Lisa.

"Ahh aku tidak sabar segera pulang.." Sehun memainkan ujung blazer Lisa.

"Oh ya? Memang kenapa?"

Pemuda itu mengedipkan matanya pada Lisa sebagai jawaban, namun sepertinya Lisa tidak paham maksud Sehun.

"Ada apa?" tanya Lisa lagi.

"Besok kita tidak usah masuk kantor, mungkin kita bisa memakainya untuk jalan-jalan? Kita bahkan tidak berbulan madu" Sehun kini berpindah memainkan rambut panjang istrinya.

"Kau ingin Appa membunuh kita? Baru juga seminggu Oh Sehun"

"Kita bisa titipkan pada PD Choi" jawab Sehun enteng.

Lisa mengacak rambut Sehun.

"Jangan mencari masalah dengan Appa sayang, aku tidak ingin melihat suami ku dihajar lagi" sahut gadis itu geli.

"Satu hari saja, hanya besok" Sehun benar-benar serius dengan ucapannya.

"Baiklah, baiklah, sekretaris bisa apa kalau atasannya sudah memerintah" sindir Lisa. "Aku sangat penasaran, apa sebenarnya yang membuat mu bersikeras seperti ini.."

"Hanya ingin berlibur saja baby" Sehun meyakinkan.

Sehun serius, ia ingin mengajak Lisa jalan-jalan besok mencari tempat yang bagus untuk menghabiskan waktu hanya berdua tanpa kepenatan dari kantor.

"Berarti aku harus kagum pada mertua ku yang bekerja sendiri tanpa ada yang membantu nya dikantor selama ini, ia bahkan tidak mengeluh" Lisa menjulurkan lidahnya pada Sehun.

Sehun tidak peduli dengan ucapan Lisa, ia justru membawa wajah gadis itu mendekat, menciumnya tidak sabaran, sebelum pemuda itu membuat Lisa berantakan, gadis itu mendorong badan Sehun pelan. Menjauhkan tubuh mereka.

"Sajangnim, anda harus ingat ini k-a-n-t-o-r, jangan buat pakaian sekretaris anda ini berantakan, orang lain bisa curiga.." gadis itu mengancingkan blazer nya yang sempat dibuka oleh Sehun. "Bersabarlah... sajangnim harus ingat tempat"

Lisa mengecup Sehun sekilas, kemudian kembali ke meja kerja nya, kalau tidak begitu Sehun bisa saja kebablasan, memang tidak melakukan lebih dari itu, tapi dampak dari perbuatan Sehun sangat fatal, Lisa paham sekali akan hal itu.

Pemuda itu mengacak rambutnya frustrasi, ia sangat penat sekarang ini, dan ia butuh istrinya itu, tapi kondisi nya sekarang sangat tidak memungkinkan. Rasanya Sehun ingin sekali menculik Lisa, dan membawa gadis itu kabur, tapi kalau itu terjadi Tuan Oh akan menghajar nya.

Mana bisa Sehun fokus kalau begini, untung saja ia dan Lisa sudah menikah, dan gadis itu selalu ada disisi Sehun, coba bayangkan kalau mereka belum menikah, dan menjalani hubungan jarak jauh. Dipastikan Sehun tidak akan bisa konsentrasi dan bisa saja ia menjadi gila, pasalnya peraturan Tuan Oh diawal adalah Sehun tidak boleh berkomunikasi dengan siapapun termasuk kedua orangtua nya.

Sehun sangat-sangat bersyukur dengan kondisi nya yang sekarang, paling tidak Lisa tidak jauh darinya, mereka hanya terpisah sebatas profesionalitas, yahh meski sekarang kata profesional itu tidak terpakai lagi, sejak Lisa marah karena perlakuan Sehun padanya diawal mereka masuk kantor.

Untuk itu kenapa Sehun bersikeras untuk membawa Lisa kabur besok, setidaknya sambil melepas penat karena pekerjaan, ia dan istrinya punya waktu berdua saja.

.

.

.

🐣🐣🐣🐣
.

.

Lisa tidak langsung berendam seperti biasa ketika pulang dari kantor, ia justru duduk di balkon kamar mereka menatap keluar dan lampu-lampu yang mulai menyala, gelap sudah datang menggantikan terang, Lisa senang sekali melihat pemandangan dari balkon kamar mereka.

"Sayang kau tidak mandi?" suara Sehun terdengar memasuki kamar.

Pemuda itu pasti habis membeli makanan diluar, mereka tidak makan dirumah selama diJeju, dan Lisa bertekad untuk mengubah kebiasaan itu, ia ingin masak dan makan dirumah.

"Nanti.."

"Ini sudah malam, kau bisa sakit kalau terus-terusan mandi malam, kau ingin mandi bersama?" goda Sehun.

"Dalam mimpi mu Oh Sehun!" sahut Lisa.

Gelak tawa pemuda itu berkumandang, tidak lama terdengar suara guyuran air dari kamar mandi. Gadis itu beranjak dari tempatnya duduk, menuju dapur, matanya menangkap makanan yang Sehun bawa sudah tertata rapi diatas meja, seulas senyum mengembang di wajahnya.

Lama ia duduk di meja makan, memandangi makanan tersebut, Lisa memutuskan untuk makan terlebih dahulu, sebelum mandi, entah kenapa ia merasa malas sekali untuk mandi sekarang. Ia bergerak gelisah menunggu Sehun, gadis itu kelaparan sekali, ia mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya, sambil sebelah tangan menyangga dagu.

"Sayang.." suara Sehun membuat Lisa menghela nafas lega.

"Kau lama sekali, aku kelaparan" protes gadis itu.

"Ku pikir kau akan mandi dulu baru makan, jadi aku menunggu mu didalam" sahut Sehun.

"Ani, aku ingin makan, cepat lah!" seru Lisa tidak sabaran.

Sehun terkekeh geli, ia duduk disamping Lisa, gadis itu sudah sibuk menyedokkan makanan kedalam piring mereka berdua, bahkan sekarang gadis itu sibuk menyuap Sehun, eh? Bukannya Lisa bilang ia kelaparan? Kenapa ia justru asik menyuap pemuda itu? Ck! Biarkan saja, terlalu pintar memang pasangan ini.

Setelah acara makan mereka selesai, Lisa langsung duduk didepan TV, sementara Sehun sibuk mencuci piring bekas mereka makan. Gadis itu tetawa-tawa dari ruang tengah, membuat Sehun penasaran. Ia mengeringkan tangannya dengan handuk, dan menyusul Lisa.

"Kau tidak mandi?" heran Sehun melihat Lisa yang asik menonton film yang sama sejak kemarin一Stork.

"Sebentar lagi, aku menunggu semua makanan diproses dulu, baru mandi. Tidak baik langsung mandi setelah makan" celoteh Lisa tanpa mengalihkan mata nya dari TV.

Pemuda itu duduk disamping Lisa.

"Kenapa terus menonton film yang sama?" tanya Sehun.

"Ah, bukan kah lucu? Bayi-bayi itu lucu sekali sayang" jawab Lisa dengan mata berbinar.

"Kau menonton nya karena suka bayi-bayi itu?"

Lisa mengangguk dengan wajah sumringah. Lisa ingin bayi? Pemuda itu hanya tersenyum samar, kemudian menggeleng kan kepala nya pelan.

"Aku ingin punya bayi yang lucu seperti itu nantinya" ujar Lisa, matanya tetap fokus pada burung bangau yang sedang mengasuh seorang bayi.

Pemuda itu hanya menggaruk tengkuk mendengar celotehan dari Lisa, ia mengikuti arah mata gadis itu yang tertuju pada layar datar TV. Lama mereka tidak bicara, hanya fokus pada tayangan tersebut, sesekali tawa Lisa terdengar karena adegan misi pengantaran bayi yang sangat dramatis.

"Sayang kau harus mandi, ini sudah semakin malam, kau bisa sakit mandi terlalu larut" bujuk Sehun, ia khawatir gadis itu semakin asik menonton dan melupakan kalau ia sama sekali belum mandi.

"Eoh? Aku hampir lupa" Lisa baru sadar. "Aku akan mandi sekarang, jangan mengganti film ku arra?" pesan Lisa sebelum meninggal kan Sehun didepan TV.

Sehun hanya bisa mengiyakan istri nya itu, lagi pula ia tidak berniat mengganti tontonan favorit Lisa itu, ia asik menyelami pikiran nya sendiri, sampai sebuah teriakan terdengar di telinga nya, bersamaan dengan itu pandangan Sehun berubah menjadi gelap. Mati lampu!

"Oh Sehun!!" seruan gadis itu menggema di seantero rumah.

"Astaga.." gerutu pemuda itu, bukannya menghampiri arah datangnya suara sang istri, ia justru melangkah keluar rumah, memeriksa saklar pusat lampu rumah itu.

"OH SEHUN!!!" teriakan Lisa semakin nyaring.

"Sabar sayang, aku harus memeriksa saklar diluar!" seru Sehun.

Terdengar gerutuan kesal Lisa dari dalam kamar.

Blup!

Lampu kembali menyala.

"Ada apa dengan saklar itu, apa besok aku harus mengurus nya lagi?" gumam Sehun pada dirinya sendiri.

Pemuda itu melangkah masuk menuju kamar, ia mendapati istrinya yang duduk dengan wajah cemberut di meja riasnya, dengan hanya berbalut handuk, dan juga gulungan handuk dikepala nya.

"Kau sudah selesai?" tanya Sehun merebahkan dirinya di kasur.

"Kenapa baru masuk sekarang? Aku memanggil mu sejak tadi" gerutu Lisa.

"Menyalakan saklar sayang.." jawab Sehun. "Kenapa belum memakai pakaian mu? Apa kau tidak kedinginan?"

"Aku menunggu lampu menyala" sahut nya belum beranjak dari tempat ia duduk.

"Arra, pakai bajumu, kau bisa masuk angin kalau terlalu lama seperti itu" Sehun menutup mata dengan lengannya. "Aku mengantuk sekali"

"Kau tidur awal sekali?" selidik Lisa.

"Aku merasa sangat lelah" sahut Sehun tanpa membuka matanya.

"Kau sakit?"

Lisa beranjak dari meja, menuju tempat Sehun berbaring, tangannya terulur menyentuh dahi Sehun, mungkin karena tangan Lisa yang dingin setelah mandi, ia merasa suhu tubuh suami nya itu sedikit hangat.

"Kau baik saja?" tanya Lisa khawatir.

"Aku baik saja sayang, jangan khawatir, hanya butuh istirahat.." balas Sehun.

Gadis itu memanggut-manggut disisi Sehun, ia masih belum beranjak, dahinya berkerut terlihat sedang berpikir keras.

"Nampak nya besok kau benar tidak usah masuk kantor, istirahat lah, aku akan bicara pada Aboeji" ucap Lisa, mengelus rambut pemuda itu.

"Aku benar-benar tidak apa sayang"

"Aniya, aku akan bilang kalau kau sakit" desak Lisa.

Sehun menahan tangan Lisa yang masih mengelus rambutnya, pemuda itu membuka mata perlahan menatap gadis itu hangat. Ia bergerak, bangkit dari posisi tidurnya tanpa melepas tatapan nya dari Lisa.

"Sayang apa kau berniat menggoda ku?" kekeh Sehun.

"Hah? Apa maksud mu?" Lisa terlihat bingung.

"Kau menggodaku sayang, kenapa belum memakai bajumu? Kau terlihat begitu nyaman dengan handuk mu ini, kau tahu? Kau membangun kan singa tidur" Sehun menyeringai nakal.

"Ah?" Lisa melirik tubuhnya sendiri, matanya membulat. Lisa lupa! Ckck. "Aku lupa!"  serunya.

Ia beranjak dari sisi Sehun, hendak pergi, namun tangan panjang pemuda itu menarik Lisa, membuat gadis itu terjatuh keatas tubuh Sehun.

"Terlambat nona Oh.. Kau benar-benar  teledor, tapi keteledoran yang sangat hakiki bukan?" Sehun mendekap tubuh berhanduk Lisa.

"H-huna? Aku harus memakai bajuku" ucap Lisa pelan hampir seperti bisikan.

"Tanggung sekali sayang, sekalian.." sahut Sehun dengan nada aneh di telinga Lisa. Pemuda itu membalik kan tubuh mereka, kini posisi nya menindih gadis itu.

"Oh Sehun.. Andwae!" sergah Lisa ketika merasa tangan Sehun akan melepas handuk nya.

"Wae?" tanya Sehun kecewa.

Lisa merasa bersalah melihat tatapan kecewa Sehun, ia bukannya tidak mau, tapi ia hanya kaget dengan pergerakan tiba-tiba Sehun. Salah Lisa sendiri juga, kenapa ia tidak langsung mengganti handuk nya dengan pakaian.

"Mianhae.." lirih Lisa.

"Ah, aku mengerti" ucap Sehun, ia bergerak menjauhi tubuh Lisa, namun gadis itu menahannya tubuh Sehun.

"Aku hanya terkejut" lanjut nya kemudian.

Pemuda itu menatap Lisa dalam, gadis itu menaikkan kedua tangannya keatas bahu Sehun, mendekat kan wajah mereka.

Chu!

Kali ini Lisa yang memulai ciuman lama mereka, dan Sehun membiarkan gadis itu menguasai bibirnya, ia hanya mengimbangi, meski ia merasa sudah tidak tahan, seolah ada sesuatu yang meledak-ledak didalam dirinya.

"Kau tidak ingin melakukan sesuatu malam ini?" kekeh gadis itu ketika melepaskan ciuman mereka.

"Ayo kita buat bayi lucu malam ini, Baby Oh iyakan?" balas Sehun tergelak.

Keduanya tertawa terbahak karena obrolan mereka sendiri, Lisa mengelus rahang pemuda yang menindihnya, kemudian berpindah ke ujung kaos yang Sehun pakai, ia menarik nya keatas. Paham maksud Lisa, pemuda itu melepas kan kaosnya, kini ia benar-benar topless. Wajah gadis itu berubah memerah melihat tubuh suaminya, padahal ia sudah sering melihat tubuh topless Sehun, bahkan perut berotot dan kotak-kotak itu sudah tidak asing dimata Lisa, hanya saja ia merasa sangat gugup sekarang.

Pemuda itu merendahkan wajahnya, meraup bibir Lisa yang memang ia incar sejak tadi, ia melumat nya pelan dan lembut, tapi tangannya tidak tinggal diam, tangannya bergerak melepas handuk Lisa, gadis itu tidak perduli, ia sudah terlena dengan permainan bibir Sehun.

Ciuman lembut dan pelan tadi berubah menjadi liar dan ganas ketika Lisa membalas ciuman Sehun, gadis itu menyedot kuat bibir bawah Sehun, membuat pemuda itu mengerang tertahan.

"Hngh.."

Sehun melempar handuk Lisa sembarangan, tanpa melepaskan tautan bibir mereka, tidak perduli dengan paru-paru yang memberontak meminta oksigen, yang mereka tahu adalah, ada hasrat terpendam yang harus mereka selesai kan.

Sehun melepas ciuman mereka, ia pindah mengecup dagu Lisa, kemudian lehernya, ia menghirup kuat leher Lisa kemudian melumat nya berkali-kali, meninggalkan bekas disana.

"Aahhh..Hunaa"

Desahan gadis itu lolos ketika Sehun memainkan lidahnya dileher Lisa, mendengar namanya didesahkan membuat sesuatu didalam tubuh Sehun berpacu dengan sangat cepat menuju ubun-ubun nya.

Tangannya bergerak menuju dada Lisa, mengelus nya pelan, gadis itu menggigit bibirnya menahan sensasi dari tangan Sehun, pemuda itu membawa wajahnya semakin turun, dari leher Lisa menuju tulang selangka gadis itu, menciumnya beberapa saat, kemudian berpindah kedada Lisa. Sebelum wajah Sehun sampai di didada gadis itu, Lisa menahan nya.

"H-hunnahh"

"Wae?"

"Aku malu" jawab Lisa dengan wajah memerah, nafas mereka terdengar menderu dan terengah.

"Kau indah sayang ku" bisik Sehun, ia mengecup bibir gadis itu sekilas.

Pemuda itu kembali ke niat awalnya, dada Lisa, gadis itu sudah tidak mengenakan apapun sejak Sehun melempar kan handuknya sembarangan. Sehun merendahkan wajahnya meraup dada gadis itu lembut, memainkan lidahnya pada nipple gadis itu, membuat desahan gadis itu kembali lolos.

"Eeunghh.."

Lisa meremas rambut Sehun, menautkan jemarinya disana, pemuda itu tidak akan berhenti, sampai rasanya Lisa benar-benar tidak tahan, ia merasa tubuhnya lemah lunglai. Badannya bergetar ketika Sehun membuat gigitan-gigitan kecil didadanya.

"Hunaa~" mata gadis itu berair menahan sesuatu didalam dirinya.

Tapi sepertinya Sehun tidak memperdulikan rintihan Lisa, buktinya ia terus menghisap dada gadis itu seperti bayi yang kehausan, gadis itu memejamkan mata kuat, tangannya kini sudah menjambak kasar seprai tempat tidur mereka.

"Hnghh"

Sehun mengangkat wajahnya, menatap gadis yang juga menatap nya, wajah gadis itu merah berpeluh, matanya berair, entah kenapa Sehun suka melihat nya, apalagi ketika gadis itu menggigit bibirnya saat Sehun meremas dada nya pelan.

"Sehuna...jebal~" mohonnya.

Gadis itu sudah tidak tahan, Sehun tahu itu, terbukti dengan tubuh bagian bawah nya yang sudah sangat basah. Sama dengan dirinya, ia hanya berusaha mengendalikan dirinya agar tidak terkesan kasar pada istrinya itu, walau sebenarnya keinginan nya sudah meletup-letup.

Ia mengelus wajah Lisa, kembali melumat bibir gadis itu dengan ritme pelan, dan perlahan berubah menjadi sedikit kasar, karena keduanya berlomba-berlomba menguasai satu sama lain. Lisa bisa rasakan dengan sangat jelas bahwa milik Sehun sudah menegang keras dibalik celana yang masih ia kenakan.

Tangan Sehun kembali berlabuh di dada Lisa, memijatnya lembut dan bergantian, sementara mereka tidak berniat melepaskan bibir mereka. Lisa mengelus dan meraba punggung Sehun, terkadang ia mencengkeram nya sesekali setiap Sehun memilin dada nya.

Mereka sama-sama sudah tidak tahan, bahkan Lisa tidak tahu kapan Sehun melepas celana nya, dan kini keduanya sama-sama full naked. Sehun menatap mata sendu Lisa yang sudah tidak berdaya menahan gejolak didalam dirinya, dan gadis  itu merasa ada sesuatu yang keras bergesekan paha nya.

Sehun membawa kedua tangan Lisa melingkar di lehernya, ia mengecup bibir gadis itu sebentar lalu menatap kebawah tubuh mereka.

"Lakukan apapun kalau kau merasa kesakitan.." bisiknya Sehun.

Sebelum akhirnya ia mendorong tubuhnya menekan Lisa, menyatukan tubuh mereka. Ada sesuatu seperti tembok yang menghalangi mereka awalnya, dan itu membuat Lisa meringis kesakitan. Seperti yang Sehun katakan, gadis itu mencakar punggung suaminya itu. Sehun menghentakkan tubuhnya keras pada Lisa, menghancurkan tembok yang menghalangi.

"Argh!!" jerit Lisa kesakitan.

Sehun berhasil menembus tubuh gadis itu, rasa nya Lisa ingin sekali menangis keras karena merasa ada yang koyak didalam dirinya, sakit, perih, ngilu yang ia rasakan, seperti ada ribuan jarum menusuk nya. Ia memeluk tubuh Sehun sangat erat, badannya bergetar tanpa bisa ia kendali kan.

Pemuda itu tentu tidak akan membiarkan istrinya kesakitan, ia mengecup kening Lisa dengan sayang, kemudian kembali mengulum lembut bibir gadis itu lembut tanpa melakukan pergerakan apapun, Sehun memberikan Lisa kesempatan untuk menyesuaikan diri.

"Saranghae" bisiknya pada Lisa kemudian.

Gadis itu mengangguk, ia masih merasa sakit dibawah sana, namun perlahan ia mulai merasa nyaman dengan keberadaan Sehun didalam tubuhnya.

"Hunaah" gadis itu memeluk leher Sehun. "Kau bisa bergerak sekarang"

Pemuda itu menurut, ia langsung menggerak kan tubuhnya perlahan diatas tubuh Lisa dengan ritme yang sangat pelan, tidak ingin menyakiti gadis itu.

"Hhahh.."

Lisa mulai bisa menikmati gerakan Sehun, ia mencengkeram lengan pemuda itu ingin lebih.

"HH-Hunah?"

"Hmh?"

"Bb-bisakah...k-kkau lebih c-cepath?"

Sehun mempercepat gerakkan nya, menembus titik terdalam gadis itu, dan itu menimbulkan sensasi tersendiri bagi keduanya, Lisa bahkan sudah melupakan rasa sakitnya, yang ia tahu sekarang hentakan Sehun diatas tubuhnya membuat aliran-aliran listrik menghampiri nya.

"Aahnh"

Desahan gadis itu kembali lolos ketika Sehun semakin menggila dan liar diatas nya, ia kembali  memeluk leher suaminya itu erat, menggigit kecil telinga nya.

"Liceh..hh"

Dengan tidak sabaran Sehun meraup bibir Lisa, menciumnya tidak beraturan, apalagi ketika ia merasa milik Lisa menjepitnya erat, gerakkan nya semakin menggila.

"Unghh!"

Lisa melengkungkan tubuhnya karena merasa seperti ada yang akan meledak dari dirinya, ia menggigit bibirnya kuat, merasakan ia akan segera sampai, belum lagi Sehun yang kini bermain didada nya. Ia meremas rambut Sehun kuat.

"Hhahh!"

Lisa merasa tubuh nya seperti tidak bertulang lagi, ia memejamkan mata nya erat, menikmati sesuatu yang baru saja ia lepaskan, dengan Sehun yang masih bergerak diatasnya, Lisa tahu kalau sebentar lagi Sehun juga akan menumpahkan semua hasratnya, terasa dari milik pemuda itu yang semakin membengkak didalam tubuhnya.

Sehun semakin menekan keras tubuh Lisa, ia kembali melumat gadis itu, merasa kan bawah perutnya mengejang, bisa Lisa lihat wajah penuh peluh Sehun memerah dan urat dahinya timbul, pemuda itu masih bergerak dengan irama yang semakin tidak terkendali, ia menyedot kuat bibir Lisa ketika sesuatu dari dalam tubuhnya sudah siap dilepaskan.

"Hhhh!!"

Erangan tertahan Sehun terdengar ketika ia menumpahkan seluruh cairan nya kedalam tubuh Lisa tanpa bersisa, nafas keduanya terengah seperti sedang marathon. Lisa membuka matanya yang terpejam erat ketika pemuda itu menumpahkan hasrat nya, Lisa bisa merasakan hangat mengalir didalam tubuhnya.

Sehun memeluk Lisa erat, menenggelamkan wajahnya dileher istrinya itu. Gadis itu mengelus punggung dan kepala Sehun dengan sayang, deru nafas mereka masih beradu. Pemuda itu mengangkat wajahnya, menatap Lisa mengecup gadis itu sekilas.

"Jeongmal saranghae" bisiknya didepan wajah Lisa. "Terima kasih sudah menjadi kan ku yang pertama"

Gadis itu tersenyum lemah, mengelus wajah Sehun, titik-titik bening jatuh disudut matanya.

"Hey, ada apa?" Sehun terkejut melihat buliran bening yang jatuh dari mata Lisa. Ia merasa khawatir sekarang.

"Aniya" Lisa menggantungkan lengan nya pada bahu Sehun. "Aku bahagia karena aku istrimu, aku mencintaimu Oh Sehun.."

"Kau tahu kalau aku begitu mencintai mu sayang.." Sehun meninggalkan ciuman dikening istrinya.

Pemuda itu melepaskan tautan mereka, menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Sehun memeluk tubuh Lisa, mengelus perut datar gadis itu lembut.

"Sebentar lagi Baby Oh hadir disini.." Sehun terus membelai lembut perut Lisa.

"Kira-kira ia akan seperti mu atau seperti ku?" tanya Lisa.

"Jelas ia akan mirip seperti mu juga seperti ku" kekeh Sehun.

"Ahh, dia pasti lucu sekali, aku tidak sabar menunggu nya segera hadir" sahut gadis itu riang.

"Tentu, kita akan menunggu nya segera, kita juga bisa mempercepat nya sayang.." jawab Sehun.

"Hah? Bagaimana mempercepat nya?" bingung gadis itu.

"Tentu saja dengan terus berusaha" Sehun tertawa geli.

"Eh? Berusaha?"

"Iya sayang, kita harus melakukan nya terus menerus" sahut pemuda itu santai.

"Mwoya?"

"Kau mau melakukan lagi kan?" seringai Sehun.

"Hah? Andwae!" tolak gadis itu. "Bisa-bisa aku tidak dapat berjalan besok, kau mengerikan sekali"

"Ah benarkah? Kalau begitu aku akan melakukan nya dengan pelan dan lembut kali ini" rayu pemuda itu.

"No!"

Gelak tawa Sehun terdengar, ia memperat pelukan nya pada Lisa, menciumi gadis itu habis-habisan tanpa memperdulikan jeritan Lisa. Ia kembali menindih gadis itu, jadilah keduanya bergulat ditempat tidur sepanjang malam itu. Benar kata Lisa, sepertinya besok hari ia tidak dapat berjalan akibat ulah Sehun.

Pemuda itu benar-benar.

.

.

.

Sinar matahari menyusup melewati celah kecil horden jendela kamar tersebut, sang pemilik kamar bergerak gelisah dibalik selimut tebalnya. Perlahan ia membuka mata, mengintip sepertinya hari sudah hampir berubah dari pagi menjadi siang. Ia menggeliat meregangkan tubuh, namun tiba-tiba meringis merasa masih ada sisa-sisa perih dibawah perut nya, akibat semalam.

Gadis itu memaksa menduduk kan tubuhnya, kemudiaa melirik sosok yang berbaring disamping nya, pemuda itu masih tertidur dengan lelap. Jelas saja, mereka baru berhenti ketika hari menjelang pagi, Lisa tidak mengira Sehun akan segila itu, meski ia menikmati nya, tapi tetap saja ia kewalahan menghadapi Sehun.

Ia bergerak hendak turun dari tempat tidur, namun tangan panjang dan kokoh menahan tubuhnya dengan memeluk perut Lisa erat.

"Tidak usah banyak bergerak sayang, istirahat saja.. Aku tahu kau masih sakit dan kelelahan" ucapnya dengan suara serak.

Gadis itu menurut, ia kembali berbaring disisi Sehun menatap pemuda itu dengan tersenyum.

"Kita benar-benar tidak kekantor hari ini?" kekehnya. "Hari sudah menjelang siang"

"Tenang babe, aku sudah mengatakan pada PD Choi kemarin" sahut Sehun, ia menarik tubuh gadis itu kedalam dekapannya.

"Kalau Appa tahu bagaimana?" khawatir Lisa.

"Ia tidak akan tahu, tenang saja" hibur Sehun.

"Tapi perasaan ku tidak enak Huna"

Tidak lama ponsel Sehun berdering keras, keduanya saling bertukar pandangan, Lisa lah yang meraih ponsel tersebut, wajahnya memucat menatap layar ponsel.

"AA-Abboeji.." bisiknya pada Sehun.

Sehun meraih ponsel tersebut, menekan tombol terima.

"Ye Appa?" jawabnya santai.

"YA OH SEHUN PABBO DIMANA KAU? KENAPA JAM SEGINI KAU BELUM TAMPAK DIKANTOR?!!"

Teriakan dari seberang sana membuat Sehun menjauhkan telepon dari telinga nya.

"Kami tidak masuk hari ini Appa, aku sudah mengatakan pada PD Choi, dan ia menyanggupi untuk menghandle semua hari ini"

"Ya! Pabbo! Apa yang kau lakukan sehingga tidak masuk hah?"

"Kami sangat sibuk Appa, ada pekerjaan penting" sahut Sehun, membuat Lisa ingin menjambaknya.

"Pekerjaan penting katamu? Dasar bocah! Dikantor justru ada rapat penting Oh Sehun!" Suara Tuan Oh terdengar sangat gemas. "Pekerjaan apa yang lebih penting dari kantor hah?!"

"Tentu saja pekerjaan penting Appa, semalaman kami bekerja keras memberikan Appa cucu yang banyak seperti permintaan Appa, dan sekarang Lisa sakit, aku harus menemani nya" balas Sehun dengan enteng, membuat Lisa menoyor kepala pemuda itu kesal.

Helaan nafas berat terdengar diseberang sana.

"Kau.... Kalau sampai dalam waktu dekat Appa tidak mendengar kabar kehadiran bayi didalam perut menantu Appa, Appa pastikan kau akan menyesal Oh Sehun! Rambutmu akan Appa pangkas habis, mengerti kau?!" Tuan Oh pasrah, karena alasan Sehun adalah cucu.

"Ye, Abboenim, kami akan terus berusaha memberikan cucu yang banyak dan lucu-lucu!" jawab Sehun.

Plak!

Pukulan keras Lisa mendarat dilengan Sehun, membuat pemuda itu meringis. Setelah sambungan Sehun dan Ayahnya terputus, Lisa mengomelinya habis-habisan.

"Awh! Ampun Lice!" seru Sehun ketika gadis itu kembali menghantam Sehun dengan bantal kali ini.

"Mulut mu tidak bisa kau rem sedikit Oh Sehun? Memalukan sekali!" gerutu Lisa.

"Tapikan memang benar sayang"

"Ahh terserahmu Sehuna.." pasrah Lisa. "Percuma hari ini tidak masuk kantor, tetap tidak bisa kemana-mana juga"

"Kenapa?"

"Sakit pabbo! Kau pikir apa yang kau lakukan padaku semalaman?" sembur Lisa.

Sehun menggaruk tengkuk sambil tertawa bodoh.

"Berarti hari ini kita tidak bisa membuat bayi lucu?" pertanyaan tersebut membuat Lisa geram.

"Pabbo! Kau ingin menyiksa ku?" gadis itu ingin sekali menjambak Sehun.

"Ehh, tidak sayang, tentu tidak!" jawab Sehun cepat. "Ah, aku akan memasak dan mencuci setelah ini sebagai gantinya. Kau istirahat lah disini, apa ada sesuatu yang kau inginkan?"

Lisa menggeleng.

"Jangan kemana-mana, temani aku disini" rengek nya manja.

"Eh, tapikan kita butuh makan sayang, lihat hari sudah hampir siang" Sehun melirik jam diatas nakas.

"Makanan nya pesan saja" pinta Lisa.

"Baiklah kalau begitu, apapun untuk istriku tercinta" jawab Sehun pasrah.

Gadis itu langsung mendusel manja didalam dekapan Sehun, jadi hari itu mereka menghabiskan kegiatan mereka dengan tidur seharian didalam kamar. Tentu saja, mereka habis bekerja keras seperti kata Sehun.

EHE!!

TBC

*Author hilang ingatan*
*Author tersesat digurun nairobi*
*pura-pura mati*
*tenggelam disegitiga bermuda*

Hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha
Ngakak sampe Pluto.

Maaf karena daku ga ahli jadi maklumi saja adegan yang ga banget, argghh pokok maapkan karena banyak kurangnya, ga hot ya tambahin aja balsem geliga atau boncabe level 100.

Kalo nemu typo2 benerin sendiri, kalo ada kata yang kurang dan ga lengkap di maklumi aja, kalo ga ngerti, di ngerti-ngertiin aja hehee

Ngetik banyak, error banyak, typo banyak, malas benerin, awhhh

Kayaknya aku harus ganti rate cerita ini deh
Menurut ku NC ini masih amatiran ga ada apa-apa nya, jadi anggap aja ini baru pemanasan

HAHAHA

Dah ah, mau kabur dulu..
*masuk dalam kerang Jiny Oh Jiny*

Anak ayam cintaku
🐣🐣

Mwahhhmwahhh

CHIZ
💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro