7. MR. & MRS. OH
Baby Chick do do do do do do ~
Baby Chick do do do do do do ~
Baby Chick do do do do do do ~
Baby Chick~~
🐣🐣🐣🐣🐣
“Oh Sehun~~ ireona..”
Pagi sekali, namun suara Lisa sudah mengalun memenuhi kamar tidur mereka, gadis itu baru saja terbangun karena dering telepon dari Tuan Oh, seperti nya Pria itu tidak akan memberikan kesempatan untuk pasangan itu beristirahat atau menunda saru hari saja untuk tidak masuk kantor.
Dan ini sudah menit kedua puluh Lisa berusaha membangun kan suaminya, namun pemuda itu sama sekali tidak terganggu dengan ocehan dipagi hari Lisa. Sampai gadis itu selesai mandi dan menyiapkan sarapan Sehun masih bergelung nyaman dibalik selimut tebal mereka.
Tentu saja kelelahan karena acara pindahan mereka.
“Oh Sehun Kalau kau tidak segera bangun aku akan menyeret, dan menenggelamkan mu didalam wastafel cuci piring!” seru Lisa dengan gemas.
Percuma saja, Sehun tidak akan takut dengan ancaman Lisa, wastafel cuci piring tidak akan membunuh nya sekalipun, lagi pula Lisa memakai kata yang salah, mana bisa seseorang tenggelam kedalam tempat semacam itu? Mungkin hanya bakteri dan kawan-kawannya yang bisa tenggelam disana, itu pun mereka tidak akan mati sama sekali.
“Sehuna.. Kalau kau tidak bangun Appa bisa membunuh kita, cepatlah! Kantor sudah menunggu!”
“Sayang, kau tidak perlu khawatir, Appa bahkan tidak tahu” gumam Sehun dari dalam selimut nya.
“Appa baru saja menelepon, mungkin sebentar lagi ia akan menelepon ke kantor” sahut Lisa.
Pemuda itu langsung berjengit, bangkit dari tempat ia berbaring, menatap Lisa yang sedang mengganti pakaian nya, seketika itu juga seringaian jahat muncul di wajah Sehun. Ia membiarkan Lisa mengira bahwa dirinya masih bertapa didalam selimut, dan Sehun sangat menikmati pemandangan nya pagi ini, bukankah pemandangan yang sangat indah? Wkwk.
Tanpa bersuara Sehun terus saja mengikuti setiap pergerakan gadis itu, bahkan Lisa masih mengoceh tanpa sadar sepasang mata yang menonton nya dengan asik.
“Jadi kalau kau tidak ingin Appa mengamuk, segeralah bangun dan mandi, aku tidak ingin lama menunggu Oh Sehun!” omel nya.
Pemuda itu tidak menjawab, ia hanya bergumam kecil, dan terkikik dalam diam karena geli melihat ketidaksadaran Lisa, sebuah ide muncul didalam kepalanya. Ia bergerak pelan tanpa menimbulkan suara sedikitpun, melangkah kan kaki nya menghampiri Lisa yang sedang menghadap lemari yang terbuka lebar dihadapannya, ia bahkan belum selesai, karena terlihat bingung harus mengenakan pakaian apa.
“Oh Sehun aku tunggu dalam hitungan ke lima, kalau kau tidak juga segera bangun aku akan menyiram mu dengan air!” lanjut Lisa yang tidak menyadari kalau suaminya sudah berdiri dibelakang nya.
“Kau tidak perlu menghitung sayang..” bisik Sehun, memeluk tubuh gadis itu dari belakang.
Lisa membeku seketika, bagaimana tidak ia bahkan tidak mengenakan apapun, hanya bra yang menempel pada tubuhnya, untung ia sudah sempat memakai celana kain kerja nya. Ia menahan nafas ketika merasakan bibir Sehun menempel di bahu dan juga punggung nya.
“H-Huna?”
“Sungguh aku takjub sekali pagi ini” ucap Sehun. “Seharusnya aku melihat pemandangan seperti ini setiap hari..”
Gadis itu tidak lupa sama sekali kalau ia memiliki suami yang rada-rada, ya begitulah. Lisa menggigit bibir bawahnya ketika Sehun mengecup punggung nya berulang-ulang.
“O-Oh Sehun berhenti, dan bersiap sekarang juga” ia berusaha melepaskan diri dari Sehun.
“Sebentar lagi..” jawab Sehun tanpa mau melepaskan Lisa yang berusaha kabur dari nya. “Diamlah sayang, kalau kau terus bergerak seperti ini, kau dalam masalah, bisa-bisa kita tidak berangkat ke kantor..”
Lisa langsung mematung, ia tidak ingin ambil resiko. Kalau dipikir ucapan Sehun bisa saja menjadi kenyataan, untuk itu Lisa memilih diam meski sekarang suhu tubuhnya panas dingin, jangan lupakan wajahnya yang memerah malu. Sehun membalikkan tubuh gadis itu, menatap nya, membuat Lisa menundukkan kepala, rasanya benar-benar aneh bagi Lisa, meski ia sudah menikah dengan Sehun, tapi masih ada perasaan yang tidak bisa ia jelaskan apabila Sehun menatap nya seperti sekarang, dan itu seringkali membuat Lisa gugup.
“Jangan menunduk baby, aku ingin melihat wajahmu” pemuda itu menangkupkan wajah Lisa, dan ia langsung terkekeh melihat wajah merah istrinya. “Kau tahu? Melihat wajahmu seperti ini terkadang membuatku tidak bisa menahan diri sama sekali, kalau saja urusan kantor bisa di pending..”
Lisa memalingkan wajahnya dari Sehun, ucapan pemuda itu membuat seperti ada aliran aneh yang mengaliri tubuh nya.
“Kenapa kau tidak mau menatap ku?” Sehun kembali menarik wajah gadis.
“Aku malu Oh Sehun..” jawabnya jujur.
Tawa renyah Sehun terdengar.
“Kenapa kau harus malu?” mata Sehun menjelajahi tubuh Lisa. “Kau indah sekali, kau harus tahu itu”
Lisa semakin merasa kalau suhu tubuhnya semakin meningkat, rasanya panas tapi ia bisa merasakan kalau tangannya berkeringat dingin.
“Huna hentikan itu, dan segeralah bersiap, kau bisa membunuh ku lama-lama” ucap Lisa pelan, ia seolah kehilangan tenaga nya.
“Kenapa bisa begitu?” bisik Sehun, memeluk Lisa, menyandarkan dagu pada bahu gadis itu.
Lisa balas memeluk tubuh Sehun.
“Jantungku, tidak baik untuk jantungku” keluhnya, dan alunan tawa Sehun kembali terdengar.
“Aku mencintaimu..” ucap Sehun mengeratkan pelukannya.
Meski sudah sering Sehun mengatakan kalimat itu, tapi setiap Lisa mendengar kalimat cinta dari Sehun, ia selalu merasakan sensasi geli didalam perut dan dada nya, seperti setiap rongga tubuhnya di isi dengan jutaan kupu-kupu yang berterbangan.
Selanjutnya yang terjadi adalah pemuda itu meraih bibir Lisa melumatnya pelan, menyusuri setiap sisi dan bagian bibir gadis itu. Dan Lisa sudah tidak lagi perduli dengan kondisi nya sekarang, ia melupakan tubuhnya yang hanya memakai bra, sungguh ia tidak perduli sama sekali, yang ia perduli kan adalah bagaimana setiap sentuhan Sehun padanya membuat ia seperti melayang. Yahh, sebenarnya pemuda itu hanya mencium dan mengelus setiap bagiam tubuh gadis itu yang terekspos, tidak lebih dari itu, tapi entah kenapa Lisa merasa setiap sentuhan Sehun begitu menarik untuk dinikmati. ><
Deru nafas terengah keduanya terdengar bersahutan mengalun didalam kamar itu, namun mereka terlihat tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menyelesaikan kegiatan berciuman mereka. Bahkan tangan Sehun sudah menggerayangi tubuh gadis itu, tanpa melepaskan bibir istrinya, tangannya bergerak mengelus bahu, kemudian berpindah menuju bagian depan tubuh Lisa, ia sudah sempat menyentuh dada gadis itu yang masih berbalutkan bra, sampai dering keras dari ponsel Lisa menghentikan kegiatan nya.
Keduanya saling bertatapan, Sehun mengisyaratkan Lisa untuk mengangkat telepon nya, begitu gadis itu menunjukkan nama si pemanggil pada Sehun, pemuda itu langsung lari terbirit-birit menuju kamar mandi.
Yah, gagal. Haha >.<
-Maaf, tayangan ini dicekal-
🐣🐣🐣🐣🐣
Peraturan yang Sehun dan Lisa buat, sebelum mereka menikah menyangkut dengan pekerjaan mereka yang sekarang adalah, keduanya harus bersikap sangat profesional. Dikantor, sebagai sekretaris Lisa harus menjalani tugasnya benar-benar seperti sekretaris, mereka harus sejenak melupakan status mereka sebagai suami istri.
Hal yang sudah Lisa ketahui adalah, suaminya itu memiliki dua kepribadian kalau sudah menyangkut urusan pekerjaan. Nyonya juga pernah menceritakan pada Lisa bagaimana Sehun kalau sudah berhadapan dengan dunia pekerjaan, hanya saja Lisa belum menghadapi atau melihat nya langsung. Selama ini yang Lisa tahu, Sehun memang sangat perfeksionis, ia tahu hal itu ketika di masa kuliah, dimana keduanya berada di klub yang sama. Pemuda itu akan berusaha membuat semua pekerjaan nya terlihat begitu sempurna.
Gadis itu sedikit penasaran dengan cerita Nyonya Oh, kalau di dalam, klub dance jaman kuliah saja Sehun agak menyeramkan, bagaimana dengan dunia kerja? Tapi kan Lisa istri Sehun, mana mungkin pemuda itu akan memarahi nya kalau ia melakukan kesalahan kan?
Derap langkah keduanya masuk kedalam bangunan besar itu, Lisa menyapu kan pandangan nya ke sekeliling nya. Oh, jadi ini kantor yang di pimpin oleh Tuan Oh selama ini, wah tidak seperti yang Lisa bayangkan sebelumnya, ia pikir biasa saja, tapi, ini besar. Tiba-tiba ia merasa gugup, bagaimana kalau ia melakukan banyak kesalahan?
Lisa menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya, sementara disamping Sehun terlihat sangat tenang dan begitu berwibawa. Oh lihatlah, Sehun terlihat seperti orang lain dimata Lisa sekarang. Pemuda itu langsung masuk kedalam ruangan, Lisa menghentikan langkahnya, ia tidak yakin untuk mengikuti Sehun. Karena seingat Lisa, seorang sekretaris ruangan nya atau meja kerja biasanya di luar ruangan bos nya, iya kan?
Merasa kalau Lisa menghentikan langkah nya, Sehun menoleh pada gadis itu menatapnya bingung. Setelah mengerti isi pikiran gadis itu, Sehun menariknya untuk ikut masuk kedalam ruangan dengan pintu besar tersebut.
“Kita satu ruangan, dan meja mu disana..” ucap Sehun menunjuk meja yang terletak tidak jauh dari pintu masuk, ruangan itu luas sekali. “Karena kau istriku, jadi Appa yang mengusulkan seperti ini”
Lisa hanya mengangguk mengerti.
“Kau tahu peraturan nya kan? Sesuai kesepakatan kita sebelum nya?” Sehun mengingat kan.
“Ya, aku ingat, dikantor aku harus memanggil mu sajangnim..dan kita harus sangat profesional” jawab Lisa, ia hafal betul isi perjanjian nya dengan Sehun.
“Yups, dan itu dimulai sekarang..” sahut Sehun.
“Ne, sajangnim..” Lisa mengangguk, ia kemudian menghampiri mejanya.
Di mejanya sudah ada pekerjaan nya menanti, dan juga beberapa jadwal suami bos nya itu. Ckckck, sepertinya hari pertama saja sudah berat, batin Lisa pasrah.
Gadis itu membuka emailnya, seketika itu juga mata bulatnya melotot sempurna. Lisa lupa, seharusnya semalam mengecek email, Tuan Oh sudah memperingati nya. Sehun bisa marah kalau begini, pikir nya. Hari pertama saja kau sudah salah Lisa, astaga.
Padahal baru saja Sehun terlihat sibuk, tidak mungkin Lisa mengajak nya bicara, sebentar-sebentar Lisa melirik suami sekaligus atasannya itu. Tampak begitu berbeda dari Sehun yang diluar kantor, benar saja kata Nyonya Oh.
Ah, apa itu benar-benar suami ku yang pabbo itu? batin Lisa, hampir saja ia tergelak geli. Tapi begitu ia ingat isi emailnya, ia langsung gugup setengah mati.
Bagaimana mengatakan nya?
Lisa berdehem beberapa kali, untuk mendapatkan perhatian dari Sehun, namun sepertinya pemuda itu sudah sangat asik dengan pekerjaan nya. Tentu saja!
Ia mengumpulkan seluruh keberanian nya, berdiri dari tempat ia duduk menghampiri meja besar tahta Sehun.
“Maaf sajangnim” ucap Lisa ragu.
“Hmm” tanpa mengalihkan wajahnya dari laptop yang ia hadapi.
“Siang ini jam 13.00, jadwal anda bertemu dengan Tuan Oh, beliau mendarat di Jeju mungkin sekitar jam 10.00 pagi ini” jelas Lisa.
Sehun mengangkat wajahnya menatap Lisa.
“Apa itu ada kaitannya dengan pekerjaan atau bisnis? Kenapa bertemu dengan Ayah sendiri harus masuk dalam jadwal kantor?” tanya nya dengan nada yang sama sekali tidak Lisa sukai.
“Sepertinya begitu sajang, didalam jadwal hari ini seperti itu, ini lanjutan dari sekretaris Tuan Oh yang lama..” jawab Lisa hati-hati.
Wajah Sehun terlihat tidak suka, ia kembali menatap laptopnya, Lisa melengos karena hal itu.
“Batalkan saja, katakan pada Tuan Oh, pekerjaan ku banyak, paling juga pertemuan nya berupa makan siangkan?” ucap Sehun cuek.
Kalau saja ini bukan kantor, Lisa sudah menjambak atau menyiksa Sehun sekarang, seenaknya sekali meminta membantalkan, sementara Tuan Oh sudah dalam perjalanan menuju Jeju.
“Tapi sajang...”
“Tidak ada tapi-tapian Nona Oh, lakukan saja seperti yang aku perintah kan! dan kembali ke mejamu!” sahut Sehun ketus.
Awas saja kau Oh Sehun!
Gadis itu kembali ke meja nya, terlihat sedang memutar otak mencari cara untuk menyampaikan pembatalan dari Sehun. Lisa memutuskan memakai status nya sebagai menantu dari Tuan Oh, ia mengirim kan pesan pada Pria itu, mengatakan seperti apa yang Sehun perintah kan.
Lisa mengangkat wajahnya, kembali menatap Sehun yang terlihat begitu serius, ia menarik nafas panjang, berjalan menghampiri nya lagi.
“Sajangnim, Tuan besar Oh sudah mendarat di Jeju, beliau mengatakan pertemuan tidak bisa dibatalkan. Itu perintah” Lisa menekan kan di kata 'Tuan Besar', ia sengaja melakukan nya.
“Tidak bisa kah kau memakai alasan yang rasional untuk membatalkan pertemuan tersebut? Kau tahu pekerjaan ini sangat menumpuk kan?” Sehun memperlihatkan tumpukan berkas disamping laptopnya. “Lakukan dengan benar pekerjaan mu Nona Oh! Lagi pula kenapa ada pertemuan mendadak seperti ini?”
Lisa menelan ludah kasar.
“Sebenarnya jadwal itu sudah keluar sejak semalam sajangnim” jawab Lisa akhirnya.
“Lalu kenapa kau baru mengatakan nya sekarang?” tanya Sehun mengintimidasi Lisa, jangan lupakan tatapan tajam nya.
Gadis itu tidak menjawab, ia benar-benar lupa semalam ia seharusnya mengecek email, tapi, karena kelelahan karena kepindahan mereka, jadi Lisa lupa sama sekali untuk memeriksa email. Salah nya juga tidak membuat pengingat di ponsel nya.
“Lalu apakah ini salahku?” tanya Sehun menyindir. “Seharusnya kau lakukan tugasmu dengan benar, ini baru hari pertama tapi kau sudah melakukan kesalahan nona..”
Gadis itu hanya mendengus, Sehun benar-benar berubah menjadi orang lain.
“Tunggu apa lagi? Kembali ke meja mu, dan cari cara untuk menyelesaikan masalah ini” ucap Sehun dingin.
Ia menurut saja, lagi pula ia tidak ingin mencari masalah dengan atasan nya yang menyeramkan itu. Lisa kembali terlihat memainkan ponsel, berniat menghubungi mertua laki-laki nya itu. Derap pantofel mendekati nya membuat ia mengangkat wajah. Sehun dengan wajah seperti akan memakan Lisa saat itu juga, menatap nya tajam.
“Kenapa justru bermain ponsel? Selesai kan pekerjaan mu” perintah Sehun datar.
“Ye, ini saya sedang ingin menghubungi Tuan Besar” jawab Lisa.
Dan Sehun menghadiahi tatapan tajam pada Lisa, matanya mengarah pada ponsel yang Lisa pegang. Gadis itu dengan sigap melepas ponsel nya keatas meja, kemudian pura-pura mengetik sesuatu dilaptop nya. Demi apapun, Lisa bersumpah, Sehun terlihat seperti Hades, meski Lisa belum pernah bertemu secara langsung sih, menurut buku yang ia baca seperti itu.
Astaga baru hari pertama rasanya ingin mengundurkan diri, batin gadis itu.
Lisa melirik sebentar Sehun yang sudah kembali ke tahta nya, dan langsung tenggelam dalam kesibukan serta berkas-berkas berantakan di meja. Gadis itu mengerti sejak semalam itulah yang Sehun kejar, dan menyebabkan kesiangan nya tadi. Tapi sikap Sehun yang berbeda 180° di rumah dan dikantor, Lisa belum terbiasa. Mungkin ia harus menyediakan stok kesabaran sebanyak-banyak nya di lemari es rumah mereka. -,-
Keheningan menemani keduanya, hanya bunyi keyboard laptop yang berada dengan jari keduanya yang terdengar. Lisa sudah berhasil mengirim pesan secara diam-diam kepada mertua nya perihal pembatalan pertemuan. Meski Sehun bersikap menjengkelkan, namun Lisa masih membela nya dihadapan mertua nya itu.
Lisa mengatakan kalau Sehun benar-benar sibuk, dan mengejar ketertinggalan selama persiapan pernikahan mereka dan sejak Tuan Oh menyerahkan tanggung jawab kepada Sehun. Tentu saja pria itu mengerti kalau Lisa yang menjelaskan nya.
“Ss-sajangnim.. Tuan Besar bilang kalau pertemuan nya diundur nanti malam bisa? Jam 19.00” Lisa menyampaikan pesan dari mertua nya.
“Hmm”
Lagi, Sehun hanya menjawab dengan gumaman.
“Apa ada yang bisa saya lakukan untuk membantu sajangnim? Pekerjaan saya sudah selesai, sebentar lagi makan siang, apa sajangnim ingin sesuatu?” naluri seorang istri tidak akan hilang dari dalam diri Lisa.
“Pertama, bisakah kau tidak berisik ketika aku sedang bekerja? Kedua, aku tidak ingin apapun, kalau kau ingin makan, silahkan lakukan sekarang, dan kembali kemari tepat sesudah jam makan siang selesai!” jawab Sehun dingin dan menyebalkan.
Gadis itu kembali melengos, ia ingin sekali menendang kaki meja Sehun, namun ia masih bisa menahannya, ia keluar dari ruangan tersebut. Begitu ia keluar dari ruangan Sehun semua mata tertuju pada nya, gadis itu terlihat salah tingkah, ia membungkuk kan badan dan tersenyum.
“Annyeonghaseyo Nyonya Oh, bagaimana hari pertama disini? Nyonya akan makan siang? Apa Tuan tidak ikut? Adakah yang bisa kami lakukan untuk Nyonya?” pertanyaan beruntun keluar dari beberapa staf disana.
“Ah, ani-imnida saya belum memerlukan apa-apa, kalian lanjutkan kembali aktivitas kalian” jawab Lisa tidak enak.
“Baik Nyonya, semoga hari anda menyenangkan” manusia-manusia itu melanjutkan aktivitas mereka.
Bahkan, pegawai disini saja sangat baik pada Lisa, kenapa suaminya sendiri seperti monster? pikir nya. Ia menuturkan mencari tempat untuk makan siang, biasanya ada tempat-tempat makan yang nyaman disekitaran gedung kantor, Lisa memutuskan untuk mencoba salah satu diantara nya.
Salahkan Lisa yang tidak mengajak Sehun memahami wilayah kantor mereka setibanya mereka di Jeju, ia malah mengajak Sehun ke pantai, gadis itu sangat suka pantai. Sekarang ia merasakan akibat dari keteledoran nya, ia tersesat tidak tahu jalan mana yang mengarah ke gedung kantor mereka.
Setelah beberapa kali berputar mengelilingi jalanan sekitaran kantor yang terlihat sama, akhirnya Lisa bisa kembali kegedung kantor, itupun karena bantuan beberapa manajer kantor yang mengenali Lisa sebagai istri dari atasan mereka. Dan sesuai dengan dugaan Lisa sebelum nya, Sehun pasti marah besar, gadis itu terlambat setengah jam.
Begitu ia memasuki ruangan, hawa kematian begitu terasa. Mampus!
“Hari pertama” suara tegas dan datar Sehun terdengar.
“Ah, Jeoseonghamnida sajangnim, saya一”
“Hari pertama sudah banyak sekali, melakukannya kesalahan, Sekretaris Oh!” potong Sehun tanpa memberi kesempatan Lisa untuk menjelaskan. Dan ia menekan kan kata-kata nya pada 'Sekretaris Oh' seolah agar Lisa sadar perannya di kantor adalah sebagai sekretaris bukan istri.
Lisa melirik Sehun yang duduk terlihat sedang membaca berkas, namun kata-kata pemuda itu terasa begitu menyakitkan sekaligus menyebalkan.
Pemuda itu bahkan tidak menatap nya sama sekali, namun kalimatnya mampu membuat dada gadis itu sesak setengah mati.
“Jeoseonghamnida.. Jeoseonghamnida..” Lisa membungkuk berkali-kali pada Sehun.
“Dan ini..” Sehun mengangkat berkas yang ia pegang. “Pekerjaan macam apa ini? Aku berusaha memahami nya tapi tidak bisa, aku sungguh tidak mengerti dengan mu sekretaris Oh!”
Lagi-lagi Lisa hanya bisa menelan ludah kasar.
“Buang ini!” Sehun melempar berkas tersebut keatas meja nya.
“Eh?”
“Aku bilang buang! Itu tidak lebih dari pekerjaan anak yang duduk di taman kanak-kanak” jawaban Sehun membuat Lisa tersinggung.
Ia mengambil berkas tersebut membuang nya di tong sampah. Ia kembali ke meja nya, berinisiatif mengulang pekerjaan nya yang Sehun suruh buang.
“Kerjakan ulang sampai benar!” seru Sehun dari mejanya.
Aku tahu pabbo!
Gadis itu tidak menyahut, ia hanya fokus saja pada pekerjaan nya, dan sekarang ia merasa sangat haus, tersesat membuat ia kehilangan banyak tenaga dan juga ion sepertinya. Lisa tidak sempat minum karena khawatir Sehun akan mengamuk kalau ia lebih lama lahi diluar.
Lisa sudah merasa tidak tahan.
“Bisakah kita berperan sebagai suami-istri sebentar?” ucapan itu keluar begitu saja dari mulut Lisa.
Sehun langsung menatap Lisa.
“Aku hanya ingin bertanya, apa kau sudah makan?” tanya gadis itu.
Terdengar decakan dari mulut Sehun, ia memalingkan wajah kembali kepada pekerjaan nya.
“Itu sangat tidak sopan, ini dikantor, kau sangat tahu kesepakatan nya” jawab Sehun dingin.
Terserah mu! Setelah ini aku mengundurkan diri menjadi sekretaris, lebih baik aku menjadi guru TK saja kalau begini.
Lisa akhirnya hanya memilih untuk diam, Oh Sehun menyebalkan sekali, ia menghentakkan jari nya kuat pada keyboard laptopnya dengan sengaja, melampiaskan kekesalan nya pada Sehun.
“Kalau pekerjaan mu masih salah, kau tidak bisa pulang” kalimat itu menambah kekesalan dihati Lisa.
Ia memilih untuk tidak bicara lagi, pemuda itu membuat mood Lisa rusak seharian ini, semua yang Lisa lakukan salah, tidak ada yang benar, mana haus lagi.
Terdengar ketukan di pintu ruangan tersebut, baru saja Lisa akan berdiri Tuan Oh dan sekretaris nya menampakkan diri di depan pintu. Pria itu menatap Sehun di mejanya dengan tatapan yang sulit diartikan, dan mengalihkan pandangan pada Lisa, terlihat sekali gadis itu sangat berantakan. Pria itu menghampiri Lisa.
“Apa kau kesusahan karena bocah itu?” tanya nya.
“Eoh, Tuan..” Lisa berdiri dan membungkuk.
“Ya, kenapa memanggil ku seperti itu? Kau menantu juga anakku” protes Tuan Oh, oa melirik Sehun tajam setelah itu. “Ia menyusahkan mu?”
“Aniya Appa..” elak Lisa. “Bagaimana perjalanan Appa hari ini? Apa Appa sudah makan, Appa menginap lah agar tidak kelelahan?”
Pria itu terkekeh mendengar pertanyaan beruntun dari Lisa.
“Perjalanan Appa aman, dan Appa sudah makan meski Bos dikantor ini menolak bertemu dengan Appa” sahut Tuan Oh menyindir Sehun. “Appa tidak bisa menginap sayang, kasihan Eomma mu” kekeh nya.
“Ahh, baiklah, apa Appa ingin bicara sendiri dengan sajangnim?” Lisa mengedipkan mata nya pada Tuan Oh, pria itu mengerti maksud Lisa. “Aku akan keluar sebentar”
Setelah itu Lisa tanpa menunggu lama, keluar dari ruangan menunggu di meja tempat sekretaris lama semasa kepemimpinan Tuan Oh.
Entah apa yang Ayah dan anak itu bicarakan didalam, yang jelas seperti nya serius sekali. Bahkan Tuan Oh baru keluar ketika hari sudah sangat sore, dan kantor sudah sepi. Ia terkejut melihat Lisa masih duduk di area tempat sekretaris lamanya.
“Lisa~ya, kenapa masih disini? Kenapa tidak pulang? Bukankah Appa meminta Sehun menyuruh mu untuk pulang duluan tadi, ia tidak mengirim pesan padamu?” bingung pria tersebut.
Gadis itu tersenyum dan menggeleng kan kepalanya.
“Jeongmal, bocah itu benar-benar” suara pria itu terdengar sangat gemas.
“Tidak apa, Appa..” jawab gadis itu. “Appa langsung pulang ke Seoul?”
“Setelah ini Appa harus menemui rekan lainnya setelah itu langsung terbang ke seoul, kau jangan terlalu lelah, arra?” pesan Tuan Oh.
“Ne Appa, kamsahamnida” Lisa membungkuk. “Appa Berhati-hati lah nanti, sampaikan salam kami pada Eomma, aku akan menelepon nya nanti”
Pria itu mengiyakan Lisa kemudian menghilang dari area tempat gadis itu duduk, ia menarik nafas panjang sebelum kembali masuk kedalam ruangan Hades itu, mengambil tasnya.
Tok tok
Ia mengetuk pintu, tanpa menunggu jawaban Lisa masuk dan langsung menyambar tasnya, lalu keluar lagi tanpa mengatakan apapun pada Sehun. Ia berani seperti itu karena jam kerja sudah selesai, dengan cepat ia melenggang meninggalkan ruangan tersebut, Lisa berencana pulang dengan taksi saja, ia sedang kesal Sehun.
Terdengar derap langkah panjang mengikuti Lisa, ia tidak perduli sedikitpun, ia justru mempercepat langkah menuju lobby.
“Lisa” lengan gadis itu ditarik.
Lisa menatap si empu tangan yang menarik lengan nya.
“Kau marah?”
“Pikirkan saja sajangnim!” seru Lisa kesal, ia menepis tangan Sehun.
“Lice, tunggu!” Sehun mengejar Lisa. “Lisa jangan seperti ini, ayo kita bicarakan baik-baik”
“Aku tidak ingin bicara” balas Lisa.
Sehun mengacak rambutnya kesal, ia kembali mengejar Lisa. Beberapa orang yang masih dikantor menatap keduanya heran.
“Lice..” Sehun kembali meraih lengan Lisa dengan lembut. “Jangan seperti ini, tidak enak dilihat orang” bujuknya.
Lihat? Sehun si Hades itu sudah kembali menjadi anak ayam yang Lisa kenal. Gadis itu menurut saja ketika Sehun membawa nya masuk kedalam mobil, hanya saja gadis itu tidak bicara.
“Sudah jam makan malam, mau sekalian diluar?” tanya Sehun.
“Aku tidak lapar, aku ingin pulang, mandi dan tidur” jawab Lisa ketus.
“Tapi terakhir kau makan tadi siang kan? Ayo makan, eh? Tadi siang kau makan dimana?”
“Tidak. Aku, ingin pulang” Lisa tetap pada pendirian nya. Ia juga tidak menjawab pertanyaan terakhir Sehun.
Pemuda itu diam, ia menghela nafas kasar, namun, ia tidak dapat memaksa istrinya itu. Sampai di rumah Lisa langsung menuju kamar, dan mandi. Seperti yang ia katakan selesai mandi ia langsung masuk kedalam selimut tanpa mengatakan apapun pada Sehun. Lisa sangat lelah, pertama karena sikap Sehun, kedua karena tadi siang ia tersesat.
Pemuda itu menghampiri Lisa ketika ia sudah selesai membersihkan dirinya, ia menduduk kan dirinya disamping gadis yang membungkus diri dengan selimut itu.
“Sayang aku minta maaf..” rengek Sehun.
Gadis itu diam saja.
“Lisa, jebal~”
Lisa masih tidak bergeming.
“Lice.. Maukah kau membantuku menghilangkan kebiasaan anehku jika dikantor?”
Ia masih tidak menjawab, tentu saja ia masih jengkel pada Sehun.
“Lisa”
“Kalau kau bersikap seperti itu terus, mungkin aku kan mengundurkan diri dari posisi ku, lebih aku jadi guru TK” sahut Lisa dari dalam selimut.
“Aku tahu aku salah, jadi maafkan aku ya?” bujuk Sehun.
Lisa mengerti, pasti Sehun juga dimarahi habis-habisan oleh Tuan dari siang sampai sore tadi.
“Mana bisa aku marah lebih lama padamu” sungut Lisa, ia keluar dari dalam selimut dengan wajah merah karena menahan tangis. “Kau bahkan mengataiku, kau juga tidak mau mendengar penjelasan ku”
“Maaf sayang, maaf..”
“Kau tidak tahu tadi siang aku tersesat, itulah kenapa aku terlambat setelah makan siang. Kau bahkan tidak memberiku kesempatan untuk minum, aku hampir mati karena dehidrasi, kalau aku mati kau siap jadi duda dalam usia muda?”
Pemuda itu menarik Lisa masuk kedalam pelukan nya, ia mengucapkan kata maaf berkali-kali, sampai gadis itu mengiyakan ucapannya.
“Maafkan aku, aku tidak akan mengulangi nya lagi, aku janji” ucap Sehun.
“Itu ucapan mu disini, tpi, dikantor kau akan berubah lagi, kau tahu? Aku benar-benar akan mengundurkan diri kalau besok itu terjadi lagi”
“Aniya!” jawab Sehun cepat. “Ayo kita ubah perjanjian dan peraturan kita”
Lisa mengangguk.
“Gomawo” Sehun kembali memeluk gadis itu. “Aku mencintaimu”
“Nado saranghae” Lisa membalas pelukan Sehun.
Pemuda itu mengecup gadis itu pelan, namun lama-lama berubah menjadi lumatan-lumatan tidak terkendali dari keduanya, sampai Sehun menghentikan keduanya.
“Wae?” tanya Lisa bingung.
“Kita harus makan” kekehnya, pasalnya perut Sehun sudah memberontak minta diisi, sejak siamg ia belum makan apapun.
“Astaga! Kau sejak siang belum makan sama sekali? Ah aku istri yang payah” sesal nya. “Ayo makan”
Lisa mengulurkan tangan pada Sehun, pemuda itu menyambutnya.
“Makan diluar?” tanya Sehun.
“Ya..” jawab gadis itu. “Huna?”
“Ya sayang?”
“Kau tidak ingin melakukan sesuatu malam ini?” pertanyaan macam apa yang Lisa lontarkan.
Sehun terlihat berpikir, setelah itu ia tertawa.
“Sebenarnya ingin, tapi aku tahu kau lelah, aku juga. Jadi mungkin lain kali?” usulnya.
Gadis itu terkekeh geli.
“Bukan ide yang buruk, kalau begitu kau harus menggendongku keluar, kaki ku sakit sekali” rengek Lisa.
“Tentu saja tuan putri”
Pemuda itu langsung menggendong Lisa keluar dari kamar, menuju mobil mereka, mengarungi malam itu dengan mencari makanan.
Sehun tahu, istrinya itu suka makan.
Hehehe...
TBC
Pertama, kalo ketemu typo2, dibenerin sendiri ya hehehe
Selanjutnya,
Wuhuuu gaada naena yesss😂😂
Bagus kapan yah mereka ada acara 'bobok barengnya'?
Wkwkwkw
Padahal aku gabisa bikin sama sekali, hedehhh
Sebenarnya ga siap nistain mereka, ehhh tapi jangan terlalu berharap yaa wkwkwk
Kemungkinan besar part "bobo2" nya di private demi keamanan negara hahaha
😝😝😝
Jangan terlalu percaya padaku, aku ga tau bagian itu akan ada atau tidak haha
Bubbyeee!
Nak ayam kesayangan
🐣🐣🐣🐣
CHIZ
💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro