6. JEJU
🔥🔥🔥
🐣🐣🐣🐣
.
.
.
Sehun mengerutkan kening nya menatap layar ponsel Lisa, tadinya gadis itu bingung mencari ponselnya, dan meminta Sehun untuk mencoba menghubungi ponsel tersebut, ternyata Lisa lupa kalau ia meninggalkan ponselnya didalam kamar mandi disamping wastafel ketika ia membersihkan wajahnya. Lagi pula, kenapa juga Lisa harus membawa ponselnya kedalam kamar mandi. -__-
Hal yang membuat Sehun mengerutkan kening nya adalah, nama kontak yang Lisa berikan untuk dirinya, antara ingin tertawa dan juga tidak terima.
My Cold Husband.
Seingat Sehun namanya bukan itu dikontak Lisa, sejak kapan gadis itu merubahnya? pikir Sehun. Tanpa ingin berlama-lama, ia segera menghampiri istri nya yang sekarang sudah melupakan kebingungan nya mengenai ponsel tersebut. Tampak Lisa sedang membongkar koper besar didepan lemari pakaian mereka yang terbuka lebar.
“Psstt!”
Lisa menoleh kearah Sehun, pemuda itu mengangkat ponsel itu, menunjukkan nya pada Lisa, gadis itu langsung terlonjak dari tempat ia duduk menghampiri Sehun.
“Kau menemukan nya? Woah! Daebak!” seru nya girang.
“Kau meninggalkan nya didalam kamar mandi nona, lagi pula kenapa harus membawa ponsel kedalam kamar mandi?” Sehun menaikkan satu alisnya.
“Eoh Jinjja? Aku tidak mengingat nya sama sekali, siapa yang membawa nya kesana?” tanya Lisa dengan wajah tanpa dosa nya.
Sehun menatap Lisa tidak percaya, sejak kapan istrinya menjadi pelupa? Ohh, mari kita ingat, dia bukan pelupa, tapi dia itu ceroboh dan teledor.
Pernah sekali Lisa itu mandi, dan ia tidak mengunci atau lupa mengunci kamar mandi, Sehun yang tidak tahu apa-apa masuk tanpa permisi, ya mana Sehun tahu kalau Lisa sedang mandi. Tapi, untungnya Lisa masih memakai piyama mandi nya, ketika Sehun masuk. Sebenarnya kalau Lisa tidak memakai piyama nya pun bukan masalah, bukan kah mereka sudah menikah dan Sehun adalah suami nya, jadi sah-sah saja kalau ia melihat bukan? >.< ><
Asal tahu saja, sejak mereka menikah sampai sekarang, tidak ada yang terjadi diantara sepasang suami istri itu. Jangankan terjadi apa-apa, Lisa tidak pernah membuka atau berganti pakaian didepan Sehun, sebaliknya dengan Sehun, dia dengan cueknya melakukan apapun didepan istrinya, dan itu membuat Lisa sering protes padanya. Bukan Lisa tidak suka, tapi wajah Lisa suka memanas dan berubah menjadi merah padam karenanya.
Okay, kembali ke kejadian kamar mandi, Lisa berteriak histeris seakan dirinya akan di perkosa begitu melihat Sehun masuk, pemuda itu tentu saja ikut kaget, gadis itu melempar kan gayung dan mendarat sempurna dikepala Sehun. Sungguh Sehun tidak habis pikir, istrinya kadang seperti lupa kalau mereka adalah sepasang suami istri. Kenapa dia harus malu sih? Lalu sudah tahu begitu, setiap dia melakukan apapun, seperti mandi dan berganti pakaian ia selalu lupa mengecek dan mengunci pintu. Bukan kah itu terlalu ceroboh dan teledor?
Oh Lisa.
“Mungkin beberapa amoeba yang membawa nya kesana sayang, aku juga tidak mengerti” jawab Sehun akhirnya, sembari duduk di sisi tempat tidur.
“Benarkah? Bagaimana bisa amoeba membawa ponselku kesana?” tanya Lisa penasaran.
Pemuda itu hanya tertawa pelan, ia tidak tahu kenapa Lisa menanggapi ucapan nya masalah amoeba tersebut.
“Kau mengganti nama ku di kontak mu sayang?” Sehun bertanya.
“Ah? Tidak, wae?” gadis itu kembali sibuk membongkar lemari dan mengeluarkan isinya.
“Ohh tidak ya? Hmm baiklah, boleh aku bertanya?” pemuda itu memperhatikan kegiatan Lisa.
“Tentu saja, tanyakan..”
“Siapa itu My Cold Husband?”
Lisa menghentikan kegiatan nya sebentar, mencoba mengingat-ingat, seperti nya ia tidak asing dengan nama tersebut. Ya iya lah Lisa, dirinya sendiri lah yang merubah nama Sehun ketika mereka bertengkar tempo hari.
“Ah!” serunya kaget, ia segera membongkar ponsel nya, dan memeriksa, lalu ia menyengir tanpa dosa pada Sehun.
“Selingkuhan mu?” Sehun menautkan alisnya.
“Hehe.. Mian, aku lupa mengganti nya lagi” gadis itu memamerkan deretan gigi putih nya. “Aku mengubah nya karena kau begitu menyeramkan ketika marah karena boxer Ten”
Sehun menggeleng kan kepalanya, kembali memperhatikan gerak gerik istrinya itu, tangannya tidak berhenti melempar dan membongkar isi lemari dan juga koper mereka. Pemuda itu mendekati Lisa, tangannya terulur membantu nya.
“Sayang jangan melempar dalaman seperti itu” Sehun terkekeh geli melihat cara Lisa menyusun benda terkecil yang dari dalam lemari masuk kedalam koper.
“Ya! Jangan melihat barang keramat ku seperti itu!” Lisa menyembunyikan beberapa pakaian 'mininya' dari Sehun.
“Astaga, bahkan kau sering melihat milik ku, kenapa aku tidak boleh melihat pakaian 'kecil' istri ku sendiri” protes Sehun.
“Aniya, aku tidak boleh melihatnya!” tolak Lisa.
“Wae?” tanya pemuda itu dengan wajah cemberut. “Aku hanya ingin membantu sayang”
“Tidak, tidak, kau tidak boleh melihat nya” tolak Lisa.
“Kenapa?”
“Aku malu!” seru gadis itu dengan wajah tomatnya.
“Mwoya? Kenapa harus malu? Bukankah kita suami-istri?”
Lisa menggaruk kepalanya, berpikir sebentar.
“Iya juga ya? Ah, tapi kau tidak boleh menyentuh mereka sembarangan arrachi?”
“Baik nona..” jawab Sehun. “Ngomong-ngomong, 'kacamata' mu yang itu bagus, aku suka model dan warnanya, bisakah kau memakai nya setelah ini nanti, aku ingin melihat”
Gadis itu terdiam beberapa saat, sampai ia sadar, dibahu nya ia sampir kan bra berwarna hitam metallic dengan sedikit rumbai dan pita mini menghiasi nya.
“Mwoya? Enak saja!” Lisa melemparkan pakaian-pakaian dari dalam lemari kewajah Sehun.
“Ish! Pelit sekali!” gumam Sehun sambil menyusun pakaian yang Lisa lemparkan padanya. “Apa salah nya sih? Hanya ingin melihat saja tidak boleh”
Gumaman kecil Sehun masih bisa Lisa dengar dengan jelas, ia hanya terkikik geli mendengar ocehan suami nya itu.
Ada saatnya Oh Sehun.
Bersabarlah.
Wkwkwk!
.
.
.
.
Tampak beberapa koper besar dan juga barang bawaan lainnya tertumpuk diruang tengah keluarga Oh, hari ini adalah hari dimana Sehun dan Lisa akan pindah ke Jeju, seperti yang Tuan Oh rencanakan jauh sebelumnya. Tidak ada acara bulan madu bagi pasangan itu, kata Sehun pindah ke Jeju sama dengan bulan madu. Sebenarnya tidak, karena begitu mereka pindah ke Jeju, mereka segera berhadapan dengan tanggung jawab yang sudah Tuan Oh limpahkah kepada suami istri itu.
“Maafkan Appa dan Eomma Lisa~ya, kalian repot sekali ya? Seharusnya sebulan setelah menikah saja kalian pindah, tapi pekerjaan tidak bisa menunggu selama itu. Maafkan juga karena kalian tidak memiliki waktu untuk bulan madu, padahal Eomma sudah sarankan pada Sehun..” ucap Nyonya panjang lebar.
“Tidak apa Eomma, pindah ke Jeju lebih cepat justru lebih baik bukan?” jawab gadis itu dengan senyuman diwajahnya.
“Bilang saja karena kalian akan segera bebas melakukan apapun berdua tanpa kami pantau bukan?” sambung BamBam tiba-tiba.
Lisa melirik pemuda itu, dengan lirikan tajamnya dan mengabaikan BamBam.
“Jangan lupa segera punya bayi Lice!” itu Ten, dengan seenaknya ia mengucapkan permintaan nya.
Gadis itu hanya bisa mengatupkan gigi nya kuat, menahan diri agar tidak menjambak Ten saat itu juga. Sementara Nyonya Oh hanya terkekeh geli karena ucapan BamBam dan Ten pada Lisa, wanita itu mengerti kalau mereka hanya berusaha menggoda gadis itu.
“Semua sudah siap? Ayo berangkat!” Tuan Oh melangkah menuju pintu keluar.
“Hati-hati disana, arraseo? Jika kau kesulitan kau bisa memberitahu Eomma.. Oh ya, jangan terlalu lelah ya” Nyonya Oh memeluk Lisa sebelum gadis itu mengekori suaminya.
Sebenarnya mereka semua akan mengantar pasangan itu ke bandara, namun para Ibu sudah memberi wejangan panjang sejak dari rumah, selama perjalanan bahkan sampai dibandara Lisa dan Sehun tidak berhenti mendengarkan petuah tentang rumah tangga dari Tuan dan Nyonya Oh, juga Nyonya Manoban.
Tiba dibandara, Lisa mulai terlihat akan menangis, ia tidak rela saja berpisah dari orang-orang yang ia sayangi. Ibu nya, para sepupu nya, ketiga sahabat dan keluarga besar dari sisi dirinya dan juga suami. Lisa sudah terbiasa jauh dari Ibunya, namun kali ini ia akan pindah jauh dari Seoul, dan ini dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. Jelas saja ia sedih, meski keluarga nya masih tetap bisa mengunjungi mereka nanti, tetap saja hati Lisa sedih karena perpisahan ini.
“Baik-baik lah disana sayang, jadi istri yang baik, lakukan tugas mu sebagaimana mestinya, dan ingat, jangan sering bertengkar” bisik Nyonya Manoban memeluk putrinya.
“Gomawo Eomma, aku akan berusaha.. Hiks, aku akan menangis sekarang Eomma, hiks..” gadis itu membalas pelukan Ibunya, menyembunyikan wajahnya dibahu Eomma nya itu.
“Yaaa... Mengapa malah menangis sayang?” Sang Ibu mengangkat wajah Lisa.
“Aku akan sangat merindukan Eomma, hiks..”
“Aigoo, tidak boleh seperti itu, kau sudah bersuami sekarang” Nyonya Manoban terkekeh. “Eomma akan mengunjungi mu kalau Eomma tidak sibuk, arraseo? Jadi jangan bersedih”
Tentu saja Lisa mendapat sorakan ejekan karena menangis, dari para sepupu dan juga sahabat nya.
“Maafkan kami tidak bisa mengantarkan kalian sampai kerumah kalian di Jeju” Nyonya memeluk Lisa, setelah memeluk Sehun.
“Gwenchana Eomma” jawab gadis itu masih dengan senyuman sedihnya.
“Baik lah, kami berangkat ya” Sehun berpamitan.
Lisa berpelukan dengan ketiga sahabatnya, kemudian sepupu-sepupunya, ia masih sempat menangis didalam pelukan Hanbin, kemudiankemudian terakhir ia memeluk Ibunya. Entah kenapa Lisa sedih sekali pergi meninggalkan Ibu nya kali ini, ia selalu terbayang perjuangan sang Ibu ketika Ayahnya sudah tidak ada, bahkan sampai Lisa menikah, Ibu nya punya andil besar didalam sana. Ia hanya tidak siap berpisah dalam waktu yang sangat cepat.
Keduanya melangkah meninggalkan para keluarga dan kerabat yang mengantar, kemudian masuk kedalam waiting room. Lisa masih terlihat begitu sedih, ketika mereka duduk menunggu penerbangan mereka.
“Sayang..semua akan baik-baik saja” hibur Sehun.
“Hmm, aku harap begitu, tapi aku rindu mereka semua” rengek gadis itu.
“Kau akan segera terbiasa, lagi pula kan ada aku..” Sehun mengedipkan matanya pada Lisa.
Gadis itu tersenyum, ia merasa sedikit terhibur dengan usaha Sehun yang membujuk nya. Menikah dengan Oh Sehun adalah hal yang paling membahagiakan dalam hidup Lisa, meski ada pertengkaran tetapi Sehun tidak akan marah pada Lisa lebih dari dua jam, dan Lisa berharap akan begitu sampai seterusnya.
“Huna~ aku ingin ke kamar mandi sebentar” ucap Lisa.
“Ingin ku temani?”
“Tidak perlu, tunggu disini saja, tapi kalau aku tidak kembali dalam waktu yang lama, kau harus menjemput ku” kekeh Lisa.
“Baiklah, segeralah selesai kan urusan mu dikamar mandi” Sehun membalas kekehan Lisa.
Gadis itu menghilang dengan segera dari pandangan, Sehun. Dan pemuda itu mulai menyibukkan diri dengan sebuah tablet di tangannya, sepertinya Sehun mulai menyicil pekerjaan mereka yang akan dimulai dalam beberapa hari kedepan.
Lumayan lama Lisa dikamar mandi, sebenarnya ia tidak melakukan apapun disana, ia hanya menangis saja >< puas menangis, gadis itu segera menyusul suaminya. Begitu ia keluar berjalan menuju tempat ia dan Sehun duduk, matanya menangkap sosok Sehun yang tidak sendiri.
Pemuda itu terlihat sedang berhadapan dengan tiga gadis, seperti nya beberapa tahun lebih muda dari Lisa, gadis itu mengerutkan keningnya, ia memperlambat langkah kakinya.
“Ah, apa Opp sendiri?”
“Aigoo, tampan sekali, apa Oppa sudah punya kekasih?”
“Siapa nama Oppa?”
“Boleh kah aku mengambil foto dengan Oppa?”
“Kemana tujuan Oppa?”
Pertanyaan dan celetukan semacam itulah, yang Lisa dengar datang dari arah gadis-gadis itu. Ia menghentikan langkah nya, penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Ehm..” Sehun berdehem. “Maaf ahgassi, aku tidak sedang sendiri, terima kasih untuk pujiannya. Tapi maaf sekali aku tidak bisa foto sembarangan dengan orang lain, maaf sekali”
“Wae?” tanya salah satu diantara mereka. “Kalau begitu Oppa ini tujuan nya kemana?”
“Kami akan ke Jeju” jawab Sehun singkat, mencoba kembali fokus dengan tabletnya.
“Kami? Wahh, Oppa benar-benar tidak sendiri? Jadi kenapa Oppa tidak mau berfoto dengan kami?” tanya yang lainnya.
Lisa mempertajam pendengarannya, sambil kembali melangkah kan kaki nya pelan. Ia bisa mendengar dengan jelas kekehan Sehun.
“Pertama karena aku ini pria beristri, kedua aku tidak ingin membuat istriku salah paham” jelas Sehun.
Ketiga gadis itu terlihat tidak percaya.
“Jinjja? Oppa pasti berbohong, mana istri Oppa kalau begitu?”
Dasar generasi jaman sekarang, kenapa mereka tidak tahu malu menggoda laki-laki? Apalagi itu adalah lelaki yang baru mereka kenal di tempat umum, batin Lisa. Mata mereka memang tidak bisa melihat yang bening sedikit saja, apalagi kalau model nya seperti Sehun, ada rasa sedikit kesal didalam hati Lisa, kenapa Sehun mau saja meladeni mereka.
“Istriku? Sedang kekamar mandi, sebentar lagi ia pasti kembali” jawab Sehun.
“Oppa ini tampak seperti sedang berbohong” celetuk salah satu dari mereka lagi.
Lisa mempercepat langkah nya menghampiri Sehun yang duduk membelakangi nya.
“Huna~” panggil nya pelan.
Pemuda itu menoleh, sama halnya dengan ketiga gadis yang duduk dikursi depan Sehun.
“Eoh, kau sudah selesai?” Sehun mengulurkan tangan pada Lisa membawa gadis itu duduk disamping nya.
“Hmm.. Apa aku lama?” tanya gadis itu sambil melirik bingung ketiga gadis yang duduk berhadapan dengan mereka.
“Kau lumayan lama, apa yang kau lakukan? Menangis?” bisik Sehun, gadis itu langsung menyengir, mata Sehun beralih pada ketiga gadis yang dihadapan mereka. “Eoh, ahgassi-ahgassi, ini istriku..”
Mata mereka membulat menatap Lisa.
“Apa Eonni, benar istrinya?”
“Tentu saja” Lisa terkekeh, ia mengangkat tangan dan menunjukkan cincin di jemari nya, sambil melirik milik Sehun.
“Yaahhhh” ucap mereka bertiga bersamaan.
Mereka langsung berdiri, beranjak dari hadapan Lisa dan Sehun, tentunya mereka berpamitan terlebih dahulu. Masih terdengar gumaman-gumaman mereka.
“Apakah jaman sekarang sudah menjadi trend nya menikah muda ya?” celetuk salah satu diantara mereka.
Suara mereka semakin samar dan tidak terdengar , bersamaan dengan tubuh mereka yang semakin menjauh, dan duduk di dekat gate lainnya.
Lisa langsung memandang Sehun, melirik nya tajam, serta meminta penjelasan.
“Apa?” tanya Sehun heran karena tatapan Lisa.
“Apa yang kau lakukan? Genit sekali menggoda gadis-gadis muda” protes nya.
“Mwoya? Aku tidak menggoda mereka sama sekali..” bantah Sehun. “Aku sedang sibuk dengan pekerjaan ini, dan mereka muncul tiba-tiba lalu berbicara aneh”
“Cih! Benarkah? Tidaka akan ada asap kalau tidak ada api.. ” cibir Lisa.
Sehun mengalihkan perhatian nya dari tablet, memasukan benda itu kedalam tas yang ia bawa, menatap gadis itu.
“Sejak kau mengenal ku, kemudian menjalin hubungan sampai kita menikah, apa kau pernah melihatku menggoda gadis-gadis?” tanya Sehun.
“Tidak juga, tapi kau menggoda ku waktu itu! kau memakai banyak sekali alasan dan modus mendekatiku, jadi aku anggap itu sebagai godaan” jawab Lisa.
“Hanya denganmu Nona Oh!” sahut Sehun gemas.
Lisa mengedikkan bahunya, sesungguhnya gadis itu tidak serius dengan pertanyaan pada Sehun, ia hanya menggoda pemuda itu saja. Namun, melihat reaksi Lisa yang acuh tak acuh membuat Sehun tidak puas. Ia mendekatkan wajahnya pada Lisa, menciptakan semburat merah di pipi gadis itu. Bagaimana tidak? Wajah Sehun dekat sekali, seolah akan mencium Lisa, dan jangan lupakan mereka sedang berada ditengah keramaian manusia didalam waiting room.
“Kau meragukan ku Oh Lisa?” terlihat jelas seringain disudut bibir Sehun.
“Aa-apa yang kau lakukan?” bisik Lisa khawatir.
“Meyakinkan mu” balas Sehun.
“Menjauhlah, aku percaya!” seru Lisa, tapi masih dengan bisikan.
“Terlambat..” gumam Sehun.
Cup!
Ia mencuri ciuman di pipi gadis itu, kemudian bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Tangannya kembali meraih tablet nya, ia tidak menghiraukan wajah istrinya yang merah padam, belum lagi beberapa orang yang menatap kearah mereka dengan senyum-senyum kemudian saling berbisik.
Oh Sehun pabbo!
Rasanya Lisa ingin menghilang atau masuk kedalam ubin ruangan itu saja, Sehun sama sekali tidak terganggu dengan kekehan geli beberapa orang yang menyaksikan adegan mereka. Sialan!
Kalau saja bisa, Lisa ingin menjambak pemuda yang berstatus suaminya itu, ia hobi sekali membuat Lisa malu seorang diri, tanpa berniat ikut merasakan apa yang istri nya rasakan.
“Aigoo manis sekali”
Itu yang sempat Lisa dengar dari seorang Ahjumma yang duduk tidak jauh dari mereka. Sialan! Sialan! Sialan!
Gadis itu menundukkan kepala nya, memainkan ponsel, sesekali ia berdoa agar waktu cepat berlalu, dan jam keberangkatan mereka segera tiba. Diam-diam Sehun tersenyum geli melihat gerak-gerik Lisa yang tidak nyaman disamping nya.
Sehun itu sengaja.
🐣🐣🐣🐣
Baru beberapa waktu yang lalu, keduanya sudah mendarat dengan selamat di Jeju, dan mereka langsung menuju rumah yang akan mereka diami selama di Jeju. Mata Lisa membulat ketika mereka memasuki halaman rumah tersebut, ia menatap Sehun dengan penuh pertanyaan.
Rumah itu terlalu besar, kalau hanya untuk ditempati oleh dua orang, lalu bagaimana Lisa bisa mengurus rumah sebesar itu sendirian? Bukan kah ia juga akan bekerja bersama Sehun, lalu kapan ia bisa mengurus rumah sebesar itu?
“Huna~~ kita hanya tinggal berdua dirumah ini?” tanya nya meyakinkan lagi.
“Tentu saja, ini rumah kita”
“Maksud ku, apa tidak ada orang lain selain kita?” tanya gadis itu sambil menarik kopernya masuk, ia semakin pusing melihat isi rumah itu.
“Astaga sayang, tentu saja hanya kita berdua, kenapa harus ada orang lain? Kita tidak sedang bertamsya keluarga” jawab Sehun.
“Huweee..” Lisa melepaskan pegangan nya pada koper, dan membiarkan benda tersebut jatuh. “Lalu bagaimana aku bisa mengurus rumah sebesar ini sendiri? Apa tidak ada tempat tinggal yang cocok untuk berdua saja?”
Sehun tergelak mendengar ucapan Lisa, gadis itu terlalu banyak berpikir tentang apa yang belum ia ketahui. Namun, Sehun tidak menjawab Lisa langsung, ia menuntun gadis itu menuju kamar mereka, membereskan semua barang yang mereka bawa, ia tidak perduli dengan ocehan Lisa yang terus saja terdengar sejak mereka sampai.
“Sayang bisakah kau berhenti memusingkan dirimu sendiri dengan banyak hal?” ucap Sehun, ia menepuk-nepuk sisi tempat tidur meminta gadis itu duduk.
“Tentu saja aku harus memikirkan nya, kau, tahu sendiri kalau kita akan sangat si一”
Ucapan Lisa terpotong karena Sehun membungkam bibir gadis itu dengan bibirnya sendiri.
“Aku tahu” jawab Sehun, setelah melepaskan bibir gadis itu. “Kita tidak akan mengurus rumah inu sendiri, ada yang akan membantu kita.. Jadi berhentilah membuat dirimu sendiri pusing, semua sudah diatur oleh Appa”
Akhir nya Lisa bisa diam juga, ia melirik Sehun yang kini merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Ia lelah, mereka lelah.
“Kau akan tidur?” tanya Lisa, padahal hari masih sore pikir nya.
“Hanya beristirahat sebentar” sahut Sehun memejamkan mata. “Kau tidak lelah? Istirahat lah sebentar”
Pemuda itu menarik Lisa berbaring disisi nya, kemudian memeluk gadis itu.
“H-Hhuna?”
Lisa menahan nafasnya ketika tangan Sehun menyentuh perutnya dibalik kaos pendek yang ia pakai.
“Sshh..jangan khawatir, aku tidak akan melakukan apapun padamu sekarang, aku lelah” sahut Sehun.
Tapi tangannya membuat Lisa tidak tenang sama sekali, gadis itu menahan tangan Sehun, dan menggenggamnya.
“Aku tidak akan bisa beristirahat kalau tangan mu tidak bisa diam sama sekali Tuan Oh!” gerutu Lisa.
Sehun itu hanya terkekeh mendengar gerutuan tersebut, ia kembali memeluk gadis itu, memejamkan matanya.
“Besok kita langsung bekerja sayang, jadi kita harus mengisi tenaga malam ini” ucap Sehun terdengar sangat ambigu ditelinga Lisa.
“Mengisi tenaga apa maksud mu Oh Sehun?”
“Ya mengisi tenaga, memang nya ada yang aneh dari ucapan ku?” Sehun membuka matanya menatap Lisa.
“Ya aneh, nadamu terdengar seperti Ahjussi mesum” jawab Lisa.
Sehun bangun dari tempat ia berbaring, menatap Lisa yang masih berbaring disana.
“Maksud nya Ahjussi mesum seperti apa?” ia mengerutkan dahinya. “Yaa..jangan bilang isi otak mu yang aneh Oh Lisa?”
“T-ttidak sama sekali” jawab Lisa gugup, sebenarnya Sehun benar, bayangan Lisa sudah kemana-mana ketika Sehun mengatakan mengisi tenaga.
“Pembohong! Jadi kau berpikir aku mengajak mu melakukan sesuatu?” selidik Sehun.
Lisa menggeleng cepat, ia bangun dari posisi berbaring nya duduk berhadapan dengan Sehun.
“Aku bilang nadamu saja yang terdengar seperti Ahjussi mesum, kau tidak memikirkan apapun” dusta Lisa.
“Cih! Dasar, masih saja mengelak. Lihat itu wajahmu sudah seperti tomat matang” ejek Sehun. “Kau ingin melakukan nya?” tanya kemudian dengan nada menggoda.
“Ya! Jangan berani-berani!” Lisa menyilangkan kedua tangan didada.
“Kenapa?” bingung Sehun, ia hanya berniat mengerjai Lisa. “Bukan kah kita suami istri”
Lisa menjauhi Sehun, namun tangan pemuda itu dengan cepat meraih tubuh Lisa.
“Oh Sehun lepaskan aku!” seru nya.
“Tidak akan”
“Jangan berani-berani menyentuhku Oh Sehun, aku akan menjambak mu!”
“Aku tidak takut”
“OH SEHUN HENTIKAN!!”
Teriakan gadis itu tidak menghentikan Sehun yang memeluk nya erat, dengan modal seluruh kekuatan nya, Lisa mendorong Sehun, tidak sengaja ia kembali menendang tubuh bagian bawah pemuda itu.
Bugh!
Lisa terlepas dari pelukan Sehun, sementara pemuda itu sudah bergulung berguling diatas kasur.
“Argh! Lalisa kau bisa membunuhku!” ringisnya.
“Aku sudah bilang jangan coba-coba menyentuh ku!”
“Mwoya? Aku bahkan tidak berniat memperkosa mu Lisa! Ck! Argh, sakit sekali!” keluh Sehun.
“Sudah ku bilang kau seperti Ahjussi mesum Oh Sehun, wajar kalau aku takut padamu!”
“Ya! Kalau aku mau, aku bisa memperkosa mu kapan saja, aku punya banyak kesempatan, saat kau tidur misalnya.. Ck!” Sehun meringis kesakitan. “Kau benar-benar berniat membuat ku tidak bisa memiliki keturunan, kau selalu saja menendang bagian itu”
Lisa mengerucut kan bibirnya, namun tangan nya terulur meraih tubuh Sehun kedalam pelukan nya.
“Maaf, aku tidak sengaja menendang disitu, itu gerakan refleks” ujarnya mengelus kepala pemuda itu.
“Kau mengerikan sekali Nona..” keluh Sehun.
“Aku bukannya tidak mau, hanya saja dalam kondisi seperti sekarang?” Lisa menggeleng kan kepala.
“Aku tahu, lagi pula aku hanya bercanda, kau terlalu serius” balas Sehun, tubuhnya masih berdenyut sakit.
Sehun melepas kan diri dari pelukan Lisa, beranjak bangun dan menuju kamar mandi.
“Aku akan mandi duluan, setelah itu kita makan. Kau tidak ingin jalan-jalan di Jeju?” Sehun mengedipkan matanya pada Lisa.
Gadis itu hanya tersenyum ketika Sehun menghilang dari balik pintu kamar mandi, ia hanya tidak tahu harus bersikap seperti apa setiap kali pembicaraan mereka menjurus pada 'hal tersebut'.
Memangnya salah kalau Lisa masih malu? Bukan ia tidak mau, ia hanya malu.
TBC
Maafkan lah update an gajelas ini, aku ga bisa ngerasain apa-apa dari tulisan ini, jadi aku maklum dan menyebutnya produk gagal, ga menarik, maaf sekali.
Sesuatu terjadi kemarin, dan itu bikin suasana hati ga enak, dan nyesek, tapi aku tetap pengen update cerita ini. Ga ada apa2 aja tulisanku memang ga banget, apalagi kalau ada apa2 yang mengganggu pikiran seperti sekarang hehe
Hancur, hancur sekalian.
Maaf ya curcol disini, gpp deh..
Kalo yang baca ga puas, sampaikan aja ketidakpuasan kalian, aku akan berusaha menulis dengan baik kedepannya, semoga bisa.
Mungkin perlu hiatus buat belajar nulis lagi, bertapa di segitiga bermuda biar dapat pencerahan.
Ya udah, aku terlalu banyak bacot, gini nih kalau udah dirundung pilu wkwkw
Btw, pengen couple ini segera punya dedek bayi, tapi aku masih bingung mengarahkan nya kesana hahaaha
#kapanyahbagusnyaadegannaenanya?
BHUAKAKAKAKAKA
BYE!
CHIZ
💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro