3. WE GOT MARRIED!!
"Typo is mantap djiwa"
🐣🐣🐣🐣🐣
Sehun akhir-akhir ini sering terlihat merenung setelah kejadian malam itu, seperti orang yang kehilangan arah. Ia bahkan sering tidak fokus apabila diajak bicara.
Mungkin sudah saatnya Sehun bertemu dengan pawang nya. Lisa.
Gadis itu terlihat melangkah pelan, menghampiri pemuda yang lagi-lagi sedang menatap lurus kedepan, tapi percayalah, tidak ada apapun yang ia lihat. Ia hanya menatap kosong.
"Huna~" gadis itu memeluk leher Sehun dari belakang, membuat pemuda pucat itu menoleh dengan otomatis. "Apa yang kau lakukan disini?"
"Tidak ada, kemarilah.." Sehun membawa gadis itu duduk disampingnya.
"Apa yang kau lihat? Kau banyak melamun kata Eomma"
"Ah, tidak Lice. Jangan khawatir"
Lisa tersenyum menatap pemuda disampingnya, bagaimana mungkin Lisa bisa percaya dengan semua kebohongan yang berusaha Sehun sembunyikan? Ia tahu sekali pemuda itu masih memikirkan kejadian malam itu.
"Sehuna.. Jangan dipikirkan lagi, itu akan membuat mu menjadi orang lain bagiku.." gadis itu pura-pura cemberut. "Rasanya seperti bicara dengan orang lain saja sekarang"
"Lisa.."
"Hm?"
"Maaf"
"Ya! Jangan ucapkan kata itu terus menerus, bukankah aku sudah bilang? Kau tidak salah sama sekali" protes Lisa, ia tidak suka saja membahasnya lagi.
Sehun kembali meluruskan pandangan nya kedepan.
"Tetap saja salah Lice, kita sebentar lagi menikah, bagaimana mungkin hal seperti itu terjadi. Aku terlalu sering membuat mu terluka" ucap Sehun, tanpa menoleh pada Lisa, iris nya tetap mengarah kedepan.
"Huna~ kejadian seperti itu siapa yang dapat menerka nya? Hm? Justru akulah yang harus meminta maaf. Kalau saja aku bersama mu waktu itu, hal tersebut tidak akan pernah terjadi kan?" gadis itu menyuarakan isi hati dan juga kepalanya.
"Lisa" Sehun menarik gadis itu bersender pada bahunya. "Aku hanya ingin kau disini.."
"Aku tahu Huna, aku paham, aku mengerti. Aku pun begitu" Lisa menyunggingkan senyum khasnya.
Sehun membawa nya kedalam dekapan nya, mengajak gadis itu ikut menyelami yang apa ia rasakan.
"Terima Kasih, aku mencintai mu" bisik Sehun, membuat gadis itu menyunggingkan senyuman nya.
Lisa tidak perlu menjawab Sehun, pemuda itu sudah tahu bagaimana perasaan Lisa pada nya. Tentu saja gadis itu sangat mencintai Sehun, kalau tidak untuk apa Lisa bertahan sampai sekarang?
Hubungan mereka berbicara tentang perjuangan, berbicara tentang kerelaan, berbicara tentang kejujuran dan kepercayaan.
Mungkin orang yang tidak tahu akan melihat hubungan mereka seperti biasa saja, tapi dibalik itu semua ada banyak kisah tak terduga yang sudah terjadi. Bahkan kalau mereka sekarang akan segera menikah itu adalah sebuah keajaiban bukan? Mengingat segala kendala dan juga masalah yang pernah terjadi diantara keduanya, belum lagi kejadian yang masih sangat segar terjadi baru-baru ini. Sedikit terlambat saja diketahui, mungkin pernikahan mereka batal? Tapi itu tergantung pada Lisa, ia akan melanjutkan atau tidak?
Namun Sehun sebenarnya sungguh bersyukur, karena Tuan Oh datang tepat oada waktunya, meski ia harus mengalami luka dan sakit karena hantaman keras Tuan Oh. Sehun juga sangat bersyukur karena Lisa ada disana membela nya, sangat bersyukur karena gadis yang akan dinikahi nya adalah Lisa.
Sehun sangat mencintai Lisa, sangat, sangat mencintai nya.
Ia selalu berharap akan hidup bersama Lisa, memiliki anak, mengurus anak, membesarkan mereka, dan kemudian menua bersama.
.
.
.
.
.
Hari itu semakin dekat, perasaan Lisa bercampur aduk, senang dan juga gugup, ada sedikit takut juga terselip disana. Sama halnya dengan Sehun. Sudah tiga hari keduanya tidak bertemu sama sekali, bahkan saling menanyakan kabar pun tidak, kata Nyonya Oh memang sebaiknya seperti itu. Lisa dan Sehun tidak boleh bertemu dan bicara sampai mereka menikah, dan juga tidak boleh terhubung sama sekali, bahkan telepon, sms semuanya tidak boleh.
Sehun sedikit protes pada Ibunya, kenapa mereka harus di pisahkan, rasanya seperti di hukum saja. Ia tidak setuju kalau ia tidak boleh mengontak Lisa, bagaimana ia bisa tahu kabar Lisa nantinya? Menunggu dalam waktu tiga hari itu cukup lama, Sehun tidak akan tahan berpisah dari Lisa dengan jangka waktu selama itu tanpa kabar sama sekali. Berlebihan memang, tapi itulah Sehun. Lalu bagaimana dengan Lisa? Gadis itu tidak bisa banyak protes, ia lebih teratur dan tertib, ia mengikuti apapun mau kedua Nyonya besar dari keluarga masing-masing.
Meski hatinya tersiksa. Tidak melihat dan mendengar suara Sehun itu siksaan bagi Lisa.
"Lice..berhenti lah bersikap seolah Sehun dalam masalah besar, kau terlihat seperti cacing kepanasan..!" protes BamBam sepupu Lisa yang sedang bermain games di ponsel nya, ia begitu terganggu melihat Lisa yang begitu gelisah sejak tidak bertemu Sehun.
"Jangan khawatir Lice, aku baru bertemu Sehun tadi pagi, dan dia baik saja.. Meski ya, kondisi nya tidak jauh berbeda dengan mu, hehe" salah satu sepupu nya yang lain muncul一一Ten.
"Kalian berdua diamlah, kalian tidak membantu sama sekali... Ck! Peraturan darimana, dan macam apa ini? Mengurung ku dan Sehun seperti tahanan?" gerutu Lisa, ia semakin tidak tenang karena kedua sepupu nya sudah sampai di Seoul sejak hampir sebulan yang lalu, terus saja mengoceh membuat Lisa semakin pusing.
"Lisa.. Kau tahu? Kau hanya perlu mengikuti apa yang Eommadeul perintah kan, dan kau akan merasakan sensasi nya.." ucap Ten.
"Ya.. Apalagi sensasi malam pertama nya, iya kan Chittaphon??" sambung BamBam seenaknya.
Lisa melirik BamBam dengan tatapan membunuh nya, kalau saja ini bukan suasana mendekati hari besar Lisa, ia sudah akan menjambak rambut dengan warna tidak jelasnya itu.
"Yahh.. Siapa yang dapat memungkiri sensasi malam pertama Kunpimook.. Itu, hmmmm... " Ten memejamkan matanya, sambil tersenyum-senyum aneh.
"Kau tidak perlu khawatir Lice, kekhawatiran, kekesalan mu sekarang akan tergantikan dimalam pertama kalian.. Kau akan sangat menikmati nya.." BamBam mendelik nakal.
"Dan kau tidak akan pernah ingin untuk berhenti一"
Tak!
Tak!
Ucapan Ten terpotong, ia dan BamBam sedang meringis dan mengusap kepala mereka sekarang, baru beberapa detik yang lalu Lisa melancarkan jitakan andalan nya dengan level tertinggi.
"Tidak usah sok menasihati ku, memang nya kalian tahu apa tentang malam pertama? Hm?" tanya Lisa kesal.
"Setidaknya itu yang ku dengar dari teman-teman ku, dan juga buku yang pernah aku baca.." ucap Ten masih mengusap kepalanya.
"Lice.. Biasanya pengantin baru harus diberi hadiah, namanya early Wedding gift.." sambung BamBam. "Kau mau apa? Sebaiknya sesuatu yang berguna untuk kehidupan pernikahan kalian nanti.."
BamBam terlihat sedang berpikir, ia memang berencana untuk memberi Lisa dan Sehun hadiah sebelum pernikahan mereka, hanya saja ia bingung hadiah apa yang cocok.
"Bagaimana dengan dengan pakaian bayi? Bukankah kami akan segera memiliki keponakan?" usul Ten seenak jidatnya.
"Bodoh! Mereka bahkan belum menikah dan melakukan malam pertama.. Kecuali kita tidak tahu kalau mereka sudah terlebih dahulu sampai pada tahap itu.. Hehe" cengir BamBam.
Bugh!
Bugh!
Lisa menghantam kepala BamBam dan Ten dengan boneka rilakkuma besar yang ia pegang, pemberian Sehun.
"Kalau bicara jangan sembarangan!" seru Lisa kesal. "Kau juga Ten! Otak kalian seperti nya harus disekolah kan!"
"Aku kan hanya memberi usul pada Kunpimook Lice.. Awhh, kau mengerikan sekali" ringis Ten.
"Sshh.. Diamlah kalian berdua!" seru BamBam sebenarnya ia masih meringis karena hantaman Lisa. "Aku sedang berpikir apa early gift yang akan ku berikan.."
BamBam mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuk, sambil menerawang.
"Ck! Susah sekali, beri saja mereka buku kamasutra, dan mereka bisa langsung mempraktek nya dimalam hari.." Goo Junhoe muncul dengan tiba-tiba bersama Hanbin, menyambung ocehan BamBam.
Lisa langsung menatap June, seakan akan menelannya hidup-hidup. Tidak lama kemudian sebuah majalah Dazed dengan 120 lembar halaman melayang dan mendarat sempurna ke wajah June.
"Argh! Lisa! Ini sakit! Mengerikan sekali, aku heran kenapa Sehun ingin sekali menikahi mu!" seru June kesakitan.
"Mulutmu butuh dibina June!" balas Lisa.
"Iya, dibinasakan.." sambung Hanbin santai, ia duduk disamping Lisa yang mengamuk seperti beruang hamil.
"Hyuungg..." rengek June.
"Wae? Kenapa kau jadi merengek manja? Ckck" tanya Hanbin sambil menggeleng kan kepalanya.
BamBam dan Ten kin terkikik geli, mereka tahu sekali bagaimana kalau Lisa mengamuk pada mereka berempat sebagai Oppa nya, selain itu satu-satunya yang Lisa panggil Oppa hanyalah Hanbin, membuat Ten cemburu setengah mati, pada waktu itu. Sekarang mereka semua sudah terbiasa dengan keadaan mereka yang selalu bertengkar dan rusuh kalau berkumpul seperti sekarang.
"Yayaya... Lisa.. Kau akan segera menikah, dan kelakuan anak TK mu masih saja belum hilang, aku khawatir nasib anak kalian kelak" ucap Ten setelah pertengkaran Lisa dan June berakhir.
"Aku tidak akan begini kalau kalian tidak memulai nya" balas Lisa dengan wajah ditekuk.
"Sudahlah.. Kalian membuat kondisi nya semakin buruk" lerai Hanbin. "Lice.. Ingin keluar? Oppa ingin membeli sesuatu, mungkin kau perlu menghindar dari ketiga pria ini dulu.."
Hanbin mengulurkan tangan nya pada Lisa, gadis itu dengan segera mengangguk dan menyambut tangan Hanbin, ia menjulurkan lidah pada ketiga pemuda itu.
"Hyung! Jangan membawa nya jauh-jauh dan lama, besok ia akan menikah, jangan sampai terjadi apa-apa dijalan!" seru June kepada Hanbin yang sudah keluar dari pimtu utama bersama Lisa. Hanbin hanya mengangkat jempol nya untuk June.
Meski June masih kesal karena lemparan majalah diwajahnya, namun pemuda itu masih memikirkan pernikahan Lisa, yang akan berlangsung besok. Memang sekarang semua sedang sibuk untuk pernikahan Sehun dan Lisa, dan semua kesibukan itu terjadi di rumah Sehun, sedangkan rumah Hanbin menjadi sarang pemalas seperti June, BamBam, dan Ten. Seharusnya mereka membantu dirumah Sehun, justru sekarang mereka asik bermain mobile legends.
Alasan Hanbin membawa Lisa pergi adalah untuk menghindari nya dari ketiga bocah itu, karena dalam situasi seperti tadi Lisa bisa-bisa mengamuk terus, bukan kah seharusnya gadis itu lebih banyak senangnya dari pada marah-marah mengingat hari pernikahan nya adalah besok. Untuk itulah Hanbin mengambil inisiatif membawa Lisa pergi, selain itu Hanbin punya tujuan lain.
"Oppa akan membeli apa?" tanya Lisa mengekori Hanbin memasuki supermarket tidak jauh dari tempat kediaman Hanbin.
"Beberapa minuman dingin Lice" jawab Hanbin sambil memilih beberapa minuman didalam lemari pendingin.
"Kan dirumah masih banyak Oppa?" heran Lisa.
Hanbin hanya tertawa, kemudian beralih ke rak makanan.
"Oppa ingin merasakan langsung dari supermarket nya nona Oh.. " jawab Hanbin menyengir.
"Ishh hentikan itu Oppa!"
Lisa berlari kecil mengekori Hanbin, dan menarik-narik ujung bajunya pemuda itu.
"Hentikan apa hm? Bukankah besok kau akan resmi menjadi nona Oh? Oh Lisa.." Sepasang tangan menarik Lisa mundur, dan punggung gadis itu menabrak dada orang yang menarik nya.
Lisa langsung tahu itu siapa, ia kenal sekali aroma tubuh orang tersebut, dan juga cara ia menyentuh Lisa 一一 Oh Sehun.
"Hunaa!" Lisa hampir saja menjerit senang, kalau ia tidak segera sadar mereka sedang berada di tempat umum.
"Halo sayang.." sapa pemuda itu dengan wajah riangnya.
"Ekhm.. Sebaiknya kalian mencari tempat, diluar, tapi jangan jauh-jauh, dan jangan sampai ketahuan oleh tiga kurcaci itu.. Atau mereka akan melaporkan pada Eommadeul" ucap Hanbin masih berdiri didepan rak, memilih makanan.
Sehun langsung menarik gadis itu bersama nya, membawa nya pergi meninggalkan Hanbin, namun sebelumnya ia memeluk Hanbin.
"Gomawo Hanbin~ah!"
"Cepatlah! Kalian berdua tidak boleh berlama-lama diluar rumah.." Hanbin mendorong punggung pasangan itu.
Kini giliran Lisa yang menarik Sehun keluar dari supermarket tersebut, dan mencari tempat untuk duduk berdua, tidak jauh dari sekitaran supermarket.
"Ck! Seharusnya tadi aku membawa Seulgi" desis Hanbin sendirian didepan rak makanan yang sejak tadi ia hadapi.
Sementara itu di rumah Hanbin, seruan ketiga kurcaci tersebut mendominan memenuhi ruangan tamu.
"Serang Bam! Serang!"
"Astaga June! Hantam saja, hantam!"
"Argghhh, towerku hancur! Andwae!!"
"June bantu aku menghadapi yang ini! Ten, itu Alona mau kemana?!"
"Andwae! Tim kita defeat!!"
"Naik mobil Pimook! Cepatlah!"
"June! Naik mobil segera!"
"Jangan lewat tempat itu BamBam pabbo!"
Yeps, kurang lebih seperti itu lah kegiatan ketiga manusia pemalas itu. Ten membanting ponselnya di atas sofa, dan bersandar.
"Aku tidak ingin bermain lagi, kenapa dengan kalian selalu kalah? Huh!!" keluh Ten.
"Kau yang tidak bermain dengan baik Chittaphon!" protes BamBam.
"Ah sudahlah.." lerai June. "Kita coba lagi"
"Aniya, kalian saja bermain lagi, aku ingin bermain instagram, siapa tahu ada gadis Indonesia yang bisa di stalker hari ini hehe.." cengir Ten.
"Lagi pula kalau ada, mereka tidak sudi mengenal orang pabbo seperti mu Ten!" ejek BamBam.
"Whatever!" sahut Ten.
Ia kembali sibuk dengan ponselnya, dan membolak-balik isi galeri, mencari-cari sesuatu yang bisa ia posting di akunnya.
Ten Instagram Update
Chittaphon Leechaiyapornkul
❤️9696 likes
ten10 Jangan tertipu dengan penampilan nya, karena kalau ia marah, ia seperti paus antartika hamil yang mengamuk. Nyonya @oohsehun sabar ya Hun punya calon istri seperti @lalice.sa ✌️✌️
#ikanpaus #antartika #neneksihir #istrisehun #nyonyaoh #sepuputenbambamhanbindanjune
View all 1996 comments
jungchanu Setelah ini kupastikan celana dalam favorit Ten hyung sudah tidak berbentuk, dan tergantung di pohon sarikaya dibelakang rumah Hanbin hyung😈
kimhanbin Chittaphon bodoh! Kita lihat saja 2-3 hari setelah ini, dan kau tidak akan berbentuk😌
seulgi.kang Astaga Ten..cari mati 🙀
jichukim Ten pabbo!
chaengpark Perang dunia🗡️🗡️
oohsehun Mungkin sekarang kau aman Ten, tunggu saja 2 hari lagi 😏😏
jennie.kim Otak udang! cari masalah saja terus!
ten10 has blocked lalice.sa
Sehun terkekeh geli membaca isi kolom komentar instagram Ten, ia yakin Ten pasti ketakutan sekarang. Sehun tidak tahu saja kalau Ten sudah memblokir Lisa dari instagram nya, sementara Lisa tidak tahu apa-apa.
"Ada apa Huna?" tanya Lisa penasaran melihat Sehun terkekeh menatap layar ponsel nya.
"Ah? Tidak ada sayang.. Kau tidak membawa ponsel mu?"
"Tertinggal di kamar, aku tidak memegangnya beberapa hari ini.." Lisa mengerucut kan bibirnya imut.
Hampir saja Sehun khilaf ditempat umum, ia mengacak poni gadis itu, dan menyimpan ponselnya. Tidak lucu kan kalau Lisa sampai mengamuk pada Ten, setidaknya tunggu sampai pernikahan mereka selesai.
"Hun-ah! Lice! Waktu habis, kalian harus kembali ke kandang masing-masing, sebelum Eommadeul dan yang lain tahu kalian bertemu hari ini.." seru Hanbin menghampiri mereka dengan cengiran nya, sambil menenteng plastik belanjaan.
Lisa tampak memajukan bibirnya lagi, rasanya terlalu sebentar, meski besok mereka akan bertemu, tapi tetap saja rasanya lama menunggu. Namun ia menurut juga, ia bangkit berdiri dari kursi nya, demikian juga dengan Sehun.
"Aku akan menemui mu besok di altar.." ucap Sehun meninggalkan kecupan di kening gadis itu, tidak lupa senyuman manisnya.
"Ne... Berhati-hati lah dijalan, arra? Kabari kalau sudah dirumah, hubungi Hanbin Oppa segera.." pinta gadis itu sungguh-sungguh, karena didalam hatinya terbersit rasa tidak nyaman.
"Iya, pasti!" Sehun kembali mengacak rambut Lisa.
"Tenang Lice, aku yang akan menghubungi nya kalau ia lama mengabari kita.." Hanbin membujuk Lisa untuk segera pulang.
Dengan setengah hati Lisa melambai pada Sehun, dan pulang bersama Hanbin. Sehun menatap kepergian Lisa dan Hanbin sampai mereka tidak terlihat dari matanya lagi, barulah ia beranjak dari tempat nya berdiri.
🐣🐣🐣🐣🐣
June dan BamBam saling sikut ketika Lisa dan Hanbin masuk kedalam rumah, sementara Ten pura-pura tertidur disofa dengan menutup wajahnya dengan bantal sofa.
Hanbin memberi kode pada June dan BamBam agar tidak mengungkit masalah postingan Ten, kedua pemuda itu langsung mengangguk patuh. Lisa langsung masuk kedalam kamarnya, ia hanya mengatakan kalau ia akan tidur kepada para Oppa nya diruang tengah.
"Ia tidak tahu masalah postingan Ten?" tanya BamBam penasaran pada Hanbin.
"Ia tidak membawa ponsel seperti nya tadi" jawab Hanbin duduk disamping kaki Ten yang pura-pura tidur. Hanbin langsung memukul kaki Ten, membuat pemuda itu berjengit bangkit berdiri.
"Tenang... Aku sudah memblokir Lisa untuk sementara, sampai sampai aku menghapus postingan ku itu" celetuk Ten santai.
"Kenapa tidak kau hapus sekarang pabbo?" tanya BamBam.
"Ah, sayang sekali.. Aku baru saja memposting nya. Tunggu sampai 100.000 like baru ku hapus" jawab Ten enteng.
Hanbin menggeleng kan kepala nya, ia sungguh tidak habis pikir dengan sepupu-sepupu Lisa dari arah Ayah Lisa itu, kenapa mereka suka sekali membuat Lisa kesal. Apa ini cara mereka merayakan hari besar Lisa?
BamBam sudah sangat paham dengan watak Ten, sedang June tidak terlalu ambil pusing, ia hanya berdoa semoga Ten masih bersisa ketika Lisa tahu nantinya.
Sementara dikamar, Lisa dengan posisi terlungkup diatas kasur mengutak-atik ponselnya.
Lisa Instagram Update
Lalisa Manoban
❤️ 9703 likes
lalice.sa 💜💜💜
View all 1997 comments
jungchanu Uhhh noona, Sehun hyung begitu menggoda 😚😚
jennie.kim Aaww bride to be 😗 tidak sabar menunggu besok😍💚
yeriyeri Eonni! aku sungguh tidak sabar menunggu besok! ❤️❤️
jichukim Menghitung mundur.. 💗💖
bae.irene Wuhu, aku terharu setiap kali melihat kalian berdua saling memposting foto😂❤️❤️
hiraimo2 Sayangku, semangat ya besok hehe muahh
jeonkookie Uuhh sweet sekali @oohsehun 😍
suzy.bae 😊😊😊
daraxxi Aww😍😍 hmm 👆
lalice.sa yakk!! @jungchanu! jgn pernah berpikir utk merebut pasangan ku😭😂 // jendeuk kuhh apa yang kalian lakukan? Cepat kerumah, kalian berjanji akan menginap @jennie.kim @jichukim @chaengpark @bae.irene @yeriyeri @seulgi.kang @hiraimo2 @tzuyu99
lalice.sa Eonni😚 kenapa tidak menginap saja? @daraxxi 🙁 // @suzy.bae 🙂🙂
Lisa tiba-tiba teringat Sehun yang belum ada kabarnya, dengan segera ia keluar dari kamar mencari Hanbin.
"Oppa!" serunya.
Keempat pemuda itu langsung menoleh pada nya, mereka sudah tenang karena Lisa tidak tahu menahu masalah postingan Ten.
"Ya Lice?" Hanbin menjawab.
"Kemari sebentar, ada yang ingin aku tanyakan" ucap Lisa hampir berbisik.
Hanbin langsung menghampiri Lisa, gadis itu segera menariknya kesudut ruangan, sementara ketiga pemuda yang lainnya kembali asik dengan ponsel mereka.
"Sehun belum menghubungi Oppa?" tanya Lisa.
"Belum Lice, ini belum berapa lama, paling sebentar lagi juga ia menghubungi, tenang lah.. Kau hanya terlalu khawatir" jawab Hanbin.
"Baiklah.. Aku akan kembali ke kamar, kabari aku kalau Sehun sudah mengabari Oppa" ucap Lisa masuk kekamar lagi.
Lisa sampai tertidur, begitu ia bangun hari sudah sore, ia meregangkan badannya, dan melirik keluar jendela, sebentar lagi gelap, pikir nya. Merasa tanggung kalau hanya mencuci wajah nya, ia memutuskan untuk mandi.
Begitu ia selesai, ia mengganti baju nya, dan keluar dari kamar. Eommadeul nya belum pulang, ketiga pemuda tadi sudah tidak terlihat, sepertinya mereka menuju rumah Sehun. Hanya ada Hanbin yang sedang menonton acara baby shark do do do do do~ di ruang tengah. Melihat Lisa datang, Hanbin langsung memperbaiki duduk nya, ia tadi setengah berbaring.
"Oppa.. Apa Sehun sudah mengabari Oppa?" tanya Lisa.
Hanbin tersenyum, sambil menggaruk tengkuk nya.
"Ehh.. Itu.. Oppa belum sempat menanyakan nya, seperti nya ia langsung sibuk dirumah"
"Bisakah Oppa menelepon nya?" pinta Lisa.
Pemuda Kim itu hanya mengangguk kikuk, namun tetap melakukan permintaan Lisa. Setelah beberapa kali melakukan panggilan, dan menunggu, Hanbin menatap Lisa dengan menyesal.
"Ponselnya tidak aktif Lice, mungkin ia sibuk dirumah sekarang, secara disana pusat segala kesibukan. Kau disini hanya diungsikan hitungannya" ucap Hanbin.
"Baiklah, aku akan menelepon ke rumah nya, menanyakan apakah ia ada dirumah, aku tidak akan berbicara dengannya, hanya bertanya saja" Lisa beranjak menuju meja telepon rumah.
"Lisa!" seru Hanbin cepat. "Nanti saja, biar Oppa yang hubungi.."
"Tidak biar aku saja" Lisa langsung menekan tombol telepon, nada tersambung terdengar.
Hanbin menghela nafas pasrah.
"Eoh! Eomma.. Apa Sehun dirumah? Aku hanya ingin bertanya saja" gadis itu tersenyum cerah.
"...."
"Oh..benarkah? arraseo.. Baiklah Eomma" nada gadis itu berubah.
"...."
"Ne..Anyeong Eomma.."
Sambungan terputus, Lisa menatap Hanbin lama.
"Ada apa?" tanya Hanbin hati-hati.
"Kata Eomma, Sehun sedang keluar sebentar bersama Appa.. Tapi kenapa aku tidak percaya ya? Kenapa aku merasa seperti ada yang disembunyikan?" jawab Lisa.
"Kau mau makan?" tawar Hanbin mengalihkan pembicaraan.
"Tidak, aku tidak lapar.. Aku akan menunggu Sehun mengabari kalau ia sudah dirumah.." tolak Lisa, ia kembali mengurung dirinya dikamar.
Hanbin mengacak rambutnya frustrasi, kenapa Lisa harus mengalami hal sedemikian rupa? Hanbin benar-benar merasa kasihan padanya.
Bukan tanpa alasan Hanbin merasa seperti itu, kalau Lisa mengatakan seperti ada yang disembunyikan, memang benar. Lisa tidak tahu kalau seisi keluarga besar kedua pihak sedang dalam keadaan bingung dan khawatir sekaligus panik, Sehun sejak siang tidak kembali kerumah, ia bahkan tidak dapat dihubungi sampai detik Lisa menghubungi rumahnya.
Kedua belah pihak keluarga sepakat untuk tidak memberitahu Lisa, mereka khawatir gadis itu akan panik dan memilih mencari Sehun. Entah kemana pemuda itu pergi, tidak ada yang tahu, terakhir adalah ketika ia bertemu dengan Hanbin dan Lisa di supermarket.
Ribuan rasa penyesalan timbul didalam hati Hanbin, seharusnya ia tidak usah mengiyakan usulan Sehun untuk bertemu diam-diam dengan Lisa, kalau saja Hanbin menolak membantu Sehun, mungkin hal ini tidak akan terjadi.
Sedangkan dikamar, Lisa mengumpulkan seluruh keberanian nya untuk menghubungi nomor Sehun, ia memilih melanggar peraturan Eommadeul nya kali ini, toh tadi siang juga ia sudah melanggar bersama Sehun.
Tapi, benar kata Hanbin, nomor Sehun tidak aktif sama sekali, ia sudah mencoba sebanyak lima belas kali, namun tidak berhasil. Lisa termenung bersama dengan kegundahan hatinya, bertanya-tanya didalam pikiran nya apa yang sedang Sehun lakukan sekarang?
Pintu kamar diketuk dari luar membuat Lisa segera beranjak membuka kan pintu, Hanbin berdiri disana bersama seorang gadis一一Suzy.
"Hai Lice..." sapa Suzy.
"H-hai.." balas Lisa canggung.
"Bisa kita bicara sebentar?" tanya gadis itu tersenyum.
Lisa bertukar pandangan dengan Hanbin, pemuda itu mengangkat lengan nya, seolah mengatakan 'terserah padamu'. Gadis berponi itu akhirnya mengangguk.
"Tentu saja" jawab Lisa. "Masuklah.." ia mengajak Suzy masuk kekamar.
Kedua nya duduk disisi kasur, Suzy kembali menatap Lisa dan tersenyum.
"Mungkin kau kaget karena kedatangan ku malam ini, padahal besok kau menikah.. Tenang, aku datang bukan untuk mengacaukan semuanya, aku datang untuk mengucapkan selamat untukmu dan Sehun, sekaligus meminta maaf.." Suzy terdiam sebentar. "Sebenarnya aku ingin meminta maaf langsung padamu dan Sehun secara bersamaan besok, tapi aku harus meninggalkan Seoul malam ini.. Jadi aku mengatakan nya sekarang"
Lisa menatap Suzy bingung.
"Wajar kalau kau marah padaku Lice, dan aku tidak memaksamu untuk mau memaafkan ku, tapi aku benar-benar ingin meminta maaf. Aku malu dengan dengan semua yang sudah aku lakukan pada mu dan Sehun.. Aku ingin mengatakan hal yang sama pada Sehun, tapi aku tidak bisa menghubungi nya, dirumahnya juga ia tidak ada, jadi aku memutuskan langsung kemari. Pesawat ku sebentar lagi, jadi aku hanya ingin mengatakan itu. Hiduplah baik-baik dan bahagia dengan Sehun..."
Suzy berdiri, ia bahkan tidak memberikan Lisa kesempatan untuk bicara. Lisa ikut berdiri, mengikuti Suzy, gadis Bae itu meraih tangan Lisa.
"Boleh aku memeluk mu?" tanya Suzy.
"Tentu.." jawab Lisa.
Suzy memeluk Lisa erat, kemudian melepaskan nya, Lisa bisa melihat luka dari tatapan mata Suzy.
"Kalian tidak perlu khawatir, aku tidak akan mengganggu hidup kalian. Mulai besok aku sudah menetap kembali di Tokyo, jadi.. Ini pertemuan terakhir kita, sayang sekali aku tidak bisa bertemu dengan Sehun" lanjut Suzy lagi. "Jungkook akan menyusul ku setelah pernikahan mu dengan Sehun.."
Suzy melangkah kearah pintu kamar, Lisa mengikuti nya, dan membuka pintu. Keduanya keluar, Lisa mengantar Suzy sampai gerbang rumah, jemputan Suzy sudah disana.
Sebelum Suzy meraih pintu mobil, Lisa memanggil nya.
"Suzy~ssi.. Aku sudah memaafkan mu" ucapnya pelan.
Suzy berbalik dan tersenyum manis pada Lisa, ia kembali memeluk Lisa.
"Terima Kasih.. Aku pergi.."
Gadis itu melambai pada Lisa, dan menghilang bersama mobil yang membawanya. Entah kenapa Lisa merasa hatinya terluka melihat kepergian Suzy.
Lisa kembali masuk kedalam rumah, mendapati Hanbin yang seperti nya sudah mandi, terlihat dari baju nya yang sudah ia ganti.
"Oppa apa Sehun belum mengabari?" tanya Lisa lagi.
"Belum Lice, Oppa akan kesana, tapi tunggu BamBam dan Ten kemari.." jawab Hanbin tidak enak.
"Baiklah, kabari aku segera ya Oppa.." Lisa masuk kembali ke kamar.
Gadis itu terdiam, ia menatap langit yang cerah malam itu, namun hatinya tidak secerah langit malam itu. Tiba-tiba kesedihan melingkupi hati Lisa, kenapa Sehun tidak mengabari nya? Kemana pemuda itu?
Tidak lama suara ribut-ribut diruang tengah terdengar, seperti nya itu Eommadeul nya dan kedua bocah Thailand itu pulang. Lisa menempelkan telinganya dipintu kamar, berusaha menangkap pembicaraan di sana.
"Jeongmal, sebenarnya Sehun kemana? Kenapa tidak bisa dihubungi sama sekali? Ahjumma Oh bilang ia pergi sejak siang.." itu suara BamBam.
"Ia tidak lupa kalau besok ia menikah kan?" kali ini suara Ten menyambung.
"Shhh.. Pelankan suara kalian, Lisa bisa mendengar ucapan kalian.. Masalah nya kan lebih rumit lagi" dipastikan itu suara Eomma Lisa.
Deg!
Lisa menahan nafas nya sejenak, Sehun belum pulang sejak siang? Padahal pertemuan mereka saja tidak lama, hanya beberapa saat, kemudian mereka berpisah.
Gadis itu menggigit bibir nya, rasa khawatir menjalar masuk kedalam hatinya, ditambah rasa takut. Wajah pemuda itu terngiang-ngiang didalam pikiran dan bayangan Lisa. Air mata nya menetes.
Lisa hanya takut.
Takut kalau ternyata telah terjadi sesuatu pada Sehun.
Sehun tidak bermaksud meninggalkan Lisa, atau kabur kan?
Lama Lisa berdiri bersandar pada pintu kamar, sampai terdengar ketukan dipintu kamar.
"Lisa?"
Suara Rose. Lisa menarik nafas panjang, ia mengusap-usap wajahnya. Kemudian membuka pintu, terlihat Rose, Jennie dan Jisoo berdiri disana. Sementara tampak Irene, Seulgi dan yang lainnya diruang tengah.
"Kata Hanbin kau belum makan sama sekali.." ucap Jennie. "Makan lah Lice, ini sudah malam terakhir, gawat kalau kau sakit"
Nada Jennie terdengar aneh ditelinga Lisa, sudah bisa ia pastikan kalau mereka juga sudah tahu apa yang terjadi, berarti Lisa harus akting seolah ia tidak tahu apa-apa, agar semuanya tidak khawatir.
Ia tersenyum manis, dan mengangguk, meski didalam hatinya sesak.
"Sedikit saja Eonni.. Aku tidak mau gaun ku menjadi sempit nanti" ucap Lisa pada Jisoo yang mengambil kan makanan, padahal sambil mengucapkan kata-kata nya, Lisa hampir menangis.
"Ini tidak akan membuat tubuh mu mengembang hanya dalam hitungan jam" bantah Jisoo.
"Tetap saja, kalau gaun ku sempit Eonni harus tanggung jawab" rengek Lisa. Akting.
"Arra, arra, tenang saja.."
Suasana makan malam itu berlangsung hening, tidak seperti biasanya. Bahkan Ten dan BamBam tidak banyak berulah malam itu, justru terkesan kondusif. Lisa bisa merasakan ada yang tidak beres, Lisa tidak sebodoh itu.
Setelah makan Ibunya meminta gadis itu langsung masuk kekamar nya dan tidur karena ia harus bangun pagi sekali, seharusnya. Tapi apakah ia tetap akan menikah besok? Sementara seperti nya Sehun tidak juga diketahui kabarnya.
Namun, lagi-lagi Lisa menurut saja, ia tidak membantah, meski hatinya menjerit ia ingin sekali mencari dimana pemuda itu berada.
Apa ia baik saja?
Apa yang terjadi?
Dimana dia sekarang?
Apa yang dilakukan nya?
.
.
.
.
.
.
.
.
Lisa terbangun ketika merasa tubuhnya digerak-gerakkan, perlahan ia membuka matanya, wajah khawatir Ibu nya terpampang. Lisa melirik jam di meja, masih sangat pagi, jam 04.00 pagi.
"Ada apa Eomma?" tanya nya masih mengantuk.
"Ya! Kau harus bangun, mandi dan bersiap, pemberkatan kalian jam 09.00KST.." Ibu nya menarik Lisa untuk berdiri, gadis itu menurut.
Ia menuju kamar mandi, dan meraih handuknya.
"Memang nya aku jadi menikah?" gumamnya, dan itu masih sanggup didengar oleh sang Ibu.
"Apa maksudmu Lisa?" tanya Ibunya menunda Lisa masuk kekamar mandi.
"Ck! Berhenti lah kalian bersikap seolah tidak terjadi apa-apa! Memangnya aku akan menikah dengan siapa Eomma? Dimana calon suami ku? Aku akan menikah dengan siapa? Dengan pendeta nya?" tangis Lisa pecah.
Ia sudah menahan perasaan nya sejak kemarin sore, ia sudah tidak sanggup lagi untuk menahan nya lebih lama. Ia menyerah. Lisa membanting pintu kamar mandi, dan mengunci nya dari dalam.
Ia sempat mendengar sang Ibu menelepon, pasti nya menelepon besannya diseberang sana. Lisa tidak perduli lagi, ia membasahi tubuhnya dibawah Shower tanpa melakukan apapun. Sampai suara Jennie menggedor kamar mandi.
"Lisa cepatlah! Kita tidak bisa berlama-lama, waktu terus berjalan"
"Sebentar Jenn.." ucapnya serak. Ia harus kembali berakting lagi.
Tidak lama ia keluar, semua sudah siap dikamar nya, bahkan penata rias nya dan juga Kwon Boa perancang gaun Lisa. Ia menatap mereka satu persatu, tiba-tiba suasana menjadi ribut ketika tanpa ada apapun yang terjadi Lisa terhuyung kebelakang. Untung dengan sigap Rose menahannya, gadis itu menatap Lisa panik.
"Lice, kau tidak apa?" tanya Rose.
"Tidak, aku hanya masih mengantuk" dustanya.
"Kalau begitu cepatlah..." Boa menarik Lisa lembut.
Lisa menatap gaunnya sedih, gaun itu pilihan Sehun, dan sampai saat ini ia tidak tahu kabar pemuda itu. Namun, lagi-lagi ia hanya menurut saja, sementara semua teman-teman nya juga sedang bersiap.
Semua sudah siap, Lisa sudah lengkap dengan gaun dan make up nya, ia terus saja menunjukkan senyum palsu nya. Hanya ibunya yang tahu kalau itu adalah senyuman palsu. Selama dalam perjalanan menuju Gereja, Lisa tidak bicara.
"Lisa..." panggil Eomma nya lembut.
"Sudahlah Eomma, aku akan mengikuti semua alur nya.. Jangan khawatir kan aku" ucap Lisa.
Sang Ibu terdiam, ia tidak ingin banyak bicara kalau bahasa Lisa sudah seperti ini. Mobil berhenti tepat didepan depan Gereja, namun mereka tidak langsung masuk kesana, melainkan masuk kesebuah ruangan disamping tempat itu.
"Kita harus menunggu, sampai mempelai pria nya masuk terlebih dahulu.. Jadi kalau mereka belum datang kita tidak boleh masuk" Boa menuntun Lisa masuk kesana.
Tempat itu memang sudah disiapkan untuk rombongan mempelai perempuan menunggu, mereka masuk, dengan hati-hati Lisa mendudukkan dirinya di sofa yang disiapkan disana.
Gadis itu memilih untuk diam, enggan bicara, karena kalau ia bicara ia pasti akan menangis. Jadi kalau ingin aman, Lisa harus diam. Suara bisik-bisik keresahan mulai terdengar, Lisa mengerti kalau ini sudah terlambat dua menit. Ia bisa melihat Ibu dan Ayah Hanbin sibuk menelepon sekarang, entah siapa yang mereka hubungi, begitu juga dengan Ibu nya sendiri.
Lisa sudah pasrah saja, apapun yang terjadi.
Seandainya saja teman-teman nya disini, tapi mereka harus menunggu di depan gereja sampai Lisa datang, begitu juga dengan keempat Oppa nya itu.
Sebagai Bridesmaid dan Groomsmen yang baik, sahabat dan juga Oppa-Oppa Lisa harus menunggu instruksi dari Wedding Organizer nya memberi aba-aba. Jadi mereka tidak bisa sembarang masuk ketempat Lisa menunggu, kecuali kalau Lisa sudah keluar dari tempat itu, barulah mereka boleh melakukan tugas mereka sebagaimana mestinya.
Lisa tidak tahu sudah berapa lama waktu sudah lewat dari yang semestinya, ia lebih memilih memejamkan mata, ia berdoa dalam hatinya, ia pasrah saja dengan apapun yang akan terjadi nanti.
Entah berapa lama Lisa memejamkan matanya, seperti nya ia sempat tertidur tidak sadar dengan tetap menegakkan punggung nya. Suara ribut-ribut diluar tidak membuat gadis itu tertarik untuk bergerak dan membuka matanya sama sekali, ia merasa nyaman seperti ini.
Tapi lama-lama berisik itu membuat Lisa menjadi risih, acara merenung nya terganggu, ia bisa mendengar seruan kesal dari Nyonya Oh, dan derap pantofel mendekati nya.
Cup!
Bibir Lisa di kecup tiba-tiba, gadis itu membuka matanya. Wajah terengah-engah dan juga bodoh Sehun terpampang didepan nya, Lisa masih menatap pemuda itu blank.
"Ya! Oh Sehun nakal! Eomma sudah bilang kau tidak boleh kemari, kau harus langsung masuk ke dalam gereja, jangan membuat uri Lisa lama menunggu lagi! Dasar anak bandel!" seruan gemas Nyonya Oh semakin membuat Sehun terlihat begitu bodoh dengan cengiran nya.
"Aku hanya ingin Lisa tahu kalau aku baik-baik saja Eomma.." rengek si cadel.
"Kalau begitu sudah cepat, kau harus segera masuk.. Kau sudah mencium Lisa, seharusnya kau belum boleh melakukan nya sekarang Oh Sehun!" suara Nyonya terdengar begitu gemas.
Sebenarnya ia ingin sekali menjitak atau menjewer telinga Sehun, tapi mengingat anaknya itu akan segera menikah, ia mengurung kan niatnya. Sehun benar-benar menbuat tensi Tuan dan Nyonya Oh naik.
"Bye sayang, temui aku di altar yah.. Aku mencintaimu.." ucap pemuda itu, masih sempat-sempat nya ia mengecup kening gadis itu.
"Oh Sehun! Kau sudah sangat terlambat!" kali ini Nyonya Oh ingin sekali menyeret Sehun.
Pemuda itu menyengir, lalu berlari terburu-buru sama seperti ketika ia datang, Lisa masih melongo dengan apa yang baru saja terjadi.
"Dia baru saja pulang..." ucap Ibu Lisa kemudian. "Mereka semua terburu-buru sejak pagi, sampai tadi pagi jam 6, Sehun masih tidak ada kabarnya sama sekali"
Lisa diam saja, ia rasa penjelasan bisa nanti. Sekarang didepan matanya adalah ia akan segera menikah.
Akhirnya, mereka akan segera menikah.
Tidak lama, instruksi dari WO meminta agar Lisa segera keluar, dengan cepat Boa menarik penutup wajah Lisa, setelah itu mereka keluar, dan para Bridesmaid nya dengan sigap menghampiri Lisa.
"Neomu Yeoppeo Lisa~ya...." bisikan sekaligus jeritan Jennie dan Jisoo tertahan.
Tiba-tiba Lisa merasa sangat gugup, rasanya ia tidak bisa melangkah kan kaki dengan heelsnya. Namun, dengan cepat ia bisa menguasai dirinya, masuk kedalam Gereja dan berjalan menuju altar Lisa di tuntun oleh Appa Kim, ayah Hanbin. Sejak mendiang Ayah Lisa tidak ada, pria itulah yang berhak dan bertanggung jawab atas Lisa.
Lisa berusaha menenangkan kan deguban jantung nya, ia melihat punggung Sehun di depan altar bersama dengan para Oppa nya ditambah Chanwoo, Kai, Bobby dan Jungkook.
"Tenanglah Lisa, Appa tahu kau gugup.." bisik Tuan Kim dalam langkah mereka menuju altar.
Gadis itu menarik nafas panjang, kemudian menghembuskan nya kasar. Mereka semakin dekat kearah altar, mata Lisa bisa menangkap senyuman malaikat Sehun, ia semakin merasa kaki nya seakan seperti jelly.
Tuan Kim menyerah kan Lisa pada Sehun yang mengulurkan tangannya, Lisa menyambut uluran tangan Sehun dan berdiri berhadapan dengannya.
Prosesi pemberkatan nikah itu segera berlangsung, sepanjang prosesi Lisa sudah mati-matian menahan tangisnya. Sehun tahu itu ketika ia membuka penutup wajah gadis itu, ia hanya bisa memberikan senyumnya untuk menguatkan Lisa, walau sebenarnya ia ingin sekali memeluk gadis itu. Jelas tidak mungkin, mereka dalam prosesi pernikahan sekarang.
Tapi akhirnya tidak dapat Lisa bendung lagi saat ia mengucapkan janji nikah, dengan terisak ia mengucapkan janji nikahnya, dan itu membuat teman, sahabat dan juga keluarga nya ikut menangis. Apalagi setelah mereka bertukar cincin, dan juga saat berhadapan dengan orang tua masing-masing, Lisa tidak dapat menghentikan air matanya yang terus mengalir deras. Sehun juga... Lupakan saja sesi ketika Sehun harus mencium Lisa, karena gadis itu terus menangis, Sehun harus segera menenangkan istrinya, sudah sah bukan?
Sehun menarik Lisa bersama nya, menuju tempat yang harus mereka datangi untuk resepsi. Oh ini akan menjadi hari yang paling melelahkan bagi keduanya, memang sih menjadi Raja dan Ratu sehari, namun begitu melelahkan bagi keduanya.
Sampai pada saat dimana keduanya harus melempar bunga, Sehun menarik pinggang Lisa dan membisikkan sesuatu padanya, gadis itu langsung melongo menatap Sehun dengan tidak percaya. Namun Sehun hanya mengangguk kan kepala nya, kemudian tersenyum usil.
"Ingat sayang.. Hitungan ke sembilan ya.." bisik Sehun.
"Baiklah.." Lisa mengiyakan nya.
Orang-orang yang ingin berebut bunga sudah berkerumun dibelakang keduanya, kecuali Rose dan June, kemudian Jisoo.
"Siap?" suara pembawa acara berkumandang.
"1......"
"2....."
"Ti....ga!"
Namun Lisa dan Sehun tidak melempar bunga tersebut, mereka justru tertawa, membuat riuh suara dibelakang mereka.
"Baiklah kita ulang lagi..." ujar pembawa acara yang tidak lain tidak bukan adalah Bobby.
"Satu...."
"Dua..."
"Ti.........."
"Tiga!"
Masih sama, pasangan itu tetap tidak melempar kan bunganya, Lisa memberi kode pada Bobby untuk menghitung lagi, dan gadis itu dituntun oleh Sehun turun dari tempat mereka berdiri.
"Satu......"
Lisa menggenggam bunga itu erat.
"Dua...."
Semakin erat.
"Ti.......Ga!"
Lisa tidak melempar bunganya, namun ia membawanya bak seorang pengantin yang baru masuk kedalam ruangan pemberkatan. Semua mata tertuju pada Lisa, menatapnya bingung, bisik-bisik heran mulai terdengar.
Kaki Lisa berhenti didepan seorang gadis.
Gadis bermarga.....
Bermarga Kim.......
Kim Jisoo.
Tidak lama riuh tepuk tangan terdengar, setelah mengerti maksud Lisa, gadis itu menyerahkan bunganya pada Jisoo, sementara Jisoo menatap Lisa dengan bingung, heran bercampur aduk.
"Jisoo~ya..." suara dari pengeras suara terdengar. "Menikah dengan ku?"
Kim Jiwon, alias Bobby, pemuda itu terlihat gugup. Seketika itu juga Sehun dan Lisa tertawa terbahak-bahak diikuti oleh teman-teman mereka, Jisoo masih blank.
Lisa masih sempat mendengar Jisoo menjawab 'Ya' dan juga sorak girang dari Bobby, lalu sorak sorai semua yang hadir, sebelum Sehun menarik dirinya untuk menghilang darisana.
"Awww so cute.. Uhhh 😣" ucap Jennie gemas.
"Kau ingin segera babe?" timpal Kai disamping Jennie.
"Ne!" jawab gadis itu antusias, namun matanya masih fokus pada Jisoo dan Bobby.
"Kalau begitu ayo segera menikah!" ajak Kai.
"Oppa melamar ku?" tanya Jennie.
"Tentu saja sayang.."
"Kalau begitu Oppa harus menggendongku, aku sudah sangat lelah memakai heels ini.." rengek Jennie manja.
"Apapun untuk ratu ku" balas Kai mengerlingkan matanya.
Sementara itu tidak jauh dari Jennie dan Kai.
"Kau ingin juga?"
"Tentu, tapi tidak sekarang.. Aku masih ingin bekerja sama seperti mu" itu jawaban Rose.
"Kau yakin?"
"Iya Goo Junhoe!
"Bagaimana kalau aku yang ingin sekarang?"
"Kalau aku tidak mau?"
"Aku akan memaksa mu.." seringai June.
"Terserah mu Goo Junhoe.."
🐣🐣🐣🐣🐣
Lisa memunculkan kepala nya dari dalam kamar mencari Sehun, rumah itu masih sangat ramai dan penuh, untuk itu Lisa memilih mengurung dirinya didalam kamarnya dan Sehun. Ia sudah mengganti gaunnya, ia sudah membersihkan diri alias mandi.
Mata nya mencari-cari pemuda berkulit pucat itu, namun tidak juga kunjung ketemu, ia kemudian memilih keluar ketengah ruangan bersama yang lainnya.
"Wah ini dia pengantin baru kita, kemana suami mu sayang?"tanya Tuan Oh.
Lisa tersenyum malu.
"Aku tidak melihat nya sejak tadi Appa" sahut Lisa.
"Ah anak itu.." suara Nyonya Oh terdengar.
"Mungkin ia sedang berbincang-bincang dengan yang lainnya diluar Eomma" sahut Lisa sambil duduk diantara Ibunya dan Nyonya Oh.
"Kau terlihat begitu lelah sayang, kau ingin istirahat?" tanya Ibunya.
"Sangat Eomma, kaki ku sakit sekali.." keluhnya. "Tapi aku harus menunggu Sehun dulu"
"Tidak apa sayang, kau istirahat saja duluan, kalau menunggu Sehun bisa sampai pagi" sahut Nyonya Oh.
"Ahh baiklah kalau begitu Eommadeul, aku akan kekamar sekarang. Sampai bertemu besok pagi" Lisa beranjak dari tempatnya duduk.
Ia memang merasa sangat lelah sekali, ia juga belum memakan apapun sejak pagi, dan sekarang tidak ingin makan apapun. Ia hanya ingin istirahat saja. Setelah berpamitan ia segera kembali ke kamar nya, baru beberapa langkah...
Brugghh!
Lisa rebah tidak sadarkan diri.
"LISA!!!"
.
.
.
.
.
Sehun menatap gadis yang terbaring itu dengan khawatir, sudah dua puluh menit ia tidak sadarkan diri. Sebenarnya Sehun tidak perlu khawatir karena Lisa hanya kelelahan, begitu kata dr. Cho yang sudah memeriksa Lisa.
Ia tidak melepas genggaman nya dari Lisa, sambil sesekali ia mengusap kepala gadisnya itu. Di menit ke dua puluh enam, gadis itu perlahan membuka matanya, ia mengerjap-ngerjap, mata bertemu dengan manik sang suami. Sehun tersenyum lega.
"Kenapa?" tanya Lisa bingung.
"Kau kelelahan.. Apa ada yang sakit? Maaf membuatmu begini sayang" jawab Sehun menyesal.
Lisa menggeleng.
"Kaki ku pegal sekali Huna~ aku tidak bisa memakai heels selama itu, kenapa menikah tidak boleh memakai sneakers sih?" gerutu Lisa.
Sehun tertawa terbahak.
"Istri ku ini tidak bilang kalau ingin memakai sneakers, kalau aku tahu sejak awal, tidak masalah memakai sneakers" kekeh Sehun geli.
"Sebenarnya kemarin ingin bilang, tetapi seseorang menghilang begitu saja, menyebalkan! Aku pikir aku tidak akan menikah!" kesal Lisa.
Sehun merapat kan tubuhnya pada Lisa.
"Masalah itu, maafkan aku sayang.. Itu benar-benar sesuatu diluar dugaan" Sehun berusaha menjelaskan.
"Tidak perlu dijelaskan sekarang, besok saja.. Aku lelah..." ucap Lisa, ia menaikkan kedua kaki nya keatas paha Sehun, kemudian merengek manja. "Pijit...~"
Dengan sigap Sehun memijat kaki Lisa pelan, takut menyakiti nya.
"Jadi jelaskan secara garis besar, apa yang terjadi, kemana saja kau kemarin dan semalam? Kupikir kau akan kabur" cemberut Lisa.
"Mana mungkin aku kabur!" jawab Sehun cepat. "intinya ada kesalahan teknis dijalan, yang menyebabkan aku harus berurusan dengan kantor polisi, dan ponselku mati.."
"Hah? Kau menabrak orang?" kaget Lisa.
"Tidak sayang.. Ban ku meledak, dan menyebabkan kemacetan" Sehun menyengir.
"Kau terluka?" Lisa menarik kakinya dari pangkuan Sehun.
"Tidak sama sekali, hanya saja rumit sekali proses nya. Polisi-polisi itu tidak percaya kalau aku akan menikah hari ini, karena itu mereka menahanku lebih lama untuk mengisi laporan sebagai saksi" jelas Sehun. "Apa aku terlihat belum pantas untuk menikah? Apa kita menikah terlalu muda?"
"Kurasa karena kau cadel, jadi mereka tidak percaya hehehe " Lisa menepuk-nepuk pundak Sehun.
Pemuda itu mengerucut kan bibirnya.
"Diawal kau mengatai ku albino, sekarang cadel.. Aku tidak secadel itu sayang.." protes Sehun.
"Tetap saja pengucapan S mu terdengar lucu sayangku.. Oh Thehun.. Thee.. Eshhh..esss..sh" ejek Lisa, berdesis seperti ular.
"Tapi biar begitu, ada orang yang menangisi ku karena berpikir aku sakit parah dan akan segera mati" kekeh Sehun.
"Yak! Jangan ungkit itu lagi!" Lisa malu kalau mengingatnya.
Sehun menghindar dari pukulan bantal Lisa, namun kemudian ia menarik tubuh gadis itu berbaring, dan menyelimuti nya.
"Tidurlah, kau bilang lelah? Aku tidak ingin istriku sakit, apalagi pingsan seperti tadi lagi.." ucap Sehun mengelus lengan Lisa, berharap gadisnya itu segera terlelap.
"Peluk..~~" pinta Lisa manja.
"Tentu saja sayangku.."
Sehun menarik gadis itu kedalam dekapannya, menepuk-nepuk lengan gadis itu lembut.
Sementara itu diluar kamar.
"Yahh sepertinya tidak akan ada malam pertama?"
"Ahh berarti tidak akan ada bayi dalam waktu dekat ini.. Padahal aku ingin keponakan"
"Kalau kau ingin, kau bisa buat sendiri Kunpimook!"
"Cih! Kau pikir gampang Chittaphon? Seperti mendownload dari internet?"
Setelah itu perdebatan kembali terjadi diluar sana.
Lisa membuka matanya yang sempat terpejam, karena perbincangan dua orang itu terdengar dengan sangat jelas. Suami-istri itu saling bertatapan lama, kemudian tertawa terbahak-bahak.
Tidak ada waktu untuk malam pertama seperti yang Ten dan BamBam pikirkan, justru yang ada Sehun dan Lisa sudah terlelap karena kelelahan akibat pernikahan mereka yang sangat dramatis.
FIN
End yah? Kan udah nikah, hehe
So sorry karena lama banget Update story yang satu ini, aku butuh inspirasi dan asupan ide, jadi harus bertapa ke kutub utara dulu, biar bisa update hahaha.
Mwah💋💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro