Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16. BABY DON'T CRY

리사!

🎀OH LISA🎀


Sehun menatap khawatir kearah Lisa yang terbaring belum sadar, sejak mendapat suntik bius untuk memanipulasi rasa sakit yang gadis itu rasakan. Mata pemuda itu tidak beralih dari Lisa sejak gadis itu terbaring, tidak berdaya di atas ranjang rawatnya.

Ia menjelajah apa saja yang ada di dalam ruang rawat gadis itu, termasuk botol infus yang tergantung disisi tempat Lisa terbaring,

Apa dia tidak apa-apa?

Apa ia masih kesakitan?

“Hun~ah” tepukan lembut di pundak Sehun membuyarkan lamunan nya.

“Eomma...” jawab nya lesu.

“Dia akan baik saja, kau hanya perlu mengatakan yang sebenarnya baik-baik, Lisa pasti bisa menerima nya” wanita itu tersenyum hangat, menenangkan hati Sehun.

“Dia pasti akan sangat sedih” balas nya lirih.

“Eomma tahu” wanita itu kembali menepuk-nepuk pundak Sehun. “Kalian akan baik saja, beri Lisa pengertian dia pasti bisa menerimanya, untuk itu Eomma bilang bicara baik-baik pada nya”

Pemuda itu menghela nafas berat, sekarang beban pikirannya bertambah. Selain khawatir akan kondisi Lisa yang sekarang, Sehun juga bingung bagaimana harus memberi Lisa pengertian saat ia sadar nanti.

Tangannya terulur menggenggam tangan Lisa yang bebas dari jarum infus, mengelus kemudian mengecup nya berulang-ulang. Rasanya ingin menangis, perasaan menyesal menyelimuti hati Sehun. Seharusnya ia bisa menjaga Lisa sebaik mungkin, agar kejadian seperti ini tidak pernah terjadi.

“Sebaiknya kau istirahat sambil menunggu uri Lisa sadar, Hun~ah” suara perempuan paruh baya itu kembali terdengar. “Eomma akan menunggu kalian disini” ia menunjuk sofa sedang yang terletak di sudut ruangan.

“Eomma saja yang istirahat, sebaiknya Eomma pulang..” jawab Sehun. “Sedari tadi Eomma sudah menemani kami, kalau Lisa sudah sadar aku akan mengabari Eomma”

Nyonya Oh hanya mengiyakan anak semata wayang nya itu, ia tahu betul tidak mungkin Sehun mau meninggalkan Lisa barang sedetik pun. Meski hanya untuk beristirahat sebentar, wanita itu kemudian permisi meninggalkan ruangan rawat Lisa.

Sehun kini kembali fokus pada gadis yang masih belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar itu. Nafas gadis itu sudah mulai terlihat teratur tidak seperti ketika Sehun melarikan nya ke Rumah Sakit karena mengeluh perutnya sakit.

Pemuda itu tidak mengabari siapapun kecuali Nyonya Oh, karena ia takut membuat khawatir kerabat mereka, terutama Eomma Lisa yang berada di Busan. Jadi ia memutuskan hanya mengabari Nyonya Oh, itupun karena ia sangat bingung harus bagaimana.

Sehun tidak dapat berpikir sama sekali saking panik nya, apalagi saat ia mengingat Lisa yang terus mengeluh dan menjerit kesakitan sepanjang perjalanan mereka ke rumah sakit.

Apa yang harus aku katakan kalau dia sudah sadar nanti?

Pemuda itu mengusap wajahnya kasar, sambil terus menatap wajah tenang Lisa yang tertidur karena reaksi obat yang memanipulasi rasa sakitnya.

“Lisa..” lirihnya. “Maafkan aku, seharusnya aku bisa menjaga kalian berdua, tapi justru seperti ini jadinya”

Sehun menenggelamkan wajahnya disisi ranjang, masih menggenggam tangan Lisa, seolah tidak ingin melepaskan nya. Ia kemudian tanpa sadar, terlelap bersama dengan perasaan bersalah dan juga sedih nya.

Hanya bunyi detik jam yang berdetak menghiasi ruang rawat Lisa, sementara penghuni nya sudah berada di alam tidur.

Hampir satu setengah jam berlalu, Sehun masih terlelap karena sejak Lisa masuk rumah sakit ia tidak beristirahat sedikitpun. Ditengah terlelap nya Sehun, tampak sesosok yang lainnya mulai bergerak gelisah.

Mata Lisa terbuka perlahan, ia mendapati Sehun yang sedang menenggelamkan wajah di sisi tempat ia terbaring. Gadis itu masih mengumpulkan ingatan nya, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi.

Hatinya sedikit berdenyut nyeri, saat mengingat apa yang terjadiㅡsedih.

“Hunaa..” lirihnya hampir tidak terdengar.

Lisa menggerakkan tangan nya yang masih digenggam oleh Sehun, gerakan tangan gadis itu membangunkan Sehun. Pemuda itu bangun dengan tergesa, duduk disisi Lisa.

“Sudah bangun?” ucap nya sambil mengusap lembut puncak kepala Lisa.

Gadis itu mengulurkan tangan ingin berdiri, dan duduk di samping Sehun. Tangan kuat Sehun meraih uluran tangan Lisa, membantu nya untuk duduk dengan hati-hati.

“Bagaimana perasaanmu? Apa masih sakit?” tanya Sehun lagi.

“Hiks.. Hunaa~” gadis itu justru menangis.

“Hey.. Masih sakit ya? Dimana yang sakit?” Sehun kembali panik, ia meneliti gadis itu mencari tahu kalau memang Lisa masih kesakitan.

Tangisan gadis itu semakin kencang, membuat Sehun kelabakan karena khawatir tidak tahu harus bagaimana.

“Sayang, katakan dimana yang sakit? Atau panggil dokter saja ya”

Lisa menggeleng kan kepalanya cepat, disela tangisan nya. Sehun menarik gadis itu pelan dan hati-hati, memeluk nya.

Uljima..” bisik nya.

“Hunaa hiks.. Aegi..aegi..” isak Lisa tersedu.

Sshh.. Jangan menangis seperti ini, bukankah kau tidak betah dirumah sakit? Kalau kau menangis terus, kau tidak akan bisa pulang cepat” bujuk Sehun.

Tangisan Lisa perlahan berhenti, ia tidak ingin berlama-lama ditumah sakit. Gadis itu mengangkat wajah sembab nya, isakan tertahan nya masih terdengar.

Sehun menarik senyuman hangat, membelai puncak kepala Lisa dengan sayang.

Good girl..” ujarnya. “Nah, ini baru Lisa ku” ia mengusap wajah Lisa yang basah karena air mata, Sehun terkikik pelan mengelap ingus gadis itu.

“Pulang~” rengek Lisa.

“Iya, tapi tidak sekarang” pemuda itu menyentil pelan ujung hidung Lisa.

“Kalau begitu jangan tinggal kan aku sendirian disini” pinta gadis itu.

Mwoya? Sedari tadi aku tidak meninggalkan mu sama sekali..” jawab Sehun. “Itu tidak akan pernah terjadi sayang, aku akan terus menemani mu”

Wajah gadis itu masih redup.

“Huna?”

“Ya?” sahut Sehun, ia was-was karena seperti nya Lisa akan bertanya sesuatu.

Baby Oh?”

“Sayang kau kan harus istirahat, jadi ayo sekarang baring ya..” Sehun mendorong Lisa pelan membaring kan nya, sekaligus mengalihkan pertanyaan Lisa.

Kenapa dia harus bertanya sekarang sih?

“Ta-tapi Hunaa?”

“Nah, baring saja.. Kau ingin sesuatu?” sela Sehun lagi. “Oh ya, aku hampir lupa, aku harus memberitahu dokter dan juga nanti menghubungi Eomma kalau kau sudah sadar”

Dengan cepat Sehun menghilang dari hadapan Lisa, tanpa sempat di cegah oleh gadis itu.

“Huna kau akan kemana?”

“Mencari dokter!” sahut Sehun dari pintu kamar rawat, lalu segera menghilang dari ruangan tersebut.

“Huna kau bilang tidak akan meninggalkan ku sendiri?!” seru Lisa jengkel.

Terlambat, Sehun sudah tidak mendengar seruan kesal gadis itu.

오🍎🍎오

“Sayang kau masih marah padaku?”

Sehun kini berusaha mati-matian membujuk Lisa yang merajuk, karena meninggalkan nya di rumah sakit tadi. Baru tiga puluh menit yang lalu mereka tiba di apartemen Lisa, rencananya Sehun ingin membawa mereka pulang kerumah orang tua nya, namun gadis itu justru menolak.

Takut kemarahan Lisa akan berlangsung lama, jadi Sehun menuruti apapun keinginan sang istri. Berharap gadis itu mau bicara dengannya setelah di rumah, namun ternyata Lisa masih betah mendiam kan Sehun.

“Sayang, ayolah katakan sesuatu, jangan diam saja” rengek Sehun tidak tahan.

Lisa tetap menulikan pendengaran nya, dan fokus pada layar ponsel yang sedang ia pegang.

“Lisa..”

“Lalisa”

“Oh Lisa”

“Nona Oh, yuhuuu~~”

Sehun berusaha mendapatkan perhatian Lisa, sambil mengibas-ngibaskan tangan didepan wajah gadis itu. Namun Lisa seakan tidak melihat sama sekali, justru sekarang ia memasang headset di telinga nya.

Lisa menggeram saat headset nya terlepas begitu saja, sementara si pelaku tersenyum bodoh sambil menaik turunkan alisnya.

“Jangan marah lagi, jebal~” bujuk Sehun.

Gadis itu memalingkan wajah dari Sehun, menatap kearah lain.

“Eomma..” ia terus membujuk. “Jangan marah pada Appa terus, Baby Oh sedih”

Helaan nafas gadis itu terdengar, sambil memanyunkan bibir ia menatap Sehun.

“Kau berjanji tidak akan meninggalkan ku, tapi baru beberapa menit kau sudah pergi!” omel Lisa.

“Aku kan harus bicara dengan dokter mu sayang”

“Tapi kenapa kau tampak menghindari ku? Apalagi saat aku bertanya keadaan Baby Oh” gerutu nya. “Aku hanya ingin tahu keadaan bayi kecil kita, apakah dia baik saja? apakah dia masih didalam perut ku? Kau justru menghindari ku dan pergi!”

“Maafㅡ”

“Bahkan sampai sekarang aku tidak tahu apa yang terjadi denganku, dengan bayi ku!” potong Lisa geram. “Kau sengaja menyembunyikan nya dari ku? Oh Sehun aku akan menjambakmu sampai botak kalau kau tidak menjelaskan apapun padaku!”

Sehun terdiam, membiarkan Lisa menumpahkan kekesalan nya.

“Aku khawatir Oh Sehun, aku khawatir! Kau sengaja membuat ku merasa khawatir, iya?”

“Bukan begit一”

“Diam!” bentak Lisa. “Aku belum selesai”

“Baiklah”

“Kau tahu kalau aku sangat takut harus kehilangan Baby Oh kan? Kau tahu apa maksud ku kan?” lanjut nya lagi. “Karena sakit yang aku rasakan itu seperti isi perut ku akan keluar, kau tidak mengerti perasaan ku sama sekali!”

Pemuda itu lebih memilih bungkam, sambil menatap Lisa dengan rasa bersalah.

“Kenapa kau hanya diam?” tanya Lisa kemudian.

“Sudah? Begitu saja? Tidak ada yang ingin kau sampai kan lagi?” Sehun memastikan.

“Arghh! Kau membuatku kesal Oh Sehun!” seru Lisa kesal, lalu mencakar pemuda itu dengan kuku-kuku jari nya yang lumayan panjang.

“Lice! Sakit!” ringis Sehun kesakitan.

Namun gadis itu masih mencakar Sehun dengan brutal, entah apa yang ada didalam pikiran Lisa, yang jelas ia merasa sangat kesal.

“Lisa! Argh!” Sehun menahan tangan Lisa, menghentikan serangan gadis itu.

Lisa berhenti setelah melihat Sehun mengusap wajahnya, sambil meringis. Gadis itu mendekatkan wajah nya memperhatikan goresan bekas cakaran nya.

Ia menatap Sehun was-was, seolah baru sadar kalau perbuatannya melukai Sehun. Tangannya terjulur mengusap rahang pemuda itu yang menjadi korban kebrutalan nya.

“Sakit ya?” ujarnya khawatir.

Kepala Sehun terangguk pelan.

“Biar aku lihat” mata Lisa menjelajah, mengikuti jejak goresan di rahang dan bawah bibir Sehun. “Hunaaa... Mianhae~” ia mulai terisak.

Gwenchana..awh

“Biar aku obati” Lisa bergegas menuju lemari tempat ia biasa menyimpan obat perlengkapan P3K.

Lisa meraih wajah Sehun, membersihkan goresan bekas cakaran nya dengan kapas dan alkohol.

“Maaf Hunaa..” ia langsung memeluk Sehun. “Aku bingung kenapa aku bisa sekasar ini, aku tidak bermaksud. Tadi nya aku hanya kesal, tapi malah seperti ini”

Arraseo, aku mengerti” balas Sehun. “Kemari lah, ada yang ingin aku bicarakan”

Raut wajah Lisa langsung berubah was-was, menatap Sehun dengan sedikit takut, lebih tepatnya takut dengan apa yang akan di sampai kan oleh sang suami.

“Bukan kabar buruk kan? Tunggu dulu, sebelum kau bicara, tolong jawab pertanyaan ku yang satu ini saja” sela Lisa. “Baby Oh baik saja kan? Dia masih ada kan?”

Sehun tersenyum dan menatap Lisa dengan seksama.

“Dia baik saja, jangan khawatir” jawab Sehun tenang. “Tapi ada hal lain yang ingin aku katakan, dan kau harus mendengarkan ku sayang”

Lisa mengangguk pasti.

“Kau juga harus menuruti ku” sambung Sehun lagi.

Arraseo, jadi katakan ada apa?”

Tarikan nafas panjang Sehun terdengar, ia memastikan Lisa akan mendengarkan nya dengan menatap gadis itu dalam.

“Kau tahu apa yang terjadi padamu?”

Kepala gadis itu bergerak menggeleng, disambut oleh helaan nafas berat dari Sehun.

“Kau perlu istirahat full, demi Baby Oh~”

“Oh, baik lah” sahut Lisa. “Bukankah sekarang juga aku sedang istirahat?”

Dengan santai ia membaringkan tubuhnya diatas kasur, kemudian menopang wajah dengan tangan yang bertumpu pada siku nya.

“Maksud ku, sampai seterusnya” ujar Sehun.

Lisa langsung melebarkan mata, raut wajahnya langsung berubah drastis.

Waeyo?” tanya nya keberatan. “Kau benar-benar memecat ku sekarang? Eoh jinjja, apa aku melakukan kesalahan?” mata gadis itu mulai berair.

“Bukan begitu”

“Lalu?” Lisa tidak puas. “Ck! Sejak awal kita sudah sepakat, aku akan berhenti di usia delapan bulan iya kan?”

Sehun lagi-lagi menarik nafas berat.

“Kali ini kisah nya berbeda Lisa..”

“Berbeda bagaimana?” desak Lisa dengan nada tidak suka.

“Kau hamil”

“Hanya itu? Sejak kemarin-kemarin aku memang hamil kan? Lalu apakah perempuan hamil tidak boleh bekerja? Ada jutaan perempuan hamil diluar sana yang bekerja, bahkan dengan perut buncit yang tinggal menunggu hari untuk melahirkan!” hampir saja Lisa menjerit.

Pemuda itu menggelengkan kepala nya dengan cepat, tidak setuju. Sudah Sehun duga, akan susah bicara mengenai hal tersebut dengan Lisa.

“Tapi kau berbeda Lisa” sahut Sehun pelan. “Kau tidak bisa terlalu lelah, kau tidak boleh banyak berpikir berat, kondisi mu tidak memungkinkan untuk melakukan itu semua”

“Apa maksㅡ”

“Menurut mu, mengapa kau sampai masuk rumah sakit?” potong Sehun. “Tubuh mu tidak sanggup untuk hal semacam itu, bukan aku yang mengatakan nya, tapi dokter”

Lisa menatap Sehun tidak percaya, setelah itu ia menelungkupkan tubuh, dan membenamkan wajahnya pada bantal.

Menangis.

“Setiap perempuan memiliki kisah nya sendiri-sendiri pada kehamilan pertama mereka, begitu kata Eomma” hibur Sehun. “Nah, ini kisahmu..”

Pemuda itu duduk disamping Lisa, yang, masih menyembunyikan wajah pada bantal. Ia mengulurkan tangan, mengusap-usap punggung Lisa pelan.

“Lalu aku akan jadi seperti orang gila di rumah sebesar itu, sementara suami ku di kantor dari pagi sampai hari menjadi gelap” isak Lisa dari balik bantal nya. “Aku tidak tahu apa yang ia lakukan, siapa saja yang ia temui. Apakah ia sedang bersenang-senang dengan gadis lain, atau iaㅡ”

“Hey...” dengan cepat Sehun memotong ucapan Lisa. Ia menarik gadis itu duduk, lalu mendekapnya. “Ucapan macam apa itu tadi, hm? Kau tidak percaya padaku?”

“Semakin hari aku akan mengembang, perut ku akan membuncit, dan aku akan menjadi jelek” jawab Lisa. “Lalu kau akan mencari gadis yang lebih cantik dan juga seksi”

Tawa Sehun berderai, kemudian menarik gadis itu duduk di pangkuan nya.

“Itu tidak akan pernah terjadi sayangku” ujar Sehun di sela tawanya, sambil mengusap lembut perut Lisa. “Memangnya ada yang lebih seksi dari ibu hamil? Apalagi itu kau”

“Cih! Menggombal saja terus!” dengus Lisa, namun ia tidak bisa memungkiri kalau pipi nya kini menghangat, dan berubah warna.

“Dengar sayang..” pemuda itu menangkupkan wajah Lisa. “Ini semua demi kebaikan mu, dan juga anak kita, arraseo?”

Lisa kembali murung, bibir nya mengerucut tidak senang.

“Tapi aku tidak ingin seperti Rapunzel yang di kurung oleh penyihir jahat itu, pokoknya aku ingin dengan mu Oh Sehun!” Lisa masih bersikeras.

Sehun mengacak puncak kepala Lisa, gadis itu benar-benar membuat nya gemas. Ia tidak boleh menyerah untuk membujuk ibu hamil satu ini, meski sebenarnya Sehun tidak tega memaksa Lisa.

“Iya, kau akan terus bersama ku, kita hanya berpisah beberapa jam saja”

“Hanya kau bilang? Tidak! Aku tidak mau!” tolak gadis itu lagi.

Hufft, cara apalagi yang harus aku gunakan untuk membujuk gadis ini?

“Oh Lisa, lakukan ini demi Baby Oh, jebal~” bujuk Sehun, ini jurus terakhir yang Sehun punya.

Gadis itu menghela nafas berat, sudut bibir nya tampak bergetar menahan tangis. Tapi Lisa tidak dapat membantah Sehun lagi, pasalnya pemuda itu sudah membawa nama Baby Oh. Lisa berharap ini bukan akal-akalan Sehun agar dirinya mau berhenti bekerja, ia benar-benar khawatir kalau Sehun nanti nya akan tertarik pada gadis lain saat Lisa tidak bersama nya?

Menurut film yang sering Lisa tonton, kebanyakan suami berpaling itu adalah saat sering berada di kantor. Apalagi dirinya sedang hamil, bukankah ibu hamil akan menjadi gemuk dan tidak menarik?

“Kau akan meninggalkan ku, hiks..” isaknya kemudian, karena tidak ada yang bisa ia lakukan selain menangis.

Sehun kembali tertawa, sungguh mood istri nya ini sering berubah-ubah. Tapi ia akui, kali ini Lisa benar-benar sensitif dari sebelum-sebelumnya.

“Tidak sayang, tidak..” Sehun menepuk-nepuk lengan Lisa yang berada didalam dekapan nya. “Uljima~ aigoo, apakah ini bawaan si kecil, kenapa hari ini begitu sensitif, eoh?”

“Tidak, ini benar-benar aku yang khawatir kalau kau meninggalkan ku karena tidak cantik lagi dengan perut buncit nanti nya” jawab gadis itu jujur, dan masih terisak.

“Kau harus percaya padaku, itu akan pernah terjadi..” sahut Sehun meyakinkan gadis itu. “Baiklah, mari kita buat kesepakatan kalau begitu”

Lisa menggembungkan pipi nya, lalu menggeleng cepat.

“Meski kita membuat kesepakatan, tetap saja hasil akhirnya aku tidak boleh bekerja” rajuknya.

“Aku akan melakukan apapun yang istri ku ini minta, kecuali bekerja” tawar Sehun.

“Kau tidak mengerti Huna~ kalau aku bekerja, kan aku bisa membeli Urban Decay nya Naked palette yang limited edition itu memakai uangku sendiri” Lisa beralasan. “Atau produk-produk baru mereka yang lainnya”

“Kau bisa meminta padaku kan?”

Aniya, kau sudah menanggung banyak Huna~ Kebutuhan rumah, persiapan melahirkan, Kebutuhan selama hamil check-up dan lain sebagai nya” gadis itu menghitung menggunakan jarinya. “Belum lagi yang lainnya”

Sehun tergelak geli, ia menggeleng kan kepalanya kemudian mencubit pelan pipi gadis itu.

“Aku masih sanggup menanggungmu dan juga anak kita, bahkan jika kita memiliki lebih dari dua anak sekalipun” jawab Sehun sabar.

Lisa menatap Sehun cemberut, gadis itu masih belum bisa menerima. Tapi, mau tidak mau ia harus menerima nya juga.

“Ini benar semua karena Baby Oh kan? Ini bukan akal-akalan mu agar aku berhenti bekerja, kemudian kau bermain dibelakang ku?” tanya Lisa akhirnya, dengan curiga. “Karena aku merasa aku tidak sakit, atau ada hal aneh dengan tubuh ku yang harus di khawatir kan”

“Kalau mengikuti rasa dan juga keinginan hatimu, mungkin kau tidak merasakan apapun.. Bahkan rasa lelah pun tidak akan kau rasakan sayang” balas Sehun. “Tapi kondisi tubuh mu sekarang tidak sekuat ketika kau masih lajang Nona Oh, dan kalau kau kelelahan akan berimbas ke perut ini” tangan Sehun terulur menyentuh perut Lisa, dan mengusap nya lembut.

Mendengar ucapan Sehun, Lisa menggigit bibirnya. Ia membenarkan kata-kata sang suami, sebenarnya sebelum Lisa mengeluh sakit perut ia sudah merasa sedikit tidak fit. Namun karena terlalu bersemangat akan liburannya dengan Sehun, jadi ia mengabaikan semua yang tubuhnya rasakan.

Mengingat bagaimana ia kesakitan, Lisa sempat berpikir negatif dan takut kalau sampai ia kehilangan Baby Oh. Padahal baru saja ia dan Sehun sedang diliputi kebahagiaan karena kehadiran Baby Oh didalam perut nya, bagaimana mungkin mereka harus kehilangan makhluk mungil yang masih belum terlihat itu.

Arraseo..” sahut Lisa pasrah, meski dari nadanya terdengar belum benar-benar rela.

“Nah, itu baru istri ku yang paling cantik dan seksi melebihi Lisa BLACKPINK” kekeh Sehun.

“Tapi ada syarat nya!” seru Lisa cepat.

“Apapun sayang, katakan apa syarat nya?”

Lisa tampak berpikir sebentar, didalam pikiran nya sudah ada beberapa daftar keinginan yang ingin ia sampaikan pada Sehun.

“Pertama, kau harus mengijinkan ku untuk bermain di kantor mu kalau aku sedang bosan dirumah”

“Diijinkan” balas Sehun dengan cepat.

“Kedua...” Lisa tersenyum mencurigakan, ia bergeser memperlebar jaraknya dengan Sehun. “Aku sempat menonton youtube, dan aku melihat sebuah grup, mereka keren sekali. Aku suka lagu mereka”

“Grup apa?”

“Boygrup, mmm.. Kalau tidak salah namanya... Lotto..” dahi Lisa mengerut berpikir. “Eh bukan! Itu judul lagu mereka, nama grupnya EXO! Yah, EXO!”

“Lalu?” bingung Sehun.

Gadis itu menyengir lebar, ia menggali ingatan nya tentang apa yang ia temukan di YouTube tempo hari.

“Hunaaa~~” Lisa ber aegyeo ria. “Ayo kita mendatangi showcase mereka, kita lihat dari jauh saja, jebal~”

M-Mwoya? Aku bahkan tidak mengerti itu apa, yang lain saja ya sayang?” tawar Sehun.

Jujur saja, Sehun tidak update mengenai hal-hal seperti yang Lisa katakan padanya. Seingat Sehun, Lisa juga bukan seseorang yang menggilai hal semacam itu, apalagi menjadi seorang fangirl. Tapi, sejak kapan Lisa mengenal hal tersebut? batin Sehun kebingungan.

“Tidak mau! Aku ingin ke Showcase EXO!” Lisa bersikeras.

“Nona Oh, yang menghadiri acara semacam itu hanya gadis-gadis remaja, lagi pula sejak kapan kau peduli hal seperti itu?” Sehun keberatan.

“Aku ingin melihat maknae EXO secara langsung!” sahut Lisa bersemangat. “Ayolah Hunaa, kita hanya melihat dari jauh”

“Memang nya ada apa dengan maknae EXO? Kenapa kau ingin sekali melihat nya?” penasaran pemuda itu, jujur ia keberatan.

Raut wajah Lisa tampak sumringah, ia mengulurkan tangan nya kepada Sehun, membuat pemuda itu menatapnya heran.

“Berikan ponsel mu” pinta nya.

“Untuk?”

“Berikan saja, cepat!” desak Lisa tidak sabaran.

Mau tidak mau, Sehun menurut juga. Ia menyerah kan ponselnya kepada Lisa. Gadis itu tampak mengotak atik ponsel Sehun, setelah itu ia tersenyum lebar sambil menyodorkan kembali benda persegi tersebut pada Sehun.

Dahi Sehun mengerut menatap layar ponselnya, lalu memandang Lisa penuh tanya.

Otteyo? Tampan bukan?” Lisa mengedipkan mata kirinya pada Sehun. “Itu maknae EXO, kalau tidak salah namanya itu.... Mmm... Oo...Oshㅡ”

“Ck! Tidak jelas begitu, aku jauh lebih tampan darinya” desis Sehun memotong ucapan Lisa, ia tidak suka.

Mwoya? Dia itu tampan!” seru Lisa tidak terima. “Aku ingin kalau nanti Baby Oh adalah laki-laki, ia bisa tampan seperti maknae EXO” ujarnya sambil mengusap perutnya sendiri.

Andwae! Aku Appa nya, jadi Baby Oh harus seperti ku, lagi pula pemuda itu tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan ku!” bantah Sehun, ia mulai jengkel sekarang.

Lisa langsung menyeringai jahat, ia tahu Sehun cemburu. Lalu tawanya menggema, menghiasi seisi kamar mereka.

“Sepertinya aku harus rajin streaming grup ini, siapa tahu wajah Baby Oh bisa mirip dengan sang maknae ini” Lisa seolah tidak mendengar protes Sehun. Lebih tepatnya ia pura-pura.

“Tidak, tidak! Aku akan menyita semua gadget mu dan juga jaringan internet kalau sampai itu terjadi!” ancam Sehun bersungguh.

“Kau tidak bisa melakukan nya! Kau sudah berjanji akan melakukan apapun untukku kan?” gadis itu tidak mau kalah.

“Tapi tidak dengan pemuda-pemuda yang menari itu!”

“Kau juga menari! Jangan lupa kau dan aku adalah anggota klub dance semasa kuliah” balas Lisa sengit.

“Y-Yaa ya kan, tapi itu berbeda kisahnya Lice...” Sehun mendengus frustasi.

Lisa kembali tertawa, tawa kemenangan. Ia bertepuk tangan, lalu menjulurkan lidahnya mengejek Sehun.

“Hunaa, neomu kiyowo~” gelak gadis itu, ia kemudian menyentuh perutnya sambil melirik Sehun yang tengah kesal. “Aegi~ya, Eomma akan mengajak mu menonton Ahjussi tampan, arra? kau senang kan?”

“Tidak! Dia tidak senang sama sekali!” bantah Sehun gemas. “Dia lebih senang melihat dan mendengar Appa nya sendiri”

Kikikan geli Lisa menghiasi pendengaran Sehun, gadis itu kini sudah bergelayut manja di leher Sehun.

Last question, apakah aku benar-benar dipecat sebagai sekretarismu?” bisik Lisa, sambil mengecup rahang Sehun. “Kalau memang benar seperti itu, apakah aku boleh tinggal di sini saja? Di Seoul? disini aku punya banyak teman dan keluarga”

Lisa berusaha menggoyahkan keputusan Sehun, lebih tepatnya mengancam pemuda itu. Ini usaha terakhir Lisa, dan ia berharap usaha nya berhasil.

“Maksudmu, kau ingin tinggal disini agar bisa bebas bertemu dengan maknae itu? Cih! Tidak akan ku biarkan!” kesal Sehun, ia semakin dongkol.

Kalau begini Sehun pasti menyerah, demi apapun meski pemuda yang di maksud Lisa itu hanya angan-angan Lisa, dan tidak mungkin bisa bertemu sungguhan. Tetap saja Sehun tidak suka, apalagi Lisa tampak begitu bersemangat membahas pemuda tersebut.

“Jadi?” Lisa menyeringai, ia yakin jurus nya berhasil kali ini.

Sehun menghela nafas kasar.

“Sayang.. Sejujurnya aku ingin melakukan apapun yang kau mau, aku ingin kau selalu menemani ku dimana pun” ucapnya pelan. “Tapikan kondisi mu tidak memungkinkan, kau ingat kemarin malam kau menjerit kesakitan seperti apa? Aku sangat khawatir kau kenapa-kenapa”

Lisa menyengir bodoh, sambil menggaruk kepalanya. Ia mendorong Sehun duduk disisi ranjang, kemudian duduk di pangkuan pemuda itu.

“Iya sih, kemarin itu perut ku sakit sekali, nyeri dan keram” kenang Lisa. “Dan sekarang aku pegal-pegal, pinggang ku terasa sedikit sakit sekarang” keluhnya.

Baby Oh semakin hari, semakin bertumbuh, jadi mungkin ini dampaknya?” Sehun mengelus pinggang Lisa lembut.

“Tapikan baru sepuluh minggu, kalau menurut yang aku baca dan juga pengalaman beberapa teman, hal-hal seperti tadi baru akan terasa pada minggu ke duabelas?”

“Tapikan tidak semua sama sayang, sepertinya masing-masing perempuan punya masa nya sendiri. Bahkan dokter mengatakan begitu kemarin, untuk itulah kau diminta istirahat total Nona Oh yang tercinta” jawab Sehun seolah mengerti, padahal kemarin ia juga tidak mengerti sebelum dijelaskan oleh dokter dan juga Nyonya Oh.

“Tapikan kalau aku tidak dikantor, kau akan bebas melirik gadis-gadis cantik, Hunaa~” jujur gadis itu mengungkapkan keresahan hatinya.

Kini gantian tawa Sehun lah yang sekarang mendominasi, ia mencubit gemas pipi gadis itu.

Arraseo, kau boleh menemani ku tanpa melakukan apapun, hanya duduk manis..” tawar pemuda itu.

Jinjja?” mata Lisa langsung berbinar. “Kalau begitu aku tidak jadi menonton showcase EXO, tapi aku ingin es krim yang banyaaaakkkk, yahh Huna?” ia merentangkan kedua tangannya.

Tentu saja Lisa tidak jadi merengek untuk ikut showcase grup yang sedang naik daun itu, tadi itu hanya alat Lisa untuk membujuk Sehun saja, agar ia bisa terus bersama dengan suaminya itu.

“Tentu saja, apapun untuk gadis bayi ku ini, apalagi yang kau inginkan?”

“Aku mual, ingin muntah!” keluhnya.

“Eoh? Kau sungguh ingin muntah?” panik Sehun.

“Tidak terlalu” ia menggeleng pelan, lalu menjatuhkan kepala nya dibahu pemuda itu. “Hunaaa~~” rengek nya.

“Ada yang kau ingin kan?”

“Mmmm....” Lisa menatap Sehun ragu. “Masalah grup itu, apa aku masih boleh streaming mereka di YouTube?”

Sehun langsung membalas tatapan Lisa, ia lalu memasang wajah cemberut dan mengerucutkan bibirnya.

“Kau menyukai maknae nya itu? Maksudnya kau sangat menyukainya? Ini benar-benar dirimu atau bayi kita?”

Lisa kembali menyengir bodoh.

“Dia itu lucu, Hunaa~”

“Jadi aku tidak ada apa-apa nya, begitu?” rajuk Sehun.

Aniya, tentu saja suamiku ini yang tertampan dan terbaik sedunia” jawab Lisa, ia meraih tangan Sehun meletakkan nya perut nya. “Dan tentu saja Baby Oh hanya menginginkan Appa nya”

Arraseoyo~ asal kau tidak menjadi lupa saja kalau aku ini suami mu setelah melihat pemuda itu, siapa namanya?”

“Namanya mm.. siapa ya? aku juga lupa, yang ku tahu dia itu maknae” Lisa mengetuk-ngetuk dagunya.

“Baiklah itu tidak penting, kau boleh melihat nya di YouTube, meski aku tidak suka dengannya” ucap Sehun sedikit tidak rela.

Gelak tawa Lisa kembali terdengar, kemudian ia mendusel manja pada pemuda itu.

“Kau cemburu?”

“Siapa yang tidak cemburu, kalau istrinya begitu bersemangat berfangirling ria” sahut Sehun tidak suka.

“Yeuu, calon Appa ini~” ejek Lisa. “Lagi pula apa yang kau cemburu kan? Aku ini Ibu hamil ingat?”

“Ibu hamil juga kalau mereka melihat mu, pasti tertarik” dengus Sehun pelan hampir tidak terdengar.

Melihat wajah bad mood Sehun, Lisa terkekeh.

“Hunaa~~” Lisa menangkupkan wajah Sehun. “Uljima baby~” ia kemudian tertawa terbahak-bahak sambil menepuk-nepuk wajah pemuda itu.

Ia memajukan wajahnya, mengecup Sehun sekilas.

“Aku menyukai nya karena ia mirip denganmu, setiap melihat nya aku pasti teringat pada suamiku” ujar Lisa.

Mwoya? Tidak tidak tidak! Aku jauh lebih tampan darinya” tolak Sehun. “Jangan samakan aku dengan nya Oh Lisa, aku tidak suka!”

“Tapi kalian mirip” Lisa bersikeras.

“Tidak sama sekali!”

“Mirip!”

“Tidak!” bantah Sehun geram.

“Mirip!”

“Tidak, tidak”

“Mirip sayang!”

“Tidak sama sekali, kalau kau bersikeras, aku akan menangis” ancam Sehun.

Mwoya?” tawa Lisa langsung meledak.

Gelak tawa Lisa masih terdengar di sela gerutuan Sehun yang ia paksa untuk menonton video Lotto.

Jinjja! Kalau saja aku bertemu dengan pemuda maknae yang Lisa katakan, akan ku musnahkan dia ㅠㅠ

Enak saja dia tanpa melakukan apapun, bisa menarik perhatian istri dan anakku!

一一一一
To be continued

Holaaa~

Duhh chap ini gaje, maapkan aku soalnya udah lupa gimana feel cerita yang satu ini.

Tapi aku masih berniat menyiksa Thehun lewat Lisa dan Baby Oh. ㅋㅋㅋㅋ

Btw, thanks buat yang terus nanyain kapan Oh Lisa! up..

See yaa, next chapt💃

一一一一

©Lalicize
25 Januari 2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro