Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

14. BABY OH (Random)

🌹OH LISA🌹

.


.

Mata Sehun terus mengekori sosok yang sekarang sedang memegang ranting kayu panjang, dan memukul-mukul nya kedalam kolam ikan milik Tuan Oh di belakang rumah mereka, pandangan Sehun tidak beralih dari sana sedikit pun.

Pemuda itu hanya khawatir, kalau-kalau gadis yang tengah mengandung buah hati nya itu terjungkal masuk kedalam kolam tersebut, pasalnya Lisa terlalu mepet dengan bibir kolam. Sehun ingin sekali bersuara melarang Lisa, tapi ia tahu kalau gadis itu dalam kondisi tidak stabil sekarang.

“Sayang hati-hati.. Awas terpeleset” ini sudah kali keberapa Sehun memperingati Lisa.

Gadis itu sedang bermain dengan ikan-ikan di dalam sana sekarang, mengingat ikan Dory dan Nemo yang ia beli tempo hari sudah mati, jadi ia memilih bermain-main dengan peliharaan Tuan Oh.

Tiba-tiba Lisa membuang ranting yang ia pegang, dan meninggalkan kolam ikan tersebut menghampiri Sehun.

“Huna aku ingin makan ikan” pinta nya.

Kajjah, ayo kita cari ikan” Sehun langsung menggandeng gadis tersebut.

“Tapi aku ingin ikan air tawar, bukan ikan laut” sambung Lisa.

“Baiklah, atau kau ingin aku menghubungi Ahjussi Park untuk memanen ikan Appa untuk mu?” tawar Sehun.

Gadis itu menggeleng.

“Aku ingin ikan dari pemancingan, ayo kita memancing ikan!” seru nya girang.

“Baiklah, ayoo ke pemancingan!” Sehun membalas ucapan Lisa, membawa gadis itu keluar.

Apapun untuk kalian sayang :)

Mata Lisa berbinar-binar melihat Sehun datang membawa pancing, dan menyerahkan nya pada gadis itu. Lisa mengamati pancing itu dengan seksama, kemudian menatap Sehun.

“Huna, umpan nya apa ya?”

“Ini..” Sehun menunjukkan beberapa umpan didalam plastik.

“Ewh, bau nya tidak enak Huna~ aku ingin muntah..” keluh Lisa.

“Lalu bagaimana? Masih ingin memancing?” tanya Sehun.

Gadis itu mengangguk-angguk, tapi terlihat benar-benar akan muntah.

“Nah, Ibu hamil duduk disini saja” Sehun menduduk kan Lisa di kursi tidak jauh dari bibir air pemancingan. “Biar aku memasang umpan nya”

“Tapi nanti aku ingin memancing”

“Iya, tapi duduk dulu sambil menunggu umpan nya dipasang, arraseo?” ujar Sehun.

Lisa kembali mengangguk sembari menunggu Sehun memasang umpan, ia terus mengamati pemuda yang sibuk dengan umpan dan pancingnya.

Ia bergerak mendekati Sehun, ketika Sehun sudah melempar kan tali pancingnya. Tangan nya langsung terulur, ikut memegang pancing tersebut bersama Sehun.

Tidak butuh waktu lama, lemparan mereka langsung ditarik dari dalam air. Lisa tampak begitu girang, saat merasa kan tali pancing tersebut ditarik dari dalam.

“Huna~~ ikan! Ikan!” seru nya.

Pemuda itu langsung menggulung, menarik tali pancing tersebut, menampakkan seekor ikan dengan ukuran yang lumayan, ikut tertarik ke permukaan. Dengan sigap Sehun melepaskan ikan tersebut dari kaitan mata pancing mereka, Lisa langsung meraih ikan tersebut.

“Huna~ kasihan ikan nya terluka” ucapnya sedih. “Lihat, mulutnya berdarah”

“Kan terkena mata pancing sayang”

“Huna~ hiks, aku tidak ingin makan ikan lagi, kasihan ikan nya terluka” Lisa mulai terisak kecil.

Sehun sudah sangat paham dan terlatih kalau Lisa mulai seperti ini, ia tersenyum dan merangkul istri nya itu.

“Lalu ikan ini kita lepaskan saja?” tanya Sehun.

Aniya, apa bisa di pelihara?” Lisa mengerjap-ngerjap kan matanya. “Bagaimana kalau kita pelihara saja? Pasti ikan-ikan Aboenim di belakang rumah senang mendapat teman baru, otteyo?”

Kekehan Sehun kembali terdengar, mood Lisa mudah sekali berubah.

Baby Oh ingin memelihara ikan?” ucap Sehun membuat semburat merah muncul di pipi gadis itu. “Tentu saja kita bisa memelihara nya”

“Kita pelihara saja ya?” pinta Lisa, dengan wajah berharap.

“Jadi istriku ini tidak ingin makan ikan lagi?” selidik Sehun.

“Kita beli di pasar saja ya Huna?” Lisa menyengir.

Sehun tertawa, astaga ibu hamil ini benar-benar. Tapi Sehun justru merasa tingkah Lisa itu lucu, apakah anak mereka akan secerewet eomma nya nanti?

Ini sudah minggu ke delapan usia kandungan gadis itu, tentu saja Sehun sangat berhati-hati tentang apapun yang menyangkut Lisa, ia harus memastikan semua nya dengan baik, mulai dari jadwal kontrol sampai pada makanan gadis itu. Kadang-kadang Lisa sering meminta makanan yang hitungan nya tidak begitu baik untuk kesehatan nya, misalnya gadis itu ingin makan makanan instan tiba-tiba, tentu Sehun harus mati-matian memberi penjelasan kepada gadis itu.

“Huna, kita beli ikan yang sudah masak saja ya?” ucap Lisa tiba-tiba dalam perjalanan menuju pasar. “Aku ingin ikan pedas yang di sudut perempatan dekat rumah kita itu Huna~”

“Eoh? Yakin ingin itu?” Sehun memastikan.

“Iya, boleh ya Huna?” manja nya.

“Tentu saja boleh sayang” Sehun mengulurkan tangannya mengacak puncak kepala istrinya itu.

Yeayyyyy..” Lisa mengangkat kedua tangannya girang.

Matanya kembali berbinar-binar ketika mereka memasuki rumah makan tersebut, sangat ramai.

“Kau ingin makan disini sayang?” tanya Sehun menulis pesanan gadis itu.

“Aku ingin makan ini untuk nanti sore saja Huna, sekarang aku ingin makan tteokbokki buatan mu” ucap Lisa santai.

Sehun hampir tertawa, tapi ia menggantinya dengan senyuman dikulum.

“Berarti bungkus ya”

“Hmm..”

Gadis itu sibuk bermain dengan ponsel Sehun, entah ia lebih suka memegang ponsel Sehun daripada ponsel nya sendiri, padahal merk dan model nya sama persis, bahkan seri nya pun sama.

Asal Lisa senang.

🐠OH LISA🐠

Sehun sedang memfokuskan matanya pada pekerjaan menumpuk yang harus ia urus dari dalam laptop nya, sesekali ia melirik Lisa yang seperti biasa duduk di mejanya kelihatan sibuk melakukan sesuatu. Kadang ia mendesah kesal pelan, entah apa yang ia lakukan, namun Sehun menebak kalau gadis itu sedang berusaha membuat kop surat baru.

“Sayang ada apa?” tanya Sehun setelah mendengar decakan Lisa berkali-kali.

“Ah? Tidak, aku hanya kesusahan dengan format tabel ini Huna ~” keluhnya.

“Biar aku bantu” Sehun beranjak dari kursi nya.

Aniya, kerjakan saja pekerjaan mu, aku akan mencoba nya sampai selesai” tolak Lisa tidak enak, sekarang ini benar-benar murni Lisa yang Sehun kenal.

“Tidak apa, aku akan tetap membantu mu” tangan Sehun sudah beralih menggenggam tangan Lisa yang memegang mouse.

“Baiklah”

Gadis itu kini hanya memperhatikan Sehun yang sedang mengotak atik format yang sejak tadi Lisa keluhkan. Ia menarik sudut bibirnya, ketika Sehun menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya menjadi pekerjaan nya.

Cha! Selesai” ujar Sehun.

Lisa bergeser dari kursi nya, berdiri berhadapan dengan Sehun, memeluknya.

Gomawo Appa..” kekeh nya, berpura-pura menjadi Baby Oh.

Sehun terkikik, membalas pelukan istri dan anak nya itu, tangannya mengusap lembut perut Lisa, sambil berbisik.

Aegi~ya, bisakah Appa memiliki Eomma dalam beberapa menit?”

Mwoya? Apa maksudnya?” bingung Lisa.

“Sayang aku menginginkan mu” lirih Sehun menenggelamkan wajah nya pada leher Lisa, lalu mengecupnya pelan.

Lisa langsung paham maksud Sehun, itu artinya sekarang sedang masa nya Sehun, hanya saja Lisa tidak yakin dengan permintaan pemuda itu.

“Tapi kita dikantor Huna sayang, tidak bisakah menunggu dirumah?” ujar Lisa.

Sehun justru semakin menenggelamkan wajahnya di leher gadis itu, meninggalkan lumatan kecil tanpa bekas.

“H-Huna?”

Jebal~” rengek Sehun mengerucutkan bibirnya.

Lisa terkikik geli melihat ekspresi Sehun.

Aigoo, neomu kiyowo~” ia mencubit pipi Sehun pelan, lalu mengelus rahang pemuda itu dengan senyuman tidak hilang dari bibirnya. “Harus sekarang?”

“Hmm”

“Tapi siapa saja bisa masuk” bisik Lisa mengusap rambut Sehun.

“Kita akan mengunci pintu nya”

Gadis itu kembali tertawa, namun ia segera menarik Sehun pelan menuju sofa ruang kerja mereka setelah mengunci pintu. Lisa langsung duduk diatas pangkuan Sehun, dan mengalungkan kedua tangannya di leher pemuda itu.

“Kenapa tiba-tiba sekali?” tanya Lisa.

“Aku merindukan mu” tangan Sehun bergerak melepas kancing blazer gadis itu.

“Rindu menyentuh ku?” goda Lisa, ia menjulurkan lidah nya pada Sehun.

“Kau tahu itu sayang, karena sekarang aku harus berbagi dengan si kecil ini” ucap Sehun sambil mengelus perut Lisa.

“Tapi harus sekali disini? Kenapa tidak menunggu dirumah?”

“Entahlah.. Aku ingin disini, lagi pula...” Sehun menarik tengkuk Lisa, mengecup nya lembut. “Aku tidak tahan harus menunggu sampai nanti”

Gelak tawa Lisa kembali terdengar, memenuhi ruangan tersebut. Mungkin sekarang mood mereka sedang bertukar, dan sekarang Sehun lah yang punya keinginan aneh.

“Lakukan dengan cepat, sebelum siapa saja datang mengetuk pintu” ucap Lisa.

Sehun terkekeh, tentu saja ia akan melakukan nya dengan cepat, ia masih ingat kalau mereka sedang dikantor sekarang.

Tangan lincah nya sudah berhasil melepas kancing blazer dan kemeja gadis nya itu, tanpa melepas nya dari tubuh Lisa, ia kembali menarik tengkuk gadis itu, melumat bibir Lisa dengan tidak sabaran, sementara tangannya mulai menggerayangi tubuh sang istri.

Hanya deru nafas mereka yang kini terdengar mengisi ruangan tersebut, dan desahan tertahan Lisa ketika tubuh mereka bersatu. Keduanya bergerak sesuai dengan irama masing-masing sampai titik dimana mereka melepaskan sesuatu yang membuncah ingin keluar dari dalam diri mereka bersamaan.

“Huna~ micheoseoyo? kau bisa mengganggu bayi nya kalau mengerikan seperti tadi, aigoo” protes Lisa dengan nafas terengah.

“Hehe, maaf.. Aku lupa” pemuda itu menyengir lebar.

Lisa hanya berdecak, lalu segera mengaitkan kembali kancing-kancing nya yang sudah terlepas akibat perbuatan Sehun.

“Sayang sekali lagi yah?”

Sehun menarik Lisa dan kembali melancarkan aksi nya.

MWOYA? YAK! OH SEHUN!!”

#heheheheheheheheheheheheheeeee✌️

🐥DORA THE EXPLORER🐥

Rumah besar itu tampak tenang, hanya suara dari TV yang terdengar memenuhi ruang tengah rumah tersebut. Tampak Lisa dengan selimut tebal yang menutupi tubuh dan kepalanya sedang menguyah santai sambil sesekali bergumam mengomentari tayangan TV.

“Huna~~” panggil nya.

Tidak ada sahutan dari sang suami, Lisa kembali fokus pada tontonan nya. Merasa tidak asik menonton sendiri, ia kembali berseru, kali ini lebih kencang.

“Hunaaaa!”

“Iya sayang, kenapa berteriak sih?” jawab Sehun menghampiri gadis itu sambil membawa gelas berisi susu menyodorkan nya pada Lisa.

Gadis itu terlihat malas menerima gelas tersebut dari Sehun.

“Bukan kah aku sudah bilang, aku tidak suka aroma susu itu” protes nya.

“Ini baru sayang, yang lama sudah ku ungsikan, kali ini aroma nya lebih bagus, coba saja” ucap Sehun.

Yeah, Lisa membenci aroma susu vanilla, dan itu membuat Sehun dengan rajinnya mengoleksi susu rasa buah-buahan yang berbeda dan juga dengan aroma cappuccino dan sejenisnya.

“Ini rasa apa?” tanya Lisa.

“Mangga”

Ia menjulurkan lidahnya, mencoba susu tersebut, kemudian mengecapkan lidahnya berkali-kali.

“Tapi rasa susu” tambah Lisa lagi.

“Kan memang susu sayang? Susu rasa mangga” sahut Sehun sabar.

“Hehe, aku tahu” Lisa menyengir. “Rasa durian tidak ada?”

“Heh?”

“Bercanda sayang, aku hanya bercanda” kekeh Lisa kemudian memeluk lengan Sehun. “Aku ingin puding Huna~”

“Serius?”

“Hmm..” gumam Lisa.

“Baiklah” Sehun segera beranjak, namun Lisa menahan nya.

“Tapi aku lebih ingin ditemani menonton itu” tunjuk Lisa ke layar TV. “Temani aku saja yah? Jebal~~ Appa..” rayu nya.

Sehun tertawa, kemudian memposisikan tubuhnya agar Lisa nyaman bersandar padanya. Mata Sehun membulat melihat apa yang sedang Lisa tonton.

Seriously? Dora The Explorer?

“Sayang, kenapa menonton ini?” bingung Sehun.

Setahu Sehun, dulu Lisa tidak begitu sering menonton Dora, Lisa lebih suka sejenis Frozen, Moana dan Tinker Bell. Lagi pula menurut Sehun menonton Dora itu, bisa emosi sendiri.

“Aku ingin saja, seperti nya seru” jawab Lisa santai.

Gadis itu sedang fokus mengikuti alur petualangan Dora bersama teman monyetnya, boots.

Baiklah, sekarang kita akan menuju rumah nenek gayung! Apakah kau tahu dimana rumah nenek gayung?” begitu lah Dora mengajak berdialog di TV.

“Tidak” jawab Lisa, Sehun langsung melirik gadis itu bingung.

Kenapa ia mau saja menjawab?

Apakah kau tahu dimana rumah nenek gayung?” lagi Dora bertanya.

“Tidak tahu” Lisa masih setia menjawab.

Sehun menggeleng kan kepalanya pelan.

Sepertinya kita butuh bantuan, kau tahu siapa yang bisa membantu kita menemukan rumah nenek gayung?” dialog Dora masih berjalan.

“Peta!” sahut Lisa pasti.

Kenapa dia hafal?

Siapa yang bisa membantu kita?

“Peta!” gadis itu terus saja menjawab.

Kenapa dia mau menjawab sih?

Aku tidak mendengar mu, siapa?

“Peta! Peta!” seru Lisa.

Benar! Peta, kita harus memanggil Peta, kau tahu dimana peta?

“Di tas!”

Dimana?

“Di tas!” Lisa hampir memekik.

Sehun melirik Lisa lagi, dengan tatapan bingung.

Kemudian alunan musik dan lagu mengalun di TV, memperlihatkan peta keluar dari dalam tas Dora sambil bernyanyi.

Aku peta, aku peta, aku peta, aku peta~

Sesekali Sehun melirik Lisa, yang terlihat begitu serius menyaksikan gulungan peta yang sedang bernyanyi itu, pemuda itu ingin tertawa melihat ekspresi Lisa.

Baiklah peta, tunjukkan jalan menuju rumah nenek gayung!” perintah Dora pada gulungan tersebut. “Hutan, sungai amazon, gunung berapi, rumah nenek gayung!

Sehun duduk gelisah disamping Lisa, pasalnya ia sudah mulai jengah dengan Dora yang terus mengulang-ulang kalimat dan pertanyaan nya, rasanya Sehun ingin menjambak Dora. Berbeda dengan Lisa yang duduk tenang, dan sabar menjawab Dora.

Apakah kau masih ingat cara menuju rumah nenek gayung?

“Ya” jawab Lisa.

Hutan, Sungai amazon, gunung berapi, rumah nenek gayung!” Dora terus saja mengulang-ulang kalimat tersebut.

Hampir saja Sehun mengumpat karena Dora kembali mengulang rute petualangan nya.

Apakah kau melihat boots?” tanya Dora lagi, sementara di belakang nya seekor monyet sedang bergelantungan pada ranting toge.

“Dibelakang” jawab Lisa lagi.

Dimana? Apa, kau melihat nya?

“Di belakang!”

Aku tidak mendengar mu, dimana?” Dora terus saja bertanya.

“Dibelakang Dora” jawab Lisa santai.

Aku tidak melihat Boots, apa kau melihatnya?” Dora masih saja bertanya.

“Dibelakang Dora bodoh! Itu lho dibelakang mu sedang bergelantungan di ranting toge! Makanya menoleh lah kebelakang, jangan bertanya terus!” tiba-tiba Sehun berseru tidak sabar, membuat Lisa menoleh menatap Sehun bingung.

Oh ya! Boots dibelakang! Ayo Boots kita menuju rumah nenek gayung!” akhirnya Dora membalikkan badannya dan menemukan boots.

Kemudian mereka memulai perjalanan mereka menuju rumah nenek gayung, mereka berhasil melewati hutan, kemudian kini berjalan menuju sungai Amazon, mereka tampak kehilangan arah, dan sedang membelakangi sebuah sungai.

Apa kalian melihat sungai Amazon?” Dora kembali mengajak berkomunikasi.

“Itu, sebelah utara” Jawab Lisa.

Sehun sudah menutup mulutnya rapat, meski ia begitu kesal pada Dora.

Kau melihat sungai?

“Di utara Dora” sahut Lisa lagi.

Aku tidak melihat sungai, apa kalian melihat sungai?

“Di Utara Pabbo! Bukan kah sudah dijawab dari tadi? Di utara!” suara Sehun kembali terdengar, lagi-lagi Lisa menatap Sehun bingung.

Aku tidak mendengar kalian, apa kalian melihat sungai?” kembali pertanyaan dari Dora membuat Sehun naik darah.

“DI UTARA MU PABBO! BERHENTILAH BERTANYA!” kesal Sehun, ia benar-benar tidak bisa menahan nya lagi.

“Ya! Disana sungai amazon! Kita harus melalui nya!” seru Dora girang, ia dan boots segera menuju arah sungai tersebut.

Mereka melalui sungai tersebut dengan susah payah, tantangan dan juga ancaman dari si pencuri. Namun mereka berhasil melalui nya, kini mereka sedang berjuang melalui gunung berapi yang menyemburkan lava nya, dan berhasil melalui nya meski omelan Sehun terus terdengar mengiringi nya.

Akhirnya kita hampir sampai! Apa kalian melihat rumah nenek gayung?” kini Dora kembali bertanya.

“Ya!” jawab Lisa dan Sehun bersamaan.

Kalian melihat rumah nenek gayung?

“Lihat” sahut Lisa.

Dimana rumah nenek gayung?” tanya Dora lagi.

“Kenapa Dora pabbo sekali sih?” ujar Sehun kesal, ia menatap Lisa.

“Ck! Ia hanya bertanya, cepat jawab” sahut Lisa pada Sehun.

“Tidak,lagi pula dia tidak mendengar” tolak Sehun, ia sudah malas menjawab dialog Dora.

“Kalau kau tidak menjawab, petualangan Dora tidak akan selesai” balas Lisa.

“Biarkan saja dia, film lain saja sayang” saran Sehun.

“Tapi Dora belum selesai” ungkap Lisa.

Mereka asik membicarakan Dora tanpa mengikuti petualangan nya lagi, sampai kembali terdengar musik ramai kemenangan.

Berhasil, berhasil, berhasil horeee!

Sehun dan Lisa saling berpandangan, kemudian menatap ke arah layar TV, tampak Dora telah menyelesaikan petualangan nya bertemu dengan nenek gayung dirumah nya.

“Lihatlah, tanpa kita jawabpun dia menyelesaikan petualangan nya” celetuk Sehun kesal. “Tahu begitu mending tidak usah menjawab nya, membuat kita terlihat seperti orang gila saja”

Lisa masih menatap layar TV.

“Huna~~ kita ulang lagi ya?”

ANDWAE! jangan!” tolak Sehun, yang benar saja, bisa-bisa Sehun hipertensi menonton Dora.

Lisa tertawa terbahak-bahak menyaksikan penolakan dari Sehun, namun tawa nya terhenti ketika ia merasa tubuhnya melayang terangkat.

“Huna, wae?” ucapnya bingung pada Sehun yang menggendongnya.

“Kita bertualang yang lain saja” jawab Sehun membawa gadis itu masuk kedalam kamar mereka.

“YA! OH SEHUN PABBO, BYUNTAE!”

Dan, jeritan Lisa menghiasi malam mereka hari itu.

To be continued

DUHH maafkan update an unfaedah ini hahaha 😭😭 bingung mau update apa hehe
Otak saya cuma bisa berpikir seperti ini 😂

Btw, scene naena emang sengaja ga detail wkwkw cuma tesss tohh wakakaaa

Ya udin, see soon disini 🐠🐠

©Lalicize
17 November 2017

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro