Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4. MRS. OH VS TEN PABBO

"Typo tuh ga asik emang"

🐣🐣🐣🐣🐣

Lisa membuka matanya ketika hari sudah menjelang terang, ia bisa mendengar diluar sudah ada yang beraktifitas, dengan segera gadis itu beranjak, namun lengan yang memeluknya menghalangi Lisa. Oh, gadis itu tidak lupa kalau ia sudah menikah sekarang, ia menatap wajah orang yang disampingnya, tampak masih begitu lelah.

Ia terkekeh kecil melihat wajah Sehun yang terlihat seperti bayi ketika sedang tidur, ia mengurung kan niatnya untuk beranjak dari tempat tidur mereka. Lisa mengamati wajah pemuda yang sekarang berstatus suaminya itu, memainkan wajah Sehun dengan gemas. Kadang ia tergelak lucu, Sehun tidak terganggu sama sekali dengan tangan Lisa yang terus menelusuri setiap lekuk wajahnya.

Puas bermain dengan wajah Sehun, Lisa akhirnya bangkit juga dari tempat mereka berbaring, ia memilih untuk mandi, setelah itu barulah ia keluar dari kamar mereka, tanpa mengganggu Sehun yang masih tertidur. Lisa masih sempat melirik jam digital di meja, masih pagi hitungan nya, 6.30am.

Terlihat BamBam dan Ten yang sudah duduk dengan rapi di meja makan.

Eh? Mereka tidak pulang ke rumah Hanbin? Ohh mereka pasti mengekori Ibu Lisa, dasar bocah, batin gadis itu. Sudah bisa ia pastikan kalau kedua anak itu belum mandi sama sekali, tapi mereka sudah duduk cantik di meja makan. Dasar!

“Hey, nona besar sudah bangun, kenapa pagi sekali? Kupikir kalian akan kesiangan” ujar Ten begitu melihat Lisa muncul.

“Lice... Jadi semalam tidak terjadi apa-apa? Maksudku kalian benar-benar tidak melakukan apapun?” sambung BamBam sambil menyuapkan sepotong roti kedalam mulutnya.

Pagi-pagi dua manusia ini sudah mencari masalah saja, Lisa malas meladeni pertanyaan mereka. Ia melihat kedua Eomma nya sedang menyiapkan sarapan pagi, gadis itu memilih bergabung.

“Hai, sayang sudah bangun? Bagaimana perasaanmu sekarang, sudah baik? Kenapa tidak istirahat saja?” tanya Nyonya Oh yang menyadari kehadiran Lisa.

“Jauh lebih baik Eomma.. Aku ingin membantu” jawab gadis itu.

“Duduklah dengan Ten dan BamBam sayang, ini sudah hampir selesai..” Nyonya Manoban mendorong Lisa menuju meja makan.

Gadis itu menurut, ia duduk bergabung dengan dua pemuda yang asik menikmati makanan mereka. Kenapa mereka sudah bangun sepagi ini? tanya Lisa dalam hatinya.

“Duduk lah Lice.." ucap BamBam. “Jadi tidur mu nyenyak semalam?”

“Hm” sahut Lisa malas, ia mencomot sepotong roti isi dari dalam piring.

“Bagaimana rasanya” penasaran BamBam.

“Rasa apa?”

“Rasa menikah” jawab BamBam. “Menyenangkan?”

Lisa tidak langsung menjawab, ia asik mengunyah roti nya dan menelannya.

“Aku baru mau menjalani kehidupan menikah hari ini, bagaimana aku tahu rasanya?” jawab Lisa. “Kenapa kalian tumben bangun pagi?”

Ten tertawa dengan jawaban Lisa, ia asik sekali menikmati makanan nya.

“Kami tidak tidur sejak semalam, rencananya setelah ini kami akan pulang kerumah Hanbin, dan tidur seharian” kali ini Ten yang menjawab.

“Apa yang membuat kalian tidak tidur?” selidik Lisa.

“BamBam menantang ku mobile legends” ujar Ten sambil melirik BamBam yang terlihat sangat fokus pada piring dan juga ponsel di tangan kanan nya.

Lisa menggeleng kepalanya pelan, kebiasaan sekali dua manusia ini, padahal mereka sudah sama-sama lulus, dan keduanya juga sudah bekerja, tapi kenapa kelakuan mereka masih saja seperti anak kecil, pikir gadis itu.

“Kenapa suami mu belum kelihatan?” BamBam bertanya. “Apa ia begitu lelah karena semalaman?”

“Tidak, ia kelelahan sejak kemarin malam” jawab Lisa cepat, ia sudah jengah mendengar pertanyaan BamBam yang rada-rada seperti otaknya. “Kalian tahu kalau ia harus berurusan dengan kantor kepolisian semalaman kan?”

Kedua nya mengangguk.

“Berhenti bertanya yang tidak-tidak padanya Bam!” ucap Ten kemudian.

“Eyy bilang saja kau takut kan?” sahut BamBam.

Ten langsung melotot pada BamBam.

“Eh? Takut apa?” tanya Lisa penasaran.

“T-tidak Lice, abaikan si Pimook ini.. Hehe” Ten menghabiskan makanan nya dengan cepat.

Sementara BamBam hanya tertawa jahil, ia juga segera mengikuti jejak Ten untuk menghabiskan makannya, kemudian beranjak meninggalkan Lisa sendiri di meja makan. Gadis itu menatap aneh kedua sepupu nya itu, apa yang terjadi dengan mereka? pikirnya.

“Kata Eomma kami harus segera pulang ke rumah Hanbin, jangan lupa main-main kerumah ya Lice!” seru BamBam berlari menuju pintu ruang tengah setelah menghabiskan segelas susu nya.

Lisa belum sempat menjawab BamBam, kedua manusia itu sudah hilang dari balik pintu ruang tengah.

“Eomma..” panggil Lisa pada Ibu nya yang asik mengaduk sesuatu didalam panci.

“Ya sayang?”

“Eomma akan segera pulang setelah ini?” tanya gadis itu.

“Ne, Eomma tidak membawa baju ganti, sama halnya dengan TenBam. Rencana semalam kami langsung pulang, tapi karena kau pingsan, kami memutuskan untuk menginap saja” jawab wanita itu.

“Yahh.. Eomma tidak berencana menginap lebih lama? Suruh saja dua bocah itu mengambil perlengkapan kalian, kemudian tidur disini, temani aku” pinta gadis itu dengan manja.

Nyonya Manoban tergelak mendengar ucapan Lisa, ia menghampiri gadis itu, dan mengelus kepalanya lembut.

“Sayang.. Kau sekarang sudah menjadi seorang istri, kau tidak bisa bermanja-manja atau mengekori Eomma terus sekarang..” ucap Nyonya Manoban, ia kemudian mendelik nakal. “Lagi pula kalau kau ingin bermanja-manja, kau bisa melakukan itu pada suami mu”

“Yah tidak sama Eomma...” gadis itu memajukan bibirnya.

Aigoo.. Apa nanti uri Sehun tidak kewalahan menghadapi sikap manjamu?” celetuk Ibunya sambil terkekeh.

“Eomma...” rengek Lisa.

Gadis itu sepertinya harus belajar bagaimana menjadi seorang istri dari Ibunya dan juga mertua nya mulai sekarang.

“Nah, setelah ini Eomma akan pulang kerumah Appa Kim, kalau kau dan Sehun sempat, datang lah kerumah..” ucap Nyonya Manoban sambil mengusap kepala gadis itu.

“Eomma, boleh aku menginap?” tanya Lisa.

“Lalu bagaimana suami mu?”

“Dia sudah terbiasa sendiri kan? Jadi tidak masalah, yah yah?” bujuk gadis itu pada Ibunya.

No, big no.. Lalisa..” tolak Ibunya.

Lisa kembali mengerucutkan bibirnya, sementara tangannya sibuk mengoyak roti didalam piring nya. Ibu nya sudah beranjak mencari Ten dan BamBam, tidak lama Nyonya Oh muncul, ia terlihat baru membeli sesuatu dari luar.

“Sayang, Sehun belum bangun?” tanya nya.

“Belum Eomma, ia masih terlihat sangat lelah, aku tidak tega membangunkan nya” jawab Lisa.

“Ahh, tidak apa-apa.. Kau benar baik saja kan? Tidak usah melakukan banyak kegiatan dulu, arra? Eomma akan bilang pada Appa untuk menunda keberangkatan kalian ke Jeju. Kalian harus beristirahat dulu” ucap Nyonya Oh.

Lisa hanya mengangguk, ia menatap kosong piring roti nya. Sebenarnya Lisa masih ingin lebih lama bersama Ibu nya setelah menikah, ternyata peraturan nya tidak boleh? Kenapa?

“Eomma tidak sarapan?” tanya Lisa ketika melihat Nyonya Oh terus saja sibuk didapur.

“Eomma menunggu Appa mu, setelah ini dear” jawab wanita itu.

“Biar aku bantu Eomma” gadis itu beranjak dari tempat duduk nya.

“Tidak sayang” Nyonya Oh menahan Lisa agar tetap duduk di kursi nya. “Duduklah, dan habiskan sarapan mu”

Kembali Lisa menurut apa yang dikatakan oleh Mertuanya, ia hanya bisa menatap punggung wanita itu yang tidak berhenti sejak tadi.

“Aku sudah selesai Eomma, aku bantu ya” gadis itu menghampiri Nyonya Oh yang sedang mengaduk kuah sup.

Cha.. Ini juga sudah selesai sayang” ucap Nyonya Oh sembari mematikan kompor nya.

Lisa kembali duduk di kursi meja makan.

“Ahjumma Lee belum kemari Eomma?” Lisa bertanya mengenai wanita yang biasa membantu mertuanya memasak.

“Mungkin dalam waktu beberapa hari ini, Ahjumma Lee sudah kembali” jawab Nyonya Oh.

Gadis itu mengangguk, kemudian beranjak menuju kamar yang sekarang menjadi miliknya dan Sehun. Pemuda itu masih bergelung nyaman diatas tempat tidur, posisi nya tidak berubah dari sejak Lisa meninggalkan nya. Lisa tersenyum melihat nya, ia menghampiri Sehun, duduk di sisi nya.

“Huna~ ireona..” panggil nya lembut. “Sudah hampir siang”

Pemuda itu tidak bergerak, hanya deru nafas lembut nya yang terdengar pelan. Lisa menyentuh rambut Sehun, membelai nya pelan.

“Hey.. Kau harus segera bangun anak ayam”  bisik Lisa terkekeh.

Sehun mulai bergerak gelisah karena bisikan Lisa, gadis itu berbaring terlungkup disamping Sehun, ia menyangga wajah dengan kedua tangan menonton Sehun yang kembali tenang.

“Hunaaa~~” suara Lisa kembali mengalun.

“Hmm” jawab pemuda itu dengan mata terpejam.

“Ayo bangun, mandi kemudian sarapan, kau sudah ditunggu” Lisa menarik selimut yang menutupi tubuh Sehun. “Setelah ini ayo kita pergi kesuatu tempat”

Sehun langsung membuka kedua matanya dengan perlahan, mendapati gadis dengan senyuman khas tepat dihadapannya. Pemuda itu tersenyum, dan tangannya dengan sigap menarik tubuh Lisa, masuk kedalam dekapan nya.

“Sekarang aku sangat senang, karena setiap aku bangun pagi, selalu di sambut oleh seorang bidadari” ucap Sehun mengusap rambut gadis itu.

“Ahh jinjja? Nah kalau begitu segera lah bangun, sebelum bidadari ini berubah menjadi penyihir jahat dan mengutukmu menjadi anak ayam..” Lisa menarik Sehun untuk segera bangun.

Sehun tergelak, ia balik menarik gadis itu jatuh diatas tubuhnya, memeluknya.

“Bidadari itu tidak akan pernah bisa berubah menjadi penyihir jahat kalau dipeluk seperti ini” ucap nya.

“Benarkah?” Lisa menjentik ujung hidung pemuda itu.

“Ya” jawab Sehun mencuri kecupan dipipi gadis itu. “Good morning baby..”

“Haha terlambat sekali Oh Sehun” Lisa tergelak, ia menarik pemuda itu bangun. “Cepatlah sebelum penyihir benar-benar mengubah mu menjadi anak ayam”

Lisa mendorong Sehun ke arah kamar mandi, dan melempar handuk pada pemuda itu.

“Bidadari tidak berniat memandikan?” Sehun masih sempat menoleh dan melempar wink pada Lisa.

“Kupastikan kau akan tenggelam di dasar saluran pembuangan” balas Lisa membalikkan badannya, menuju tempat tidur. Membereskan tempat itu tentu nya.

Kini hanya suara tawa Sehun yang terdengar didalam kamar mandi, bersama dengan gemercik air yang mengalir dari shower.

Ketika Sehun keluar dari kamar mandi, ia melihat Lisa asik memainkan ponselnya, ponsel Sehun.

“Huna~~ aku boleh memainkan ponsel mu kan?” tanya Lisa tanpa mengalihkan wajahnya dari layar ponsel Sehun.

“Tentu.. Kau istri ku” jawab Sehun.

Gadis itu kembali sibuk dengan mainan nya,  namun beberapa menit kemudian raut wajahnya berubah menjadi kesal, sepertinya ada asap mengepul yang keluar dari kepala nya. Sehun menangkap perubahan Lisa, ia menghampiri gadis itu setelah selesai memakai pakaian nya.

“Ada apa?” tanya Sehun sambil duduk disamping Lisa.

“Ten Paboo! Lihat saja, akan ku beri pelajaran padanya” gemas Lisa.

Sehun menahan tawanya, padahal ia sudah melupakan postingan Ten, sehari setelah pernikahan mereka.

“Kau juga sama! Kau masih sempat berkomentar disitu, tapi kau tidak mengatakan apapun?” protes Lisa pada Sehun.

“Tentu saja aku tidak mau mengatakan nya, aku ingin pernikahan ku berjalan dengan lancar” balas Sehun, masih menahan tawanya.

“Cih! Padahal kau sendiri hampir mengacaukan nya” cibir Lisa mengingat kejadian menghilang nya Sehun.

“Tapi kan kau tahu apa yang terjadi sayang” ucap pemuda itu.

“Eomma bilang, itulah sebabnya kalau tidak mendengar nasehat dan melanggar peraturan, seharusnya kita tidak bertemu hari itu” sungut Lisa sebal.

“Iya.. iya maaf atas kejadian itu, aku sama sekali tidak bermaksud sayang...” Sehun mengalah.

Lisa tidak menjawab, ia hanya menatap nanar lahar ponsel Sehun dengan postingan Ten dua hari yang lalu menghiasi nya.

“Dia memblokir ku? Pantas saja tidak ada notifikasi apapun, awas kau Chittaphon!” desis Lisa penuh dendam. “Yeobo.. Ayo kita kerumah Hanbin Oppa”

Sehun sudah tidak dapat menahan tawanya lagi, pertama karena ia memang ingin tertawa mengingat nasib Ten setelah ini, yang kedua Lisa memanggil Sehun dengan kata Yeobo, dan itu terdengar lucu di telinga Sehun.

“Apa yang kau lakukan padanya?” tanya Sehun setelah berhenti tertawa.

“Lihat saja nanti, kajjah!!” Lisa menarik Sehun dengan bersemangat.

Namun gadis itu tetap ingat untuk menyuruh pemuda itu sarapan sebelum mereka berangkat, sembari menunggu Sehun, Lisa sedang berpikir apa yang harus ia lakukan pada Ten nanti nya.

🐣🐣🐣🐣🐣


Woah! Belum apa-apa kalian sudah datang, kau pasti merindukan kami kan Lice?” seru BamBam begitu melihat Sehun dan Lisa masuk.

“Yah tentunya” jawab Lisa tersenyum manis.

Lisa langsung menuju kamar dimana Ten dan BamBam ditempatkan, Sehun mengikuti nya dari belakang. Sebenarnya Sehun penasaran dengan apa yang akan istrinya itu lakukan. Disisi lain ia juga ingin sekali tertawa terbahak-bahak melihat wajah polos Ten yang tidak tahu menahu.

“Eomma mana” tanya Lisa duduk disamping Ten yang terlungkup memainkan mobile legends nya.

“Ke pasar dengan Eomma Kim” jawab Ten masih terfokus pada permainan nya.

Lisa mengangguk-angguk, sambil sesekali mendelik jahil kearah Sehun.

“Ten! Kau pintar memasak tteokbokki kan? Aku ingin!” seru Lisa sambil melirik Sehun. Pemuda itu hanya menggeleng kan kepalanya.

“Bukan kah suami mu itu pintar? Kau bilang ia pernah memasak untuk jaman kuliah?” sahut Ten.

Throw Back DISTANCES : Partner.

“Kami tamu disini, tidak mungkin membongkar dapur” dalih Lisa, Sehun hanya tersenyum penuh arti.

“Ah baiklah, tapi sebentar games ku belum selesai” sahut Ten.

Gadis itu hanya mengiyakan Ten, BamBam sudah bergabung dengan mereka, kini keempat manusia itu duduk diatas kasur. Lisa dan Sehun hanya menonton betapa seru nya BamBam dan Ten dengan permainan mereka.

“Ohh kalian disini?” Nyonya Manoban terlihat muncul dari pintu.

“Eomma dari mana?” tanya Lisa.

“Eomma dari pasar bersama Eomma Kim” jawab wanita itu.

“Aku akan membantu kalian masak” gadis itu berdiri, meninggalkan Sehun dengan Ten dan juga BamBam.

Sekarang ketiga pemuda itu asik dengan mobile legends, bahkan Ten lupa permintaan Lisa padanya.


“Ten! Kau lupa janjimu?” seru Lisa dari balik pintu.

“Sebentar Lice!” jawab Ten.

“Segera Ten! Aku lapar!”

“Makan makanan yang lain saja, banyak makanan didapur!” jawab Ten masih asik.

“Aku mau tteokbokki Ten! Sekarang! Titik!”

Jeritan Lisa dari luar kamar membuat Ten membanting ponselnya, ia menatap Sehun yang hanya menggeleng kan kepalanya.

“Memangnya Lisa sudah isi ya Hun? Kenapa dia seperti itu?” tanya Ten pusing.

Sekarang Sehun tahu, kenapa Lisa begitu kesal pada Ten dan ingin sekali memberi pelajaran pada pemuda tersebut, Ten ini benar-benar menyebalkan! Bagaimana bisa ia mengira Lisa sudah isi, memang kapan mereka melakukan nya? Sedangkan malam pertama mereka lewatkan begitu saja, lagipula tidak mungkin secepat itu Lisa berisi, bodoh sekali Ten ini pikir Sehun. Atau jangan-jangan Ten menuduh mereka melakukan nya sebelum mereka menikah? Heol, tentu tidak, Sehun tahu sekali bagaimana harus menjaga Lisa, mana mungkin ia merusak gadis tersebut.

“Tutup mulut mu Chittaphon, bagaimana mungkin kau mengira Lisa hamil sementara semalam mereka tidak melakukan apa-apa” BamBam yang menjawab, namun jawaban nya ya sama saja menurut Sehun. “Lagipula tidak mungkin secepat itu dia hamil, hanya dalam waktu semalam?”

Kenapa dua-dua nya sama-sama menyebalkan? Pantas saja Lisa sering bertengkar dengan mereka.

“Mungkin Lisa sedang dalam masa period nya” jawab Sehun asal. “Kalau kalian mengira ia sedang 'isi' itu salah besar, bahkan menyentuh adik kalian itu saja aku tidak pernah”

“Bahkan sampai semalam pun? Kau tidak melakukan apapun padanya?” BamBam tidak percaya.

Sehun menggeleng.

“Payah sekali kau Oh Sehun!” seru Ten tidak puas. “Padahal kami ingin keponakan”

Malang sekali nasib anakku kalau punya samchon macam kalian.. ~ Sehun

“Aku dan Lisa sepakat punya anak nanti, kami ingin berdua dulu sekarang” jawab Sehun sekena nya, padahal mereka saja belum pernah membahas ini.

“Jangan menunda Hun” balas BamBam.

“Kami tidak menunda, tapi nanti”

“Itu sama saja Oh Sehun!” seru Ten gemas.

Sehun hanya mengedikkan bahu nya, dan beranjak mencari sang istri, Ten mengekori nya dari belakang meninggalkan BamBam sendiri dikamar.

“Kenapa semua selalu meninggalkan ku sendiri seperti ini?” gerutu BamBam.

“Woah Ten! Masak tteokbokki? Tumben masak sendiri?” Hanbin muncul dibelakang Ten yang sedang sibuk mengaduk-aduk diatas kompor.

“Ini permintaan adikmu itu! Kalau bukan adik saja, aku tidak mau” omel Ten.

“Kau harus melakukan nya dengan tulus Chittaphon.. Ini tidak sebanding dengan postingan mu di instagram” jawab Hanbin.

Arra, arra.. Kalian selalu menggunakan postingan itu sebagai senjata” Ten menekuk wajahnya.

Setelah menyelesaikan acara masak memasak nya, Ten memanggil Lisa, tapi tidak hanya Lisa yang menyerbu, namun June, dan BamBam juga duduk manis sambil menyendokkan tteokbokki kedalam mulut mereka. Sementara Lisa bukannya memakan tteokbokki, ia justru sibuk meminta Sehun untuk makan.

Ten yang jengah, langsung menghilang dari dapur menuju kamar meninggalkan manusia-manusia yang sedang menikmati makanan buatannya. Awalnya Ten juga lapar, tapi entah kenapa setelah selesai masak, ia sudah tidak punya selera makan lagi.

Tidak berapa lama Ten meninggalkan mereka, ia kemudian muncul dengan wajah panik kedapur.

“Bam! Kemari sebentar!” seru nya.

Wae?” BamBam enggan beranjak.

“Cepat!” Ten tidak sabaran.

“Ck! Apasih?” BamBam kesal karena Ten mengganggu acara makannya.

Lisa hanya menggeleng menatap Ten dan BamBam yang sekarang berdebat.

“Kau melihat boxer minions ku?” bisik Ten.

“Aku tidak tahu, memang nya kenapa?” sahut BamBam kesal.

“Kau yakin? Kau tidak memakai nya kan?” selidik Ten sambil menarik pinggang celana BamBam untuk memastikan.

“Ya! Kau gila?! Aku tidak tahu!” kesal BamBam.

“Lalu dimana? Ck! Itu limited edition, aku beli di Singapura ketika liburan dengan Phi Nickhun, itu hadiah” rengek Ten hampir menangis.

“Ya mana aku tahu! Kenapa kau bertanya pada ku?” omel BamBam.

“Biasanya kau suka mengerjai ku” jawab Ten.

Sehun dan Lisa saling berpandangan karena berisik suara Ten dan BamBam yang tidak terdengar begitu jelas, hanya kata Boxer, minions dan limited edition yang mereka dengar dengan jelas.

“Cari baik-baik, cari itu pakai mata, bukan pakai mulut!” seru BamBam kesal.

Kini June dan Hanbin yang saling berpandangan, sudah biasa mendengar perdebatan Ten dan BamBam.

Ten kemudian menghilang dari dapur, entah kemana, BamBam mengikuti nya. Sehun menatap Lisa yang kini terlihat begitu menikmati makannya, ia kembali menggeleng kan kepala, dan menghembuskan nafas berat.

Tiba-tiba terdengar jeritan shock dari arah belakang rumah itu, siapa lagi kalau bukan suara Ten.

“ASTAGA! KENAPA BISA BEGINI? SIAPA YANG MELAKUKAN NYA? BERANI SEKALI BERMAIN-MAIN DENGANKU!!”

Sontak mereka berlarian kebelakang menghampiri Ten. Hanbin dan Junee sudaj tidak bisa menahan tawa mereka, derai tawa mereka meledak begitu saja, sementara Sehun antara ingin tertawa dan juga iba, kemudian Lisa berdiri cuek, sambil melipat tangan di dada.

“Berani sekali melakukan ini pada boxer kesayangan dan mahalku” gerutu Ten berusaha menurunkan boxer nya yang tergantung seperti baliho diatas pohon sarikaya.

BamBam membantu nya, begitu benda itu turun, Ten kembali menjerit.

Andwae!!! Minions ku!!!”

Tampak beberapa gambar minions dengan bolong disana sini, sebagian juga koyak akibat gunting yang asal-asalan.

“Siapa yang berani melakukan ini?!!” marah Ten, disisi lain ia ingin sekali menangis.

“Aku” jawab Lisa santai.

Mwo??” seru Ten, BamBam, Hanbin dan June bahkan Sehun bersamaan.

Wae Lisa? Wae?” tanya Ten dengan nada pilu.

Lisa tidak langsung menjawab, ia mengulurkan tangannya pada Sehun, pemuda itu langsung menatapnya bingung.

“Ponsel!” pinta nya.

Sehun terlihat ragu, ia terlihat ingin mengucapkan sesuatu namun Lisa bicara lagi.

“Oh Sehun cepat, atau aku marah” ancamnya.

Dengan segera pemuda Oh itu menyerahkan ponselnya.

“Ini apa?” tanya Lisa dengan nada kesal.

Dia menunjukkan postingan Ten dua hari yang lalu. Wajah Ten langsung berubah, ia menatap Lisa bingung.

“Kau memblokir ku karena ini kan? Jahat sekali kau menyamakan aku dengan dengan nenek sihir dan juga paus hamil!!” protes gadis itu.

“Eheee.. Lice, itu...itu..”

“Tidak ada itu itu!” potong Lisa. “Hapus sekarang juga!”

“Tapi Lice, like nya belum sampai 100k” jawab Ten, membuat semua yang berada disana melongo tidak percaya.

BamBam menyikut Ten dengan tangannya, Hanbin dan June menatap Ten dengan pandangan kesal, Sehun hanya mengangkat bahunya. Ten mencari masalah.

“Kau.........” geram Lisa. “Hapus sekarang juga Chittaphon Leechaiyapornkul!!”

“Iya Lice, iya!!”

“Kalau tidak kau hapus, akan ku hancur kan barang mu yang lainnya” ancam Lisa.

Ia kemudian pergi dengan membawa ponsel Sehun, sementara kelima pemuda itu hanya saling berpandangan.

I told you” ujar Sehun kemudian pada Ten.

Pabbo sekali kau Ten!” sambung June.

“Ku pastikan kau tidak dapat memakai boxer itu lagi, lihat lubang dimana-mana” tunjuk Hanbin.

“Berhenti mencari masalah Ten!” ucap BamBam masuk kedalam rumah.

Sementara Ten sudah terlihat ingin menangis, benar kata Hanbin, ini sudah tidak dapat dipakai lagi. Rasanya Ten ingin mengesot ditanah karenanya, itu hadiah, dan lumayan mahal. Kini tinggal lah ia sendiri, meratapi nasib boxer kesayangan nya itu.

“Hahaha! Kau lihat ekspresi nya sayang? Bukan kah lucu?” tawa Lisa menggema didalam kamar, sepulang nya mereka dsri rumah Hanbin.

Sehun hanya diam, ia tidak tertawa sama sekali. Lisa menghampiri Sehun yang duduk disisi ranjang dengan tatapan bingung, kenapa ia tidak tertawa juga?

Wae?” tanya nya sambil duduk dipangkuan pemuda itu. “Kau marah?”

Melihat wajah datar Sehun, dan juga diam nya pemuda itu, membuat Lisa berasumsi kalau ia marah.

“Tidak ada yang lucu sama sekali Lisa” ucap Sehun dengan nada dingin. “Kau tahu itu barang berharga baginya, kenapa harus dirusak seperti itu? Aku pikir kau hanya akan menggantungnya”

“Jadi kau marah?” gadis itu mulai mengerucut kan bibirnya.

“Hm” gumam Sehun.

Lisa langsung cemberut, ia tahu Sehun benar marah kalau sudah begini.

“Ya sudah, marah lah sepuas mu!”

Entah kenapa Lisa justru ikut marah, ia berdiri meninggalkan Sehun di kamar, tidak lupa ia mengambil tasnya, kemudian keluar dari rumah.

Kemana lagi Lisa kalau bukan ke apartemen nya yang sudah lama ia tinggalkan, kalau begini seperti nya Lisa harus menolak usulan Sehun untuk menjual apartemen ketika mereka ke Jeju nanti.

Semuanya menyebalkan hari ini! padahal baru sehari menikah! gerutu Lisa dalam hati.

Sementara Sehun, kembali menghela nafas kasar, ia meraih jaket dan juga kunci mobilnya, menyusul gadis itu.




Nyonya satu ini kalau marah, mengerikan!

“Ck! Salah lagi!” gumam Sehun.





TBC



Iya, gajelas emang chapt ini..

Aku sebenarnya ngantuk, tapi pengen nulis disini, ya udah nulis sekena nya aja, lagian ini yang paling lama ga aku up.

Semoga kalian ga pusing bacanya ya,
Sambil nonton dendam Nyi Pelet bagus nih.. Atau Angling Dharma,
Eh tapi Cinta di musim Cherry juga bagus, hm..

Ya udah, ketjup basah dari Sehun..

CHIZ
💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro