Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

15. HUSBAND

Warning! CONTENT DEWASA 🔞
Banyak jebakan betmen
Jan kaget,
Udah, cuma mau ngomong itu aja

😂

🌷OH LISA🌷

⬇️

⬇️

⬇️

⬇️

"Huna~~ kenapa perutku belum kelihatan sih?" tanya Lisa suatu hari, sambil, memamerkan perut datar nya didepan cermin.

Lisa memutar tubuhnya dari segala arah, hanya untuk mencari apakah ada perubahan fisik yang terlihat sejak dia hamil, dan Lisa seperti tidak sabar perutnya segera membuncit.

Sehun yang sedang membaca buku nya, hanya melirik Lisa sekilas mendengar pertanyaan gadis itu. Jelas saja perutnya masih sedatar itu, usia kandungan nya masih terhitung sangat muda, memasuki minggu ke sepuluh.

"Huna?" merasa Sehun tidak merespon Lisa kembali bertanya.

"Hm?"

"Ck!" Lisa melepaskan bathrobe nya, dan berjalan menghampiri Sehun yang asik dengan bacaan nya.

Gadis itu memajukan bibirnya, dengan santai ia menyingkirkan buku yang Sehun baca, kemudian duduk diatas pangkuan pemuda itu.

"Nona Oh, kau ingin menggoda ku, eoh?" tanya Sehun meraih pinggang gadis itu, ia melirik istrinya yang hanya mengenakan bra nya itu.

"Tidak juga" jawab Lisa enteng.

"Jinjja?" Sehun terkekeh, tangannya kemudian mengelus lembut perut Lisa. "Aegi~ya, sedang apa didalam sana?"

Lisa mengalungkan kedua tangan nya di leher Sehun, menatap pemuda itu dengan seksama.

"Baby Oh sedang bosan Appa" jawab Lisa.

"Eoh, jinjja? Baby Oh yang bosan atau Eomma, hm?"

"Eomma juga" lagi gadis itu menjawab.

"Lalu, Baby Oh dan Eomma ingin bagaimana?" Sehun memajukan wajahnya, mengecup dagu Lisa.

Lisa hanya tersenyum, merundukkan kepalanya diatas pangkuan Sehun, menautkan dahi mereka, hingga ujung hidung keduanya bertemu.

"Baby Oh dan Eomma ingin jalan-jalan boleh?"

"Kemana?" tanya Sehun.

"Seoul" gadis  itu menyengir lebar.

"Mwoya?"

Lisa terkikik geli, ia meraih rahang Sehun mengecup bibir pemuda itu dengan lembut, kemudian berpindah meraih jakun Sehun dengan bibirnya.

"Sayang... Kau sedang menggoda ku?" ucap Sehun dengan nafas tertahan karena perlakuan Lisa.

"Entahlah, hanya naluri saja.." jawab Lisa sambil terus mengecup leher Sehun, ia melirik Sehun sekilas dengan mengerlingkan matanya.

"Nakal sekali" Sehun langsung mengangkat tubuh gadis itu, membawa keduanya menuju tempat tidur, menghempaskan Lisa dengan pelan disana. "Ini namanya kau sedang menggoda ku sayang"

"Aniya, aku hanya ingin mengusili suamiku" jawab Lisa terkekeh.

Sehun tertawa, ia memeluk gadis itu, menarik selimut menutupi tubuh Lisa.

"Kau bisa sakit kalau cara berpakaian mu seperti ini" ujar Sehun, mengeratkan pelukan nya.

"Aku hanya ingin melihat perut ku"

"Sayang, ini bahkan baru sepuluh minggu.." tangan Sehun beralih mengelus perut Lisa.

"Aku tahu" sahut Lisa, menyentuh tangan Sehun yang melingkar di perutnya. "Huna, aku ingin jalan-jalan" rengeknya kemudian.

"Arraseo, kita jalan-jalan"

"Ah, gomawo.." ia membalikkan badannya, menindih Sehun. "Saranghae" bisiknya kemudian mengecup bibir Sehun.

Sehun tertawa, menegakkan tubuhnya bersandar pada headboard, menarik wajah Lisa membalas kecupan gadis itu.

"Nado saranghae" balas Sehun. "Appa juga mencintai Baby Oh" lanjut Sehun mengusap pelan perut Lisa yang kini duduk diatas pangkuan nya.

Gadis itu tersenyum, meraih wajah Sehun mengusap nya lembut. Memandangi pemuda itu dengan tersenyum, perlahan Lisa mendekatkan wajahnya kembali kepada Sehun, menggoda pemuda itu dengan hanya menyentuh ujung bibirnya, kemudian ia kembali menarik wajahnya mundur.

Sehun tertawa, menarik pipi Lisa pelan dengan gemas.

"Jadi jalan-jalan?" tanya Sehun.

"Hmm" sahut Lisa dengan deheman nya, ia kembali memajukan wajah kearah leher Sehun, melumatnya dengan lembut.

"Kau...yakin?" Sehun bertanya lagi, dengan nafas tertahan akibat perbuatan Lisa di leher nya.

Sesungguhnya, kali ini Sehun sedang menahan dirinya untuk tidak menyerang Lisa saat itu juga. Namun, setiap pergerakan Lisa selalu berhasil membuat tubuh bagian bawah Sehun menegang, seperti sekarang.

Sehun sedikit tersentak, saat lidah Lisa menyapu jakunnya, kemudian naik mengisap dagu pemuda itu, dan berakhir di bibir Sehun.

"Sayang, kau berusaha membatalkan rencana jalan-jalan nya?" bisik Sehun, sambil menggerakkan tangannya menuju tubuh bagian belakang Lisa, kemudian menjentikkan pengait bra yang Lisa kenakan.

"Menurut mu?" jawab Lisa dengan sedikit berbisik.

"Baiklah, jalan-jalan di tunda" Sehun melepaskan bra Lisa dan meraih dada gadis itu mengusap-usap nya, membuat Lisa mendesah tertahan. "Kau harus bertanggung jawab, jadi bantu aku menyelesaikan nya" bisik Sehun seduktif.

Lisa memajukan wajahnya, mengecup bibir Sehun, sambil menggerak-gerakkan tubuhnya diatas pangkuan Sehun, sengaja menggoda pemuda itu. Gadis itu sangat tahu, sesuatu dibalik celana Sehun, sudah mengeras tegang.

"Hhhh" Sehun mengatur nafasnya yang sedikit tercekat akibat gerakan Lisa.

Tangan Lisa bergerak dengan nakal, turun melalui perut berotot Sehun, menarik baju pemuda itu, meloloskan nya dari tubuh Sehun. Ia kemudian menyunggingkan senyuman menggoda kepada Sehun, sebelum akhirnya, dengan tidak sabaran Sehun meraup bibirnya tergesa-gesa.

"Mmphh"

"Mmhh"

Jemari Lisa menyusuri rambut Sehun, menyisir kemudian meremasnya kuat saat pemuda itu menjepit nipple Lisa dengan jari nya, lalu menekan-nekan nya dengan gemas.

"Eungh"

Sehun melepaskan bibir Lisa, menatap wajah memerah nya, nafas yang terengah dan mata sendu. Sehun memajukan wajah, mengecup collarbone Lisa, kemudian menurun kan wajahnya mengecup puncak dada Lisa.

"Ahhh" desah Lisa geli akibat kecupan di puncak dada nya.

Ia mengeratkan remasan jemari tangan kirinya pada rambut Sehun, sementara tangan kanan nya mencengkeram lengan Sehun dengan kuat.

Lisa kembali menggerakkan tubuhnya diatas pangkuan Sehun, menggesek bokong nya dengan benda keras milik Sehun dibawah sana, membuat pemuda itu menggeram rendah.

"Nnghh"

Sehun mendorong Lisa pelan, menindih gadis itu, namun tetap menumpu dengan kedua siku nya, agar tidak memberati Lisa. Ia mengecup kening Lisa, menatap kedua manik nya, yang juga sedang menatap Sehun.

Pemuda itu tersenyum, kemudian merundukkan wajah, menenggelamkan nya di leher Lisa, membiar kan hangat nafas nya menyapu permukaan kulit leher Lisa. Gadis itu memejamkan matanya, memeluk leher Sehun, membiarkan pemuda itu memainkan bibir di leher nya.

"HH-Hunaa~" erang Lisa, saat pemuda itu melumat permukaan lehernya.

Erangan Lisa tidak berhenti, apalagi saat pemuda itu mulai bergerak pelan diatas tubuhnya, dan keduanya sama-sama menggeram melepaskan desakan kuat yang ingin keluar dari dalam diri mereka.

Nafas keduanya terengah, dengan peluh membasahi wajah. Sehun tersenyum hangat, mengecup kening gadis itu sayang, kemudian memeluk nya.

"Huna, aku benar-benar ingin ke Seoul, apa boleh?" tanya Lisa dalam dekapan Sehun.

"Tentu saja boleh sayang"

"Tidak apa-apa?" lanjut Lisa.

"Mengapa harus apa-apa?"

Gadis itu tertawa, lalu memeluk leher Sehun.

"Kau kan sibuk, aku pergi sendiri saja ya?" usul Lisa.

"Mwo? Tidak boleh! Aku harus menemani mu, bagaimana kalau terjadi apa-apa?" tolak Sehun.

Lagi, Lisa terkekeh geli.

"Arraseo Appa, jadi kapan Baby Oh dan Eomma bisa jalan-jalan ke Seoul bersama Appa?" ucapnya manja.

"Segera sayang.."

Sehun merundukkan tubuhnya, mensejajarkan wajah dengan perut Lisa, kemudian mengecup nya berulang-ulang, membuat Lisa memekik geli.


✨OH LISA
一一一一

Baru beberapa menit yang lalu, pesawat penerbangan Jeju-Seoul mendarat dengan sempurna di Incheon. Tidak lama setelah itu, tampak sepasang suami-istri keluar dari arah kedatangan domestik.

Lisa tampak menggandeng Sehun dengan ceria, dan tidak sabaran menarik pemuda itu menuju tempat penjemputan. Hanbin sudah melambaikan tangan, menyambut pasangan suami istri itu, bersama dengan Seulgi.

Gadis bermata kucing itu langsung memeluk Lisa, begitu tangan Lisa terlepas dari lengan Sehun.

"Aww ibu hamil ini semakin cantik saja!" ucap Seulgi.

"Kau tampak seperti tidak sedang hamil Lice" ejek Hanbin. "Apa ia mengerjai mu Hun~ah?" tanya Hanbin.

"Mwoya? Apa maksud Oppa?" protes Lisa.

"Maksudku, kau tidak memanfaatkan kehamilan mu untuk mengerjai Sehun kan? Balas dendam misalnya?" balas Hanbin, lalu menyengir.

Sehun hanya tertawa, mendengar pertanyaan Hanbin. Sementara Lisa tidak menghiraukan pemuda bangir itu, ia bercengkerama dengan Seulgi selama beberapa saat, sebelum akhirnya mereka meninggalkan bandara Incheon.

"Kalian yakin memilih tinggal di apartemen Lisa?" tanya Hanbin dalam perjalanan mereka.

"Hm, permintaan Nyonya" sahut Sehun dengan kekehan nya.

"Apa kalian akan lama di Seoul?" tambah Seulgi.

"Tidak bisa lebih dari seminggu, karena Sehun tidak boleh meninggalkan pekerjaan nya lebih lama" jawab Lisa.

"Setidaknya keinginan Ibu hamil ini terwujud" timpal Sehun menambahi.

Seulgi terkekeh geli, sekaligus kagum dengan pasangan suami istri ini. Yah, Seulgi hanya suka bagaimana cara Sehun memperlakukan Lisa.

Tapi walaupun begitu, Seulgi bersyukur karena Hanbin juga punya cara nya sendiri, untuk mengungkapkan perasaan nya pada Seulgi.

Namun, tetap saja. Seulgi mengidolakan sepasang suami-istri tersebut.

Lisa melambaikan tangannya sampai mobil Hanbin dan Seulgi menghilang, setelah menurunkan mereka di bangunan apartemen Lisa semasa sekolah dan kuliah.

Ia langsung menggandeng lengan Sehun, melangkah masuk kedalam bangunan tinggi tersebut. Hari ini, Lisa sangat senang, karena keinginan nya untuk ke Seoul terwujud.

"Huna, apa kita bisa langsung jalan-jalan?" tanya Lisa dengan tatapan penuh harap.

Tawa kecil Sehun terdengar.

"Tentu sayang, tapi aku belum mengambil mobil di rumah Appa dan Eomma, otte?"

"Kita kesana naik taksi saja" usul gadis itu bersemangat.

"Arraseo, tapi apa kau tidak lelah, hm?" Sehun mengelus puncak kepala Lisa.

Gadis itu menggeleng cepat.

"Tidak sama sekali, Appa~" manja nya.

Pemuda itu tersenyum, sebenarnya ia sedikit khawatir karena sejak keberangkatan mereka, Lisa tidak bisa diam sedikit pun, ia terus saja bergerak tanpa mengenal lelah.

Ku rasa anakku hiperaktif seperti Eomma nya :'')

Sehun menarik Lisa duduk, lalu mengelus puncak kepala gadis itu lembut.

"Istirahat sebentar saja, lalu kita kerumah Appa dan Eomma, okay?" pinta Sehun, ia hanya ingin gadis itu berhenti sebentar.

"Arraseo.."

Lisa masuk kedalam pelukan Sehun, bersandar pada dada pemuda itu, lalu tanpa sadar ia terlelap. Pada akhirnya, hari itu mereka tidak langsung keluar, dan jalan-jalan seperti rencana Lisa. Meski ia merasa tidak lelah, namun, tubuhnya berkata lain, ia butuh istirahat.

Ia bahkan terlelap sampai mendekati hari menjadi gelap, kalau Sehun tidak membangun kan nya, mungkin Lisa akan terus tidur sampai hari menjadi terang lagi.

.

.

.

.

Pagi harinya, ketika Lisa membuka mata, ia tidak menemui Sehun disamping nya. Gadis itu langsung berdiri, mencari Sehun. Mata gadis itu langsung menemukan sosok jangkung sedang membelakangi nya di dapur apartemen.

"Huna~" panggil nya serak.

Pemuda itu menoleh, senyuman hangat khas menguar di permukaan bibirnya.

"Eoh, sudah bangun ternyata, selamat pagi sayang.." balas pemuda itu. "Kemarilah.."

Sehun mengulur kan tangan nya, dan langsung merengkuh gadis itu, meninggalkan kecupan di kening Lisa, terakhir ia berjongkok dan meninggalkan kecupan yang sama di perut gadis itu.

"Morning kesayangan Appa dan Eomma" bisik nya.

"Pagi Appa~" Lisa yang membalas, setelah itu ia terkikik lucu.

"Baby Oh istirahat dengan baik, didalam sana, hm?" tanya Sehun, ia masih belum beranjak dari hadapan perut Lisa.

"Sangat baik Appa, Baby Oh menyayangi Appa~" lagi, Lisa menjawab.

Pemuda itu tertawa, lalu bangkit berdiri, mensejajarkan tubuhnya dengan Lisa. Ia menyangga kedua lengannya pada kedua sisi bahu Lisa, matanya menatap dalam manik mata gadis itu.

"Setiap kali aku berada di apartemen ini, aku selalu ingat saat dimana aku menyatakan perasaanku padamu" bisik Sehun didepan wajah Lisa.

"Ya, dan kau mencuri ciuman pertama ku disini, sebelum menyatakan perasaan mu, lalu mengabaikan dan menghindari ku selama berbulan-bulan, iya kan?" balas Lisa, ia mengangkat wajah, lalu menempel kan dahi mereka. "Lalu setelah kau menyatakan perasaan mu, kau selalu mencuri mencium ku ditempat ini berkali-kali.."

Ucapan Lisa membuat cengiran lebar, terukir di wajah Sehun.

"Aku hanya menyalurkan perasaan ku sayang" jawab Sehun, tangannya bergerak mengelus sisi wajah Lisa.

"Eoh, menyalurkan perasaan? Tidak, kau itu pervert!" ejek Lisa, ia mengulurkan kedua tangan nya, dan melingkarkan nya di leher Sehun. "Aegi~ya, asal kau tahu, Appa mu ini nakal sekali, jangan meniru nya, arraseo?"

"Tapi Eomma menyukai nya kan?"  balas Sehun. "Buktinya Eomma menikah dengan Appa, tidur dengan Appa, lalu disini lah Baby Oh sekarang.." bisik Sehun kembali mengusap perut datar gadis itu.

Semburat merah kecil, muncul di pipi gadis itu, membuat Sehun tertawa geli. Lucu sekali!

"Menyenangkan sekali bernostalgia di tempat ini, iya kan?" lanjut Sehun lagi.

"Tapi aku tidak ingin mengingat masa, dimana kau mempermainkan perasaanku" gadis itu memajukan bibirnya.

"Jangan mengingat bagian sedihnya sayang" balas Sehun. "Bagaimana kalau kita mengingat masa, dimana kita mengusahakan Baby Oh?"

Bugh!

Lisa meninju lengan Sehun pelan, lalu menatap pemuda itu gemas.

"Jangan ucapkan hal semacam itu didepan anak mu, aku tidak ingin ia tertular pervert mu itu!" omel Lisa.

Sehun hanya menyengir bodoh, namun tidak berhenti menggoda Lisa yang saat itu benar-benar seratus persen diri nya. Mungkin Baby Oh sedang tidur sekarang.

"Huna~ kapan kita akan pergi jalan-jalan?" rengek Lisa.

"Mandi dulu, lalu sarapan, kemudian pergi, bagaimana?" usul Sehun.

Gadis itu langsung mengangguk girang, namun ekspresi wajahnya langsung berubah saat Sehun melanjutkan kalimatnya.

"Mandi bersama yah sayang?"

"Mandi saja dengan makhluk khayangan!" seru Lisa meninggalkan Sehun yang tertawa geli didapur.

Pemuda itu langsung mengekori Lisa, dan seringaian nakal muncul menghiasi sudut bibir Sehun. Merasa dirinya diikuti, Lisa membalikkan badannya.

"Kenapa mengekori ku?" tanya nya was-was.

"Mandi bersama" jawab dengan wajah tanpa dosa.

"Aku tidak akan mandi, kau mandi lah duluan" ujar Lisa menduduk kan tubuh nya di kasur.

"Kalau begitu, aku akan meminta sarapan ku" balas Sehun dengan senyuman mencurigakan.

"Apa?"

"Susu segar" jawabnya tanpa beban, mata nya melirik dada gadis itu.

Bugh!

Sebuah benda melayang, dan menghantam kepala Sehun. Bantal.

"Benar-benar pervert!" seru Lisa gemas.

"Boleh kan?" Sehun memasang wajah polos.

Gadis itu tidak menjawab, ia hanya bergeser dari tempat ia duduk, memberi tempat untuk Sehun. Pemuda itu dengan semangat menghampiri Lisa, dan memeluknya. Tangan Sehun langsung masuk kedalam piyama gadis itu, mengusap-ngusap permukaan dada Lisa yang masih terbungkus bra.

"Aku merindukan mu" bisik Sehun, lalu menghirup kuat leher Lisa.

"Ck! Baru beberapa hari yang lalu kau menyentuh ku pabbo!" balas Lisa.

"Itu sudah lama, hampir satu minggu" Sehun terus memainkan bibirnya di permukaan kulit leher Lisa. "Bagiku itu sangat lama"

"Nghh.." desahan Lisa terdengar, saat Sehun menaikkan piyama dan juga bra yang ia kenakan, lalu dengan cepat meraup nipple gadis itu, melumat nya gemas.

Oh Sehun! Ini bahkan masih pagi -,-

Pemuda itu menghisap dada Lisa bergantian, sambil sesekali memutar lidah nya pada nipple gadis itu, membuat Lisa menggelinjang geli.

"Sayang, kau terlihat semakin seksi sejak hamil" bisik Sehun nakal, lalu melempar jauh piyama dan bra Lisa yang sudah berhasil ia tanggalkan dari tubuh gadis itu.

"Hunaa buat ini cepat.." pinta Lisa, ia sudah tidak tahan karena Sehun tidak berhenti memainkan dada nya, membuat area di antara paha nya terasa tidak nyaman.

"Tidak sabaran eoh?" goda Sehun, sambil mengecup dan menggigit-gigit kecil puncak dada Lisa.

"Kau menyiksa ku Oh Sehun.." erang Lisa pelan, ketika pemuda itu kembali menghisap dada nya.

Sehun hanya bergumam pelan dibalik hisapan nya pada dada Lisa, sementara gadis itu terus menggeliat gelisah ingin Sehun segera menyelesaikan permainan nya.

Aku tidak tahan!

Lisa meremas helaian rambut Sehun kuat, bibirnya ia gigit menahan erangan yang siap ia lepaskan.

"Ahh" desahan nya kembali lolos.

Sehun sepertinya tidak bosan memainkan dada gadis itu, buktinya ia tidak berhenti atau terganggu ketika Lisa menarik rambutnya dengan kuat.

"Hmhh Hunaa~ euhh.."

Pemuda itu melepaskan bibirnya dari dada Lisa, merangkak naik, mensejajar kan wajah mereka. Sehun merunduk, mengecup kening dan puncak hidung gadis itu, lalu terkekeh pelan.

"Kau sangat menggoda sayang" bisiknya lirih.

Gadis itu tidak menjawab, ia memejamkan mata, menarik leher Sehun dan memeluk nya.

"Apakah aku boleh melakukan lebih dari ini?" tanya Sehun di sela leher Lisa.

"Hmm" gumam Lisa, ia menangkupkan wajah pemuda itu, lalu melumat bibir nya lembut.

Mendapat lampu hijau dari sang istri, Sehun dengan semangat melepas pakaian yang ia pakai, dan menanggalkan celana Lisa, satu-satunya kain yang tersisa melekat di tubuhnya.

Dengan perlahan Sehun menyatukan tubuh mereka, setelah itu desahan juga erangan keduanya terdengar.

"Ouhh"

"Euhh"

Sehun menekan pinggang nya, memperdalam penyatuan nya dengan Lisa, kemudian ia bergerak pelan diatas tubuh gadis itu. Kedua tangan nya sambil memijat dada gadis itu dengan sangat lembut, sesekali ia memelintir nipple Lisa, dan menariknya gemas.

"Akhh!"

Pemuda itu mempercepat gerakan pinggulnya, menembus liang hangat kewanitaan Lisa. Gadis itu tidak diam, ia mengacak rambut Sehun dan sesekali menjambaknya.

"Oh Sehunnh.." erang Lisa frustrasi, ia merasa sebuah sengatan mengalir menuju puncak perutnya.

"Ya, sayang hmh?"

"Aku tidak sanggup lagi, hiks~" Lisa terisak kecil.

Sehun bergerak pelan, sambil melumat bibir Lisa, menenangkan gadis itu. Matanya menatap sorotan sendu Lisa karena menahan sebuah gejolak yang terus meletup di dalam diri nya.

"Hunahh!" jerit Lisa tertahan saat sengatan tadi semakin menyengat.

Pemuda itu mempercepat dan memperdalam hujaman nya pada tubuh Lisa, terdengar geraman rendah dari Sehun. Ia terus memperdalam tusukan nya, dan bergerak liar.

"Akkhh!"

Lisa memejamkan mata nya dengan erat, tangan nya mencengkeram lengan Sehun dengan sangat kuat, karena kedutan dan sengatan pada dinding kewanitaan nya. Cairan hangat terasa membasahi kejantanan Sehun didalam sana, membuat pemuda itu semakin bergerak cepat, ingin segera melepaskan desakan kuat yang siap ia tumpahkan.

Lalu,

"Aahh Lisa!"

Ia menyerukan nama istrinya, bersamaan dengan tumpah nya jutaan sel miliknya didalam tubuh gadis itu.

Sehun langsung memeluk gadis itu, dan menenggelamkan wajahnya di dada Lisa, sembari memainkan nya, meski nafas nya terengah namun sepertinya Sehun tidak lelah bermain dengan dada Lisa.

"Hunaah" erang Lisa, karena Sehun masih betah menyedot dada nya.

Pemuda itu melepaskan hisapan nya dengan kuat, hingga terdengar bunyi decakan, lalu ia tertawa bodoh. Gadis itu melayang kan tangan nya, lalu memukul bahu Sehun berkali-kali.

Tentu saja pemuda itu hanya tertawa karena pukulan istrinya itu.

"Ayoo mandi" ajak Sehun.

"Gendong~" pinta Lisa manja.

Sehun dengan sigap mengangkat tubuh gadis itu, lalu keduanya menghilang dibalik pintu kamar mandi.

.

.

.

.

.

Dua puluh menit yang lalu, pasangan suami istri itu sudah duduk manis di ruang tamu keluarga Oh. Mata Lisa meneliti rumah mertuanya itu, tidak ada yang berubah sama sekali.

"Huna?" Lisa teringat sesuatu.

"Ya?"

"Studio mini mu, apa isinya masih sama?" tanya Lisa.

Pemuda itu tampak mengingat-ingat, kemudian tersenyum.

"Masih sama sayang, hanya tinggal beberapa foto mu" sahut Sehun. "Selebihnya kan di Jeju, kau ingat?" lanjut nya.

Gadis itu memanggut mengerti, kembali menatap Sehun penuh harap.

"Huna~ aku ingin mengatakan sesuatu, apa boleh?"

"Tentu saja, katakan sayang" tangan Sehun terangkat mengelus kepala Lisa.

"Kau masih ingat bukit yang kita datangi, semasa kuliah? Piknik klub dance?"

"Sangat ingat, wae?" penasaran Sehun.

"Aku ingin kesana" ucap Lisa penuh harap.

Sehun mengangkat satu alis nya, mendengar permintaan Lisa.

"Baiklah, kita akan kesana nanti" jawab Sehun.

"Aku ingin sekarang"

"Tidak jadi jalan-jalan?" bingung Sehun.

"Bukan kah kesana juga, termasuk jalan-jalan Hunaa?"

Pemuda itu mengangguk.

"Baiklah, kita kesana"

"Tapi.." Lisa terlihat ragu.

"Ada apa sayang?" tanya Sehun.

"Aku ingin naik motor seperti waktu itu" sahut Lisa dengan mata sarat akan permohonan. "Waktu dimana Mingyu bodoh itu membuatku hampir mati karena jantungan"  lanjut Lisa.

Sehun menelan ludah kasar, yang benar saja? Membawa istri nya dengan perjalanan kurang lebih 30-45 menit menaiki motor sport nya? Apakah tidak apa-apa?

Pemuda itu mengusap wajahnya kasar, lalu menatap Lisa dengan raut wajah serba salah.

"Sayang, kau yakin?" Sehun memastikan, dan ia berharap mendengar jawaban tidak dari Lisa.

Namun, harapan pemuda itu sirna. Lisa justru mengangguk dengan sangat antusias.

"Waktu itu bukan kau yang membonceng ku kan? Itu masa dimana kau mendiamkan ku, kau harus membayar nya" sahut Lisa.

"Tapi itu bahaya, aku tidak ingin mengambil resiko Lisa.. No.." balas Sehun datar.

Sehun sedikit bingung, kenapa sejak mereka menginjakkan kaki di Seoul, Lisa lebih banyak mengungkit masa lalu mereka, bahkan tentang Sehun yang mengabaikan Lisa waktu itu.

Mendengar jawaban Sehun, gadis itu menundukkan wajah nya lesu. Ia tidak berani meminta lagi, sedikit sedih menyeruak di hati nya. Padahal Lisa ingin sekali kembali ke bukit itu, tapi bersama Sehun, bukan orang lain.

"Baiklah.." jawab Lisa, meski dalam hati ia kecewa.

"Kalau kau memang ingin kesana, kita naik mobil saja" tawar Sehun.

Lisa menggelengkan kepala nya.

"Aku ingin pulang ke apartemen saja, aku ingin tidur" jawab Lisa, ia beranjak dari samping Sehun menuju bagian belakang rumah itu.

Sehun tahu Lisa kecewa karena jawaban datar nya, pemuda itu merasa serba salah. Ia menolak karena takut kalau perjalanan jauh menggunakan motor sport itu akan membahayakan Lisa dan juga bayi mereka.

Lalu, Sehun baru ingat lokasi bukit itukan tidak bisa di capai dengan mobil. Kalaupun berangkat dengan mobil, mereka tetap harus berjalan kaki masuk ke lokasi yang mereka tuju dulu.

Ia mengacak rambutnya dan menghela nafas kasar.

Nyonya Oh yang baru keluar dari kamar, menatap Sehun dengan penuh tanya, apalagi saat melihat Lisa tidak ada disamping Sehun.

"Uri Lisa?" tanya nya.

"Di belakang" jawab Sehun sambil menghela nafas kasar.

"Kalian bertengkar?" tebak Nyonya Oh, setelah mendengar nada jawaban dari Sehun.

Pemuda itu menggeleng, antara menjawab tidak, atau tidak tahu.

"Ada apa lagi?" wanita itu kembali bertanya.

"Aku tidak bisa memenuhi permintaan nya, karena itu berbahaya Eomma, aku bingung dan serba salah" jawab Sehun jujur.

"Memang nya apa yang uri Lisa minta?"

Sehun terdiam sejenak, sebelum menjawab Nyonya Oh.

"Hun~ah?" Nyonya Oh terlihat tidak sabar.

Akhirnya, pemuda itu menceritakan permintaan Lisa kepada wanita yang berstatus Ibu nya itu, decakan bingung terdengar setelah Sehun menyelesaikan cerita nya.

Nyonya Oh tersenyum hangat, khas seorang ibu. Ia mengerti sekali, apa yang anaknya rasakan.

"Ibu hamil itu lumayan sensitif Hun~ah, kau harus memilih kata yang tepat untuk menjawab nya" ucap wanita itu menanggapi cerita Sehun. "Bicaralah baik-baik, jangan kasar, arra?"

Sehun mengangguk, dan mendesah pelan, kenapa jadi seperti ini sih? batin nya. Ia melangkah kan kaki nya ke arah belakang rumah, menyusul Lisa.

Mata pemuda itu mendapati Lisa sedang duduk menghadap tanaman bunga, milik Nyonya Oh, seperti nya gadis itu masih kesal.

"Lice.." panggil Sehun.

Gadis itu menoleh sebentar, lalu kembali menatap lurus kearah tanaman bunga Nyonya Oh yang bergerak seperti gelombang karena tertiup angin.

Sehun tahu, Lisa pasti habis menangis, terlihat dari matanya yang tampak memerah, dan juga ujung hidung dengan warna yang sama.

"Lisa, kita tidak jadi keluar?" tanya Sehun was-was.

Sehun tampak sedikit khawatir ketika Lisa berdiri dari tempat ia duduk, beranjak meninggalkan Sehun.

"Aku ingin pulang ke apartemen" jawab Lisa  setelah dua langkah melewati tempat Sehun berdiri.

Pemuda itu kembali mengacak rambutnya, bingung. Lalu mengekori Lisa yang sudah berjalan keluar meninggalkan nya, setelah berpamitan kepada Nyonya Oh.

Sehun tidak mengatakan apapun pada Ibu nya, ia hanya menyempatkan diri mencium pipi wanita paruh baya itu, kemudian mengejar Lisa.

Nyonya Oh terkikik geli, melihat pasangan muda tersebut.

Dasar pasangan muda!

Dalam perjalanan menuju apartemen, keduanya hanya diam. Lisa bahkan tidak ingin menatap Sehun, ia mengarahkan pandangan nya keluar jendela mobil.

"Lisa, kau marah?" tanya Sehun tidak sabar karena Lisa hanya mendiamkan nya.

Gadis itu tidak menjawab, ia juga seolah tidak mendengar pertanyaan Sehun. Lisa tidak bergeming sedikit pun, membuat Sehun merasa sedikit kesal.

"Lisa kau mendengar ku tidak sih?!" suara Sehun meninggi.

Lisa sedikit terlonjak kaget, tiba-tiba ia merasa ingin menangis, namun dengan kuat ia menahan tangisan nya agar tidak meledak saat itu juga.

Gadis itu menundukkan kepala, menatap kdua jemari nya yang bertaut. Ia menggigit bibirnya kuat, menahan isakan. Sementara Sehun terdengar berdecak kesal, dan bergumam tidak jelas.

Begitu sampai di apartemen keduanya masih diam, Lisa memilih mengurung dirinya di kamar, sedangkan Sehun diruang tamu. Entah apa yang pemuda itu lakukan, Lisa juga tidak tahu.

Malam itu, Lisa tidur lebih awal tanpa bicara sama sekali dengan Sehun, begitu pun sebaliknya.

Tengah malam, gadis itu terbangun tiba-tiba. Ia mengedarkan matanya, menemukan Sehun yang tidur memunggungi nya. Perasaan sedih kembali muncul, didalam hati gadis itu.

Ia beranjak dari kasur, berjalan keluar dari kamar menuju dapur. Lama ia berdiri disamping meja makan, tanpa tahu apa yang harus ia lakukan. Lisa kemudian berjongkok disamping meja, menangis.

Gadis itu menutup mulut dengan kedua tangan nya, terisak kecil hampir tidak terdengar sama sekali.

Sementara itu dikamar, Sehun bergerak menggeliat mata nya terbuka pelan, melirik jam di nakas, tengah malam. Ia melebarkan mata, saat melihat Lisa tidak disampingnya. Dengan cepat Sehun meninggalkan tempat tidur, mencari sang istri. Ia menemukan punggung Lisa yang sedang berjongkok disamping meja makan, dahi Sehun berkerut.

"Lice?"

Gadis itu masih setia memeluk lutut nya, tanpa menoleh. Sehun mendekat, ikut berjongkok di samping Lisa, meraih bahu gadis itu, dan ia mendapati istrinya sedang menangis.

"Lisa, hey.. Ada apa sayang? Hm?" Sehun langsung memeluk gadis itu. "Kenapa menangis? Ada sesuatu yang kau inginkan?"

Lisa menggeleng kecil, ia masih terisak. Sehun mengeratkan pelukan nya, mengelus lembut punggung Lisa.

"Lalu kenapa menangis disini, tengah malam seperti ini?" bisik Sehun dengan lembut.

Gadis itu masih tidak menjawab, hanya kepala nya yang terus menggeleng.

"Mianhae sayang, mianhae.." bisik Sehun lagi. "Uljima~ kau benar tidak menginginkan sesuatu?" bujuk Sehun.

Lisa tetap tidak menjawab, ia terlarut dalam isakan tangis nya. Sampai Sehun mengangkat tubuh gadis itu, membawa nya menuju sofa.

"Katakan, apa yang membuat mu menangis, hm?" tanya Sehun lagi. "Apa aku menyakiti mu? Mianhae sayang, aku sama sekali tidak bermaksud, aku mencintaimu.."

Sehun menangkupkan wajah Lisa, mengecupnya sekilas, lalu tersenyum hangat.

"Maafkan aku.." ucap Sehun, lalu kembali memeluk Lisa dengan erat.

Tangannya berpindah, menyentuh perut Lisa, mengusap-usap nya dengan sayang.

"Maafkan Appa sayang, Appa tidak bermaksud, sungguh... Appa sangat menyayangi Baby Oh dan juga Eomma" lanjut Sehun.

Tangisan Lisa mereda, ia menenggelamkan wajahnya pada leher Sehun, kemudian memejamkan mata.

"Lice?" panggil Sehun saat melihat Lisa tidak bergerak dan bersuara lagi.

Sehun menunduk, menatap gadis itu. Tampaknya Lisa mulai terlelap, bahu nya bergerak teratur seirama dengan tarikan nafasnya.

"Sayang tidur dikamar yah?" bisik Sehun.

Tiba-tiba Lisa kembali membuka matanya lebar, ia menggeleng cemberut, menatap Sehun.

"Huna~" ucap nya serak.

"Iya sayang?"

"Aku ingin duduk di luar" pinta nya.

"Luar mana? Balkon?" tanya Sehun.

Kepala Lisa mengangguk pasti, Sehun langsung terkekeh pelan. Ia mengecup kening Lisa, kemudian menarik gadis itu meninggal kan sofa.

Kini keduanya tampak duduk, menghadap kerlap kerlip lampu-lampu kota Seoul, mereka sedang duduk di balkon kamar, menatap pemandangan tengah malam, seperti keinginan Lisa.

Sehun mengeratkan pelukan nya pada tubuh Lisa, yang berbalutkan selimut, mengikuti arah pandangan Lisa.

"Apa yang kau lihat disana?" bisik Sehun.

"Lampu" jawab gadis itu.

Pemuda itu tertawa kecil.

"Kau masih marah pada ku?"

Lisa mendongak kan kepalanya yang bersandar di dada Sehun, menatap pemuda itu. Tangannya terulur kebelakang, menarik tengkuk Sehun merundukkan wajah pemuda itu, lalu bibir mereka bertemu.

Ciuman panjang tercipta diantara keduanya, Lisa menggigit bibir bawah Sehun pelan, memutus ciuman mereka.

"Aku tidak marah padamu" jawab Lisa kemudian.

"Benar kah?"

"Hm.." gadis itu berdehem.

"Maaf karena sudah menolak keinginan mu tadi siang" ucap Sehun. "Bukan aku tidak ingin, hanya saja aku khawatir karena perjalanan nya bahaya sayang"

"Aku mengerti Appa~" sahut Lisa dengan kikikan kecil.

"Maaf juga sudah membuat mu kaget di mobil, aku sama sekali tidak berniat membentakmu" pelukan Sehun mengerat, ia mengecup pipi Lisa berkali-kali.

Lisa hanya tertawa pelan, ia mengerti.

"Arraseoyo" Lisa membalas pelukan Sehun. "Saranghae" bisik nya, menenggelamkan dirinya di dada pemuda itu.

"Nado~"

Baru beberapa menit, Sehun bisa mendengar dengkuran halus dari Lisa yang sekarang terlelap didalam pelukan nya. Pemuda itu menahan tawa, takut membuat Lisa terbangun.

Sehun langsung bergerak, menggendong gadis itu, memindahkan nya kedalam kamar. Dengan hati-hati, ia meletakkan Lisa diatas tempat tidur, gadis itu tidak terusik sedikitpun.

"Aigoo" gumam Sehun. "Si kecil ini yang merajuk ku rasa"  ia terkekeh, membelai perut Lisa lembut. "Maafkan Appa sayang, jaljayo~"

Lalu, Sehun ikut terlelap disamping Lisa, tanpa melepaskan pelukan nya.

一一

Pagi itu Lisa bangun kesiangan, ia merasa tidurnya begitu nyenyak semalaman, sehingga ia terlalu malas untuk bangun lebih awal.

Namun, suara Sehun memaksa Lisa untuk segera bangun, gadis itu melirik jam, ia langsung menggeliat malas.

Masih terlalu pagi -,-

"Sayang, ayo bangun"

Mata Lisa menangkap penampakan Sehun yang sudah sangat rapi, gadis itu langsung mengerutkan keningnya, meski tidak terlihat di balik poni.

"Huna akan pergi?" tanya Lisa langsung duduk di pinggir kasur.

"Bukan kah kemarin tidak jadi jalan-jalan?" balas Sehun.

Senyuman lebar langsung tersungging di bibir Lisa.

"Kita akan jalan-jalan?" girang nya.

"Iya, maka dari itu segeralah bangun" Sehun menarik Lisa berdiri. "Bersiaplah!"

Lisa segera bergerak dengan gembira, keinginan nya untuk menjelajah kota Seoul sudah terpampang didepan mata. Kali ini Lisa bertekad meminta yang sewajar mungkin dari Sehun, yang penting ia bisa menjelajah Seoul.

"Sudah siap?" tanya Sehun ketika melihat Lisa menenteng tas kecil nya di ruang tengah.

"Ne! Kita akan kemana?" Lisa sangat bersemangat.

"Kemana saja yang kau inginkan" jawab Sehun, ia mencubit pelan pipi chubby milik istrinya.

"Jinjja?!!"

"Hmm, apapun untuk istriku tercinta dan anakku" balas Sehun terkekeh geli melihat Lisa yang mengerjap-ngerjapkan mata bulat nya. Lucu!

Gadis itu langsung menabrakkan dirinya pada tubuh Sehun, memeluk pemuda itu.

"Ah! Gomawo!" seru nya bahagia.

Hari itu, Lisa tidak bisa diam sama sekali. Ia mengajak Sehun mengunjungi museum pahlawan, lalu ia merengek ingin ikut dengan Sehun bermain basket sore hari nya.

"Hunaa~ aku ingin ikut, boleh yah?" pinta nya.

Sehun yang sedang memasang sepatu olahraga nya hanya mengangguk kan kepalanya, membuat gadis itu berjengit senang.

Lisa langsung mengekori, kemana pun Sehun bergerak, bahkan saat Sehun hanya sekedar mengambil minum dan kunci mobil. Lisa takut Sehun tidak akan mengajak nya.

"Huna~ aku juga ingin memasukkan bola ke dalam ring" rengek Lisa dibelakang Sehun yang sedang memantulkan bola basketnya.

"Kemari.." Sehun menarik gadis itu dengan pelan, mengarahkan tangan gadis itu untuk melempar bola yang ia pegang. "Kau masih ingat cara memasukkan bola kan?"

"Aku tidak akan lupa" jawab Lisa, ia langsung melempar bola tersebut.

Dan,

Meleset!

Sehun tertawa melihat Lisa yang sedang mempoutkan bibirnya kesal, wajahnya terlihat seperti anak kecil yang ingin menangis sekarang.

Pemuda itu memeluk tubuh Lisa dari belakang, sambil masih terkekeh. Ia kembali mengarahkan tangan Lisa yang memegang bola ke arah ring, memberi aba-aba agar gadis itu melemparkan bola nya.

"Seperti ini sayang" bisik Sehun, mengangkat kedua lengan gadis itu.

Dalam hitungan ketiga dari Sehun, gadis itu melempar bola basket tersebut, dan masuk! Hampir saja ia melompat-lompat girang, kalau Sehun tidak segera menahan nya. Kadang Lisa suka lupa diri, kalau dirinya tengah berbadan dua.

"Jangan melompat, bahaya.." ujar Sehun. "Peluk aku saja" tambah nya.

Grep!

Lisa memeluk Sehun erat, kemudian terkekeh.

"Huna aku lelah, ayoo pulang" ajaknya.

Asal tahu saja, mereka baru sekitar dua puluh menit di lapangan tersebut, Lisa sudah merengek minta pulang.

"Arraseo, ayo pulang" Sehun langsung menggandeng Lisa setelah memasukan bola basket mereka kedalam wadahnya.

"Gendong~" Lisa memasang puppy eyes andalannya.

Sehun langsung berjongkok didepan gadis itu, membiar kan Lisa naik keatas punggung nya. Sepanjang perjalanan dalam gendongan Sehun, Lisa terus bersenandung menyanyikan lagu Anna Frozen "For the first time in forever" membuat Sehun terus tertawa geli mendengarnya.

"Kau tidak merasa lelah sayang?" tanya Sehun ketika keduanya memasuki apartemen, dan Lisa langsung berlari menuju TV kemudian memutar film kesayangan nya.

"Sudah tidak!"

"Mandi dulu, bukankah tadi kau berkeringat?" ucap Sehun. "Setelah itu kau boleh menonton lagi"

Gadis itu menurut, ia sudah menghilang di balik pintu kamar mereka.

"Apa Lisa terlalu banyak mengkonsumsi makanan dengan gula, sehingga si kecil itu begitu hiperaktif? Kenapa mereka tidak bisa diam sama sekali?" gumam Sehun sambil mendudukkan dirinya di sofa.

Lama sekali, Lisa tidak kembali lagi untuk menonton film yang sudah ia putar, Sehun menjadi penasaran karena nya. Begitu ia masuk ke kamar, ia mendapati Lisa sudah terlelap dengan nyaman.

Lagi-lagi, Sehun hanya bisa tertawa melihat tingkah istrinya itu. Pemuda itu memutuskan untuk segera mandi, dan memasak sesuatu untuk makan malam, membiarkan Lisa beristirahat sejenak.

SEHUN INSTAGRAM UPDATE

OH SEHUN

❤️ liked by kimhanbin, jennie.kim, seulgi.kang and 9,497 others

oohsehun 10w 👶@oohlisa

View all 1200 comments

bae.irene kenapa ibu hamil ini semakin cantik saja? 😍❤️

chaelincl Aku sangat penasaran, apakah ia baby boy atau baby girl? tidak sabar! 😭😚

jungchanu Baby boy saja, biar jadi partner games Chanwoo hyung, iyakan?

tyuzu99 Andwae! baby girl saja biar bisa diberi kado dress cantik ❤️

jiwonkim.bobby Kembar saja, biar orangtua nya kewalahan 😁

ten10 Baby boy atau baby girl, yang penting aku punya keponakan 😙👶

kb.bam2 Asal jangan baby huey saja 😝

jennie.kim kalau Lisa membaca nya habis kau! @kb.bam2 tidak jera Tinker Bell?

S

ehun menggeleng kan kepalanya membaca komentar teman-teman dan juga keluarga mereka, perhatian nya kemudian langsung terfokus pada gadis menghampiri nya dengan meringis.

"Huna~ hiks.... Perutku sakit" keluhnya sambil memeluk perutnya.

"Eh? Sakit bagaimana?" Sehun langsung panik.

"Nyeri dan menakutkan" jawab Lisa. "Seperti akan melahirkan" lanjutnya.

"HAH?! MELAHIRKAN APA?" shock Sehun takut.

Mana mungkin melahirkan, masih sepuluh minggu T.T

Please jangan sampai ketakutan ku terjadi :(

"Entahlah, yang jelas sakit sekali Oh Sehun!" jerit Lisa.

Sehun terdiam beberapa saat, pikiran nya kalut.

"OH SEHUN SAKIT!!" pekik gadis itu lagi.

"Iya sayang, kita ke rumah sakit!"

Tanpa menunggu lama, Sehun langsung mengangkat tubuh Lisa, melarikan nya ke rumah sakit.

Please, tetaplah didalam perut Eomma, Baby Oh ~

一一一一一一

To be continued

Ga ada adegan menarik kali ini, hehe

Udah gitu aja,

See ya next chapt

Mumumumu~~

💜

Sejak nikah pasangan ini belum release foto Wedding nya, soalnya belum bisa edit.

Nah, baru kali ini berhasil meski masih amburadul, mayan buat dipajang👶

©Lalicize
13 Desember 2017

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro