10. HONEYMOON? (M)
Warning!!
M ya M.. Content Dewasa 🔞
Part khusus untuk mempercepat kehadiran Baby Oh, hahaha
Hati-hati, isinya membosankan dan gajelas, silahkan gumoh kalo eneg, wkwk
yukk cusss
.
.
.
.
.
Akibat beredar nya kabar Lisa jatuh sakit karena terlalu lelah, Tuan dan Nyonya Oh memutuskan untuk memberikan Lisa waktu untuk beristirahat selama beberapa minggu, meski gadis itu sudah menolak berkali-kali dan mengatakan kalau ia baik saja, namun pasangan mertuanya itu bersikeras agar gadis itu tidak masuk kantor.
Mana Lisa tega membiarkan suami tercinta nya bekerja sendiri, tanpa ada yang membantunya? Bagaimana kalau Sehun lupa membuka email nya? Bagaimana kalau Sehun kesusahan mengetik sambil membaca? Bagaimana kalau Sehun terlalu asil sehingga melupakan waktu istirahat dan juga makan nya? Sebenarnya itu lah yang sangat Lisa khawatir kan, itu kenapa ia lebih memilih untuk bersikeras menemani Sehun, selain itu ia juga merasa jauh lebih baik sekarang.
Namun apa daya kedua mertua nya itu memaksa Lisa untuk berdiam diri dirumah, bahkan beberapa waktu yang lalu Nyonya datang ke Jeju hanya untuk memastikan kalau Lisa tidak ke kantor, juga beberapa hari terakhir yang Lisa tahu, Tuan Oh punya mata-mata untuk mengawasi apakah Lisa dan Sehun akan melanggar perintah nya atau tidak, hanya untuk memantau apakah Lisa bersikeras masuk kantor atau tetap mendengar kan nasehat Tuan dan Nyonya Oh.
Tentu saja Lisa dan Sehun tidak ingin mengambil resiko, mencari masalah dengan Tuan Oh, karena kalau pria itu marah sangat mengerikan. Meski, Lisa harus berat hati membiarkan Sehun mengerjakan semuanya sendiri, dan sudah beberapa hari ini juga Lisa selalu mendapati Sehun terlihat kewalahan dan juga kelelahan, tidak jarang pemuda itu pulang diatas jam 10.00 malam.
Tidak tega.
Itu yang muncul didalam hati dan juga benak Lisa, namun ia tidak dapat berbuat apa-apa.
"Sampai kapan aku harus berdiam di rumah Eomma?" tanya Lisa suatu hari.
"Sampai kami mendengar kabar, kalau keluarga Oh bertambah anggota.." jawab Nyonya Oh.
Sudah pasti, Lisa mengerti maksud Nyonya Oh, yang benar saja? Menunggu sampai Lisa hamil? Ckck, bahkan gadis itu baru saja menyelesaikan masa period nya untuk bulan ini, bagaimana mau hamil? Lagi pula, menurut Lisa, mungkin belum saatnya saja sekarang. Mungkin suatu saat, kalau sudah waktunya ia juga pasti hamil kan? Kenapa keluarga mereka repot sekali sih? Kalau dipikir-pikir, Sehun dan Lisa juga tidak terburu-buru, tapi tidak juga menunda, dan mereka masih muda juga, by the way.
Tidak usah khawatir.
"Hey, bagaimana hari ini?" tanya Lisa suatu malam, ketika Sehun baru saja pulang.
Tidak ada jawaban dari pemuda itu, ia meletakkan tas kerjanya, melepas setelan jas dan hanya menyisakan kemeja nya, kemudian membanting dirinya diatas kasur. Gadis itu menghela nafas kasar, ia tahu akhir-akhir ini pekerjaan kantor sangat menumpuk, sementara Sehun sendiri tanpa sekretaris nya. Apakah mereka perlu sekretaris baru? Tapi kan Lisa bukan berhenti bekerja, ia hanya istirahat sebentar.
Pinjam dari divisi lain untuk sementara? Lisa tidak yakin ia mau, ia tidak siap melihat suaminya berdekatan atau bekerja secara langsung dengan wanita lain, apalagi itu adalah wanita muda dan single. Sebagai informasi saja, kantor mereka itu memiliki banyak karyawan wanita, dan tidak sampai disitu, para karyawan wanita itu bisa dibilang diatas rata-rata, baik itu secara skill, intelektual dan juga fisik, wajar kalau Lisa mengatakan ia tidak siap melihat suaminya bekerja dengan wanita lain. Tuan Oh, tidak akan memperkerjakan orang biasa.
Lisa menatap Sehun yang berbaring dengan kancing kemeja yang sudah terbuka setengah, pemuda itu menutup mata dengan lengannya, terlihat begitu lelah. Gadis itu bisa menebak, pasti terjadi sesuatu dikantor. Ia beringsut mendekati Sehun, menyentuh lengan yang menutup mata pemuda itu, kemudian mengelusnya lembut.
"Gwenchana?" bisik Lisa.
Hanya helaan nafas berat yang terdengar oleh telinga Lisa, tanpa jawaban dari sang suami. Gadis itu mengerti, sangat mengerti sekali kalau suaminya itu memang sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Lisa menyingkirkan lengan Sehun yang menutupi matanya, kemudian memeluk lengan dan berbaring di sisi Sehun, pemuda itu masih diam saja.
Tentu saja Lisa tidak bisa melihat suami nya seperti ini, ia tidak akan tenang sampai Sehun mau bicara, meski pemuda itu harus marah sekalipun, itu lebih baik, daripada Sehun hanya diam menahan perasaan nya. Mata Lisa melirik jam digital diatas meja, sudah larut sekali, ia membiarkan Sehun terdiam sampai lelap.
Tanpa bicara dengan Lisa.
Lisa menyandarkan tubuhnya, pada kepala ranjang, sambil sesekali melirik suami nya yang tampak sudah masuk kedalam alam bawah sadarnya. Gadis itu tersenyum kecil, tangannya terulur menyentuh anak rambut Sehun, mengusap kepala suami nya itu lembut. Lama ia terdiam seorang diri sambil menatap Sehun yang terlelap, sampai ia akhirnya jatuh dalam tidurnya tanpa sadar.
.
.
.
Lisa terbangun ketika mendengar alarm dari ponsel Sehun, ia segera bangun dan melirik tubuh yang masih terlelap disamping nya. Gadis itu tidak tega membangun kan Sehun meski alarm pemuda itu sudah terus bernyanyi sejak tadi. Apakah pagi ini ada rapat? batin Lisa. Dengan inisiatif sendiri, gadis itu menghampiri ponsel Sehun, memeriksa nya.
Rapat jam 09.00 pagi. itu yang tertera dalam note alarm tersebut.
Lisa kemudian refleks melirik jam digital mereka, sudah pukul 06.10 pagi, dengan segera gadis itu menuju kamar mandi, membasuh wajahnya, menggosok gigi, kemudian langsung melesat menuju dapur mereka untuk menyiapkan sarapan sebelum Sehun terbangun dan berangkat ke kantor. Ia berencana akan mandi, setelah Sehun berangkat saja, kalau mandi sekarang semua akan berjalan dengan lambat, begitu pikir Lisa.
"Morning.." sapa Lisa begitu melihat Sehun memasuki dapur. Gadis itu sambil sibuk dengan pekerjaan nya.
Grep..
Sepasang tangan sudah melingkar sempurna dipinggangnya, namun Lisa masih terus fokus dengan karya tangannya, membuat pemilik tangan itu cemberut.
"Bisa tinggal kan itu sebentar?" pinta Sehun, menyangga dagu nya pada bahu Lisa. "Aku merindukan mu.."
Lisa menghentikan kegiatan nya dan terkekeh, coba ingat-ingat, bukan kah semalam mereka tidak bicara sama sekali? Gadis itu membalikkan tubuh, dan langsung menggantungkan kedua lengan nya di leher Sehun.
"Merindukan ku? aku tidak yakin" sahut Lisa.
"Wae?"
"Ahh, semalam ada yang mengabaikan ku, dan rasanya menyesakkan disini" Lisa menekan dadanya, ditambah nada dibuat-buat.
Dengan cepat Sehun memeluk tubuh Lisa erat, membuat gadis itu kembali tertawa pelan, ia mengecup leher Sehun lembut sebelum membalas pelukan pemuda itu.
"Maaf... Aku benar-benar lelah sekali semalam, aku takut ucapan ku akan menyakiti mu, jadi aku memilih diam" ucap Sehun, menenggelamkan wajahnya diantara leher dan bahu Lisa.
"Aku tahu sayang.." balas Lisa, ia mengusap lembut kepala Sehun, menangkupkan wajah pemuda itu, mengecup bibir Sehun sekilas. "Nah, sekarang sarapan dan berangkat ke kantor, kau ada rapat jam 9 kan?"
"Tapi aku ingin lebih" rengek Sehun.
"Apanya?" bingung Lisa.
"Popo.."
"Mwoya?" Lisa mendorong Sehun mundur, kalau begini ceritanya bisa lama, jadi lebih baik gadis itu menghindari nya.
"Kisseu, kisseu.." Sehun mengetuk bibir Lisa dengan telunjuk nya.
"Aku sudah mencium mu tadi, dan asal tahu saja, aku belum mandi, hanya mencuci wajah, dan menggosok gigi, kau tahu?" tolak Lisa halus, karena kalau ia meladeni Sehun, pemuda itu bisa-bisa tidak berangkat ke kantor.
Sehun menggeleng cepat, tangannya tidak akan melepaskan tubuh Lisa yang ia kungkung.
"Aku tidak peduli kau mandi atau tidak, kau kan istri ku, lagi pula memang tadi itu bisa disebut sebagai ciuman? Itu hanya kecupan sayang..aku ingin lebih~" Sehun kembali merengek seperti anak kecil.
"Ckck, pervert!" seru Lisa.
Tawa pemuda itu mengalun lembut, ia menarik pinggang Lisa, mendekatkan wajahnya, mengecup kening, kemudian hidung Lisa, terakhir lumatan panjang pada bibir istrinya. Mana bisa Lisa menolak, ia justru menikmati nya, membalas ciuman pemuda itu membuat nya hampir kehilangan akal sehat kalau saja ia tidak ingat suaminya akan menghadiri rapat jam 9 nanti. Seperti dugaan Lisa, tangan Sehun sekarang menari-nari menyentuh setiap area tubuh di balik piyama tidur Lisa, dan seperti nya pemuda itu tidak akan berhenti kalau Lisa tidak segera menghentikan nya.
"Huna!" protes Lisa, ketika Sehun dengan gemas meremas dada Lisa yang berlapis bra dan pakaian nya.
Pemuda itu hanya menyengir lebar, dan tertawa bodoh, Lisa memukul tangan Sehun pelan. Lihat lah, Lisa sangat berantakan sekarang, dan itu karena hobby bodoh Sehun.
"Seandainya aku tidak ingat akan ada rapat, aku sudah memakan mu sekarang sayang" bisik Sehun seduktif di telinga Lisa, ia kemudian mengulum telinga gadis itu pelan, membuat Lisa berjengit geli sekaligus seolah seperti terserang aliran listrik.
Plak!
Lisa kembali melayang kan pukulan nya pada lengan Sehun.
"Hentikan kebiasaan burukmu itu!" omel Lisa lagi. "Sekarang sarapan, dan berangkat segera.."
"Kalau aku tidak mau?" tantang Sehun.
"Kau akan tahu akibatnya, aku akan meninggalkan mu di sini sendiri, dan pulang ke Seoul dalam waktu yang sangat lama" ancam Lisa.
Sehun langsung diam, dan menurut duduk menghabiskan sarapan yang Lisa siapkan untuknya. Gadis itu tersenyum geli melihat ekspresi Sehun, tentu saja pemuda itu takut Lisa tinggalkan, meski sebentar. Jangan kan ke Seoul, terpisah dari Lisa hanya sebatas jarak kantor dan rumah saja membuat Sehun hampir gila. Berlebihan memang, tapi ya bagaimana? kenyataan nya itu yang Sehun rasakan.
Lisa melambaikan tangannya pada Sehun begitu pemuda itu meninggalkan halaman rumah, ia menatap mobil yang membawa Sehun sampai menghilang dari pandangan nya, ia masih berdiri disana. Entah kenapa, ia rindu Sehun.
Yah, wife jaman jigeum.
.
.
.
.
Untuk kesekian kalinya, Lisa kembali memutar film kesayangan nya一Stork. Bahkan ini sudah ke tiga kalinya, sejak lewat siang sampai hari sudah sore, Lisa masih sangat betah mengulang-ulang film tersebut, sambil menikmati camilan dan juga minuman ringan.
Seperti nya, Lisa benar-benar memanfaatkan waktu istirahat yang diberikan mertuanya dengan baik. Sebenarnya Lisa itu bosan berada dirumah terus menerus tanpa melakukan apapun, terkadang kalau kebosanan melanda nya, ia akan menari, mengingat setiap gerakan semasa ia masih lajang, atau seperti sekarang menonton film yang itu-itu saja.
Rencana nya, kalau film yang ini selesai, Lisa akan menonton film baru yang Sehun berikan padanya beberapa hari yang lalu, Zootopia. Entah dimana Sehun menemukan film tersebut, yang jelas ketika ia pulang dari kantor ia menyerahkan hard disk nya pada Lisa, dan mengatakan kalau ia punya hadiah kecil untuk Lisa, Zootopia. Tentu saja Lisa senang, ia menyukai apapun tentang film animasi. Asal tahu, didalam hard disk Sehun yang berisi bertumpuk file pekerjaan, ada folder khusus untuk film-film favorit Lisa.
Lalu, anehnya lagi, padahal Lisa dan Sehun itu masing-masing memiliki hard disk dengan kapasitas luar biasa, namun entah kenapa selalu hard disk Sehun yang dipenuhi oleh tontonan favorit Lisa, sementara hard disk nya sendiri hanya berisakan beberapa format pembuatan surat atau proposal dan sejenisnya, lalu kop-kop surat. Hanya itu saja.
Terasa aneh saja, Lisa lebih suka memenuhi hard disk Sehun, daripada milik nya sendiri. Ahh, jangan lupakan kalau mereka adalah pasangan yang begitu jigeum-an. Kekinian maksudnya.
"Apa ia akan pulang larut lagi malam ini?" gumam Lisa sendiri sambil terus fokus pada tontonan nya.
Ia menyempatkan mengecek ponsel nya, namun tidak ada pesan sejak terakhir Sehun mengirimi nya pesan singkat, pada jam makan siang. Lisa menghela nafas berat, maniknya tertuju pada jam disamping TV, sudah sangat sore, hari sebentar lagi gelap.
Beruntung Lisa sudah memasak untuk makan malam, ada baiknya juga sebenarnya Lisa diam di rumah, jadi ia bisa melakukan tugasnya sebagai istri dengan baik bukan? Memasak, mengurus rumah, menyiapkan sarapan untuk suami nya. Meski terkadang Lisa dibantu oleh asisten rumah tangga, tapi asisten tersebut hanya membantu Lisa di sore hari untuk mengurus rumah besar itu, seperti membersihkan dan menata. Dan, itupun kalau Lisa menghubungi nya jika memerlukan bantuan, selebihnya Lisa kerjakan sendiri.
Telinga Lisa menangkap suara pintu mobil tertutup, tidak lama pintu rumah yang terbuka lalu segera tertutup rapat, namun Lisa tidak beranjak dari depan TV. Ia lebih memilih fokus pada Zootopia yang baru saja mulai, mengisahkan dimana seekor kelinci betina yang memiliki cita-cita dan mimpi untuk menjadi polisi pertama dari kaum nya, tetapi ia diremehkan oleh banyak kaum dan juga seluruh kota kecil asalnya.
"Asik sekali" ucap Sehun, langsung memposisikan tubuhnya disamping Lisa, pemuda itu bersandar pada bahu sang istri.
"Kau pulang cepat hari ini? Bagaimana rapatmu tadi pagi?"
"Hmm, semua sudah selesai, dan rapat juga berjalan lancar" sahut Sehun ikut fokus pada tontonan Lisa.
"Kau tidak terlambat kan?"
"Mana mungkin bisa terlambat kalau punya istri cerewet dan menyeramkan kalau mengamuk" gumam Sehun pelan sekali.
"Apa kau bilang?" tanya Lisa yang mendengar samar-samar.
"Tidak, aku bilang mana bisa terlambat kalau punya istri terbaik didunia yang selalu mengingatkan, meski dengan omelan" ralat Sehun.
Lisa mendengus, ia yakin sekali kalau tadi Sehun mengatakan hal yang lain, karena telinganya masih mendengar dengan jelas kata 'cerewet' dan 'menyeramkan' dalam kalimat Sehun.
"Sayang.." panggil Sehun manja, ia mendusel pada lengan gadis itu, sampai tangan Lisa meraih kepalanya dan memeluk nya.
"Hmm?" gumam Lisa fokus pada layar TV.
"Ingin pergi malam ini? Jalan-jalan misalnya?" tawar Sehun.
"Kau tidak lelah?" Lisa mengalihkan pandangan nya dari TV, fokus pada suaminya itu.
"Sedikit, tapi kalau dengan istri pasti tidak terasa" jawab Sehun sambil memainkan matanya pada Lisa.
Gadis itu merotasikan matanya.
"Istirahat saja ya?" usul Lisa.
Setelah itu ia mengecup pemuda itu pelan, beberapa detik kecupan itu berubah menjadi lumatan-lumatan yang saling berbalas. Sehun membenarkan posisi nya, meraih wajah Lisa, mengambil alih kendali ciuman mereka, ia mengulum bibir Lisa bergantian menciptakan bunyi kecipak dari bibir mereka.
Baru saja tangan Sehun menelusup memasuki pakaian Lisa, gadis itu menahannya.
"Ini sudah sangat sore, mandilah, setelah itu makan malam" sela Lisa.
Sehun merengut.
"Aku masih merasa kenyang" jawabnya.
"Kalau begitu sana mandi" Lisa mendorong Sehun kearah kamar mereka, mau tidak mau pemuda itu menurut saja.
Ck! gagal lagi.
.
.
Sehun melepas setelan kerja nya, meraih handuk dan segera masuk kedalam kamar mandi, sebenarnya ia sudah berharap lebih dengan kejadian di depan TV, tapi Lisa selalu saja menginterupsi.
Sementara Lisa menggunakan bathrobe nya, bersiap mandi, menunggu Sehun selesai. Lisa tersenyum geli mengingat wajah merengut Sehun, pemuda itu seperti bayi kalau keinginan nya tidak tercapai. Gadis itu melangkah kan kakinya menuju pintu kamar mandi, bisa ia dengar gemercik air dari shower mengalir. Entah apa yang ada didalam pikiran Lisa, ia mendorong pintu kamar mandi yang tidak terkunci, matanya menangkap punggung lebar Sehun. Pemuda itu belum mandi, tampaknya sedang bercukur, Lisa seperti nya lupa memperhatikan kalau kumis tipis suaminya itu sudah mulai tumbuh.
"Hunaa?" panggil nya.
Pemuda itu menoleh, benar saja ia sedang bercukur terlihat dari krim putih yang menghiasi area wajahnya.
"Eh? Ada apa sayang?" heran Sehun.
"Kau bercukur? Sepertinya aku tidak memperhatikan kalau kumis mu sudah tumbuh lebat" Lisa terkekeh, ia menghampiri Sehun. "Biar aku saja"
Lisa mengambil alih alat cukur dari tangan Sehun, kemudian menarik wajah pemuda itu agar merendah. Gadis itu menarik alat tersebut dengan hati-hati pada permukaan kulit wajah Sehun yang berbalutkan krim, takut ia sampai salah bergerak dan melukai pemuda itu. Ia menyalakan keran wastafel tempat ia bersandar sekarang, membersihkan wajah Sehun.
"Cha! Selesai" seru Lisa sumringah.
Sehun menatap gadis itu intens, dan itu menciptakan ribuan pergerakan kupu-kupu didalam perut Lisa, tidak tahu kenapa.
"Gomawo.." jawab Sehun pelan, suaranya terdengar berat, membuat sebuah gelombang aneh muncul didalam diri Lisa.
Gadis itu menarik leher Sehun semakin merendah, mempertemukan bibir mereka, tanpa melakukan pergerakan apapun. Hampir satu menit, Lisa hanya menempel kan bibir mereka, sampai ia bergerak melumat pelan bibir Sehun.
Sehun mengangkat tubuh gadis itu, mendudukkan nya diatas meja wastafel, membalas ciuman Lisa dengan menuntut, gadis itu mengerti, ia memberikan akses pada Sehun untuk menguasai bibirnya. Meski nafas mereka terengah, namun sepertinya keduanya tidak berniat menghentikan ciuman mereka, justru mereka saling membalas satu sama lain. Lisa menggigit bibir Sehun pelan, saat merasa ia sudah tidak sanggup lagi dan butuh bernafas.
"Mmhh, Hunaa~"
Sehun tersenyum.
"Jadi apa maksud semua ini sayang?" tanya Sehun menyeringai.
Lisa tidak menjawab, ia kembali meraih bibir Sehun, dan mengalungkan tangannya pada leher pemuda itu. Sehun tidak tinggal diam, ia tahu kemana ini akan mengarah, tangannya melepas tali pengikat bathrobe gadis itu, dan Sehun tahu, Lisa tidak memakai apapun dibalik nya. Tanpa melepas pagutan mereka, Sehun menyusuri tubuh gadis itu dan berhenti pada bagian tengah tubuh itu, menyentuh dada Lisa, mengusap nya, dan menekan pelan nipple Lisa.
"Euhh" desahan pertama Lisa lolos.
Sehun semakin bersemangat memainkan dada Lisa, memilin dan mencubit kecil nipple yang menegang tersebut. Lisa tersentak dan menggigit lidah Sehun karena dengan tiba-tiba Sehun menarik nipple nya Lisa dengan sedikit keras, membuat tubuh gadis itu seperti terserang aliran listrik.
"Hunahh" erang Lisa ketika Sehun menurunkan bathrobe nya dari bahu Lisa.
Pemuda itu mengecup bahu Lisa berkali-kali, dan sesekali menggigit nya lembut. Ia kemudian berpindah menuju collarbone Lisa mencium dan menghisapnya gemas. Gadis itu memejamkan mata, meremas rambut Sehun dengan jemarinya, menahan sensasi permainan lidah Sehun.
Lisa mendorong kepala Sehun menjauh dari tubuhnya, membuat Sehun menatapnya bertanya, namun ia langsung mengerti ketika Lisa meloloskan kedua tangannya dari bathrobe yang ia pakai, melepaskan benda tersebut dari tubuhnya.
Sehun langsung kembali mendekat, menurun kan wajah nya kearah dada Lisa, meraup nipple merah muda tersebut, ia menyedot dan memainkan dengan lidah nya, menciptakan erangan tertahan dari Lisa.
"Eungh.."
Pemuda itu menghisap dada Lisa bergantian, sementara lidahnya bermain dengan dada kanan Lisa, maka tangan nya bermain dengan dada kiri Lisa, gadis itu menggigit bibirnya kuat setiap kali Sehun menyedot nipple nya lembut, seperti ada sesuatu yang menyengat di area selangkangan nya.
"Ahhh Hunaa.." gadis itu tidak tahan.
Sehun menjauh kan wajahnya dari dada Lisa, menatap wajah berpeluh dan merah gadis itu. Ia tersenyum, tangannya mengelus paha Lisa, kemudian merayap masuk diantara kedua paha nya. Gadis itu otomatis menutup kedua paha nya ketika merasa tangan Sehun akan menyentuh area yang sudah sangat lembab dibawah sana.
Pemuda itu meraih bibir Lisa, mengulum nya lembut seolah meminta ijin agar Lisa memberikan akses untuk tangan Sehun masuk diantara dua paha nya. Dan, pemuda itu mendapat kan nya, Lisa membuka kedua paha nya membiarkan tangan Sehun menyentuh area yang sudah sangat basah tersebut.
"Kau sudah sangat basah sayang" bisik Sehun disela ciuman mereka.
Ia menekan permukaan kewanitaan Lisa dengan jari-jarinya, membuat gadis itu kembali mengerang.
"Anh!"
Lisa meringis ketika Sehun memasukan satu jari nya kedalam liang basah kewanitaan nya, dahinya sedikit berkerut menahan ngilu. Tidak berhenti sampai disitu, Sehun menambah jari yang lainnya masuk menembus tubuh gadis itu.
"Oh Sehun.." rintih Lisa.
Sehun menggerakkan kedua jari nya didalam tubuh Lisa, awalnya pelan, namun lama kelamaan berubah menjadi sangat cepat membuat saraf-saraf tubuh Lisa menegang, ia merasa liang kewanitaannya semakin becek, bahkan gerakan tangan Sehun kini menimbulkan suara antara jari dan liang basah tersebut.
"Anhh!" pekik Lisa, ketika ada aliran menyengat dan panas menghantam tubuh nya. Ia merasa bagian bawah perutnya seperti menegang, bersamaan dengan itu dinding kewanitaannya berkedut kencang, dan menyemburkan cairannya membasahi tangan Sehun.
Lisa sudah merasa kewalahan, meski hanya dengan permainan tangan Sehun, bahkan mereka belum sampai pada bagian inti nya. Gadis itu melirik Sehun yang kini menatap nya dengan tatapan, eerrrr...lapar.
Gadis itu menarik nafas panjang, menegakkan tubuhnya ketika Sehun menarik dan menurunkan nya dari meja wastafel. Pemuda itu menuntun Lisa menuju ke arah bathup yang sudah terisi air, biasanya hanya Lisa yang sering menggunakan bathup tersebut untuk berendam. Kalau Sehun, ia lebih sering mandi langsung dibawah shower.
Sensasi dingin langsung Lisa rasakan ketika kakinya masuk, dan bersentuhan dengan air didalam bathup. Ia menatap Sehun dengan pandangan tidak yakin.
"Kita akan disini?" tanya nya ragu.
"Bukankah menarik?" seringai Sehun.
Sehun menarik Lisa duduk diatas tubuhnya didalam bathup tersebut, beruntung sekali ukuran bathup itu besar, sehingga bisa menampung tubuh mereka berdua.
Lisa duduk di pangkuan Sehun, dan ia merasakan sebuah benda keras sekali bersentuhan dengan bokongnya, ia mendesis pelan merasakan sensasi geli dibawah perutnya.
"Mmph"
Sehun meraih bibir Lisa, dan tangannya otomatis meremas dan memijat kedua buah gundukan dada Lisa. Gadis itu menurunkan tangannya dari leher Sehun, menuju dada lebar nya mengusapnya lembut kemudian menekan nipple pemuda itu, membalas perbuatan nya pada Lisa.
"Asshh..licee.."
Lisa menyeringai dalam ciuman mereka, ia menekan-nekan tubuhnya pada Sehun, dan menggesek-gesekkan bokongnya pada benda yang sudah menegang keras milik Sehun, membuat pemuda itu merasa seperti akan gila.
"Hhhh...Lisa..hh"
Seolah ingin balas dendam dengan apa yang sudah Sehun lakukan padanya, Lisa menurunkan tangan kanan nya, mengelus perut kencang berotot milik Sehun, memainkan tangannya beberapa lama disana dengan gerakan memutar, lalu ia membawa tangan nya meraih benda yang menegang sempurna dipangkal paha Sehun.
"Lisa! Aahh!" erang Sehun tertahan, saat tangan Lisa menggenggam kejantanan nya erat, dan mengurut nya pelan.
Gadis itu menekan-nekan kepala kejantanan Sehun yang sudah berlendir karena pre-cum dengan jempol nya, Lisa melakukan nya berulang-ulang, membuat Sehun benar-benar gila. Lisa menundukkan kepalanya, menatap benda keras dengan ukuran jumbo itu, tampak memerah dan semakin mengacung tegak, ia kembali memijat nya pelan, Sehun menggeram rendah.
"Licehh...aku tidak tahan lagi!"
Sehun mencengkeram pinggang Lisa, melumat bibir gadis itu sebentar, kemudian mengangkat tubuh Lisa sedikit, mengarahkan kejantanan nya pada kewanitaan gadis itu.
Lisa sedikit bergidik, membayangkan benda besar berotot itu akan menembus liang kecil pada pangkal tubuhnya, apa bisa?
Pemuda itu menekan kejantanan nya pelan, mendorong perlahan memasuki liang sempit milik Lisa, kening gadis itu kembali berkerut.
"Enghhh"
"Eungh"
Desahan mereka terdengar bersamaan ketika tubuh mereka menyatu, Lisa masih merasakan sedikit nyeri. Meski ia sudah melakukan nya beberapakali dengan Sehun, namun ia masih sedikit merasa nyeri dan ngilu, mungkin karena barang Sehun yang terlalu besar. >.<
"Ashh"
Pemuda itu menekan pinggang Lisa kuat, memperdalam penyatuan mereka. Gadis itu bergerak pelan diatas pangkuan Sehun, ia mengaitkan kedua kakinya pada pinggang Sehun erat.
"Enhh" desah Lisa ketika kejantanan Sehun menyentuh sweet spot didalam tubuhnya.
Lisa mencengkeram bahu Sehun setiap gerakan berlawanan mereka bertemu, erangan dan desahan keduanya terdengar mengalun memenuhi kamar mandi bersamaan dengan kecipak bunyi air didalam bathup karena pergerakan tubuh keduanya.
"Hunahh" lirih Lisa bergerak diatas pangkuan pemuda itu.
"Hmh?"
Sehun menyusupkan wajahnya pada leher Lisa, menjilat dan menghisapnya pelan, sambil terus memompa kejantanan nya keluar masuk didalam liang hangat gadis itu. Erangan Lisa kembali terdengar saat Sehun menekan pinggang nya kuat dan menghentak kasar.
"Nghh"
Tangan Lisa meraih wajah Sehun, meraih bibir pemuda itu menyalurkan rasa yang membara didalam dirinya, Sehun membalas lumatan Lisa dengan sedotan yang kuat, tangannya kembali memainkan kedua gundukan kembar gadis itu.
"Aakhh!"
Aliran menyengat kembali Lisa rasakan menyerang didalam tubuhnya yang terhentak naik turun diatas pangkuan Sehun. Ia mengigit bibirnya pelan, sambil terus mengimbangi gerakan Sehun yang semakin liar. Dinding kewanitaan nya kembali berkedut kencang, tahu kalau Lisa akan segera mencapai puncak nya, Sehun mengambil alih tubuh gadis itu, menghentakkan nya kencang, membuat Lisa memekik berkali-kali.
"Euhh! Sehunaa~"
Lisa memejamkan matanya erat, gelombang kenikmatan itu mulai menghampiri, ia mengeratkan dinding kewanitaan nya erat, tangannya meraih sisi bathup menekan nya kuat, saat liang nya kerkedut hebat dan menumpah kan cairannya melumuri kejantanan Sehun yang terus bergerak didalam rongga tubuhnya.
"Aahh!"
Ia menjatuhkan kepalanya pada bahu Sehun, memeluk leher pemuda itu erat. Sehun menumbukkan tubuhnya pada Lisa dengan cepat, mengejar hasratnya yang semakin membuncah ingin dilepaskan, tangannya mencengkeram kuat pinggang Lisa, menekannya berkali-kali dengan kuat membuat beberapa air tumpah keluar dari bathup.
Lisa menyedot kuat bahu Sehun, ia tahu kalau pemuda itu sebentar lagi akan menumpahkan seluruh selnya, Lisa kembali mengeratkan dinding kewanitaan nya, menjepit kejantanan Sehun dengan sangat kuat. Geraman rendah Sehun kembali terdengar, kejantanan nya semakin membengkak dan berkedut kencang, pemuda itu mempercepat tusukan nya seolah tidak ada hari esok.
"Aakhh!"
Sehun menumpahkan cairannya kedalam tubuh Lisa, hangat langsung mengalir memenuhi rongga tubuhnya, kejantanan Sehun masih bergerak pelan didalam liang Lisa, menikmati pelepasan nya. Pemuda itu kemudian memeluk tubuh lisa erat, menetralkan nafas mereka yang terengah. Meski mereka didalam air, namun keringat tetap mengucur deras dari dahi keduanya.
Mereka saling bertatapan, sebelum akhir nya saling melumat panjang, masih menyalurkan perasaan satu sama lain. Lisa menjauhkan wajahnya dari Sehun, dan terkekeh.
"Kita harus segera mandi, terlalu lama didalam air, bisa-bisa sakit" celetuk Lisa.
Sehun hanya tertawa, tangannya menyentuh dada Lisa mengusap nya berkali-kali seperti tidak ingin mengakhiri nya.
"Huna, hentikan!" protes Lisa.
Tawa pemuda itu berkumandang, alih-alih mengatakan mandi, Sehun terus saja mengganggu Lisa tanpa henti, merebut sabun mandilah, shower puff lah, menyirami Lisa padahal gadis itu sudah memakai bathrobe nya.
Hanya pekikan kesal Lisa yang terdengar, gadis itu tidak habis pikir sama sekali dengan Sehun yang terkadang bertingkah seperti anak kecil.
Baru saja Lisa hendak meraih handuknya setelah ia berada di dalam kamar tidur, tiba-tiba ia merasa tubuhnya terangkat dengan mudah.
"Astaga Oh Sehun! Lepaskan aku!" jerit Lisa kesal.
Tubuhnya terhempas diatas kasur, dengan masih berbalut bathrobe nya yang belum sempat ia ganti. Belum sempat Lisa melakukan pergerakan apapun, tubuh Sehun sudah menindih nya, dan pemuda itu menyengir lebar.
"Oh Sehun minggir!" seru Lisa.
"Kita belum selesai sayangku"
"Apanya yang belum selesai?" tanya Lisa was-was. Sehun ini mengerikan kalau kalian tahu.
Bukannya menjawab Lisa, Sehun justru menyerang gadis itu dengan ciuman nya, tidak perduli pekikan penolakan Lisa, gadis itu benar-benar kewalahan menghadapi Sehun kalau sudah kumat seperti ini. Bayangkan saja, selesai mandi bukannya berpakaian, Sehun justru kembali menelanjangi istrinya itu.
"Oh Sehun aku bilang hentikan!!" pekik Lisa.
Biar bagaimana pun Lisa menolak, mau tidak mau ia terlarut dengan permainan Sehun juga. Ia tidak bisa berbuat apa-apa ketika pemuda itu melempar kan bathrobe dan juga handuk mereka sembarangan.
Desahan bersahutan keduanya kembali terdengar ketika tubuh mereka kembali menyatu, dan Sehun bergerak pelan diatas tubuh Lisa. Gadis itu memejamkan mata, merasakan hujaman Sehun yang berkali-kali menyentuh gspot nya.
"Nnhh...Hunahh dis-sanah.."
Pemuda itu langsung menghantam titik sensitif Lisa berkali-kali dengan kuat, ia melumat bibir Lisa dengan liar dan tergesa-gesa, menikmati setiap pergerakan nya dan juga jepitan Lisa pada kejantanan nya.
"Akh! Sehuna akuhh, ahhh"
Lisa memekik panjang ketika ia sampai pada puncak untuk kedua kalinya, dan Sehun masih bergerak dengan lair diatas tubuh Lisa, mengejar puncak nya yang sebentar lagi ia capai.
"Nghh Lisah..hh"
Sehun memejamkan matanya erat, saraf-sarafnya menegang, perutnya mengejang, ia menumpahkan jutaan sel kedalam rahim Lisa. Setelah itu ia ambruk, menenggelamkan wajahnya didada Lisa, memainkan dada gadis itu.
Entah memang karena Sehun ingin segera mempunyai bayi, atau memang ia memiliki hasrat yang tinggi, tidak tahu juga, yang jelas sejak sore itu sampai malam, mereka tidak berhenti melakukan kegiatan tersebut, mereka bahkan melewatkan makan malam.
Mereka tidak berhenti, sampai mereka benar-benar kelelahan dan tertidur tanpa mengenakan apapun dibalik selimut tebal mereka.
Alhasil, keesokan harinya, Lisa muntah-muntah karena masuk angin akibat terlalu lama berendam didalam air dan juga hampir semalaman itu tidak mengenakan pakaian, meski berbalut selimut tebal.
Dan itu semua karena Oh Sehun.
Aku baru tahu, ternyata suamiku memiliki hormon yang sangat daebak, astaga aku kewalahan T.T antara pervert atau hormon aku tidak tahu, yang jelas ia tidak terhentikan.. >.< - Lisa
TBC
Mari gumoh berjamaah.. 😫
Kemaren tuh ada yang request di kamar mandi hahahah,
Hey, you mengakulah ~~
Dah gitu ajalah ya, bingung aku yang nulis nya, bikin EnCeh tuh perlu berpikir keras, nulis biasa aja udh mikir, apalagi EnCeh 😢
Typo2 dan salah kata, maklumi aja, kesempurnaan hanya milik Tuhan✌️✌️
Bubyeeee..
©Lalicize
31 Oktober 2017
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro