Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

D U A P UL U H D U A


Sebelum baca part ini, aku mau kasih pengumuman.

ODIVICA ini AKAN AKU CETAK! Bukan cetak di penerbit gede ya, ini cetak sendiri. Jadi yang mau pesen dan mau beli, mulai nabung dari sekarang ya. Karena begitu tamat, aku langsung buka PO.

Kenapa sekarang? Mumpung masih on going, aku nggak akan males edit karena masih merasa cinta (?)

Buat yang ga akan pesen dan beli, ya nggak apa-apa dan nggak usah khawatir, tetap aku tamatin kok di sini. Thank youuu :)

Tapi boleh dong cek ombak, siapa yang mau pesen kalau aku buka PO?

-

-

-

Darkness, why are you erasing everything black?

I can't see anything

(Super Junior – Evanesce)

-

-

Linda memasuki Guest House tempat Arshad menginap seraya menghubungi pria itu lewat ponselnya. Tapi dasar Arshad menyebalkan, pria itu memblokirnya sehingga Linda tak bisa menghubunginya sama sekali. Arg! Padahal Linda sudah gencar mencari-carinya ke sana kemari.. Bukan apa-apa, Arshad kan menyuruhnya pergi dan bersembunyi kemarin-kemarin, tapi Linda sudah tak bisa bersembunyi di tempat persembunyiannya lagi, karena sesungguhnya ia membuat masalah baru. Tahun ini memang tahun paling sial baginya, sungguh. Sudah menjadi buronan karena ia mangkir dari panggilan polisi—meskipun sebagai saksi, kemudian ia lari dan meminta perlindungan Arshad, pria itu malah tetap saja sama, menolongnya sih, tapi dengan cara menjauhkannya dari pandangannya, kan bukan itu yang Linda inginkan. Sekarang, masalah barunya adalah Linda tanpa sengaja dekat dengan seorang pria dan sial sekali—istrinya memergoki Linda sedang bermesraan dengan suaminya dan yang paling menyebalkannya adalah... wanita tua itu menyebarkan fotonya ke media sosial, bahkan wajah Linda muncul di instagramnya ANyir, Akun Nyinyir dengan sebuah caption menyebalkan yang mengatakan bahwa ia pelacur penggoda suami orang, lebih gilanya lagi, kolom komentar dipenuhi oleh orang-orang yang tanpa sengaja mengenalnya dan memberitahukan semua kesalahannya. Kasarnya, mereka membuka semua aib Linda. Menyebalkan! Dasar wanita tua sialan!

Wanita itu sampai di meja resepsionis. Beruntunglah ia karena resepsionis yang melayaninya baru. Coba saja kalau yang biasa, belum apa-apa ia sudah menolak kehadiran Linda dan mengatakan bahwa Arshad tidak ada di kamarnya. Menyebalkan bukan? Seperti guest house punya sendiri saja. Dan lagipula, dibayar berapa dia oleh Arshad sampai-sampai pengabdiannya sehebat itu.

Tapi masalahnya, resepsionis baru itu mengatakan bahwa Arshad sudah berpamitan tadi pagi. Arshad bilang akan pergi dari Bandung sehingga pria itu benar-benar mengosongkan guest house yang ia tempati. Sial!

Memutar mobilnya, Linda membawanya menuju kantor Gilang. Ia bahkan tak repot-repot untuk memarkirkan mobilnya dengan benar. Caranya membuka pintu ruangan Gilang pun nyaris seperti mendobrak. Wanita itu menggeledah ruangan kantor dengan matanya, mencari-cari Arshad, namun ia tak bisa menemukan kehadiran pria itu.

"Ini gitarnya Arshad kan? Terus Arshad nya kemana?" tanyanya. Gilang tak menyahutinya. Ah, bapak-bapak sialan itu!

"Gilang!"

"Tahu," sahut Gilang.

"Dia di sini kan?"

"Nggak tahu Linda."

"Ya elah Gilang. Bilang dong sama gue!"

"YA GUE EMANG NGGAK TAHU."

"Bangsat lu! Lo mau sembunyiin Arshad? Sengaja ya?"

"ALLAHUAKBAR. GUSTIII NU AGUNG!" teriak Gilang. Ia bangkit dari duduknya dan menatap Linda dengan penuh perhitungan, "Lo pikir gue ngetekin si Arshad tiap hari?!"

"TAPI GITARNYA ADA DI SINI!"

"YA KAN GITARNYA. BUKAN ORANGNYA!"

"YA TERUS ORANGNYA MANA?"

Gilang mengusap wajahnya dengan kasar. Gila memang ya, wanita ini tak ada habisnya.

"Tadi Arshad bilang mau ke tempat orang yang dengerin dia, bukan orang yang maksa dia kayak gue. Ya kaga tahu dimana."

Tangan Linda mengepal dengan erat, "Jangan bilang Vica?"

"HAHAHA mampus lo. Arshad balikan lagi sama Vi—"

Bugh! Sebuah sepatu mengenai jidatnya. Mata Gilang melebar, ia sangat terkejut atas serangan tiba-tiba yang menimpanya, Dan ini adalah perbuatan dari Linda.

"ANNJJJJJ—"

"KAMBING LO!" teriak Gilang pada akhirnya. Sengaja mengganti umpatannya dengan hewan lain yang menurutnya terdengar lebih manis lagi.


*****


"LO MAU KEMANA SIH SHAD?!"

Linda berteriak pada ponselnya yang sejak tadi tetap sama, mengatakan bahwa nomor Arshad tak bisa ia hubungi. Wanita itu dilanda emosi yang berlebihan, apalagi Gilang sudah menyulutnya dengan ucapannya yang menyebalkan.

Sesungguhnya, Linda tak pernah mau mengganggu Vica atau menemuinya secara langsung, tapi sekarang... ia sedang membutuhkan Arshad dan jika harus menemui Vica atau menginjakkan kaki di tempat yang sama dengan wanita itu, tidak apa-apa, Linda bisa melakukannya asalkan ia bisa menemukan Arshad. Tapi baru saja hendak memarkirkan mobilnya, Linda lebih dulu melihat Vica tengah berjalan dengan buru-buru dan masuk ke dalam sebuah taxi.

Hey, apakah wanita itu akan menemui Arshad?

Tersenyum miring, Linda memutuskan untuk mengikuti taxi yang Vica naiki, dan setelah hampir satu jam, taxi itu menepi di jalan Sultan Agung, lokasi dimana banyak toko Clothing di Kota Bandung.

Hey, jangan bilang Arshad ada di—ah! Sampai lupa, temannya Arshad punya toko di sini kan?

Ya Tuhan, tahu pria itu ada di sini, Linda tidak akan repot-repot memutar jalan dan menempuh perjalanan jauh sampai ke sini. Mana ia harus mengikuti Vica lagi. Oh, sial. Kembalikan waktu satu jamnya yang berharga!


****


Arshad menatap ponselnya seraya berdecak. Kenalannya mengirimkan sebuah screenshoot yang menjelaskan bahwa Linda sedang ramai dibicarakan oleh orang-orang di media sosial dan begitu Arshad memeriksanya, gila! Linda ini... Ya Tuhan, wanita sakit jiwa ini benar-benar cari mati.

Menepikan mobilnya, Arshad masuk ke kantor Gilang dengan tergesa.

"Woy! Siapa lagi sih anjir bikin aing emosi aja," gerutu Gilang, belum sadar dengan kehadiran Arshad.

"Linda ke sini nggak?" tanya Arshad begitu saja.

Gilang menggeram tertahan, "Kalian main petak umpet?" tanyanya, "Barusan cewek gila itu ke sini, pake lempar-lempar gue lagi. Begitu tuh kalau kain rombeng dikasih nyawa."

"Terus sekarang kemana?"

Bukannya menanyakan keadaan Gilang yang kesal karena Linda, Arshad malah sibuk bertanya tentang Linda. Ya Tuhan, kok menyebalkan begini sih?

"Nyari elo lah. Tadi gue bilang aja kalau lo mau nemuin temen yang bisa dengerin lo—"

"Berarti dia ke tokonya Aryan," timpal Arshad begitu saja.

Aaarg. Padahal Gilang juga belum beres berbicara.


*****


Dasar tukang parkir menyebalkan! Kenapa juga ia harus membuat Linda memundurkan kembali mobilnya ketika ia sudah selesia parkir? Tsk. Hari ini sungguh tak ada hal baik yang terjadi padanya. Awas saja kalau di dalam juga Linda tak bisa menemukan Arshad. Linda bersumpah kalau ia akan mencari-cari pria itu hingga ketemu dan mengikatnya supaya Arshad tak bisa lari lagi darinya.

Berjalan masuk, ia ingat betul yang mana toko teman Arshad yang pernah ia datangi sewaktu mengikuti Arshad dulu. Kalau tidak salah nama tokonya Ard kan?

Matanya melirik ke sana kemari. Ia masuk ke dalam toko, namun perhatiannya langsung tertuju pada pemandangan yang berada di hadapannya.

Tepat di ujung sana, ia melihat Vica sedang berpegangan tangan dengan seorang pria—yang Linda ingat adalah teman Arshad.

What the...

Apa yang baru saja ia lihat?

Berjalan dengan cepat, wanita itu berhenti tepat di hadapan Vica dan...PLAK! Linda melayangkan tamparannya hingga membuat wanita itu berhenti berbicara dan menatapnya.

"DASAR CEWEK NGGAK TAHU DIRI!" teriaknya.

Tak butuh waktu lama bagi Vica untuk mencerna apa yang terjadi padanya. Sebuah tamparan yang mengejutkannya, dan teriakan tak terima yang membuat matanya terbuka dengan lebar. Oh sial, dia Linda.

"Hey! Lo tampar gue barusan?" tanya Vica tak terima.

Aryan berdiri, "Mbak, maaf nih tapi—" ucapan Aryan terhenti karena Vica mencoba menahannya. Wanita itu memegang tangannya dan meminta Aryan untuk tenang dan tak terlibat sementara Linda yang menyaksikannya malah merasa muak.

"LO BEGO APA TOLOL? LO NGGAK TAHU KALAU COWOK INI TEMENNYA MANTAN LO?"

"AH, atau memang lo tahu dan sengaja melakukannya? Atau lebih gila lagi, JANGAN-JANGAN LO MINTA CERAI SAMA ARSHAD GARA-GARA LO UDAH SELINGKUH SAMA COWOK INI? GITU?"

Ada sebuah keterkejutan di mata Vica juga Aryan. Yang satu tak terima dengan asumsi Linda, sedang yang satu lagi masih mencoba untuk memahami semuanya.

"GILA! Arshad selalu nganggap lo bagaikan malaikat, tapi ternyata... iya, lo memang malaikat. Tapi lo malaikat maut! Cewek gila!"

Linda mungkin tak merasakannya, tapi air matanya tiba-tiba saja turun sementara ia masih mencoba untuk tetap berteriak pada Vica, "Gue mencoba nerima semuanya termasuk pilihan dia untuk nikahin lo—cewek asing yang tiba-tiba rebut dia dari gue! Gue coba buat lepasin dia walau gue sampai kapanpun nggak pernah bisa melakukan itu, tapi memang dasar lo cewek nggak tahu diri. Cewek nggak tahu diuntung! Cewek gila! MATI AJA LO SANA!"

PLAK!

Sekarang Vica balik menamparnya, namun Linda tak menyerah. Wanita itu tersenyum miring, dan alih-alih menampar Vica, Linda malah menoyor kepala Vica seraya berkata, "HANYA KARENA ARSHAD NGGAK BISA BUAT LO HAMIL, LO TINGGALIN DIA DAN SEKARANG LO MALAH MESRA-MESRAAN SAMA TEMENNYA? DASAR GILA!"

Seharusnya Vica marah dan tak terima dengan apa yang Linda lakukan padanya, tapi tidak... bukan itu fokusnya sekarang. Melainkan ucapan Linda yang mengatakan bahwa Arshad tak bisa membuatnya hamil.

"Maksud lo apa?"

"Masih aja lo nggak sadar? Gila ya! Cewek baik-baik kayak lo kalau disalahin orang malah pura-pura nggak tahu."

Linda mendengus. Ia menatap Vica seraya meremehkannya, "Jangan bilang, lo keguguran karena kualat, soalnya anak itu bukan anak Arshad. Bener nggak?"

"LINDA!"

"ARSHAD NGGAK BISA BIKIN LO HAMIL! DIA SENDIRI YANG BILANG KALAU SUATU SAAT DIA NIKAH SAMA GUE PUN PERCUMA! DIA NGGAK BISA BIKIN CEWEK HAMIL! ARSHAD MANDUL!"

Rasanya waktu tiba-tiba berhenti bagi Vica sementara pendengarannya mendadak tuli. Ia tak bisa mendengar suara apapun selain teriakan Linda yang mengatakan bahwa Arshad... bahwa Arshad...

"Nggak apa-apa kalau lo memang nggak bisa nerima Arshad yang nggak bisa buat lo hamil. Tapi, apakah lo harus semenjijikan ini dengan mesra-mesraan sama—"

Suara Linda terhenti karena ia merasakan sebuah cekalan di tangannya. Wanita itu menoleh dan mendapati Arshad ada di sana, senyuman muncul di wajahnya. Ia melirik Vica yang terlihat terkejut dengan kehadiran Arshad. Nah, kan... wanita tak tahu diri itu tertangkap basah sekarang!

"Shad—" Vica mencoba berbicara kepadanya, tapi Linda mengalihkannya. Wanita itu menatap Arshad dan berbicara dengan kencang, "Shad! cewek ini ninggalin lo setelah tahu bahwa lo mandul? Dan lihat, dia ketemu sama temen lo dengan tidak tahu dirinya!"

Linda masih saja meluapkan emosinya sementara Arshad mengencangkan cekalannya.

"Lin, udah," katanya.

"Nggak bisa udah-udah. Cewek ini harus tahu kalau dia jahat banget jadi manusia!"

"Ikut gue Lin," pinta Arshad.

"Nggak bisa! Gue harus bikin nih cewek sadar dulu!"

"Masalahnya dia nggak tahu Lin."

"Apa?"

Arshad menatap Linda penuh permohonan, "Dii nggak tahu permasalahan gue, dan gue mohon... jangan terusin. Gue malu, semua orang nggak ada yang tahu kecuali lo. Dan sekarang semua tahu."

Tangan Linda terjatuh secara tiba-tiba. Ia menatap Arshad yang kini terlihat sangat lemah sementara Vica menatap Arshad dengan wajahnya yang basah dengan air mata sedang Aryan—pria itu berdiri di belakang Vica untuk menahan tubuhnya yang hampir saja tumbang.

Arshad menggerakkan lagi tangannya, meminta Linda berhenti dan kali ini Linda menurut, "Gue ikut lo," katanya begitu saja.

Arshad tersenyum tipis. Ia meraih tangan Linda untuk pergi sementara Vica—di dalam keterkejutannya yang luar biasa, ia merasa bersyukur karena masih memiliki kekuatan untuk menahan tangan Arshad.

Wanita itu menatap Arshad dengan air mata, "Shad, aku butuh penjelasan."

Tapi Arshad, pria yang satu minggu lalu sudah memutuskan untuk pergi dari hidupnya itu tak gentar. Ia melepaskan tangan Vica tanpa berkata apa-apa dan pergi membawa Linda keluar dari toko Aryan sementara Vica...

Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia merasakan perasaan sakit yang teramat sangat. Lebih menyiksa dari perpisahannya bersama Arshad satu tahun yang lalu. Lebih mengerikan dari sakitnya ia ketika tahu bahwa Arshad menangis karenanya, dan lebih menyeramkan dari kenyataan bahwa ia tidak mengandung apa-apa dalam perutnya.

Sesungguhnya, Vica tak pernah menyangka bahwa melihat Arshad pergi dari hidupnya akan sesakit ini. Ditambah lagi, pria itu menyisakan banyak tanya yang belum terjawab sama sekali olehnya.

"Kania? Kamu nggak apa-apa?" tanya Aryan memastikan.

Vica menoleh, ia tersenyum tipis, tapi senyuman di wajahnya langsung memudar, tertutupi oleh air mata yang turun membasahi pipinya.



TBC



KESALAHANKU YANG PERNAH MENGENAL KAMUUUU...

MENYIMPAN RAHASIA CINTA INI SENDIRI

MENGHILANGKANMU DI INGATANKU

HAL YANG TAK MUDAH UNTUK AKU MENGERTI~

Monmaap nih monmaap tetiba ingin nyanyi ini karena AKU MENUNGGU ANTOLOGI RASA DAN SOUNDTRACKNYA INI KEMUDIAN RILIS DAN... AWWW BANGET MASYAALLAH AING BANGET INI AING BANGET. AKU BANGET INI HUUHUHUHU

*apaan sih gajelas banget langsung mellow*

Ngga lagi lagi deh mendem rasa begini, sakit soalnya. Orangnya udah pergi dan bahagia, kadang aku masih inget gimana cintanya aku sama dia *bucin oh bucin*

Gais, INILAH DEFINISI DARI MENYAKITI DIRI SENDIRI. Udah tahu gabisa sama sama masih aja sayang.

Tapi sebenernya udah biasa aja juga sih, malah ya aku sedang dalam tahap dimana... ada si anu, biasa aja. Ada si onoh, males. Ada si itu, yaudah sih terus gimana? Wkwkwkwk

Okelah udahan curhatnya nanti diprotes soalnya curhatnya lebih panjang dari ceritanya (udah tau sering dikritik begini tetep aja ya curhat dasar pala batu!)

Jadi jawaban kalian yang mengatakan bahwa linda yang nampar vica adalah BENAR! YEAY! SERATUS BUAT KALIAN BEBEH :*

Sebelum nulis situasi ini udah mantep banget terbayang di benak aku. Wih, rame nih orang ribut. Eh pas nulis, ngakak aja merasa gak yakin dan mikir, KOK BUKAN SEPERTI YANG AKU BAYANGKAN WKWKWKWK

Oke deh segini aja ya, sampai jumpa di part depan JANGAN LUPA JAWAB SIAPA YANG BERMINAT PO. Baru nih aku buka-buka PO begini  wkwkwkwk

Selamat hari kamis, ngga mabok lagi aku sekarang. Bener kan hari kamis, tanggal 24 JANUARI  hahahaha

Bye bye.

Aku sayang kalian :* 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro