-𝙼𝚁.𝙹𝚄𝙽𝙶 𝙹𝙰𝙴𝙷𝚈𝚄𝙽
+
+
"Hai Taeyong—!"
"Masuk." Taeyong berkata dengan begitu singkat, tidak seperti biasanya.
Aku pun hanya masuk, dengan merasa aneh karena sikapnya yang seperti itu,
"Aku mau bicara soal kamu."
"Ya? Ada apa?"
"Kamu punya anak kan...?"
Aku langsung berkeringat dingin, mataku terbuka setelah aku mendengar pertanyaan itu, maksudku.... darimana dia bisa tahu?
"A... Apaan sih kamu? Kok jadi gak jelas ngomongnya? Mana pernah aku punya anak... haha." Jawabku seadanya.
Taeyong mencekik kerah bajuku kemudian mendekatkan wajaku ke wajahnya, lalu berteriak "Sialan! Kamu tuh cewe pelacur ternyata! Kamu punya anak dari mantan pacarmu sendiri kan! Emang pelacur!"
Aku tidak melawan, aku hanya berpasrah, aku bisa apa?
"Enyah ajalah, malas berhubungan sama pelacur sepertimu." Dia melepaskan cengkramannya kemudian dia mendorongku sehingga aku tepentok oleh pintu mobil.
"Hikss..." Ringisku.
"Jangan nangis kamu! Diam!"
+
"Eh, hai tante Y/N!" Seru Minjae yang tidak mengetahui apa yang terjadi padaku dan Taeyong sekarang.
"Diam kamu, jae! Papa ada urusan sama tante pelacur ini." Taeyong menarikku ke dalam rumahnya.
"Tapi pah... Tante Y/N salah apa..?"
"Hah... Hiks... Minjae jangan khawatir ya, tante ada urusan sama papa kamu sebentar, akrh!" Aku terjatuh karena tidak bisa menahan sakit pada kakiku.
"Jangan sok lemah, bodoh! Bangun!" Taeyong menarikku bangun dan mendorongku ke dalam kamar mandi rumahnya.
Aku terjatuh, kemudian dia menyiramku dengan air yang sangat dingin, dia melempariku dengan banyak sekali barang,
"Ini imbalan bagimu yang kerja sabagai wanita pelacur, bagimu yang sudah membohongiku." Taeyong menutup pintunya, menguncinya dari luar.
Ternyata seberat ini... Kenapa kejadian pahit dan memilukan selalu terjadi berkali-kali?
+
Aku dipulangkan kemarin sekitar jam delapan malam, totalnya sekitar 4 jam lebih aku berdiam diri di kamar mandi itu, dengan kedinginan dan basah kuyub,
Aku langsung pergi menuju rumah, kemudian aku pingsan dan terjatuh malam itu, untungnya ada tetangga yang mau menolongku, aku pikir aku bisa mati sia-sia kalau tidak dibantu
Kemarin, saat Taeyong melepaskanku dari rumahnya dia hanya berkata "kau bebas, itu hukuman bagimu menjadi seorang pelacur."
"Tapi... Kita tidak putus kan...?"
"Oke... Aku beri kesempatan, kita tidak putus. Tapi ingat! Aku hanya memberimu satu kesempatan lagi! Dan awas saja sampai kau tidak menepati janjimu, aku bisa membunuhmu."
Ya begitulah... Aku masih melajutkan hubunganku. Hubungan yang awalnya terkesan begitu manis ternyata sekarang pasti hanya akan menjadi toxic relationship
Taeyong patut melakukan itu padaku, memang semuanya salahku dan itu bukan hal yang patut aku permasalahkan,
"Y/N! Kenapa lemes sihh!?" Ucap Renjun kepadaku.
"Haish. Maaf Renjun, aku lagi cape."
"Kamu kenapa?"
"Cape aja, tau kan banyak banget tugas kita?" Tanyanya kepadaku.
Renjun menganguk, kemudian dia diam dan tidak menanyaiku sama sekali,
"Y/N kan? Zhao Y/N? Ke ruangan saya dulu ya, ada yang mau saya bicarakan."
Aku menatap ke asal suara, itu pak Jaehyun, dosen ku yang sangat terkenal dikalangan mahasiswa, terutama mahasiswa putri
"Baik pak."
"Renjun, aku duluan ya." Ucapku pada Renjun.
Dia menangguk, kemudian dia pergi ke lantai atas,
"Ada apa ya, pak?" Tanyaku kepada pak Jaehyun.
"Y/N, biar ngobrolnya lebih enak, lebih baik kita ke mobil saya aja yuk, yang ada di parkiran sana."
Aku menganguk setuju saja,
+
"Apa ya pak, hal penting yang mau bapak bicarakan sama saya?"
"Ehm... Ini bukan berkaitan sama tugas atau pun skripsi kamu sama sekali. Gak masalahkan kalau saya omongin masalah pribadi?"
Aku setuju, kemudian dia tiba-tiba mengunci pintu mobilnya,
Jujur aku takut, apalagi jendela mobil yang pak Jaehyun punya itu tidak bisa terlihat dari luar, aku sangat cemas,
"Saya... suka sama kamu." Ungkapnya.
Aku hanya menghelakan nafasku, "Pak, kenapa sih bapak bisa suka sama saya? Jelas-jelas saya nih udah punya anak, udah punya pacar, kenapa sih pak?"
"Saya gak pernah peduli tuh kamu punya pacar atau gak, karena saya suka sama kamu. Dari lama, semenjak masa ospek pertama kali kita ketemu."
Aku menelan salivaku, astaga... Ini semakin rumit. Aku tidak mau sampai ada orang lain lagi yang hanya akan membawa kesialan hubunganku dengan Taeyong di kemudian hari,
"Saya cinta sama kamu, jadi saya mau kamu terima saya."
"Pak, maaf. Saya gak bisa saya udah punya hmppp-–!"
Pak Jaehyun menarik tengkukku mendekatinya, dia mencium bibirku, dan ini hal yang tidak beres!
"Saya cinta sama kamu."
Dan tanpa sadar, ada sebuah kamera yang sudah mengintaiku, dan itu adalah nasib yang sangat buruk seumur hidupku.
+
episode 14 : finished
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro