Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

-𝙱𝚁𝙴𝙰𝙺𝙳𝙾𝚆𝙽



+



+

Bolehkah aku pergi untuk sementara? Menenangkan pikiran sejenak untuk merasa lebih baik?

"Minumlah." Renjun memberiku segelas teh manis yang dibuatnya sendiri.

"Terima kasih..."

Renjun duduk di sebelahku kemudian mengelus kepalaku kemudian berkata "Maaf aku nggak bisa jagain kamu. Kasian kamu."

"Bukan salah kamu."

"Sekarang kamu mau ngapain? Orang tuamu udah tau?"

Aku menggelengkan kepalaku "Belum." "Aku takut."

"kamu harus kasih tau, daripada mereka tau belakangan."

Iya ternyata saat aku memberi tahu mereka, malam itu menjadi malam terburuk yang pernah aku rasakan,

"Kamu mau tanggung jawab!? Arbosi aja!" Nyonya Zhao melemparkan sebuah gelas kaca kepadaku.

Pecahan gelasnya mengenai tangan kiriku, aku meringgis sedikit,

"A... Aku m... mau tanggung jawab..."

Mereka semakin marah, meneriakiku, mengutukiku, seakan aku bukan anak kandung mereka sendiri,

"Kenapa kamu mau tanggung jawab hah!? Aborsi aja! Anak siapa juga bapaknya nggak tau!"

"Ka... karena gimanapun dia tetap anak aku... cucu kalian..."

Seketika mereka berhenti memarahiku, kemudian aku berkata "Umurku bukan 17 tahun lagi. Aku rasa 20 tahun sudah cukup untuk mempunyai anak... kan...?"

Setelah itu mereka memang marah, namun semakin lama mereka semakin terbiasa dengan keadaanku dan janin yang berada di dalam perutku ini

Sedikit harapan untuk mendapatkan Jaemin dan itu membuatku menjadi semakin ingin menguguri anak itu.

+

back to real time...

Seperti biasa, aku memakai masker kemana-mana terutama saat ke kampus. Tujuannya agar tidak dikenali oleh para perempuan-perempuan tukang gibah itu saja

Tiba-tiba sebuah tangan mengelus kepalaku dari belakang, aku menghadap padanya,

"Oh... Renjuniee?"

"Aigo, lihat kan? Kamu pakai masker lagi... Buat apa Tuhan kasih wajah cantik kalau ditutup masker terus?"

Tanpa sadar detak jantungku semakin berdetak kencang, pipiku memerah hanya karena perkataan sepele itu

"Haha... Kamu nih apa sih?" Aku menjauhkan wajahku darinya agar dia tidak melihat bagaimana ekspresiku yang menahan rasa malu dan pipiku yang memerah

+

"Hei—! Mau minum, jaemin?" Tanya seorang temannya, yang namanya Zhong Chenle.

"Minum? Boleh."

"Gua traktir. Mau dimana?"

"Tempat biasa. Sekalian pengen cari cewe cakep." Ucapnya dengan begitu santainya tanpa memikirkan siapa perempuan yang selama ini menangisi karena anak yang dikandungnya.

+

"Mataku bengkak sekali ya? Astaga sepertinya aku terlalu banyak menangis." Ungkapku kepada Renjun.

"Tetap manis kok meskipun bengkak juga. Tapi jangan berlarut-larut dalam kesedihan ya, nanti malah sakit."

Aku tersenyum kecil mendengar perkataannya yang selalu menenangkan hatiku,

Renjun membiarkanku bersandar di pundaknya, kemudian dia bermain dengan rambut hitamku yang terurai panjang dan aku menutup mataku, aku ingin menenangkan pikiran sedikit

"Aigo... Sebentar lagi kamu jadi ibu ya? Bagaimana bisa Y/N yang imut ini mengurus seorang bayi? Masa bayi punya bayi?" Ejeknya kepadaku.

Aku mengangkat kepalaku dari pundaknya, kemudian memukul dadanya "Yah! Huang Renjun, jangan sembarangan."

"Iya, iya aku tau Y/N sayang. Kamu sudah cukup dewasa untuk itu." Renjun menahan tanganku sambil tersenyum dengan manis.

Namun kata-katanya selalu teringat di pikiranku,

"Y/N sayang."

Meskipun aku tau itu tidak berarti apa-apa tapi setiap kata yang keluar dari mulut Renjun selalu membuatku seperti seseorang yang paling bahagia di dunia,

"Jadi gimana soal anak ini? Tiga bulan ternyata cepat banget ya berlalu, rasanya kamu baru mengandung dia kemarin."

Aku menghela nafas panjang kemudian merebahkan tubuhku di sebelah Renjun "Aku rasa aku akan mengugurkannya. Aku punya kenalan seorang dokter yang bisa membantuku."

Renjun menghadap ke arahku, kami bertatap-tatapan kemudian dia mengelus pipiku,

"Sebearnya aku melarangmu dengan keras untuk mengugurkannya, tapi kalau kamu tidak kuat, bagaimana lagi?"

Aku tersenyum "Ya... Seandainya Jaemin mau tanggung jawab, pasti semuanya akan baik-baik saja..."

Renjun ingin menolak dengan keras perkataanku mengenai Jaemin, pasalnya Renjun tahu semua sifat asli Jaemin,

Jaemin yang hanya menjadikan wanita sebagai permainan, Jaemin yang hanya menjadikan wanita sebagai pelampiasan dan Jaemin yang hanya bisa menjadikan wanita sebagai alat kesenangannya,

Bahkan Renjun tau... Jaemin punya penyakit yang sangat mengerikan

tapi sudahlah, jangan dibahas dulu. Renjun juga tidak ingin memberitahukannya kepadaku saat itu karena perasaanku sedang kacau

+

episode 02 : finished

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro