4
Happy reading
Lorong kelas Kiara sedang ramai, banyak murid Aristides berlalu-lalang. Kebetulan kelas Kiara dekat dengan lapangan basket yang dimana sedang diadakan pertandingan basket antar sekolah. Ini kali pertama Kiara melihat pertandingan basket di sekolahnya karena tahun-tahun sebelumnya Kiara sakit.
Kiara dan Tata bergegas ke kursi penonton, jika mereka terlambat mungkin tidak kebagian duduk. Untung mereka membawa cemilan dan air minum jadi tidak perlu ke kantin lagi.
Pertandingan pun berlangsung bola di oper dari pemain satu ke pemain lainnya. Lawan sekolah mereka adalah SMA Akalanka yang memang rival dari tahun ke tahun.
Saat Kiara melihat salah satu pemain SMA lawan, ia sedikit mengingat kejadian yang sedikit lucu tapi memalukan.
Pemuda dengan kaos hitam polos memakai celana bahan sedang memilih kue di etalase toko chips cake. Toko yang menyediakan berbagai kue dan pesanan customer, saat pemuda itu menunjuk kue berwarna biru laut tiba tiba Kiara menunjuk kue yang sama.
Kiara dan pemuda itu pun saling menatap beberapa detik lalu salah satu dari mereka memalingkan wajahnya. Pemuda itu mempersilahkan untuk Kiara yang mengambil kue yang mereka incar.
"Ga usah, Lo aja" ujar Kiara
"Lo aja gua yang sebelahnya aja" ucap pemuda itu menunjuk kue berwarna Sage.
"Oke thanks ya"
Saat Kiara ingin membayar kue, ia merogoh celana kulot yang sedang dipakainya. Tapi benda yang ia cari malah tidak ada. Kiara sedikit panik ia bingung harus membayar dengan apa.
"Mbak ga jadi deh" ujar Kiara lesu
Sedangkan pemuda itu masih memperhatikan Kiara tanpa ia ketahui.
"Mbak jadi, ini saya yang bayar" ujar pemuda itu menyodorkan kartu debitnya.
Kiara menarik kartu itu dari pegawai toko kue dan membalikkannya kembali kepada pemuda itu.
"Ga usah"
"Cuma mau bantu" ujar pemuda dan memberikan kartu debit kepada pegawai toko.
Kiara hanya bisa pasrah dan bingung, dia tidak ingin berhutang budi kepada orang lain. Apalagi Kiara tidak mengenal pemuda itu.
"Yaudah, duit Lo bakal gua ganti. Abis ini ikut gua ke rumah ambil uang" tawar Kiara yang hanya di angguki pemuda yang belum tau siapa namanya.
"Btw, nama gua Elvan "
" G-gua, zeva" sengaja Kiara memakai nama belakang agar dan semoga saja ia tidak bertemu lagi.
....
Saat sampai di rumah Kiara menyuruh Elvan untuk menunggu di mobil. Ia pun mengambil kue di kursi belakang dan membawa kue itu ke dalam.
Beberapa menit kemudia Kiara kembali dan memberikan uang pecahan seratus ribu tiga lembar dan tidak lupa mengucapkan terimakasih.
"Makasih ya" ucapnya tulus.
"Sama-sama, semoga kita bisa ketemu lagi" jawab Elvan dengan senyum yang di balas dengan senyum kecut Kiara.
Dalam hatinya ' guasih ogah, keliatan kalo nih orang suka mainin cewek. Tadi aja gak sengaja gua liat ada lipstik warnanya merah banget lagi di mobilnya'
"Kiaraaaaa" panggil Tata membuyarkan lamunannya.
"Dari tadi gua panggil malah bengong, cikinya tumpah nih ke bajulu" tegur Tata, buru-buru Kiara membersihkan sisa makanan yang ada di bajunya.
Tiba-tiba air mineral yang berada di tangan kanannya di ambil paksa oleh seseorang. Ternyata itu Juan yang secara tiba-tiba pula berada di depan Kiara dan Tata.
"Ih juannn" ujar Kiara kesal.
"Makasih ya kia, baik banget udah siapin air buat Juan" ucap Juan sembari tertawa.
Kiara hanya bisa mendengus kesal. Lalu tangan Juan mengusap pucuk kepala Kiara dengan lembut membuat orang yang berada di sekitar mereka terpaku pada kejadian itu.
Kiara menepis tangan Juan lalu berdiri dan merapikan rok yang kusut.
"Juan traktir"
"Tapi kia maunya banyak tar Juan bangkrut gimana?" Goda Kiara.
"Juan kan kaya tujuh turunan" sombongnya yang langsung mendapatkan pukulan ringan di tangan.
"Jadi manusia gak boleh sombong" tegur Kiara
"Juan pangeran bukan manusia biasa"
Kiara memalingkan wajahnya malas, lalu pergi menuju kantin di susul tata di belakang dan juga Juan.
Saat sampai di kantin Kiara dan juga duduk di bangku yang kosong, Juan mendekati mereka.
"Mau pesen apa?" Tanya Juan.
"Mau mie ayam pake bakso minumnya es teh manis tambah kerupuk putih saus sama sambel terus kerupuk pangsitnya jangan lupa" balas Kiara panjang.
"Inget Kiara lambungnya" tegur Juan yang hanya di jawab senyum cengengesan memperlihatkan gigi putihnya.
"Temen Kiara mau apa?"
" Bakso aja"
"Minumnya?"
"Samain aja sama Kiara"
Juan hanya mengangguk dan pergi memesan makanan.
"Ra" panggil Tata sedangkan Kiara asik memainkan game cats & soup.
"Kenapa?"
"Enggak manggil doang"
"Sialan Lo, bikin gua gak fokus main aja"
"Yaelah marah"
"Abis nya lo- " ucap Kiara terpotong.
"Pesanannya sudah datanggg"
Kiara mematikan ponselnya dan langsung mengambil pesanan yang dia tunggu.
"Yeyy mie nya udah jadi" ucap kiara riang "kok ga ada sambelnya?"
"Ga boleh pedes-pedes"
Tata pun tertawa saat Kiara berekspresi manyun seperti anak kecil yang tidak di belikan permen.
"Muka lu kaya pantat Bagong" canda tata yang di pelototi Kiara.
"Lebih tepatnya kaya ketek bagong keriput" lanjut Juan yang membuat Kiara makin kesal.
"Sialan lo pada, emang pernah liat pantat Bagong sama ketek Bagong?" Tanya Kiara kesal.
Mereka hanya menggelengkan kepala mengisyaratkan bahwa mereka tidak tau.
"Udah yu mending makan takut mie nya bengkak jadi kaya gajah" ucap Juan.
"Untung saya bakso bukan mie" sahut Tata.
"Hayo lu daging celeng" celetuk Kiara membalas perkataan tata yang tadi.
Seketika Tata batuk, Kiara tertawa puas lalu memberikan es teh yang tadi sudah di pesan.
"Gini-gini juga gua baik orangnya" ujar Kiara menyombongkan diri.
"Iya baik banget" sambut Juan sembari mencubit pipi Kiara.
............
Juan pamit meninggalkan Kiara dan juga tata yang sedang melahap makanannya.
"Kia, Juan mau tanding lagi ya".
Kiara baru ingat ternyata Juan juga sedang ikut Tandi basket melawan sekolah musuh.
"Oh iya lupa, sana cepetan bentar lagi mau di mulai" usir Kiara "eh udah di bayar belom" lanjutnya sedikit berteriak.
"Udah"
"Ra, mau nonton apa mau pulang?" Tanya tata.
"Ke perpus dulu yu pinjem buku" usul Kiara yang di angguki tata.
Mereka menelusuri lorong kelas melewati tempat dimana diadakannya pertandingan basket. Riuh suara sorakan dari siswa siswi yang sedang melihat pertandingan itu. Sebenernya tata dan juga Kiara ingin menonton tapi kursinya sudah di tempati orang lain dan disana sangat penuh.
"Yu ah ke perpus aja" putus tata
Setelah sampai di perpus tata dan Kiara milih buku apa saja yang akan mereka pinjam, batas peminjaman 2 buku dengan waktu peminjaman 1 Minggu jika telat maka akan di kenakan denda.
.....
"Kia pulang sama Juan ya" usul Juan yang tiba tiba saja datang entah dari mana.
"Tar tata gimana?" Tanya Kiara kepada Juan.
"Gua naik ojol aja" sahut Tata.
"Udah Juan pesenin ojek"
"Kalo gitu gua duluan ya Ra, Babai"
"Ayok" ajak Juan
Saat akan masuk ke mobil ada seseorang yang memanggil nama Kiara, tapi bukan nama biasa yang biasa di dengarnya. Panggilan itu seperti..
"Zeva" panggilan dari seseorang yang berjarak satu meter.
Kiara berbalik mencari si pemanggil nama yang jarang sekali di dengarnya.
'tunggu dulu, bukannya itu cowok.. yang ketemu di toko kue? Argghh kenapa harus ketemu' decak Kiara dalan hati. Padahal saat itu dia berdoa agar tidak bertemu dengan orang bernama Elvan.
Kiara diam mematung sedangkan Elvan tersenyum sembari melambaikan tangan seperti menyapa Kiara.
"Lo sekolah di sini?" Tanya Elvan.
"Iya" jawab Kiara singkat.
"Ternyata sekolah kita rival ya" Kiara hanya menaikan bahunya.
"Oh Lo, yang tadi tanding kan?" Tanya Elvan kepada juan. Juan hanya mengangguk.
"Kenalin gua Elvan".
"Gua Juan".
"Oke gua cabut dulu, bye zeva" pamit Elvan sembari melambaikan tangan.
"Kia kenal dia?"
Kiara masuk ke mobil dan menyenderkan punggungnya. Merenggangkan badannya yang entah kenapa sedikit pegal.
"Ketemu di toko kue" balas Kiara malas. Ia kemudian memejamkan matanya entah mengapa ia sangat mengantuk.
"Jangan deket-deket sama dia" tegur Juan, lalu mobil pun melaju dengan kecepatan sedang.
Kiara masih memejamkan mata "Juan cemburu?" Tanya Kiara tapi Juan memilih untuk tidak menjawab.
'pangeran cuma takut tuan putri kenapa-kenapa'
19 Mei 2022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro