Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

03.

"Bae Jieun!!!"

Baru membuka pintu utama kantor sudah disambut oleh teriakan dari pria bergigi kelinci yang siap menyerbunya dengan pelukan, beruntung Jieun cepat menghindar.

Dia adalah Kwon Jungkook, pria setengah bayi  setengah dewasa, rekan kerjanya di bagian Picture Editor. Bukan tanpa alasan Jieun menyebutnya demikian, terbukti karena wajah baby face Jungkook menyatu dengan tubuh pria dewasa yang sangat manly.

"Yak! Kwon Jungkook!" seru Jieun, sedikit kesal karena ia terkejut sedangkan Jungkook malah tertawa.

"Kalian datang bersama?" tanya Jungkook melihat Yoongi berjalan di belakang Jieun.

"Eung, rumah kami satu arah," jawab Jieun.

"Hoo."

Bibir kecil itu membulat sempurna.

"Kau sudah makan?" tanyanya lagi.

"Belum, aku tidak sempat makan pagi ini," jawab Jieun, mereka berjalan bersama menuju lift.

"Baguslah, aku membawa bekal dari ibuku. Dia datang dan memberikan banyak daging untukku!"

Pria Kwon itu berbicara dengan vibes yang sangat ceria, meski bahasan kali ini hanya daging.

"Oh, bagaimana kabar bibi?" tanya Jieun, ia beberapa kali bertemu dengan ibu Jungkook ketika pria itu mengajaknya berkunjung ke Busan.

"Baik, sangat baik! Ia baru saja berhasil memenangkan tender," jawab Jungkook.

"Woah, selamat untuknya!"

"Ya!"

Orang tua Jungkook seorang pengusaha besar. Memiliki perusahaan dan cabang perusahaan di mana-mana, perusahaannya bergerak di bidang properti. Hampir semua saudara Jungkook bekerja bersama orang tuanya, hanya Jungkook yang memilih menjadi seorang Picture Editor.

Kesenangannya pada melukis bisa ia tuangkan dalam pembuatan sampul buku para penulis. Tentunya ia bisa menghasilkan uang dengan kemampuannya tersebut, dan itu membuat kesenangannya menjadi tanpa batas. Meski pun begitu, sesekali ia ikut bekerja di perusahaan ayahnya ketika ia libur. Ia ikut memegang saham yang ayahnya berikan pada setiap anak.

"Bagaimana jika kita makan dulu? Aku sudah lapar sejak tadi," tawar Jungkook.

"Kenapa tidak makan sejak tadi?" tanya Jieun, kadang tidak habis pikir dengan isi otak Jungkook.

"Aku menunggumu, ck, menyebalkan!"

Jieun terkekeh.

"Oke, oke, terima kasih. Aku simpan barangku dulu," ucapnya kemudian.

"Okai, aku tunggu di kantin! Kau juga, Hyung!" seru Jungkook melirik Yoongi yang mengangguk pasti.

-------

"Masakan bibi memang tidak pernah gagal, woah enaknya!" puji Jieun ketika mengecap rasa nikmat pada daging dan nasi putih yang masih mengepul panas.

"Ck, aku yang memasak asal kau tahu!"

Delikan tajam Jungkook berikan membuat Jieun tersedak, Yoongi dengan segera memberikan segelas air padanya.

"Pelan-pelan," ucapnya.

"Kau yang memasak?"

Mata bulat Jieun semakin membola.

"Ung."

"Woah, masakan ini sungguh biasa saja!" seru Jieun seraya menyuap makanan dengan lahap.

"Yak! Ucapanmu tidak seperti perlakuanmu!!!" seru Jungkook, kesal pada ucapan Jieun yang berbeda dengan apa yang ia lakukan.

Menyebut masakannya biasa saja, tapi suapannya besar dan lahap. Jieun tidak menggubris kekesalan Jungkook, ia malah dengan cepat menghabiskan makanannya lalu menambahkan daging kembali pada mangkuknya.

Jungkook melotot melihatnya, sementara Yoongi tertawa cekikikan.

"Yak! Bae Jieun!" seru Jungkook lagi.

"Apa? Aku lapar, jadi aku makan banyak! Jangan salah sangka!" jawab Jieun tanpa dosa sudah menghabiskan banyak daging milik Jungkook.

"Menyebalkan! Memang selera makanmu seperti babi!" gerutu Jungkook.

"Ah, kenyangnya. Terima kasih, Kookie!" ucap Jieun lagi tanpa menggubris ucapan Jungkook yang kesal.

"Tidak sama-sama!" jawab Jungkook mendelik dan melanjutkan makannya yang tertunda. Tiba-tiba senyuman jahil melintas di benaknya.

"Hyung, kau tertarik dengan wanita di sampingmu itu?" tanyanya, kali ini Yoongi yang tersedak.

Seperti bergantian, Jieun memberikan segelas air padanya.

"Apa maksudmu?"

"Kalian cocok, Hyung. Pacarilah perawan tua nelangsa ini," jawab Jungkook melirik Jieun dengan jahil.

"Yak! Kita hanya berteman. Mana ada teman saling cinta!" seru Jieun, tiba-tiba merangkul pundak Yoongi.

Jungkook tertawa.

"Kau masih percaya pada pertemanan antara pria dan wanita?" tanyanya.

"Tentu. Kenapa tidak?"

Jawaban Jieun seolah menantang, Jungkook terkekeh.

"Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita, Ji. Pertemanan bisa terjadi jika salah satu di antaranya mempunyai perasaan khusus."

"Tidak! Kami hanya teman, teman baik. Benar, kan, Yoon?"

Yoongi yang sejak tadi diam karena masih berada dalam rangkulan Jieun pun akhirnya mengangguk.

"Ck, jangan denial, Hyung. Akui saja!" ucap Jungkook tersenyum sinis.

"Yak, aku sedang makan, kenapa kalian ribut sekali!"

Akhirnya Yoongi bersuara, ia melepaskan rangkulan Jieun dan kembali pada makanannya. Tidak menggubris ucapan-ucapan Jungkook dan tingkah Jieun padanya yang terlalu intim untuk sebuah pertemanan.

"Kalian tidak mengaku saja. Saling perhatian tapi mengatasnamakan teman," cicit Jungkook lagi.

"Heh, Kook-ah, jika pertemanan antara pria dan wanita tidak ada. Lalu kita apa?"

Mendengar pertanyaan Jieun, Jungkook terpaku. Bukan hanya Jungkook, daging yang Yoongi sumpit pun terjatuh begitu saja karena Yoongi ikut terdiam. Menunggu jawaban Jungkook.

"Ck, kita bukan teman! Tidak mungkin aku menyukaimu, Ji!" ucap Jungkook setelah lama terdiam, ia memalingkan pandangannya pada makanan dan menyuapnya dengan segera.

"Aiy, benarkah?"

Tiba-tiba saja Jieun mencepol rambutnya ke atas, tatapannya tertuju pada Jungkook dengan senyuman dibuat semanis mungkin. Niatnya ia hanya menggoda Jungkook, untuk bermain-main, namun ia malah mendapat seruan dari dua pria sekaligus.

"BAE JIEUN!!!!!"

Tersentak sesaat, Jieun menatap Jungkook dan Yoongi bergantian, mereka balas menatapnya dengan wajah yang sudah memerah. Sedetik kemudian tawa Jieun pecah. Tawa keras sampai membuatnya terpingkal.

"Menyebalkan!" gerutu Yoongi.

"Wanita freak!" gerutu Jungkook pula.

Selain sikapnya yang ramah, Jieun pun penggoda handal. Ia senang jika menggoda pria-pria yang berniat menjatuhkannya. Menggoda di sini dalam artian main-main, hanya untuk melumpuhkan lawan. Bukan menggoda bertujuan untuk Jieun menjadi wanita genit.

Dan karena sikapnya itu, terkadang Jieun kena getahnya sendiri. Banyak pria yang terjatuh pada permainannya dan berakhir menyatakan cinta dan mengejar-ngejarnya. Namun, wanita berwajah mungil itu tidak serta merta senang, ia malah banyak menolak pria yang datang.

Banyak yang bilang jika Jieun bertemankan pria semua, memang benar adanya. Namun, hanya sebatas teman. Anggapan Jungkook tentang wanita dan pria tidak bisa menjalin pertemanan, Jieun bantah dengan keras.

Itu tergantung pada pribadi masing-masing. Bagi Jieun mereka tetap teman dan teman memang saling membantu. Sudah bukan masanya lagi untuknya mempermasalahkan perasaan, Jieun hanya butuh teman yang banyak untuk menciptakan relasi di sisa hidupnya.

Mungkin sekarang ia tidak butuh mereka, namun di kemudian hari, ia pasti butuh teman-temannya untuk membantunya. Meski ia berharap jangan sampai itu terjadi, pahit atau manis hidupnya, ia harus lalui itu sendiri.

Namun, sikapnya yang demikian ternyata menimbulkan pemandangan negatif dari beberapa orang, pria atau pun wanita. Jieun dianggap menjadi wanita murah, friendly dalam arti lain, dan gampangan.

Meski begitu, Jieun tidak pernah menggubris semua itu. Ini hidupnya, ini dirinya, dan yang tahu keaslian dirinya, ya, ia sendiri.

"Pulang nanti aku antar kau ke klinik," ucap Yoongi tiba-tiba saat mereka kembali ke ruangan.

"Um? Memang kau tidak berkencan dengan kekasihmu?" tanya Jieun, cukup terkejut dengan ucapan Yoongi.

"Tidak. Aku tidak punya kekasih!"

"Woah, kau baru putus?" Jieun tergelak. "Cie yang sedang patah hati," lanjutnya menggoda Yoongi habis-habisan. Sementara Yoongi berdecak malas, ia berjalan mendahului dan masuk ke ruangannya meninggalkan Jieun yang masih tertawa akibat menjahilinya.

-------

"Apa kata dokter?" tanya Yoongi ketika Jieun selesai menebus obat di bagian farmasi.

"Seperti biasa, ditambah dosis obat," jawab Jieun tersenyum konyol seraya mengacungkan obat yang ia bawa.

"Kenapa?" tanya Yoongi lagi.

"Aku pikir aku baik-baik saja, mood-ku teratur, aku bisa mengerjakan berbagai hal tanpa hambatan. Aku pikir semua itu awal dari kebaikan, tapi ternyata itu hanya fase manik yang cukup berbahaya untukku," jawab Jieun, masih dengan senyuman manisnya.

Seperti sudah terbiasa mendengar kabar buruk, ia tetap tegar dan tersenyum saat kejadian pahit menimpa dirinya, yang ia rasakan adalah ia sudah benar-benar berdamai dengan semuanya.

"Jadi?"

"Aku tidak bisa lembur malam ini. Obat ini harus segera diminum saat aku berada di fase manik."

"Kenapa?"

"Aku bisa membunuh diriku sendiri karena kebosananku di malam hari."

Mendengar ucapan Jieun, Yoongi terdiam. Jujur ia tidak mengerti apa yang Jieun bicarakan, namun ia mencoba untuk memahami jika memang kondisi Jieun saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Akhirnya dengan memberanikan diri, Yoongi memegang tangan Jieun.

"Semangat!" ucapnya dengan senyuman kecil.

"Aiy, ada apa ini? Kau menyemangatiku tiba-tiba. Hubungan kita juga semakin dekat, apa jangan-jangan kau sudah suka padaku, ya?"

Bukannya sedih atas simpati yang Yoongi berikan, Jieun malah balas menggoda Yoongi yang membuat pria itu berdecak kesal dan menyesal sudah bersimpati pada wanita di sampingnya itu.

"Jujur saja, Yoon. Kau sudah menyukaiku, kan?" goda Jieun lagi, kali ini ia bergelayut manja pada lengan Yoongi.

"Ck, menyebalkan. Aku hanya memberi semangat untukmu agar tetap hidup! Jangan salah paham!" jawab Yoongi membuat Jieun tertawa puas.

"Utututu, terima kasih Yoongi sayang! Baru kau yang menunjukkan kepeduliannya padaku," ucap Jieun seperti bicara pada anak kecil.

"Menjijikan!" ucap Yoongi dan pergi begitu saja.

Ia kembali meninggalkan Jieun yang merengek seraya mengejarnya. Tanpa sadar, senyuman kecil mengembang di bibir Yoongi dengan hati yang berbunga mekar.

()

AyangAfrianti
21Des2024

Follow aca di :
- Instagram : Vafley_27
- Tiktok : ayyaf27
- Cabaca : ayangafrianti

Ada konten2 menarik seputar karakter NPD di sana. Yuk, kepoin!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro