Jurnal Deo_Arsip ****_(Makan Malam dan Janji Temu)
Saya membuat jurnal ini setelah menyelesaikan 10 berita dalam 48 jam, dan tidur hanya 3 jam sehari yang sebenarnya tidak cukup untuk ukuran manusia normal. Ayah saya, yang seorang saintis, pasti akan kembali menentang kebiasaan saya yang cukup membahayakan ini.
Walaupun, sebenarnya ini adalah "keahlian" yang diturunkan oleh beliau sendiri, saya jadi geli memikirkannya. Ayah saya di umurnya yang ke-65 tahun ini sudah memiliki dua lapis kantong mata yang menjadi bahan ceramah sepanjang jalan kenangan dari Ibu.
Saya jadi ingat, dahulu, sebelum tempat ini dilanda bencana yang membinasakan para makhluk hidup dan ciptaannya, kemudian bangkit lagi menjadi koloni seperti ini, ada sebuah masker untuk mengobati kantong mata. Mungkin, barang ini jadi kurang penting sekarang di Liberté karena tidak ada saintis atau dokter ahli kulit yang mau mengembangkannya. Padahal mungkin hal itu berguna untuk saya ke depannya nanti.
Jurnal ini juga saya buat setelah menghabiskan kaleng kopi ke sepuluh saya (1 kaleng 1 berita, impresif, Deo!). Lagi-lagi, kebiasaan ini pasti juga akan ditentang oleh Ayah dan Ibu saya, mereka betul-betul sangat perhatian pada saya.
Saat jurnal ini dibuat, saya berada di dalam kamar dengan satu lampu yang menerangi saya mengetik di depan komputer. Perut saya penuh dengan masakan kesukaan saya, semangkok besar salad sayur dan sepiring steik, yang tadi disajikan di pesta makan malam untuk merayakan purna bakti Ayah. Ibu secara khusus menyiapkan anggur merah paling tua untuk mereka berdua, dan soda dengan perasan lime untuk saya yang tidak bisa mabuk.
Maaf saja, saya tidak mau bangun dengan kepala pening atau paling parah, muntah-muntah dan membersihkan segala makanan enak di perut saya.
Saya kembali setelah mengambil dua kaleng kopi dan meminum kaleng kopi ke sebelas saya. Wah, rasanya enak sekali! Yang ini adalah merk baru dan jujur lebih ringan karena dicampur susu, biasanya aku lebih suka long black atau americano, kopi-kopi terbaik warisan leluhur. Meski begitu, kopi susu yang aku beli ini masih mampu membuatku berjaga selama 48 jam demi memproduksi berita-berita berkualitas yang membanggakan Liberté.
Omong-omong, kembali lagi ke pesta malam tadi, aku bersyukur telah dilahirkan di keluarga Phenix. Bencana besar yang mengubah bentangan bumi ini terjadi saat Kakek dan Nenekku masih remaja. Setelah bertahun-tahun luntang-lantung tanpa kejelasan nasib, mereka akhirnya berkumpul dengan koloni yang memiliki pemikiran untuk kembali maju ke depan membentuk sebuah peradaban.
Kakek adalah seorang ahli hukum dan akhirnya menjadi seorang politisi, ia berkumpul dengan orang-orang lain yang bertalenta dan akhirnya membentuk sistem pemerintahan. Berbarengan dengan itu, Nenek menjadi saintis yang terus mengusahakan perkembangan teknologi ramah lingkungan, sebuah visi yang adaptif setelah bencana besar.
Mereka berdua bertemu di satu koloni yang sama—koloni yang akhirnya menjadi cikal bakal Liberté.
Terberkatilah mereka. Bersulang!
Maka dari itu, aku sangat-sangat bersyukur telah lahir di keluarga yang hebat ini, di dalam koloni yang paling maju ini. Manusia sebelum bencana besar mengenal apa itu konsep agama dan ketuhanan, mereka percaya adanya entitas mahakuasa yang dipanggil sebagai Tuhan. Jika mungkin aku mengenalnya sekarang, aku dengan sangat senang hati akan berterimakasih juga pada-Nya.
Kembali ke acara makan malam hari ini, aku melihat Ayah dan Ibu memasang senyum terbaik yang mereka punya.
Mereka menanyaiku banyak hal, kurang lebih seperti ini.
"Bagaimana, koneksi Ayah dan Ibu?" tanya Ayahku dengan senyum paling bangga yang membuat kulit di sekitar matanya berkerut.
Tentu saja, aku dengan senyuman yang paling lebar juga menjawabnya dengan hati gembira. "Sangat bagus, aku sendiri tidak menyangka kalau baru tiga tahun aku menjadi jurnalis, aku sudah dipercaya untuk menangani berita-berita kelas S."
Tak lupa juga aku mengucapkan terima kasih pada kedua orang tuaku.
"Ingat selalu pesan kami berdua," ujar Ibu sambil meminum anggur merah dari sebuah gelas bertangkai miliknya, "tanamkan terus kebangaan terhadap Liberté!"
"Koloni ini telah memberikan kita kehidupan." Ayah menyambung. "Juga kesempatan kedua untuk kita semua memperbaiki kesalahan kita, Liberté tidak akan tumbang."
Aku mengangguk, kemudian mengambil gelasku.
"Terberkatilah mereka yang telah membangun Liberté, dan atas nama mereka kami bersumpah untuk setia!" ucap kami bersama-sama.
Setelah itu kami bersulang dan menikmati jamuan makan malam yang sederhana. Aku katakan sederhana karena manusia sebelum bencana besar ternyata memiliki tata cara makan malam yang jauh lebih rumit. Ada makanan pembuka, main course, lalu makanan penutup. Belum lagi sesuatu bernama table manner yang menurutku terlalu simbolis, tidak efisien.
Untungnya Liberté bukan sebuah monarki, jadi tidak perlu melanggengkan tradisi feodal yang kuno.
Kaleng kopi ke sebelas saya sudah habis di baris ini, jadi saya memutuskan untuk membuka sekaleng lagi. Hmm ... mungkin ini kaleng saya terakhir malam ini.
Sebentar lagi jam akan menunjukkan pukul 12 malam, mata saya sudah semakin menyipit. Momen saat ini saya sebut sebagai limit tubuh seorang Deonycho Phenix, saya sudah berjaga selama 48 jam dikurangi tidur selama 3 jam, berarti 45 jam, lalu ditambah beberapa jam terakhir saya harus menghadiri makan malam yang sangat berarti bagi saya dan keluarga.
Orang-orang bilang saya adalah seseorang yang workaholic, jujur saya rasa saya adalah seseorang yang loyal, buktinya, walaupun saya harus berjaga sepanjang malam demi pekerjaan, untuk hal-hal sesederhana perjamuan makan malam adalah sesuatu yang harus saya sempatkan untuk datang.
Karena saat itu lah, saat penting di mana seorang jurnalis mendapatkan banyak hal berharga daripada seporsi salad dan sepiring steik: informasi dan koneksi.
Seperti apa yang baru saja masuk ke surelku tadi sore.
Besok adalah hari penting untukku, sebuah surat perintah turun langsung dari pimpinan redaksi (aku menyukai surat cinta itu). Besok akan jadi kesempatan kelima, aku yang sangat berprestasi dalam mengagungkan Liberté ini, bersama pimred dan sekretarisnya, akan bertemu dengan █ Liberté.
Detail pekerjaan yang tertulis di surel itu adalah pertemuan kami di laboratorium untuk memberitakan hal yang sebenarnya terjadi: kemajuan Liberté. Juga sekaligus, membungkam berita-berita tidak benar yang diserukan oleh kelompok yang mengklaim sebagai kelompok pro-kesetaraan.
Kesetaraan sampah.
Apa yang terjadi saat pertemuan itu akan saya susulkan di bawah karena sekarang sudah lewat pukul 12 tengah malam, sudah hari baru, tapi akan saya rangkum sedikit di halaman yang sama ini.
Selamat malam.
------
Deonycho Phenix di sini, saya akan merangkum apa saja yang terjadi seharian ini. Sebelumnya, saya baru saja menyantap sajian makan malam mewah, detailnya apa rasanya tidak akan saya sebutkan, kurang penting.
Jadi, pagi tadi saya beserta pimred dan sekretaris pribadinya memenuhi janji temu di laboratorium █. Seperti biasa, kelompok pro-kesetaraan memancing kericuhan di pintu masuk, tapi tentu saja dapat dinetralisir dengan cepat agar kami tidak terganggu.
Kami segera saja menemui █ yang bertugas, lalu di antar masuk ke ruangan █. Di sana sudah berkumpul juga para ahli yang beberapa wajahnya sudah familiar dengan saya karena mereka memang berkoneksi dengan saya (siapa saja yang hadir juga informasi yang saya rahasiakan).
Saya dan pimred, dan segenap orang-orang yang ada di ruangan tentu saja sangat bergembira tentang apa yang dikatakan oleh Yang Terhormat █.
Terutama juga, saya merasa sangat berterima kasih untuk dilibatkan dalam proyek prestisius sebesar ini, tentu saja saya tidak akan mengecewakan Liberté. Terberkatilah Liberté!
Satu hal lagi yang menarik, saya sendiri secara pribadi (tanpa melalui pimred) juga mendapatkan tawaran berupa █ yang menguntungkan dari █. Saya jadi tidak sabar untuk memenuhinya.
Oh, ya, karena pertemuan hari ini adalah pertemuan dengan keamanan tingkat tinggi, saya memasang proteksi berupa kode program yang mampu mengenkripsi kata-kata yang saya inginkan dalam waktu lima menit setelah kata-kata tersebut diketik.
Jadi, jika mungkin kamu membaca jurnal ini, kemungkinannya 100% kamu adalah para pembobol yang tidak tahu aturan. Jika kamu membaca sebagian kata di atas dan menemukan ada kata-kata yang berubah menjadi unicode U+2588, maaf saja, kamu kurang cepat.
Sekian dari saya, selamat malam.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro