≡ NT deck.
ㄧ
ㄧ
[NOVATURIENT]
ㄧ
ㄧ
"Yakamashii!"
ia menoleh kala namanya dipanggil, lalu berjalan menghampiri gadis bersurai ungu itu.
"panggilanmu tidak pasti, ya" ucap Kuuya sambil terkekeh pelan.
"he? maksudnya?" (Name) memiringkan kepalanya tanda ia heran.
"awal-awal kamu manggil aku 'Yakamashi', lalu waktu sehabis dari pantai kemarin kamu manggil 'Kuuya', tadi waktu aku sedang bicara dengan Cintya kamu manggil 'Kuuya' juga, dan sekarang kamu manggil aku 'Yakamashi' lagi" jelas Kuuya panjang lebar, Membuat (Name) terkejut karena Kuuya bisa bicara dengan kalimat banyak seperti itu.
(Name) meraih bahu Kuuya dengan kedua tangannya yang sedikit bergetar, "kamu.. KAMU UDAH GAK BEKU LAGII YATTAAA!!" serunya sambil menggoyangkan-goyangkan tubuh Kuuya.
"h-hei! hentikan! apa maksudmu sudah gak beku, hah?!", (Name) berhenti dan berkacak pinggang lalu tertawa kecil.
"ah! soal nama panggilanmu ya, hum.." (Name) membuat pose berpikir, membuat Kuuya bertanya-tanya apa yang sebenarnya bocah ini lakukan.
"... menurutmu, kau lebih suka dipanggil dengan nama depan atau nama belakang?" tanya (Name).
"aku lebih suka dipanggil marga, tapi.." Kuuya mengecilkan suaranya diakhir.
"tapi?"
"... tapi kalau (Name) mau panggil 'Kuuya'.. boleh, kok.." ucapnya gugup sambik mengusap-usap tengkuknya.
"..." (Name) terdiam sejenak.
"baiklah! aku akan memanggilmu Kuuya mulai sekarang!" ujarnya sambil tersenyum lebar, membuat Kuuya menghela nafas lalu tersenyum tipis.
"oh, aku baru ingat" celetuk Kuuya, (Name) memiringkan kepalanya kembali.
"maaf tapi hari ini kau pulang sendiri dulu, ya?" lanjutnya.
"hee? kenapaa??", surai (Name) ditepuk pelan oleh Kuuya.
"ada sedikit urusan, jadi kau lebih baik pulang duluan"
"hmp, baiklah"
Kuuya terkekeh, "tidak usah cemberut begitu, tambah jelek mukanya ahaha".
Kuuya mencubit pelan pipi (Name) dan memainkannya sebentar.
"mouu! iya-iya aku pulang! sampai nanti, Kuuya" (Name) berbalik badan dan meninggalkan Kuuya.
"(Name) tunggu, satu lagi", ucapan Kuuya membuat (Name) menghadap kearahnya kembali.
"ada apa?"
Kuuya berjalan mendekati (Name), berdiri tepat dihadapannya.
liontin kecil milik kalungnya itu dia raih dan ditempelkan pada bibirnya lalu dialihkan menuju bibir ranum (Name) yang membuat sang empu terdiam.
"..."
padam sudah, wajahnya memerah padam dan ia segera menutupinya dengan kedua tangan tak lupa nenutup erat matanya tak kuasa menatap sang pelaku.
merasa ada hembusan nafas ditelinganya, (Name) melirik sedikit kearah telinga kanannya.
"hati-hati dijalan" bisik Kuuya dan diakhiri dengan kekehan, membuat (Name) rasanya ingin melayang saat ini juga akibat perlakuan Kuuya.
Kuuya berbalik badan meninggalkan (Name) yang mematung karena ulahnya menuju tempat perjanjian, sesekali terkekeh mengingat ekspresi imut yang berasal dari (Name).
"dikasih indirect kiss.. gak kuat, mau melayang一" gumam (Name) yang masih menutup wajahnya yang memerah.
.
.
.
jam ditangan ia lirik, pukul 17.35. sudah hampir lima menit ia berdiri disana menunggu kehadiran seseorang yang memintanya untuk bertemu secara empat mata.
"ah! Yakamashi-kuun!" namanya diseru membuat ia menoleh, tatapan datar diberinya.
"apa yang mau kau bicarakan, cepat" ucap Kuuya tak sabaran, dia udah capek cui.
"ayolah, cuma karena aku terlambat beberapa menit saja kau langsung marah begitu~"
tangannya ia tekuk didada, menajamkan tatapan matanya pada lawan bicara.
"biar dikata aku bukan orang sibuk, tapi aku memiliki urusan tersendiri yang harus diurus" ujarnya.
tepat dibalik tembok dinding ruangan itu, terdapat seorang gadis yang kelihatannya sedang menguping pembahasan mereka berdua.
"emang gak bener nih cewe satu" gumam gadis itu melirik gadis yang bersama Kuuya disuatu kelas yang sudah kosong.
"baiklah~ sepertinya kau terburu-buru sekali, ya?" tanya gadis itu, alias Cintya, pada Kuuya.
"pertanyaan yang tidak perlu kujawab" ketus Kuuya.
Cintya berjalan mendekati Kuuya, lalu menunjuknya.
"aku tertarik padamu" begitu katanya.
Kuuya menaikkan sebelah alisnya, "jadi?".
"aku ingin kamu, jadi pacarku" lanjut Cintya dan kini tangannya meraih dagu Kuuya, tetapi langsung ditepis oleh Kuuya.
"maaf maaf saja, tapi aku sama sekali tidak tertarik denganmu" balas Kuuya.
"hu~ beginikah caramu menolak perasaan seorang perempuan? kejamnya~"
yang sedang bersembunyipun ikut geram, "diluar nalar memang cewe satu itu, apa sekarang aja ya?"
"sudah, begitu saja? aku pulang sekarang" ucap Kuuya, tetapu tangannya ditahan oleh Cintya.
"hei~ kamu gak ada niatan mau pendekatan denganku dulu gitu~?" tanya Cintya, Kuuya muak dibuatnya.
"lepaskan atau一"
"baik, cukup sampai situ, buaya wanita" suara itu membuat Kuuya dan Cintya menoleh kearah asal suara secara bersamaan.
"kamu.." geram Cintya, sedangkan Kuuya terkejut.
"(Name)?!"
"yoi, Kudaka (Name) yang paling ketjeh disini" sapa (Name) sambil berkacak pinggang, lalu berjalan menghampiri Cintya.
"hei mba, kehendak itu tidak boleh dipaksa loh, ya" ujarnya sambil menunjuk bahu dan sedikit mendorongnya, mengundang decihan dari Cintya.
"sebaiknya kau menyadari bahwa tindakan mengupingmu itu sangat tidak dapat ditolerir" ucap Cintya menyingkirkan tangan (Name) dari tubuhnya.
"Kudaka (Name)" suara yang tegas dan penuh aura menegangkan membuat (Name) bergidik ngeri, dengan perlahan ia berbalik badan menghadap asal suara.
"h-halo Yakamashi.. hehe.." sapanua dengan cengengesan.
Kuuya menghela nafas, dirinya meraih tangan (Name) dan memegang pergelangannya.
"kau berhutang penjelasan padaku, ditambah panggilanmu itu. sekarang ayo kita pulang" ucapnya dan menarik (Name), meninggalkan Cintya disana sendirian. mungkin.
"itu一 hoi! Yakamashi, jangan kencang kencaang!!" (Name) memberontak kala ia ditarik oleh Kuuya, sang pelaku hanya dian dan terus berjalan.
"Yakamashi-kun! bisa dipikirkan dulu ya~!" Cintya berusaha tenang walaupun batin udah kayak kerasukan setan.
.
.
.
"Yakamashi! lepas!!" seru (Name) begitu ia sudah menjauh dari area sekolah.
Kuuya akhirnya menghentikan langkahnya dan melepas pegangannya. terlihat disana ada samar-samar kemerahan karena Kuuya menariknya cukup keras, membiat (Name) sontak mengelus-elus tangannya sambil mengaduh.
"aduduhh.. lebih lembut sama perempuan apa, sakit tau! gak habis pikir kenapa dia bisa suka sama kamu padahal perlakuannya kasa一"
(Name) dibuat bungkam oleh telunjuk Kuuya yang ditaruh tepat didepan bibir (Name). tangan yang tadi ia tarik, ia genggam dan diusapnya pelan.
"maaf" singkatnya, sorot matanya melembut ketika ia menatap pergelangan tangan (Name).
"... aku juga.. maaf karena menguping pembicaraan kalian berdua.." (Name) menunduk, menatap ujung kakinya yang beralaskan sepatu kets.
"dan soal panggilan.. maaf karena aku belum terlalu terbiasa"
/puk..
sebuah tangan mendarat disurai ungu (Name) membuat sang empu reflek mendengak dan melihat Kuuya sedang mengelus surainya sambil tersenyum tipis.
"tidak apa, aku hanya ingin cepat-cepat pergi dari hadapan bocah itu" jelas Kuuya, (Name) ikut tersenyum.
"dan.. pergelangan tanganmu masih sakit?" tanya Kuuya.
"ah, masih sedikit. tapi tak apa, biarkan saja" jawab (Name) sambil mengibaskan tangannya seolah tak terjadi apa-apa.
padahal kalau dilihat lebih teliti, jejak kemerahan memang membekas disana.
"maaf.. aku menarikmu terlalu kencang, ya?"
(Name) tertawa kecil, "tidak usah dipikirkan, cuma segini doang mah kecil!" ujarnya.
"tapi itu memerah一"
"sudah kubilang tidak apa-apa. udah ah, ayo pulang" ajak (Name) dan kini gantian ia yang menarik tangan Kuuya.
"jadi kau tidak langsung pulang melainkan mengikutiku?" tanya Kuuya disela-sela perjalanan mereka.
(Name) mengangguk, Kuuya menghela nafas.
"kenapa malah mengikutiku?" tanya nya lagi.
"karena aku penasaran"
"terlalu singkat"
(Name) menarik nafas, "karena aku sedikit curiga dengan Cintya, kelakuannya diluar nalar"
"hm, begitu"
-
-
[NOVATURIENT
-
-
-✰ғʙʏʀᴀʏ81.
1098 word.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro