Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

# C H A P T E R 16

#Chapter 16
Pasar Malam dan Diary Bella

Di bulan ke-11 awal, penghujung tahun 2018, pasar malam Perayaan Sekaten atau lebih dikenal sebagai Sekaten, menjadi bagian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad S.A.W. yang diadakan di Kraton Jogja.

Ketika di Kraton sibuk dengan upacara budaya yang filosofis, rakyat Jogja bersukacita dalam pesta di pelataran atau Alun-alun Utara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Berkumpulnya segala lapisan masyarakat di Jogja, bukanlah tanpa alasan mengapa Sekaten ini sangat dinantikan oleh rakyat Jogja.

Perayaan pasar malam ini, selain tidak dikemas dengan kegiatan ala birokrat yang monoton, justru dihiasi dengan sukacita kemurah-meriahan, seperti baju awul-awul atau thrift sampai es goreng lima ribuan, hingga banyaknya wahana permainan dan juga stand jajanan tradisional sampai jajanan kekinian, memadati perayaan Sekaten menjadi alasan mengapa Sekaten sangat diminati oleh rakyat Jogja.

Bella menatap takjub pada lahan parkir yang sudah penuh. Padahal matahari baru saja tergelincir sepuluh menit lalu, tetapi wahana permainan di Sekaten sudah dipadati oleh remaja dan juga anak-anak. Kepala Bella berbinar cerah tatkala matanya menangkap pemandangan stand-stand kuliner yang berjejer rapi. Mereka menyuguhkan jajanan khas kekinian dan juga stand pakaian baru dan stand pakaian bekas atau awul-awul menjadi daya tarik tersendiri yang jarang-jarang bisa ditemukan di wilayah Yogyakarta.

“Abi, kamu bisa tahu daerah ini dari mana, sih? Aku aja baru tahu tempat ini!”

Laki-laki yang menutupi seragam sekolahnya dengan hoodie hitam sambil menyimpan kedua tangan di saku celana, hanya mengangkat bahu. Bersikap tidak peduli saat Bella dengan antusias menariknya menuju salah satu stand jajanan kekinian yang memiliki nama cukup unik, Dragon Breats atau ‘Napas Naga’.

Sikap Bella mirip anak usia TK ketika dibawa oleh keluarga ke taman hiburan untuk pertama kalinya. Gadis itu bahkan tidak memedulikan orang-orang yang mengulum senyum mereka, saat berpapasan dengan Bella.

Bayangkan saja, meskipun Bella memiliki tinggi 150 sentimeter dengan panjang rambut hitam sebahunya, gadis itu tidak ada malu-malunya ketika memakai pernak-pernik bando bertelinga kelinci yang tingginya bisa sejengkal orang dewasa. Belum lagi warna merah muda yang menusuk mata bagi laki-laki seperti Abi yang mendampinginya. Dia juga tidak menyangka jika Bella mampu seaktif ini jika dibawa ke pasar malam.

“Kita wajib beli ini, Bi!” Bella menggoyang-goyangkan lengan Abi, persis seperti anak gadis yang meminta ayahnya untuk membelanjakan keinginannya.

Abi mendengkus pelan. Dia mengeluarkan lembar uang berwarna biru pada Bella. Tentu saja makanan traktiran adalah hal yang dinantikan oleh Bella. Selain bisa mengirit uang sakunya, membiarkan Abi mengurusi jajanannya menjadi kesenangan tersendiri bagi Bella.

Setelah transaksi mereka selesai, dua porsi Napas Naga pun berhasil mereka dapatkan. Makanan tersebut berupa snack yang dilapisi oleh nitrogen hingga ketika masuk ke mulut akan mengeluarkan asap, mirip seperti naga yang sedang bernapas.

Lagi-lagi Bella dengan semangat '45, menarik tangan Abi kesana-kemari guna menduduki diri pada salah satu bangku di dekat deretan stand baju-baju bekas, karena tempat itu satu-satunya bangku kosong yang tersisa.

“Bi!” Bella memulai percakapan sambil memakan snack dan meniupkan asapnya di depan muka Abi. “Ya ampun, unik banget tahu, 'kan, ya?” Muka Bella makin cerah dengan sorot dari lampu-lampu pasar malam yang terang benderang, layaknya ditimpakan sinar rembulan.

Abi mengamati senyum Bella dalam diam. Dia tidak menyangka juga jika sogokan ini, mampu membuat Bella bersikap biasa terhadapnya. Jika dibandingkan  beberapa pekan ke belakang, Bella tampak menjaga jarak darinya. Apalagi sejak Abi menunjukkan ketertarikannya pada teman sebangku Bella. Gadis itu jadi lebih pendiam dan sulit ditemuinya.

•oOo•

Tiga pekan lalu

Abi sudah mengantongi izin dari orang tua Bella untuk mengajak gadis yang seharian itu menghabiskan waktunya di kamar, untuk menghirup udara di luar. Namun, yang ditemukan oleh Abi adalah diary milik gadis itu yang tengah terbuka halamannya.

Mengingat kedekatan mereka berdua, Abi jadi tidak sungkan untuk masuk ke dalam kamar Bella yang saat itu ditinggalkan oleh pemiliknya. Padahal jelas-jelas orang rumahnya bilang kalau Bella seharian ini ada di kamarnya. Karena penasaran, Abi pun membaca halaman pertama dari buku harian yang baru kali pertama ini dia lihat ada di sekitar gadis ekspresif itu.

“Kesambet jin apaan, dia pakai rajin segala nulis ginian?” Abi mengangkat tinggi-tinggi buku bersampul merah muda yang kalem. Di depan hard cover, tampak stiker dari beragam animasi favorit Bella. Senyum Abi merekah sempurna saat matanya menangkap tulisan tangan Bella yang selalu rapi. Berbeda dengan tulisannya yang sukar dibaca, bahkan tak jarang ada yang sering bilang kalau tulisannya seperti ceker ayam.

Memangnya kaki ayam bisa digunain buat nulis?

Abi pun menunggu kedatangan Bella sambil duduk di ujung ranjang dengan bedcover Hello Kitty berwarna senada dengan buku harian yang kini ada digenggamannya. Namun, mengingat jumlah halaman yang lumayan banyak, Abi pun hanya membaca sekilas dan secara random. “Bella nggak akan marah, 'kan, kalau tahu buku hariannya aku baca?” monolog Abi. Kemudian seakan menjawab pertanyaannya sendiri, Abi melentikkan bahunya tak acuh. Karena mereka sudah bersahabat lama, Abi merasa kalau dia tidak melanggar privasi Bella untuk membacanya.

Namun, belum genap semua halaman Abi baca, tangannya terhenti membalikkan laman selanjutnya ketika namanya tercetak jelas di sana. Awalnya Abi hanya mengerutkan dahi karena tak paham, tetapi setelah ia baca kalimat selanjutnya, rupanya kalimat tersebutlah yang kelak mengubah persahabatan mereka.

Sebait kalimat yang mampu mengubah ikatan batin yang sudah terjalin cukup lama. Bahkan dapat memberikan dampak yang luar biasa untuk hubungan mereka kelak di masa depan.

Padamu,
Sosok yang telah lama kukagumi
dalam diam
Kuberharap kau paham mengenai perasaan yang telah lama kupendam.
Namun, mengingat sikapmu yang sukar kupahami
Aku tak akan menghakimi jika kelak kau tak mengerti
Perihal rasa yang entah kapan telah terpatri lama di hati
Hingga akhirnya ia menjelma menjadi segenap rasa yang tak dapat kupungkiri lagi
Ia memanglah rasa yang kumiliki
Untukmu,
Wahai lelaki,
Sahabat sejati.
Haidar Arsalan.

Abi segera menutup buku diary tersebut. Kenop pintu kamar mandi Bella terbuka. Rupanya gadis itu barus menyelesaikan urusan panggilan alamnya.

Bella menangkap gelagat tubuh Abi yang aneh. “Kamu kenapa?”

Tidak tahu pasti penyebab denyut jantungnya terasa berdetak lebih cepat, Abi hanya menggeleng kaku. Dia tak paham, entah karena harum sabun mandi milik Bella yang menggelitik hidungnya atau ... karena alasan lain? Seperti halnya efek kalimat yang sampai saat ini masih belum diketahui pasti olehnya. Atau, mungkin Abi hanya ingin menyangkal kebenarannya?

Karena yang pasti, usai kejadian itu, persahabatan mereka jadi terhalang oleh tembok bernamakan 'perasaan'. Hingga akhirnya Abi pun pamit pulang dan melupakan ajakannya untuk membawa Bella keluar rumah.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro